Pendapatan Bersih Petani Jagung Produktivitas Petani jagung

Biaya rata-rata penyusutan peralatan cangkul nilai ekonomisnya 4,5 tahun dengan biaya Rp. 10.833,33musim, pompa penyemprot nilai ekonomisnya 15 tahun dengan biaya Rp. 11.833,33musim, parang nilai ekonomisnya 4 tahun denagn biaya Rp. 3.433,33musim, arit nilai ekonomisnya 5 tahun dengan biaya Rp. 3.200, goni nilai ekonomisnya 1 tahun dengan biaya Rp. 77.933,33musim, dan garu nilai ekonomisnya 5,2 tahun dengan biaya Rp. 2.333,33musim.

5.3.6 Biaya Lain-Lain Tabel 27. Rata-Rata Biaya Pajak Bumi dan Bangunan, Pemakaian Air dan

Transportasi Petani Sampel Per Petani di Nagori Pulo Bayu No Uraian Pajak Bumi Bangunan RpPetani Pemakaian Air RpPetani Transportasi RpPetani 1 Sebelum SLPTT 2009-2010 32.900 94.750 26.166 2 Sesudah SLPTT 2011-2012 32.900 94.750 26.166 Total 65.800 189.500 53.332 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9 dan 10 Dari Tabel 27 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya petani sampel per musim sebelum mengikuti SLPTT dan sesudah mengikuti SLPTT tidak mengalami perubahan. Biaya rata-rata PBB adalah Rp. 32.900musim, pemakaian air Rp. 94.750musim dan transportasi Rp. 26.166musim.

5.4 Pendapatan Bersih Petani Jagung

Pendapatan bersih adalah pendapatan yang diperoleh petani dari usahataninya atau selisih antara peneimaan dengan total biaya produksi. Penerimaan merupakan produksi dikali harga jual. Besarnya pendapatan bersih petani dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan, harga jual dan total biaya produksi. Rataan pendapatan bersih usahatani jagung di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 28. Universitas Sumatera Utara Tabel 28. Rata-Rata Pendapatan Usahatani Jagung Per Petani No Uraian Sebelum SLPTT 2009-2010 Sesudah SLPTT 2011-2012 1 Produksi ton 5,34 6,46 2 Penerimaan Rp 14.968.666 18.088.000 3 Biaya Produksi Rp 7.694.983 6.892.450 4 Pendapatan Bersih Rp 7.647.900 10.878.630 Total 30.311.554,34 35.859.086,46 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 14 dan 15 Dari Tabel 28 dapat dilihat bahwa rata-rata produksi jagung petani sampel per petani per musim tanam sebelum mengikuti SLPTT adalah 5,34 ton, penerimaan sebesar Rp. 14. 968.666musim, biaya produksi sebesar Rp. 7.694.983musim dan pendapatan bersih Rp. 7.647.900musim. Rata-rata produksi jagung petani sampel per petani per musim tanam sesudah mengikuti SLPTT adalah 6,46 ton, penerimaan sebesar Rp. 18.088.000musim, biaya produksi sebesar Rp. 6.892.450musim dan pendapatan bersih Rp. 10.878.630musim. Disini dapat kita lihat bahwa ada kenaikan dalam produksi dan penerimaan petani sampel setelah mengikuti SLPTT sehingga pendapatan bersih petani sampel pun ikut meningkat pula.

5.5 Produktivitas Petani jagung

Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil produksi dengan luas lahan. Produktivitas sangat dipengaruhi oleh keadaan lahan usahatani baik lama waktu penggunaannya, unsur hara, serta pemeliharaan untuk komoditi usahatani itu sendiri. Rataan produktivitas usahatani jagung dapat dilihat pada Tabel 29. Universitas Sumatera Utara Tabel 29. Rata-Rata Produktivitas Usahatani Jagung Per Petani No Uraian Sebelum SLPTT 2009-2010 Sesudah SLPTT 2011-2012 1 Produksi ton 5,34 6,46 2 Luas lahan Ha 0,83 0,83 3 Produktivitas tonHa 6,47 7,81 Total 12,64 15,1 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 16 Dari Tabel 29 dapat dilihat bahwa rata-rata produktivitas jagung petani sampel per petani sebelum mengikuti SLPTT adalah 6,47 tonHa. Rata-rata produktivitas jagung petani sampel per petani sesudah mengikuti SLPTT adalah 7,81 tonHa. Disini dapat kita lihat bahwa ada kenaikan dalam produktivitas petani sampel setelah mengikuti SLPTT.

5.6 Hubungan SLPTT dengan Pendapatan Petani Jagung