2 teknologi alternatif karena mempunyai harga relatif lebih murah dan memberikan
pengaruh positif terhadap tanah dan lingkungan. Pemberian pupuk organik merupakan tindakan pengelolaan yang diharapkan
dapat memperbaiki kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah serta dapat mengefisienkan penggunaan pupuk anorganik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hegde dan Dwivedi 1993, bahwa pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan
pupuk kimia melalui perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta mempunyai pengaruh nyata pada hasil tanaman. Ditambahkan oleh Hairiah et al.,
2000, bahwa bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan mengurangi kehilangan unsur hara yang ditambahkan melalui pemupukan
sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan pupuk anorganik yang dikombinasi dengan
bahan organik dapat meningkatkan pH, N-total, P-tersedia, dan K-dd tanah serta meningkatkan kadar dan serapan hara N, P, dan K tanaman Djuniwati et al.,
2003; Banuwa et al., 2003; Idriss et. al., 2008. Oleh karena itu, untuk menguji efektivitas pupuk organik dalam mempengaruhi peningkatan pertumbuhan dan
produksi tanaman perlu dilakukan penelitian tentang pemberian pupuk organik yang dikombinasi dengan berbagai dosis pupuk anorganik Urea, SP-36, dan KCl
dalam mempengaruhi peningkatan pertumbuhan dan produksi jagung manis sebagai tanaman indikator.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, produksi, dan
kadar hara N-, P-, dan K-daun tanaman jagung manis di Latosol Darmaga.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jagung Manis
Menurut Purwono dan Hartono 2007, klasifikasi dari tanaman jagung manis adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae Class
: Monocotyledoneae Ordo
: Graminales Family
: Graminaceae Genus
: Zea Species
: Zea mays saccharata sturt. Jagung manis mempunyai ciri-ciri biji yang masih muda bercahaya dan
berwarna jernih seperti kaca sedangkan biji yang telah masak dan kering akan menjadi keriput atau berkerut. Kandungan protein dan lemak di dalam biji lebih
tinggi daripada jagung biasa sehingga banyak diusahakan secara besar-besaran di Amerika. Umur jagung manis antara 60 sampai 70 hari, namun pada dataran
tinggi yaitu 400 meter di atas permukaan laut atau lebih biasanya bisa mencapai 80 hari Aak, 1993.
Tanaman jagung memiliki syarat tumbuh agar dapat berproduksi optimal. Jagung manis memiliki syarat tumbuh seperti tekstur tanah berpasir sampai liat,
tanah masam sampai alkalin dengan pH 5.0 –8.0, drainase baik, curah hujan
berkisar antara 100-125 mm per bulan dan suhu optimum antara 21
o
C –27
o
C Koswara, 1989.
2.2 Latosol
Latosol merupakan tanah bersolum dalam, mengalami pelapukan lanjut, batas horison baur, kandungan mineral primer dan unsur hara rendah, konsistensi
gembur dengan stabilitas agregat kuat dan terdapat penumpukan seskuioksida di dalam tanah sebagai akibat pencucian silikat Dudal dan Soepraptohardjo, 1957.
4 Latosol merupakan tanah yang umum terbentuk di daerah tropik yang
mempunyai curah hujan dan suhu tinggi. Di Indonesia Latosol umumnya terdapat pada bahan induk volkanik, baik berupa tufa volkan maupun batuan beku.
Umumnya Latosol terdapat di daerah dengan ketinggian 10 hingga 1000 m dari permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 2000 mmtahun, bulan kering
kurang dari tiga bulan, dan bertopografi datar sampai bergunung Soepardi, 1983.
2.3 Pupuk Organik