Pemeliharaan Pengamatan Pemanenan Metode Penelitian

11

3.3.3 Penanaman

Tanaman yang digunakan dalam percobaan ini adalah jagung manis Seleksi Darmaga III SD III yang ditanam dengan cara tugal pada jarak tanam 70 cm x 30 cm, setiap lubang ditanami dua benih. Sebelum menanam, lahan terlebih dahulu diberikan kapur dengan dosis 1.6 kg petak atau setara dengan 1.3 tha.

3.3.4 Pemupukan

Pemberian pupuk organik dilakukan dengan cara pop up, yaitu membuat dua lubang pupuk dengan tugal pada jarak 70 cm x 30 cm, lubang ke satu diisi pupuk organik dan 2 benih per lubang dan lubang ke dua diisi pupuk Urea, KCl dan SP-36. Pemupukan Urea, KCl, dan organik diberikan 2 kali yaitu masing- masing setengah dosis pada saat tanam dan pada umur 21 HST Hari Setelah Tanam. Pemupukan kedua dengan cara yang sama, dengan cara dibuat lubang dengan jarak 5 cm dari lubang yang pertama. Dosis masing-masing pupuk organik dan pupuk standar untuk setiap perlakuan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Dosis pemupukan per petak dan per hektar Dosis per petak Dosis per ha Perlakuan Organik Urea SP-36 KCl Organik Urea SP-36 KCl …… gram …… …… kg …… Kontrol Standar 360 240 180 300 200 150 0.5 S + 1 PO 1120 180 120 90 700 150 100 75 0.5 S + 1.5 PO 1680 180 120 90 1050 75 50 37.5 0.75 S + 1 PO 1120 270 180 135 700 225 150 112.5 0.75 S + 1.5 PO 1680 270 180 135 1050 225 150 112.5 1 S + 1 PO 1120 360 240 180 700 300 200 150 Keterangan: S = Standar; PO = Pupuk Organik

3.3.5 Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan, meliputi: Penyulaman, Penyiraman, dan Penyiangan dari gulma. Penyulaman dilakukan pada umur 5-7 hari setelah tanam dengan cara memberi benih jagung pada lubang yang tidak tumbuh. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari sedangkan untuk membantu pembungaan dan pembentukan biji diberikan air sebanyak 25 ml pada pangkal batang umur 30, 40, 12 50 dan 60 hari setelah tanam. Penyiangan dilakukan satu sampai tiga kali dalam siklus pertanaman jagung dengan menggunakan cored. Penyiangan pertama dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam, kedua dan ketiga dilakukan dengan melihat kondisi gulma pada umur tanaman sekitar 4-6 minggu setelah tanam.

3.3.6 Pengamatan

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan vegetatif dan produksi. Variabel pertumbuhan vegetatif yang diamati yaitu tinggi tanaman 4, 6, dan 8 MST Minggu Setelah Tanam dengan mengambil 10 contoh tanaman per petak. Pengukuran tinggi tanaman jagung dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah sampai pangkal ujung daun tertinggi. Variabel produksi tanaman yang diamati yaitu: bobot tongkol dengan kelobot dan bobot berangkasan.

3.3.7 Pemanenan

Panen jagung dilakukan setelah mencapai masak fisiologis pada umur 11 MST. Tongkol diambil dari batang jagung kemudian ditimbang dengan kelobot. Biomassa tanaman berupa daun diambil 5 helai dari tanaman contoh, dibersihkan dan oven pada suhu 80 o C, sebelum dan sesudah di oven daun ditimbang. Daun kering kemudian digiling dan selanjutnya dilakukan analisis tanaman di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah. Setelah panen, contoh tanah yang terdapat dalam petakan diambil untuk dilakukan analisis tanah. Pengambilan contoh tanah secara komposit dengan mengambil lima titik secara acak pada masing-masing petak yang terletak berjauhan.

3.3.8 Analisis Laboratorium