Hasil analisis regresi kuadratik pengaruh curah hujan terhadap luas serangan
BLB pada tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Gambar 13. Dari analisis tersebut
didapat nilai R
2
sebesar 7.8 dengan persamaan a = 167,3 + 2,033 CH - 0,003645
CH
2
. Nilai koefisien determinasi R
2
yang didapat pada analisis ini lebih besar bila
dibandingkan dengan faktor suhu udara dan kelembaban tetapi nilai pengaruhnya juga
tidak terlalu besar. Pada tahun 2005-2009 curah hujan berada pada kisaran
≤300mm terdapat beberapa nilai curah hujan
≥400mm namun tingkat luas serangan BLB nya tidak
terlalu tinggi. Oleh karena itu nilai curah hujan
≥400mm dianggap pencilan. Tetapi dapat dikatakan juga saat curah hujan tinggi
luas serangan rendah terjadi karena saluran irigasi sekitar area sawah lancar sehingga
jumlah air tidak terlalu berebihan yang mengakibatkan kondisi tanah menjadi jenuh
dan tidak mampu menampung jumlah air yang berlebihan dan terjadi genangan yang
akan mempercepat pertumbuhan bakteri hawar daun.
Analisis selanjutnya adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda
untuk melihat seberapa besar pengaruh dari ketiga unsur iklim yang di analisis terhadap
luas serangan bakteri hawar daun. Dari hasil analisis regresi berganda di dapat persamaan
a = 652 - 5,3 T - 3,84 RH + 0,567 CH dengan nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 3.9. Dilihat dari hasil analisis regresi berganda dapat dikatakan ketiga
unsur iklim suhu udara, kelembaban, curah hujan pengaruhnya tidak terlalu besar
terhadap pertumbuhan dan penyebaran bakteri hawar daun BLB. Unsur iklim ini
memang berpengaruh tetapi masih ada faktor lain yang mempengaruhi
pertumbuhan dan penyebaran bakteri hawar daun sehingga berakibat pada turunnya
produksi beras.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Hasil dari analisis regresi kuadratik hubungan unsur iklim suhu, kelembaban,
curah hujan terhadap luas serangan bakteri hawar daun di wilayah Kabupaten Karawang
menunjukkan bahwa dari ketiga unsur iklim yang di analisis curah hujan yang memiliki
pengaruh lebih tinggi dibandingkan dengan unsur yang lain yaitu sebesar 7.8.
Meskipun curah hujan memiliki koefisien determinasi yang lebih besar dibandingkan
suhu udara dan kelembaban secara garis besar ketiga unsur iklim yang di analisis
memiliki pengaruh yang tidak besar terhadap pertumbuhan dan penyebaran
bakteri hawar daun di wilayah Kabupaten Karawang. Setiap unsur iklim memberikan
pengaruh yang berbeda-beda. Penyebaran bakteri bisa dibantu oleh angin, gesekan
daun dan percikan air hujan.
Analisis uji regresi berganda yang dilakukan menunjukkan analisis ketiga
unsur iklim secara keseluruhan dengan luas serangan bakteri hawar daun dengan nilai
koefisien dterminasi 3.9. Pertumbuhan dan penyebaran bakteri hawar daun tidak hanya
di pengaruhi oleh unsur iklim. Dari hasil analisis menunjukkan pengaruh unsur iklim
terhadap penyebaran serangan bakteri hawar daun tidak terlalu besar. Ada beberapa unsur
lain yang mempengaruhi luas serangan bakteri hawar daun selain unsur iklim
diantaranya pola tanam yang dilakukan para petani, keberadaan musuh alami, kimiawi
seperti pemupukan yang berlebihan dan pengaturan pengairan sawah, jenis
komoditas, dan lain-lain. 5.2. Saran
Analisis ini masih belum bisa menunjukkan unsur iklim yang
mempengaruhi penyebaran bakteri hawar daun. Hasil analisis akan menjadi lebih baik
menggunakan data radiasi cahaya, data populasi, dan data varietas padi. Data yang
digunakan akan lebih baik jika memliki jangka waktu yang lebih panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Boland, G.J. M.S. Melzer, A. Hopkin, V. Higgins, and A. Nassuth. 2004.
Climate change and plant diseases in Ontario. Can. J. Plant
Pathol . 26: 335–350
[BB PADI] Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2009. Penyakit Hawar
Daun Bakteri BLB .
