PENELITIAN PENDAHULUAN HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENELITIAN PENDAHULUAN

Pada penelitian pendahuluan dilakukan karakterisasi minyak jarak yang terdiri dari pengukuran bilangan iod dan bilangan asam. Pengukuran bilangan iod dan bilangan asam minyak bertujuan untuk mengetahui apakah suatu jenis minyak dapat dapat digunakan sebagai bahan baku faktis. Syarat minimal nilai bilangan iod yang harus dipenuhi oleh suatu minyak agar dapat digunakan sebagai bahan baku adalah 80 g iod100 g minyak Harrison, 1952. Dari hasil karakterisasi minyak jarak didapatkan nilai bilangan iod minyak jarak yaitu 85,26 g iod100 g minyak ulangan 1 dan 87,04 g iod100 g minyak ulangan 2 dengan nilai rata-rata 86,15 g iod100 g minyak, sedangkan nilai bilangan asam minyak jarak adalah 1,01 mg KOHg minyak ulangan 1 dan 1,04 mg KOHg minyak ulangan 2 dengan nilai rata-rata 1,02 mg KOHg minyak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bilangan iod minyak jarak yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan faktis gelap sesuai dengan dengan literatur berada dalam rentang nilai 82-88 g iod100 g minyak Kirk dan Othmer, 1964. Minyak dengan bilangan iod sebesar 80-110 g iod100 g minyak akan menghasilkan faktis padat dengan kadar ekstrak aseton rendah dan warna yang baik Carrington, 1962. Bilangan iod adalah jumlah gram iod yang dapat diikat oleh 100 gram lemak. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tidak jenuh akan bereaksi dengan iod atau senyawa-senyawa iod. Minyak dengan tingkat ketidakjenuhan yang tinggi, akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar Ketaren, 1986. Nilai bilangan iod minyak jarak bernilai diatas 80 karena minyak jarak castor oil mengandung beberapa macam asam lemak tidak jenuh asam risinoleat 87-89, asam oleat 7, asam linoleat 3, Salunkhe, 1992. Sehingga bila masing-masing persentase asam lemak dalam minyak jarak tidak berbeda jauh dengan nilai tersebut semakin banyak jumlah ikatan rangkapnya dan bila dijumlahkan akan melebihi nilai 80. Jika diasumsikan satu molekul asam lemak dapat mengikat satu gram iod, nilai 80 pada basis 100 gram miyak akan mendekati nilai 80 gram iod100 gram minyak. Pengukuran bilangan iod minyak jarak ini menggunakan metode Hanus. Menurut Ketaren 1986, penentuan bilangan iod biasanya menggunakan metode Hanus, Kaufmann, dan Wijs. Perhitungan dari masing-masing cara tersebut adalah sama karena karena semua pengujian didasarkan atas prinsip titrasi, yakni pereaksi halogen berlebih ditambahkan pada contoh yang akan diuji. Setelah reaksi sempurna, kelebihan pereaksi ditetapkan jumlahnya dengan cara titrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat dan indikator kanji. Bilangan asam adalah jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan asam digunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak Ketaren, 1986. Dari hasil karakterisasi minyak jarak dapat disimpulkan bahwa bilangan asam minyak jarak yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan faktis gelap cenderung rendah dan sesuai dengan dengan literatur berada dalam rentang nilai 0,4-4 mg KOHg minyak Kirk dan Othmer, 1964. Keberadaan asam lemak bebas dapat menghambat proses pembentukan gel dalam pembuatan faktis Fernando, 1971. Penelitian faktis gelap dilakukan dengan menggunakan minyak biji karet MBK yang memiliki bilangan asam yang berbeda yaitu: 23,91; 4,98; dan 1,67 mg KOHg minyak. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa faktis gelap dari minyak biji karet dapat dihasilkan oleh minyak dengan bilangan asam 4,98 dan 1,67 mg KOHg minyak Alfa dan Honggokusumo, 1998. Dari uraian tersebut dapat diambil gambaran bahwa toleransi maksimum bilangan asam minyak sebagai bahan baku pembuatan faktis adalah sekitar 5 mg KOHg minyak. Minyak jarak diperoleh dari biji tanaman jarak dan umumnya diperoleh melalui metode pengepresan atau pengempaan mekanik. Minyak jarak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan faktis gelap ini memiliki bilangan asam rendah. Hal tersebut disebabkan minyak masih belum mengalami kerusakan baik akibat dari hidrolisis ataupun oksidasi. Menurut Ketaren 1986, hidrolisis dapat terjadi pada minyak nabati hasil ekstraksi dari biji- bijian atau buah yang disimpan dalam jangka panjang, sehingga menyebabkan bilangan asamnya tinggi. Hal ini terutama disebabkan akibat kombinasi hidrolisis oleh enzim lipase dalam jaringan dan enzim yang dihasilkan oleh kontaminasi mikroba. Kecepatan hidrolisa oleh enzim lipase yang terdapat dalam jaringan relatif lambat pada suhu rendah, sedangkan pada kondisi yang cocok, proses hidrolisa oleh enzim lipase akan lebih intensif dibandingkan dengan enzim lipolitik yang dihasilkan oleh bakteri. Proses oksidasi juga menyebabkan meningkatnya asam lemak bebas. Karena pada tahap akhir reaksi oksidasi adalah terurainya asam-asam lemak disertai dengan perubahan hidroperoksida menjadi aldehid, keton dan asam- asam lemak bebas. Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak Ketaren, 1986.

B. PENELITIAN UTAMA