Pilkada KAJIAN PUSTAKA .1. Teun A. Van Dijk

Universitas Sumatera Utara sosial dalam komunikasi politik di Indonesia berdasarkan teori konvergensi simbolik dari Ernest Bormann, Heriyanto menelaah ruang publik baru dalam komunikasi politik di situs jejaring sosial dan webblog interaktif pada era pemerintahan SBY-Boediono Mulyana, 2004: 22-25.

2.2.3 Pilkada

Salah satu karakteristik negara yang menganut sistem demokrasi adalah terlaksananya pemilihan umum. Meskipun demikian sitem pemilihan umum negara demokrasi tidaklah sama tergantung latar sosial, kulutural georgrafis setiap negara dan model demokrasi yang diterapkan Arifin, 2015: 109. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, atau sering disebut sebagai Pilkada, adalah sebuah pemilihan pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Indonesia yang dilaksanakan secara langsung oleh penduduk setempat yang memenuhi syarat. Kepala Daerahdan Wakil Kepala Daerah adalah: • Gubernur dan Wakil Gubernur untuk provinsi., • Bupati dan Wakil Bupati untuk Kabupaten • Walikota dan Wakil Walikota untuk kota Pilkada langsung disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan pertama kali diselengarakan pada bulan Juni 2005. Sebelumnya, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Daerah. Penyelenggara Pilkada dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum KPU. Pilkada merupakan mekanisme demokratis, yaitu perwujudan pengembalian hak-hak dasar rakyat dalam rangka rekrutmen pemimpin daerah, dimana rakyat secara menyeluruh memiliki hak dan kebebasan untuk memilih calon-calon yang didukungnya, dan calon-calon bersaing dalam suatu medan permainan dengan aturan main yang sama Prihatmoko, 2005:109. Cara kerja sistem Pemilihan Kepala Daerah langsung terbagi atas lima jenisPrihatmoko 2005 : 116. “Pertama sistemFirst past the post, sistem ini merupaka sistem yang paling sederhana. Calon Kepala Daerah yang memiliki suara terbanyak secara otomatis sebagai pemenang Pemilihan Kepala Daerah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara LangsungPrihatmoko 2005 : 116. Kedua, model Approval Voting System yaitu pemilih memberikan peringkat pada calon-calon Kepala Daerah yang ada pada saat pamilihan. Pemenang ditentukan oleh peraih peringkat pertamaPrihatmoko 2005 : 117. Ketiga, Two Round System yaitu dengan menggunakan system dua putaran, dengan catatan jika tidak ada calon yang meraih suara lebih atau 50 dari seluruh suara pada saat putaran pertama, selanjutnya dilaksanakan putaran kedua yang diikuti oleh dua pasangan calon peraih suara terbanyak pada putaran pertamaPrihatmoko 2005 : 118. Keempat, System Electoral College yaitu dibuat beberapa daerah pemilihan, setiap daerah pemilihan diberi alokasi atau bobot suara dewan pemilih sesuai dengan jumlah penduduk. Calon yang memperoleh suara dewan pemilih terbesar akan memenangkan pemilihan Kepala DaerahPrihatmoko 2005 : 119. Kelima, Sistem Nigeria yaitu pemenang Pemilihan Kepala Daerah Langsung jika calon meraih suara mayoritas sederhana. Suara terbanyak diantara yang minimum 25 dari sedikitnya dua pertiga daerah pemilihan” Prihatmoko 2005 : 120. Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah langsung di Indonesia secara fungsional dilaksanakan oleh 3 tiga institusi Prihatmoko, 2005 : 213-215 yaitu: 1. DPRD merupakan pemegang otoritas politik, artinya DPRD merupakan representasi rakyat yang memiliki kedaulatan dan member mandat penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah langsung yang diwujudkan dengan pemberitahuan berakhirnya masa jabatan kepada Kepala Daerah dan Komisi Pemilihan Umum DaerahPrihatmoko 2005 :213. Selanjutnya DPRD menyelenggarakan Rapat Paripurna untuk mendengarkan penyampaian visi dan misi serta program dari pasangan calon Kepala Daerah. 2. KPU Daerah sebagai pelaksana teknis mendapat mandat untuk menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Selanjutnya KPU daerah bertugas menjalankan tahapan – tahapan pelaksanaan Pilkada Prihatmoko 2005 :214. KPU Daerah bertugas untuk membuat aturan, kebijakan, dan keputusan yang diperlukan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi sosialisasi, fungsi fasilitasi diwujudkan untuk menunjang pelaksanaan tahapan Pilkada. Misalnya penyediaan anggaran dan personalia untuk membantu panyelanggaraan PilkadaPrihatmoko 2005 : 214-215. Sementara, tahap pelaksanaan Pilkada terdiri dari 6 tahapan pelaksanaanPrihatmoko, 2005 : 225meliputi: a. Penetapan daftar pemilih; b. Pendaftaran dan penetapan Calon Kepala Wakil Kepala Daerah; c. Kampanye; d. Pemungutan suara; e. Penghitungan suara; dan f. Penetapan pasangan calon KepalaWakil Kepala Daerah terpilih, pengesahan dan pelantikan. Secara umum, sistem dalam kampanye langsung baik. Paradigma yang digunakan dalam kampanye Pilkada Langsung adalah paradigma baru, bahwa kampanye dilakukan untuk meyakinkan para pemilihdengan menawarkan visi, misi dan program para pasangan calon.Bentuk kampanye sering dikotonomikan antara monologis dan dialogis. Bentuk-bentuk kampanye monologis cukup dominan dalam pilkada, bentuk kampanye monologis dapat berupa pertemuan terbatas, tatap muka dan dialog. Penyebaran melalui media cetak dan elektronik, penyiaran melalui radio dan penyebaran bahan kampanye kepada umum, pemasangan alat peraga di tempat umum, debat public debat terbuka antar calon dan atau kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan. Bentuk kampanye ini diidentifikasikan sebagai paradigma lama. Sementara dalam kampanye baru digunakan kampanye dialogis terbuka, kemungkinan adanya interaksi antara calon dan rakyat, visi dan misi yang disampaikan pun dapat diuji dan dikritisi oleh calon pemilih. Pengujian dan pengritisan itulah yang memungkinkan terjadinya komunikasi dan pendidikan politik Prihatmoko, 2005 : 259. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Media Massa dan Rekonstruksi Realitas Politik