Wangara, New South Wales,

Sesaat sebelum matahari tenggelam radiasi netto yang hilang dari permukaan, menyebabkan terbentuknya inversi di dekat permukaan. inversi nokturnal menebal saat sore hari hingga malam hari yang menghasilakan divergensi radiasi dan sensible heat flux. Pada awal sore hari mixed layer masih berada diatas inversi nocturnal, walapun sangat lemah Arya 1988.

2.2.2 Tarong, Queensland,

Australia 1989 Gambar 3 Profil vertikal konsentrasi aerosol a dan profil vertikal suhu potensial b pukul 11.00 WS pada penelitian di Tarong, Queensland Di daerah tropis, struktur ABL sangat tergantung oleh musim dan kondisi yang mengganggu seperti ITCZ. Dalam perkembangan awan cumulunimbus menghasilkan definisi yang samar tentang ABL, sedangkan dalam kondisi yang tidak terganggu batas ABL didefinisikan sebagai kenaikan angin pasat. Dalam menentukan batas ABL Sawford 1989 menggunakan parameter konsentrasi aerosol dan suhu potensial virtual. Penelitian tersebut dilakukan di Tarong, Queensland 7 september 1989 pukul 11.00 waktu setempat. Berdasarkan penelitian tersebut di dapatkan ketebalan ABL 1100 m Kaimal dan Finnigan 1994.

2.2.3 Pantai California, USA

Gambar 4 menunjukkan profil vertikal suhu udara dan suhu titik embun berdasarkan data radiosonde di Pantai California. Dari gambar tersebut terlihat bahwa pertemuan suhu udara dan suhu titik embun merupakan batas Stable Layer SL 300 m. Dan suhu udara terus mengalami kenaikan hingga CI pada ketinggian 900 m. Gambar 4 Inversi di pantai California modifikasi dari: Ahrens 2002

2.2.4 Selatan Inggris 1969

Suhu udara, kelembaban, dan kecepatan angin merupakan variabel utama dalam penentuan karakter ABL. Dalam penelitian di Selatan Inggris ketiga variabel tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan pada bulan Juni musim panas dan pada bulan Desember musim dingin. Variasi ketiga variabel tersebut lebih tinggi pada musim panas di bandingkan pada musim dingin Arya 1988. Gambar 5 Variasi diurnal suhu udara di tiga ketinggian yang berbeda 1.2m, 7m, dan 17m pada bulan Juni dan desember sumber: Arya P 1988

2.2.5 Samudra Atlantik 1969 dan 1983

Penelitian tentang ABL di lautan dilakukan di Samudra Atlantik pada tahun 1969 melalui eksperimen ATEX Atlantic Tradewind Experiment dan pada tahun 1983 melalui eksperiment JASIN. Pada eksperimen ATEX yang dilakukan bulan Februari di dapatkan bahwa perbedaan suhu permukaan laut dan suhu udara di atasnya kurang dari 0.5 ˚C, ketebalan ABL untuk wilayah lautan ±600 m dan lapisan transisi isotermal ketebalannya ±50 m. Sedangkan pada eksperimen JASIN yang di lakukan di Atlantik Timur Laut didapatkan batas lapisan stratocumulus yang digunakan sebagai parameter ketebalan ABL adalah 500 m. Lapisan ABL yang dangkal juga terdapat di daerah pantai ketika aliran udara hangat dari darat mengalir ke lautan yang dingin.

2.3 Bogor,

Karawang, dan Pulau Pramuka Bogor, Karawang, dan Pulau Pramuka merupakan wilayah di Pulau Jawa yang memiliki karakter cuaca yang berbeda, karena ketiganya terletak di dataran dengan ketinggian yang berbeda. Gambar 6 Peta wilayah kajian Bogor, Karawang, dan Pulau Pramuka Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 °C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8 °C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin muson barat Pemerintah Kota Bogor 2010. Profil vertikal unsur-unsur cuaca wilayah Bogor di peroleh dari data sounding Bogor yang berasal dari stasiun Bogor yang terletak 6.58 S dan 106.79 E pada ketinggian 248 m dpl. Wilayah kajian yang kedua adalah Kabupaten Karawang. Sesuai dengan bentuk morfologinya Kabupaten Karawang terdiri dari dataran rendah yang mempunyai temperatur udara rata-rata 27 C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 mb, penyinaran matahari 66 dan kelembaban nisbi 80. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.100 – 3.200 mmtahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup angin Muson Timur Laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin Muson Tenggara. Kecepatan angin antara 30 – 35 kmjam, lamanya tiupan rata-rata 5 – 7 jam Pemerintah Kabupaten Karawang 2010. Data variabel meteorologi Karawang diperoleh dari data sounding di stasiun Karawang yang terletak pada 107.51 E dan 6.38 S pada ketinggian 53 m dpl. Pulau Pramuka adalah salah satu gugusan Kepulauan Seribu yang merupakan pusat pemerintahan kabupaten administrasi Kepulauan Seribu Dinas Pariwisata Kep. Seribu 2010. Karena letaknya berada di tengah-tengah perairan Laut Jawa data sounding dari Pulau Pramuka digunakan untuk menganalisis profil ABL untuk lautan. Data sounding dari Pulau Pramuka di ambil dari satsiun Pulau Pramuka yang terletak pada 106.62 E dan 5.74 S pada ketinggian 1 m dpl.

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Meteorologi dan Pencemaran Udara, Departemen Geofisika dan Meteorologi, FMIPA-IPB pada Bulan Februari 2011 hingga Bulan Juni 2011

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Seperangkat Personal Computer PC yang digunakan untuk mengolah data 2. Perangakat lunak Microsoft Office 3. Perangkat lunak Matlab 7.7.041 2008b

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah data radiosonde pada tanggal 1 Februari 2010 –10 Februari 2010 yang di ambil pada pukul 01.00, 04.00, 07.00, 10.00, 13.00, 16.00, 19.00, dan 22.00 WIB dari tiga stasiun pengamatan yaitu Bogor, Karawang, dan Pulau Pramuka, yang terdiri dari data tekanan udara P, ketinggian Z, ketinggian geopotensial Φ, kecepatan angin M, arah angin α, suhu udara T, kelembaban nisbi