berperan hampir pada semua proses pertumbuhan. Suhu udara merupakan faktor
penting dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok, bahkan suhu
udara dapat juga sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman, misalnya
kentang di daerah bersuhu rendah sebaliknya padi di daerah bersuhu tinggi.
Ditinjau dari klimatologi pertanian, suhu udara di Indonesia dapat berperan
sebagai kendali pada usaha pengembangan tanaman padi di daerah-daerah yang
mempunyai dataran tinggi. Sebagian besar padi unggul dapat berproduksi dengan baik
sampai pada ketinggian 700 dpl Kartasapoetra dan Gunarsih 1993
Garret et al. 2006 menyatakan bahwa perubahan iklim berpengaruh terhadap
penyakit melalui pengaruhnya pada tingkat genom, seluler, proses fisiologi tanaman dan
patogen. Bakteri penyebab penyakit kresek pada padi Xanthomonas oryzae pv. oryzae
mempunyai suhu optimum pada 30ºC Webster dan Mikkelsen 1992 dalam
Wiyono 2007.
2.3.2 Curah Hujan
Perubahan fisik yang muncul akibat hujan bagi lingkungan tumbuh tanaman
adalah meningkatnya kelembaban udara dan meningkatnya kandungan air dalam tanah.
Kedua hal tersebut berdampak pada percepatan perkembangan patogen baik
jamur maupun bakteri, terganggunya keseimbangan nutrisi tanaman di dalam
tanah serta munculnya kerusakan fisik lain berupa pecah batang , pecah buah juga
robohnya tanaman.
Kebanyakan air dalam tanah juga menyebabkan rendahnya daya dukung tanah
terhadap tetap tegaknya tanaman menjadi rendah. Hal yang sering terjadi adalah
robohnya tanaman akibat hujan angina meskipun tanaman sudah ditopang dengan
lanjaran. Gangguan lain yang disebabkan oleh limpahan air hujan adalah
keseimbangan nutisi dalam tanah.
Teknik budidaya yang paling popular digunakan untuk mengurangi kelebihan air
adalah dengan pembuatan saluran drainase. Terdapat dua macam cara pembuatan
saluran drainase yaitu saluran drainase di atas permukaan tanah dan saluran drainase
di bawah permukaan tanah.
Saluran drainase di atas permukaan tanah dimaksudkan untuk mengurangi
genangan, mencegah kejenuhan air yang berkepanjangan dan mempercepat aliran ke
arah pembuangan tanpa terjadinya erosi tanah. Drainase ini mencakup parit-parit
pemasukan dan pembuangan dalam petak penanaman termasuk di dalamnya parit yang
ada diantara bedeng penanaman.
Saluran drainase di bawah permukaan dimaksudkan untuk
memindahkan kelebihan air di dalam tanah. Drainase ini dapat menurunkan tingginya
kandungan air baik karena curah hujan, air irigasi permukaan , limpasan dari dataran
yang lebih tinggi, dan air resapan. Bentuknya bervariasi ada drainase gorong-
gorong, drainase batu, drainase kotak dan drainase bamboo.
2.3.3 Kelembaban
Datangnya musim hujan bulan Oktober hingga Maret ini selain memberikan
persediaan air yang cukup bagi tanaman, ternyata juga dapat memberikan dampak
negatif berupa lingkungan udara yang lembab. Kelembaban yang tinggi ini sangat
kondusif bagi perkembangan tumbuhnya jamur maupun bakteri. Sayangnya, tidak
hanya jamur dan bakteri yang menguntungkan yang hidup secara pesat
dalam keadaan ini, melainkan juga yang merugikan. Bahkan disinyalir pertumbuhan
jamur yang merugikan termasuk diantaranya penyebab berbagai penyakit tanaman bisa
lebih tinggi. Akibatnya tentu saja resiko serangan penyakit di musim hujan menjadi
lebih tinggi dibandingkan musim kemarau.
2.3.4 Deskripsi Padi
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban.
Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan
untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga genus yang sama, yang biasa
disebut sebagai padi liar.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah
jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi
mayoritas penduduk dunia.
Padi termasuk keluarga padi-padian. Batangnya beruas-ruas yang di dalamnya
berongga kosong, tingginya 1 sampai 1,5 meter. Pada tiap-tiap buku batang tumbuh
daun, yang berbentuk pita dan berpelepah. Pelepah itu membalut hampir sekeliling
batang.
Di dalam tanah, dari tiap buku tumbuh tunas yang dapat mengadakan
batang anak padi. Anak padi itu dapat pula
ε β
β β
+ +
+ =
2 1
11 1
1
x x
Y
beranak, dan demikian berturut-turut. Itulah makanya kita tak heran, apa sebabnya dari
sebutir padi dapat tumbuh 40-50 batang. Bila telah sampai waktunya, dari tiap-tiap
batang keluar bunga. Bunga itu bunga majemuk, yang galibnya disebut sebagai
bulir. Pada tiap bulir keluar 100 sampai 400 bunga.
Pada bunga ada 2 helai sekam kelopak dan 2 helai sekam mahkota. Waktu
terjadi penyerbukan, bunga itu merekah terbuka. Dan kalau penyerbukan telah
berlalu, maka dasar bunga itu tertutup kembali. Sekam mahkota itulah yang
selanjutnya menjadi kulit padi.
Sekam mahkota yang dua lembar tersebut tidak sama besarnya. Sekam
mahkota yang besar, pada beberapa macam padi mempunyai ekor atau janggut. Padi
yang berekor itu bisaanya disebut orang sebagai padi janggut atau padi bulu. Yang
tidak berekor disebut cereh, dan gabahnya mudah luruh. Padi bulu bisaanya tak mudah
luruh.
Sebutir padi berisi biji sebutir buah. Buah itu bisaanya disebut beras. Buah itu
mempunyai selaput. Selaput itu banyak berisi zat vitamin, yang sifatnya dapat
menolak penyakit beri-beri. Selaput ini pada beberapa macam padi, mengandung zat
warna: ada yang merah muda, ada yang merah tua dan ada pula yang merah hitam.
Jika beras dimasak, zat warna itu meresap ke dalam, sehingga nasi menjadi berwarna,
menurut warna yang dikandung oleh selaput beras itu Soemartono 1980.
Tanaman padi merupakan tanaman semusim. Termasuk golongan rumput-
rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut: Regnum
: Plantae Divisio
: Angiospermae Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo :
Poales Familia
: Poaceae Genus
: Oryza Spesies
: Oryza sativa
BAB III. METODOLOGI