Proyeksi Kecenderungan Tingkah Laku Populasi Karang Hias Kelompok
Gambar 17. Tingkat Kesiapan Lembaga Pengambil Kebijakan Terkait Aspek Eksternal Dalam Pengelolaan Pemanfaatan Karang Hias
Kabupaten Pesawaran tergolong kabupaten yang baru terbentuk sehingga belum mengetahui adanya kebijakan pemanfaatan karang hias dari pusat.
Demikian juga dengan aspek komunikasi, koordinasi dan kolaborasi program, umumnya mereka belum membangun komunikasi terkait pemanfaatan karang hias
baik dengan BKSDA maupun dengan KKP Provinsi. Komunikasi dan koordinasi yang cukup intensif terjalin dengan KKP Provinsi adalah terkait Daerah
perlindungan laut DPL dan transplantasi untuk tujuan rehabilitasi.
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
BKSDA Provinsi Lampung
DKP Provinsi Lampung
DKP Kabupaten Pesawaran
68.75 65.63
40.63 75.00
50.00 25.00
Komponen Aspek Eksternal Kelembagaan
Komunikasi koordinasi
Kebijakan dari pusat
5. PEMBAHASAN 5.1. Sumberdaya Karang Hias di Teluk Lampung
Karang hias yang dimanfaatkan secara ekonomi dan ditemukan pada saat survei under water belt transect sebanyak 24 jenis dan ditemukan 55,84 dari
total koloni semua jenis yang terdata. Nilai ini menurun dibandingkan pada tahun 2004 sebanyak 31 jenis dan ditemukan 67,69 dari total koloni semua jenis yang
terdata. Jenis yang mendominasi stasiun tertentu tidak hanya berasal dari jenis yang ekonomis tapi juga yang non-ekonomis. jenis karang ekonomis adalah
Goniopora sp, Caulastrea sp, Euphyllia sp, Fungia sp, dan Heliofungia sp, sedangkan jenis karang non-ekonomis yang mendominasi adalah adalah Diaseris
sp dan Pavona sp. Jenis-jenis tersebut juga mendominasi perairan Teluk Lampung pada tahun 2004, kecuali Pavona sp yang merupakan tambahan di tahun 2010.
Jenis tersebut tidak hanya mendominasi dalam hal kelimpahan, tapi juga menempati 75 dari semua stasiun pengamatan, kecuali Heliofungia sp,
Caulastrea sp dan Pavona sp yang menempati 50 dari semua stasiun pengamatan.
Sebagian besar jenis karang yang memiliki pertumbuhan yang lambat mengalami penurunan kelimpahan kecuali Scolymia sp, Galaxea sp dan
Turbinaria sp. Sepanjang tahun 2005 hingga 2007, Scolymia sp dan Galaxea sp adalah jenis yang tidak dipesan sehingga tidak ada pengiriman, sehingga
memberikan kesempatan pada jenis ini untuk recovery dan rejenissi sepanjang tahun 2004 sampai 2010. Jenis slow growing lainnya mengalami penurunan
karena 3 tahun berturut-turut 2005 - 2007 selalu dipesan dalam jumlah besar meskipun hanya jenis-jenis tertentu yang mampu memenuhi pesanan karena minat
pasar seperti Euphyllia sp, Caulastrea sp dan Lobophyllia sp, sementara jenis ekonomisnya lainnya tidak mampu terpenuhi karena ketersediaan di alam yang
sulit ditemukan seperti Blastomussa sp, Physogyra sp, Plerogyra sp, Trachyphyllia sp, Cynarina sp, dan Acantastrea sp. Jenis-jenis dengan
kelimpahan tinggi tersebut tidak selalu mendapat permintaan yang tinggi. Hanya Euphyllia sp yang konsisten mendapat permintaan yang tinggi namun dampak
pemesanan yang intensif tersebut menyebabkan penurunan kelimpahan koloni.