Fagi, M. dan I. Las. 1988. Lingkungan Tumbuh Padi. Dalam Ismunadji,
et. al. Penyunting. Buku I Padi. Puslitbangtan Bogor.
Maret 1988;167-214 hlm.
Garret, K.A., S.P. Dendy, E.E. Fraih, M.N. Rouse, S.E. Travers. 2006.
Climate change effect to plant disease: genome to ecosystem. Di
dalam: Wiyono S. 2007. Perubahan iklim dan ledakan
hama dan penyakit tanaman. Makalah Seminar
Keanekaragaman Hayati Ditengah Perubahan Iklim:
Tantangan Masa Depan Indonesia.
Hal 3 Hifni, H.R. dan M.K. Kardin, 1998.
Pengelompokan Isolat Xanthomonas oryzae
pv oryzae dengan Menggunakan Galur
Isogenik Padi IRRI, Hayati 5:66-72
[IRRI] International Rice Research
Institute IRRI. 1983. Field problems of tropical rice.
Manila Philippines: IRRI. 172 p13 April 2011
Kartasapoetra dan A. Gunarsih, 1993. Klimatologi Pengaruh Iklim
terhadap Tanah Khaeruni, A. 2001. Penyakit Hawar Daun
Bakteri pada Padi : Masalah
dan Upaya Pemecahannya. IPB. Bogor.
Machmud, M. dan Farida, 1995. Isolasi dan identifikasi bakteri
antagonis terhadap bakteri hawar daun padi Xanthomonas
oryzae pv oryzae, hal. 259-269.
Di dalam Peningkatan Peranan Fitopatologi Dalam
Pengamanan Produksi Pelestarian Lingkungan
. Risalah Kongres Nasional XII
Seminar Ilmiah. Perhimpunan Fitopatologi
Indonesia, 1995. Yogyakarta. Ou, S.H. 1985. Rice diseases. Second
edition. Commonwealth Mycological Institute, Kew,
Surrey. 380 p. [PPOPT-Bandung] Instalasi Pengamatan
Pengendalian OPT. Penyakit Hawar Daun Bakteri
. Bandung http:www2.bbpp-lembang.info
tanggal 20 Mei 2011 pukul 20.15 Semangun, H. 2004.
Penyakit-penyakit Tanaman Pangan Penting di
Indonesia . Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
-------------. 2001.Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan
. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sudarmo, S. 1991. Pengendalian Serangan Hama Penyakit dan Gulma Pad
i. Kanisius. Yogyakarta
Soemartono, 1980. Bercocok Tanam Padi. CV. Yasaguna. Jakarta.
Suyamto. 2007. Masalah Lapang Padi. Puslitbangtan
, Bogor. Syam, M. 2003. Field Problems of Tropical
Rice. Rice Knowledge Bank version 2.2.
10 Mei 2009. IRRI Usman, H. dan R.P.S. Akbar. 2000.
Pengantar Statistika. Jakarta :
Bumi Aksara. Webster RK. dan DS Mikkelsen. 1992.
Compendium of Rice Diseases. [Di dalam]: Wiyono S. 2007.
Perubahan iklim dan ledakan hama dan penyakit tanaman.
Makalah Seminar Keanekaragaman Hayati
Ditengah Perubahan Iklim: Tantangan Masa Depan
Indonesia.
Wiyono S. 2007. Perubahan iklim dan ledakan hama dan penyakit
tanaman. Makalah Seminar Keanekaragaman Hayati
Ditengah Perubahan Iklim
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Iklim Bulanan Wilayah Kabupaten Karawang Tahun 2005-2009
Lampiran 2. Data Luas Serangan BLB tahun 2004-2005 di Wilayah Kabupaten Karawang
18
Lampiran 3. Data Luas Serangan BLB tahun 2005 di Wilayah Kabupaten Karawang
19
Lampiran 4. Data Luas Serangan BLB tahun 2005-2006 di Wilayah Kabupaten Karawang
20
Lampiran 5. Data Luas Serangan BLB tahun 2006 di Wilayah Kabupaten Karawang
21
Lampiran 6. Data Luas Serangan BLB tahun 2006-2007 di Wilayah Kabupaten Karawang
22
Lampiran 7. Data Luas Serangan BLB tahun 2007 di Wilayah Kabupaten Karawang
23
Lampiran 8. Data Luas Serangan BLB tahun 2007-2008 di Wilayah Kabupaten Karawang
24
Lampiran 9. Data Luas Serangan BLB tahun 2008 di Wilayah Kabupaten Karawang
25
Lampiran 10. Data Luas Serangan BLB tahun 2008-2009 di Wilayah Kabupaten Karawang
26
Lampiran 11. Data Luas Serangan BLB tahun 2009 di Wilayah Kabupaten Karawang
27
Lampiran 12. Data Luas Serangan BLB tahun 2009-2010 di Wilayah Kabupaten Karawang
28
Lampiran 13. Gambar Padi Terserang Bakteri Hawar Daun
ABSTRACT DESWITA DHARMA PUTRI
. The Influence of Climate on Hawar Leaves spread Bacterial
diseases BLB in rice plants Case Study of Karawang District, West Java. Guided By YONNY KOESMARYONO
. Plant disease is a limiting factor of plant production in Indonesia, food crops,
horticulture and plantations. The disease on rice plant causes physiological disorders in plants, are caused by fungi, bacteria, phytoplasmas, virus, viroid, nematodes and higher plants. Rice is an
important plant for food in Indonesia. One of the diseases that can damage the rice plants is Bacterial Leaf Blight BLB. One of the factors that influence the growth of Hawar Leaves
Bacterial are climatic factors. This research aims to determine how large the climatic factors influence on the growth of Bacterial Leaf Blight. The analysis of study area is in Karawang
district. Analysis used is quadratic regression analysis for rainfall, temperature, and humidity. Multiple linear analyses for all factors are analyzed. Then the quadratic regression analysis
equation that describes the relationship of air temperature with an area of hawar bacterial attack in the year 2005-2009 with a R
2
value of 1.6 is the attack area ha = - 4259 + 378.0 T - 7.72 T
2
. Rainfall factor that has a relationship of closeness with a broad attack on the 2005-2009 BLB with
R
2
values of 7.8 with his analysis is the area of attack equation ha = 167.3 + 2.033 CH - 0.003645 CH
2
. Closeness of the relationship with the humidity factor extensive Hawar Leaves attack in the year 2005-2009 to the value of the coefficient of determination R
2
of 0.3 and has an affinity Attack Area ha = 677 - 8.95RH + 0.0503 RH
2
. Climatic is one of the factors that affect the wide attack Hawar Leaves Bacterial, there are still some other factors that need to be
included in the regression model to improve results and better predictions. Keywords : climatic, regression, bacterial leaf blight
ABSTRAK DESWITA DHARMA PUTRI.
Pengaruh Iklim Terhadap Penyebaran Penyakit Bakteri Hawar Daun BLB Pada Tanaman Padi Studi Kasus Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dibimbing
Oleh YONNY KOESMARYONO.
Penyakit tanaman merupakan faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Penyakit pada tanaman padi menimbulkan
gangguan fisiologis pada tanaman, disebabkan oleh cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan tumbuhan tingkat tinggi. Padi merupakan tanaman penting untuk makanan pokok di
Indonesia. Salah satu penyakit yang dapat merusak tanaman padi adalah bakteri hawar daun BLB. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri hawar daun adalah faktor
iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh faktor iklim terhadap pertumbuhan bakteri hawar daun. Wilayah kajian yang di analisis adalah Kabupaten Karawang.
Analisis yang digunakan adalah analisis regresi kuadratik untuk curah hujan, suhu, dan kelembaban. Analisis linier berganda untuk semua faktor yang di analisis. Maka persamaan
analisis regresi kuadratik yang menggambarkan hubungan suhu udara dengan luas serangan bakteri hawar daun pada tahun 2005-2009 dengan nilai R
2
sebesar 1.6 adalah Luas Serangan ha = - 4259 + 378,0 Suhu - 7,72 Suhu
2
. Faktor curah hujan yang memiliki hubungan keeratan dengan luas serangan BLB pada tahun 2005-2009 dengan nilai R
2
sebesar 7.8 dengan persamaan analisisnya adalah Luas Serangan ha = 167,3 + 2,033 Curah Hujan - 0,003645 Curah Hujan
2
. Hubungan keeratan faktor kelembaban dengan luas serangan bakteri hawar daun pada tahun 2005-
2009 dengan nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0.3 dan memiliki persamaan Luas Serangan ha = 677 - 8,95 Kelembaban + 0,0503 Kelembaban
2
. Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi luas serangan bakteri hawar daun, masih ada beberapa faktor lain yang perlu
dimasukan dalam model untuk meningkatkan hasil regresi dan prediksi yang lebih baik. Kata Kunci: faktor iklim, regresi, bakteri hawar daun
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang