Fosfor dalam Tanah dan Tanaman

6 senyawa asam-asam amino, sedangkan amonifikasi adalah reduksi dari N amin menjadi amoniak NH 3 atau ion-ion ammonium NH 4 + . Tahap aminisasi dan amonifikasi berlangsung dibawah aktivitas mikroorganisme heterotrop. Nitrifikasi adalah perubahan dari ammonium menjadi nitrat yang berlangsung melalui dua tahap, yaitu oksidasi dari ammonium menjadi nitrit NO 2 - yang dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas dan dari nitrit menjadi nitrat NO 3 - yang dilakukan oleh bakteri Nitrobacter Tisdale et al., 1985; Prasad and Power, 1997. Nitrogen diserap tanaman dari tanah dalam bentuk nitrat NO 3 - dan amonium NH 4 + . Sebagian besar nitrogen diserap dalam bentuk ion nitrat NO 3 - karena ion tersebut bermuatan negatif sehingga selalu berada di dalam larutan tanah, ion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran air. Arah pencucian menuju lapisan di bawah daerah perakaran sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sebalikya, ion amonium NH 4 + bermuatan positif sehingga terikat oleh koloid tanah dan tidak mudah hilang oleh proses pencucian. Ion tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses pertukaran kation Novizan, 2002.

2.5 Fosfor dalam Tanah dan Tanaman

Bentuk fosfor P di dalam tanah dapat diklasifikasikan menjadi P organik dan P anorganik. Fosfat organik terdapat pada sisa-sisa tanaman, hewan, dan jaringan jasad renik, sedangkan fosfat inorganik tanah terdiri dari mineral apatit, kompleks fosfat Fe dan Al, dan P terjerap pada partikel Liat. Kelarutan senyawa P organik maupun inorganik di dalam tanah pada umumnya sangat rendah, sehingga hanya sebagian kecil P tanah yang berada dalam larutan tanah. Ion ortofosfat HPO 4 2- dan H 2 PO 4 - adalah dua bentuk P utama yang dapat tersedia bagi tanaman Munawar, 2011. Pengelolaan hara P perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan P di dalam tanah, yaitu jumlah dan jenis mineral tanah, pH tanah, pengaruh kation, pengaruh anion, tingkat kejenuhan P, bahan organik, waktu dan suhu serta penggenangan Havlin et al., 1999. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi penjerapan P oleh oksida Fe dan Al antara lain dengan meningkatkan pH dan penambahan bahan organik. Jika 7 pH ditingkatkan, aktivitas Fe dan Al turun, sehingga absorpsi atau presipitasi berkurang dan meningkatkan konsentrasi P larut. Ketika pH tanah meningkat, misalnya akibat pengapuran, aktivitas Fe dan Al menurun sebanding dengan berkurangnya muatan positif pada koloid tanah, sehingga fiksasi fosfat akan berkurang. Perombakan bahan organik juga menghasilkan asam-asam organik, seperti oksalat dan sitrat. Anion dari asam-asam organik tersebut dapat menjadi pesaing ion fosfat, sehingga dapat mengurangi fiksasi P dan meningkatkan ketersediaan P. Anion-anion organik tersebut membentuk kompleks yang mantap dengan Fe dan Al aktif Munawar, 2011. Fosfat diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan adenosine di- dan triphosphate ADP dan ATP yang merupakan sumber energi untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman Marschner, 1997. Selain itu, kecukupan P sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bagian vegetatif dan produksi tanaman, meningkatkan kualitas hasil, dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Dengan demikian, pengelolaan hara P merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan produksi pertanian.

2.6 Kalium dalam Tanah dan Tanaman