Tata gereja yang dilaksanakan oleh gereja bethel Indonesia adalah meliputi: salam pembuka yang dimulai oleh pendeta yang melayani di
gereja tersebut, doa pembuka, menyanyikan dua buah lagu untuk penyembahan lagu lambat, dua buah lagu untuk pujian lagu cepat,
persembahan, khotbah, persembahan, pengumuman atau warta jemaat, satu lagu pujian, doa syafaat, serta diakhiri dengan doa berkat.
4.2.2. Fasilitas Gereja
Gereja Huria Kristen Batak Protestan memiliki satu PAUD dan satu TK yaitu disebut dengan PAUD Jerikho. TK Jerikho berdiri sudah lebih
dari lima tahunsedangkan PAUD Jerikho yang masih berdiri selama 3 tahun belakangan ini. Yang menjadi pengajar di PAUD serta TK Jerikho
ini yaitu jemaat Huria Kristen Batak Protestan sendiri tanpa ada guru yang dari luar gereja itu sendiri.
4.3. Profil informan
1. Pdm. Ratman Sibuea Lk, 37 tahun
Ratman sibuea merupakan salah satu gembala gereja Gereja Bethel Indonesia Rg Mart Kabanjahe yang tinggal di daerah Tanjung Selamat
Medan. Dia sudah melayani selama 5 tahun tertulis mulai juni 2010 hingga sekarang. Sebelumnya dia melayani di Gereja Bethel Indonesia
yang berada di kota Medan. Setelah masa jabatannya habis di kota Medan, dia pindah ke kota Kabanjahe dan menjadi seorang gembala di
Gereja Bethel Indonesia Rg Mart Kabanjahe. Ayah yang sekaligus bekerja sebagai pendeta ini memiliki seorang anak laki-laki dan seorang
putri yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Istrinya yang bekerja sebagai ibu rumah tangga harus mengurus anaknya seorang diri dan rela
ditinggal olehnya selama tiga hari dalam seminggu untuk melayani jemaatnya di kota Kabanjahe. Hal itu sudah menjadi resiko yang harus dia
tanggung setelah menjadi seorang gembala. Dia mengatakan bahwa dalam pergaulannya jemaat gereja
kharismatik dan jemaat gereja HKBP berhubngan dengan baik tetapi tidak dapat kita pungkiri bahwa sering terjadinya kesalahpahaman antara
kedua jemaat ini. Kesalahpahaman yang terjadi bisa berupa miss komunikasi tentang ajaran-ajaran gereja masing-masing.
2. Herny Diana Surbakti Pr, 44 tahun
Herny Diana adalah seorang PNS kota Kabanajahe yang bekerja di kantor camat kabanjahe dan tinggal di jalan veteran Gg.Bakti no.10
Kabanjahe. Dia juga adalah seorang jemaat tetap selama 5 tahun di gereja Gereja Bethel Indonesia Rg Mart. Ibu tiga anak ini juga bertugas dalam
pelayanan diakones. Keaktifannya dalam mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan gereja serta keramahannya yang membuat dia terpilih menjadi
salah satu diakones di gereja Gereja Bethel Indonesia Rg Mart ini. Awalnya dia terdaftar sebagai jemaat tetap di salah satu gereja yang ada
di kabanjahe, karena ketidak nyamanannya akan gereja lamanya akhirnya
dia memutuskan untuk pindah ke gereja yang beraliran kharismatik tersebut. Kerap sekali dia mengikuti kebaktian yang diadakan gereja
Gereja Bethel Indonesia tanpa didampingi oleh suaminya. Hal ini dikarenakan suaminya yang bermarga Perangin-angin ini merupakan
jemaat dari gereja konvenional atau gereja kesukuan. Walaupun begitu tidak menutup kemungkinan dia membawa ketiga anaknya untuk
beribadah ke gerejanya. Baginya gereja kharismatik sangat mengerti akan dirinya karena di gereja inilah dia mendapatkan kenyamanan untuk
beribadah. Pada saat beribadah di gereja konvensional dia tidak merasakan hal seperti yang didapatkannya pada gerejanya saat ini.
3. Yusniarti Eva Natalia Purba Pr, 28 tahun
Yusni begitulah informan ini kerap dipanggil di gereja ataupun di lingkungan tempat tinggalnya. Dia tinggal di jalan veteran Gg. Merpati
no.5. Wanita berusia dua puluh delapan tahun ini adalah salah satu jemaat tetap di gereja Gereja Bethel Indonesia Rg Mart kabanjahe yang selama
lima tahun ini aktif dalam pelayanan-pelayanan yang diadakan gereja ini. Dia melayani dalam bidang atau departemen musik dan bekerja secara
full time di gereja Gereja Bethel Indonesia Rg Mart kabanjahe. Sebelumnya dia terdaftar di salah satu gereja suku yang ada di kabanjahe.
Dia pindah ke gereja bethel ini karena dia merasa lebih diterima serta lebih mendapatkan pengetahuan mengenai agama di gereja ini.
Menurutnya jemaat dari gereja lamanya tidak begitu ramah sehingga membuatnya tidak nyaman berada dan beribadah di gereja tersebut.
4. Olive Tarigan Pr, 35 tahun
Pemudi yang berusia 35 tahun ini merupakan penduduk asli kota Kabanjahe yang tinggal di jalan veteran yang tidak jauh dari tempat dia
gerejanya. Dia merupakan salah satu pemudi Gereja Bethel Indonesia yang awalnya terdaftar pada gereja kesukuan yang ada di kabanjahe serta
ayahnya yang berprofesi sebagai penatua di gereja lamanya. Dia pindah gereja pada saat berusia 29 tahun. Selama belum beribadah ke gereja
bethel Indonesia ini dia merasa kurang mendapat berkat dan merasa bosan setiap kali datang beribadah ke gereja yang sudah menerimanya sejak dia
masih kecil. Selama 6 tahun berada di gereja bethel dia merasa sudah mendapat berkat dan merasa sangat diterima di gereja ini. Baginya jika
beribadah ke gereja dan tidak mendapat berkat sama saja seperti tidak datang ke gereja untuk beribadah. Dia mengatakan bahwa pergaulannya
kepada teman-teman semasa di gereja lamanya masih berjalan seperti biasa walaupun dia sudah tidak menjadi anggota di gereja lamanya. Tidak
ada lagi diskusi-diskusi mengenai agama bersama teman-temannya semenjak dia berpindah gereja. Menurutnya teman-teman lamanya tidak
mengerti terhadap cara beribadah gereja kharismatik.
5. HF Panjaitan. STh Pr, 65 tahun
Ibu panjaitan merupakan salah seorang pendeta di gereja Huria Kristen Batak Protestan kabanjahe yang berada di jalan Irian. Sebelum
menjadi pendeta dia merupakan seorang guru biblevrouw. Informan ini memiliki dua orang anak perempuan. Ibu yang berusia 65 tahun ini sudah
lama berprofesi sebagai pendeta di kota Kabanjahe tetapi dia bukanlah warga asli kota Kabanjahe. Dia semula adalah warga kota Medan.
Selama dia menjadi seorang pendeta di gereja Huria Kristen Batak Protestan, dia selalu mengingatkan kepada jemaatnya agar selalu rajin
beribadah kegerejanya dan bukan beribadah ke gereja-gereja lainnya. Dia akan memperingatkan jemaatnya jika jemaatnya kedapatan beribadah ke
gereja kharismatik walaupun hanya untuk mencari suasana baru. Serta dia tidak setuju dengan adanya jemaatnya yang mau jajan rohani ke gereja-
gereja lain karena dia berpikiran bahwa jika ada jemaatnya yang pergi ke gereja lain berarti cara beribadah di gerejanya masih kurang bagus tetapi
tidak bisa disamakan dengan cara beribadah orang kharismatik. 6.
Janus Sihombing Lk,60 tahun Bapak sihombing merupakan salah satu jemaat gereja Huria Kristen
Batak Protestan yang tinggal di jalan jamin ginting Gg. Aman. Dia terdaftar menjadi anggota di gereja Huria Kristen Batak Protestan karena
kedua orangtuanya juga merupakan anggota tetap gereja Huria Kristen Batak Protestan yang berada di daerah Samosir. Dia memiliki satu istri
dan tiga orang anak perempuan dan satu anak laki-laki serta empat cucu. Saat ini dia hanya tiggal berdua dengan istrinya karena anak-anak mereka
sudah menikah dan merantau ke luar kota. Ayah empat anak ini mengakui bahwa sudah sangat nyaman beribadah ke gereja Huria Kristen Batak
Protestan karena sejak dia dilahirkan dia sudah dibawa kedua orangtuanya untuk beribadah di gereja itu. Anak-anaknya juga terdaftar di
gereja Huria Kristen Batak Protestan walaupun tidak berada di kota yang sama dengan orangtuanya.
Bapak yang berumur 60 tahun ini mengatakan bahwa tidak perlu ada berhubungan dengan jemaat dari gereja kharismatik karena baginya
jemaat kharismatik hanya mengganggu baginya. Alasan ini muncul karena ketidaksukaannya kepada jemaat kharismatik yang datang ke
daerah tempat tinggalnya untuk menyebarkan injil. Serta baginya jemaat kharismatik sangat berlebihan dalam menyebarka injil dan sangat
berlebihan juga dalam menyampaikan doa. Dia juga mengatakan bahwa setiap kali ada kesempatan bertemu dengan jemaat kharismatik selalu saja
membuat mereka beradu pendapat dan hal ini jugalah yang membuatnya tidak menyukai jemaat kharismatik pada umumnya.
7. Junita Pr, 38 tahun
Juni begitulah informan ini kerap dipanggil. Ibu tiga anak yang berprofesi sebagai bidan yang tinggal di jalan Jamin Ginting. Informan ini
sudah lama menjadi anggota gereja Huria Kkristen Batak Protestan. Kedua orang tuanya juga merupakan anggota gereja Huria Kristen Batak
Protestan di kampungnya. Walaupun kerap sekali berpindah tempat untuk
bersekolah dan bekerja tidak membuatnya meninggalkan gereja Huria Kristen Batak Protestan. Kemanapun dia pergi tidak menjadi penghalang
baginya untuk beribadah ke gereja Huria Kristen Batak Protestan. Dia selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan gereja Huria Kristen
Batak Protestan baik pada saat dia belum menikah maupun sampai dia memiliki tiga orang anak.
Informan mengatakan tidak ada masalahnya untuk berhubungan dengan jemaat dari gereja manapun khususnya dari gereja kharismatik.
Tetapi dia mengatakan bahwa tidak mau terlalu dekat dengan jemaat gereja kharismatik karena dia merasa tidak begitu nyaman berada
dikeliling jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan. Selain itu, menurut informan jemaat kharismatik terlalu berlebihan dalam hal
beribadah. 8.
M. Perangin-angin Lk, 50 tahun Informan yang merupakan seorang ayah dari seorang anak laki-laki
dan dua anak perempuan. Dia adalah seorang PNS yang bekerja di kantor bupati Tanah Karo. Sejak menikah informan mulai menjadi jemaat tetap
di gereja Huria Kristen Batak Protestan kabanjahe. Hal ini dikarenakan bahwa istri yang dinikahinya merupakan jemaat dari gereja Huria Kristen
Batak Protestan. Awalnya informan berasal dari gereja kesukuan yang ada di kabanjahe. Menurut penuturannya dia sudah lebih dari dua puluh
tahun menjadi anggota tetap gereja ini sejak pernikahannya. Dia juga menjabat sebagai salah satu penatua di gereja tersebut.
Informan mengatakan bahwa gereja kharismatik dapat berkembang di kabanjahe karena para jemaat yang sangat peduli terhadap masyarakat
yang ingin beribadah ke gereja kharimatik itu. Bukan mengatakan bahwa gereja Huria Kristen Batak Protestan tidak peduli terhadap jemaatnya
tetapi tujuan utama gereja Huria Kristen Batak Protestan ini tidaklah seperti gereja kharismatik yang sangat mudah menerima jemaat dari
gereja mana pun supaya bisa masuk dan menarik masyarakat tersebut menjadi anggota gerejanya.
9. R br Situmorang mak Harto Pr, 55 tahun
Informan kerap sekali dipanggil dengan mak Harto ini merupakan salah satu jemaat tetap gereja Huria Kristen Batak Protestan yang semula
beragama Kristen khatolik. Dia mulai masuk ke gereja Huria Kristen Batak Protestan pada saat masih anak-anak. Dia sudah berani
menggambil keputusan untuk pindah gereja saat masih berusia sembilan tahun. Pada awalnya semua keluarganya termasuk kedua orang tuanya
menentang tindakannya tersebut. Kekerasan hatinya membuat orangtuanya akhirnya menyetujui kepindahannya tersebut. Ibu empat
anak ini mengatakan bahwa hanya di gereja Huria Kristen Batak Protestan dia bisa beribadah dengan serius dan hanya di gereja itulah
hatinya dapat menerima semua tentang agama. Dia juga mendapatkan
seorang suami beragama dan yang beribadah ke gereja Huria Kristen Batak Protestan. Hal itu juga yang membuatnya semakin bertahan
beribadah sampai sekarang ke gereja Huria Kristen Batak Protestan di kota kabanjahe.
Mak Harto juga salah satu informan yang mengatakan bahwa bahwa tidak perlu adanya hubungan antara jemaat Huria Kristen Batak
Protestan dengan jemaat yang beraliran kharismatik Gereja Bethel Indonesia maupun jemaat kharismatik yang lainnya. Dia mengatakan
bahwa menjadi seorang pendeta kharismatik itu hanya membutuhkan kepintaran menghafal ayat-ayat yang ada di alkitab. Berbeda dengan
pendeta dari gereja konvensional maupun gereja Huria Kristen Batak Protestan yang harus menjalani perkuliahan di bagian teologia agar bisa
menjadi pendeta.
4.4. Interpretasi Data