dan perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah.
2. Komponen Pertumbuhan Proporsional Proportional shift component
Komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan
mentah, perbedaan dalam kebijakan industri seperti kebijakan perpajakan, subsidi dan price support serta perbedaan dalam struktur dan keragamana
pasar. 3.
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Differential shift component Komponen pertumbuahn pangsa wilayah timbul karena peningkatan atau
penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya.
2.3 Dampak Pengembangan Pariwisata
Manfaat lain dari pengembangan pariwisata dapat langsung diperoleh oleh pemerintah daerah melalui pajak daerah maupun pajak lainnya. Sektor pariwisata
memberikan kontribusi kepada daerah melalui pajak daerah, laba Badan Usaha Milik Daerah, serta pendapatan lain-lain yang sah berupa pemberian hak atas
tanah pemerintah. Dari pajak daerah sendiri, sektor pariwisata memberikan kontribusi berupa pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak
minuman beralkohol serta pajak pemanfaatan air bawah tanah. Pengembangan pariwisata pada dasarnya dapat membawa berbagai manfaat
bagi masyarakat di daerah diantaranya adalah : 1.
Pendapatan dari penukaran valuta asing
2. Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata
3. Penyerapan tenaga kerja
Berdasarkan Undang-Undang Nomor tahun 1990 tentang pariwisata, tujuan dari pengembangan pariwisata adalah untuk menciptakan multipler effect, yakni :
1. Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
2. Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahtraan dan kemakmuran rakyat. 3.
Mendorong pendaya gunaan produksi nasional.
2.4 Penelitian Terdahulu
Jenny, 2013. Potensi Obyek Wisata Batu Hoda di Desa Tigaras Kecamatan Dolok Perdamean Kabupaten Simalungun. Masalah yang diteliti adalah
bagaimana potensi fisik dilokasi obyek wisata Batu Hoda Di Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun. Menggunakan data Primer
dan Sekunder dan wawancara. Metode yang digunakan untuk menganalisa data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan Potensi
fisik yang dimiliki oleh lokasi obyek wisata Batu Hoda untuk menjadi suatu daerah tujuan wisata sudah cukup memadai, namun masih memerlukan beberapa
pengembangan agar dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung yang akan datang berkunjung dan menjaga kondisi kebersihan di lokasi obyek wisata Batu
Hoda. Pardede, 2011. Potensi dan Peluang Pengembangan Sektor Pariwisata di
Kota Tebing Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi sangat berpotensi, yang disebabkan adanya lahanyang dapat
dimanfaatkan untuk dijadikan objek wisata, strategisnya Kota Tebing Tinggi yang dikarenakan sebagai jalur transit lintas timur dan lintas tengah berpotensi untuk
dibangun objek wisata baru. Sektor pariwisata di Kota Tebing tinggi memiliki peluang untuk mengembangkan objek wisata yang ada di Kota Tebing Tinggi
terlihat dari tingginya keinginan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang menginginkan adanya objek wisata sebagai tempat untuk merileksasikan pikiran
dan bersantai yang kemudian mendapat dukungan dari pemerintah yang langsung berbenah dan membuat perogram pembangunan beberapa objek wisata di Kota
Tebing Tinggi. Trilolorin, 2013. Analisis Daya saing Sektor Pariwisata Kota Medan.
Masalah yang diteliti adalah 1. Bagaimana potensi sektor pariwisata kota medan, 2. Bagaimana daya saing sektor pariwisata kota medan?, penelitian ini
menggunakan metode LQ dan shift share dalam menganalisis masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan. Berdasarkan perhitungan alat analisis potensi
wilayah yaitu indeks Location Quotient dari alat analisis menunjukkan bahwa sektor pariwisata Kota Medan merupakan sekor unggulan dan kreteria tergolong
ke dalam sektor yang maju atau berpotensi dan tumbuh dengan pesat dan merupakan sektor basis, dan dilihat dari hasil analisis Shift Share untuk kontribusi
sektor pariwisata terhadap PDRB Kota Medan menunjukkan nilai positif. Artinya sektor pariwisata Kota Medan memiliki daya saing yang kuat.
2.5 Kerangka Konseptual