Kalium dalam Tanah dan Tanaman

7 pH ditingkatkan, aktivitas Fe dan Al turun, sehingga absorpsi atau presipitasi berkurang dan meningkatkan konsentrasi P larut. Ketika pH tanah meningkat, misalnya akibat pengapuran, aktivitas Fe dan Al menurun sebanding dengan berkurangnya muatan positif pada koloid tanah, sehingga fiksasi fosfat akan berkurang. Perombakan bahan organik juga menghasilkan asam-asam organik, seperti oksalat dan sitrat. Anion dari asam-asam organik tersebut dapat menjadi pesaing ion fosfat, sehingga dapat mengurangi fiksasi P dan meningkatkan ketersediaan P. Anion-anion organik tersebut membentuk kompleks yang mantap dengan Fe dan Al aktif Munawar, 2011. Fosfat diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan adenosine di- dan triphosphate ADP dan ATP yang merupakan sumber energi untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman Marschner, 1997. Selain itu, kecukupan P sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bagian vegetatif dan produksi tanaman, meningkatkan kualitas hasil, dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Dengan demikian, pengelolaan hara P merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan produksi pertanian.

2.6 Kalium dalam Tanah dan Tanaman

Kandungan kalium di dalam tanah beragam, mulai dari 0.1 – 0.3, dengan rata-rata 1 K. Sebagian besar bentuk kalium di dalam tanah adalah inorganik mineral. Mineral primer yang merupakan sumber K di dalam tanah adalah kelompok feldspar dan mika. Kelompok feldspar terdiri dari ortoklas dan mikroklin, sedangkan kelompok mika meliputi muskovit dan biotit Tisdale et al., 1985; Havlin et al., 1999. Jika mengalami pelapukan, mineral-mineral tersebut akan melepaskan ion-ion K. Kalium yang dibebaskan ke dalam larutan tanah dijerap oleh koloid liat dan organik sebagai ion K + dapat ditukar K-dd dan ion K + terfiksasi di dalam struktur mineral tipe 2:1. Kalium dalam larutan tanah dan K-dd mudah tersedia bagi tanaman, sedangkan K terfiksasi dalam mineral lambat tersedia bagi tanaman. Kalium bukanlah bagian integral dari protoplasma, pati, atau selulosa tanaman, tetapi merupakan agen katalis yang berperan dalam proses metabolisme 8 tanaman. Dalam proses ini kalium berperan antara lain: 1 meningkatkan aktivasi enzim, 2 mengurangi kehilangan air transpirasi melalui pengaturan stomata, 3 meningkatkan produksi adenosine triphosphate ATP, 4 membantu translokasi asimilat, dan 5 meningkatkan serapan N dan sintesis protein Havlin et al., 1999. Apabila ketersediaan kalium tanah rendah maka pertumbuhan tanaman akan terganggu dan tanaman akan memperlihatkan gejala kekahatan K. Ketersediaan kalium bagi tanaman tergantung aspek tanah dan parameter iklim yang meliputi: jumlah dan jenis mineral liat, kapasitas tukar kation, daya sangga, kelembaban, suhu, aerasi dan pH tanah Havlin et al.,1999. Selain faktor tanah dan iklim, spesies dan varietas tanaman juga berpengaruh terhadap serapan K, dimana tanaman yang toleran memerlukan K dalam jumlah sedikit dan sebaliknya tanaman sensitif memerlukan K dalam jumlah banyak. Salah satu mekanisme ketoleran tanaman terhadap kekurangan hara adalah dengan cara mengeluarkan eksudat asam organik di sekitar akar rhizosphere. Selanjutnya asam organik dapat melarutkan hara P, K, Fe, Mn, dan lain-lain yang sebelumnya tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman Marschner, 1997. 9 III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian