Karet Sintetis MINYAK JARAK

Karet alam tidak tahan terhadap minyak, asam pengoksidasi dan memiliki ketahanan terbatas terhadap asam mineral serta akan mengembang jika terkena senyawa hidrokarbon aromatik, alifatik dan hidrokarbon halogen. Namun, karet alam tahan terhadap beberapa bahan kimia anorganik selain bahan tersebut. Karet alam dapat dibuat ikatan silang vulkanisasi dengan menggunakan metode sulfur, sistem donor sulfur, peroksida, vulkanisasi dan radiasi isosianat, tetapi sulfur adalah yang paling banyak digunakan Simpson, 2002.

2. Karet Sintetis

Sintetis menunjukkan makna “mutu rendah”, sintetis berarti tidak nyata atau merupakan subtitusi. Konotasi negatif terhadap kata sintetis tersebut bisa terjadi pada saat sebelum proses sintesis kimia mencapai kecermatan atau presisi dengan teknologi yang modern. Akan tetapi, seiring dengan kemajuan teknologi, saat ini material sintetis dapat memiliki derajat kemurnian dan derajat keseragaman yang lebih tinggi daripada bahan alami. Material sintetis dapat mempunyai kualitas tinggi atau biaya produksi yang lebih bersaing Polunin, 1962. Menurut Le Bras 1968, komposisi kimia karet sintetis berbeda dengan karet alam. Namun, terdapat metode isolasi dari produk distilasi yang merupakan bahan alami dari karet alam disebut dengan hidrokarbon karet atau isoprena. Isoprena hasil isolasi tersebut dapat diubah kembali menjadi padatan seperti karet, hal ini juga merupakan salah satu bentuk karet sintetis. Isoprena juga dapat dihasilkan dari dekomposisi minyak terpentin. Selanjutnya butadiena juga dapat dibentuk menjadi produk mirip karet melalui proses polimerisasi dengan menggunakan panas. Polimerisasi merupakan proses dasar dalam pembuatan tipe utama karet sintetis. Polimerisasi adalah reaksi antara komponen penyusun disebut dengan monomer yang dapat menghasilkan produk material lain dengan persentase komposisi yang sama tetapi memiliki bobot molekul lebih besar. Komponen penyusun yang dapat digunakan untuk polimerisasi adalah yang bersifat tidak jenuh memiliki ikatan rangkap. Polimerisasi berlangsung karena adanya pemutusan dan penggabungan kembali ikatan rangkap yang melibatkan dua monomer bervalensi yang diikuti penggabungan kedua monomer tersebut. Selain itu terdapat metode lain untuk menghasilkan material elastis dengan bobot yang tinggi, yaitu dengan menggunakan reaksi polikondensasi Le Bras, 1968. Menurut Simpson 2002, polimerisasi kondensasi adalah reaksi penggabungan yang menghasilkan polimer dengan rumus empirik yang berbeda dengan rumus monomernya, sedangkan kopolimerisasi adalah reaksi pembentukan polimer melalui penggabungan dua atau lebih jenis monomer. Jenis-jenis monomer yang digunakan untuk memproduksi karet sintetis tercantum pada Tabel 5. Tabel 5. Jenis-jenis Monomer Bahan Baku Karet Sintetis Nama Monomer Rumus Molekul Diolefin Butadiena CH 2 =CH-CH=CH 2 Isoprena CH 2 =CCH 3 -CH=CH 2 Dimetilbutadiena CH 2 =CCH 3 -CCH 3 =CH 2 Piperilena CH 3 -CH=CH-CH=CH 2 Kloropena CH 2 =CCl-CH=CH 2 Monoolefin Etilena CH 2 =CH 2 Propilena CH 2 =CH-CH 3 Isobutadiena CH 2 =CCH 3 -CH 3 Stirena CH 2 =CH=C 6 H 5 Akronitril CH 2 =CH-CN Ester akrilik CH 2 =CH-COOR Vinil klorida CH 2 =CH-Cl Sumber : Le Bras 1968 Karet sintetis terdiri dari unit molekul penyusun yang dapat menghasilkan sifat elastis tetapi tidak memiliki kesamaan dengan molekul karet alam C 5 H 8 n baik dari segi komposisi maupun strukturnya. Unit monomer dengan struktur yang diperkirakan mendekati struktur isoprena adalah butadiena. Butadiena merupakan unit dasar yang digunakan untuk bermacam-macam bahan mirip karet, tetapi untuk memberikan kualitas yang sama dengan karet alam maka dibutuhkan penggunaan kopolimer sehingga struktur polimer yang terbentuk akan berbeda dengan polimer karet alam Polunin, 1962. Karet sintetis memiliki sifat elastisitas tinggi dan barang yang dihasilkan dari karet sintetis juga bersifat elastis dan penampakan visualnya tidak dapat dibedakan dengan karet alam. Jenis karet sintetis diantaranya: Butadiena-Stirena, Butadiena-Akrilonitril, Neoprena, Karet butil, Karet Nitril, Karet Akrilat, Karet Silikon, Thiokol, dll Le Bras, 1968.

D. KOMPON KARET