Sifat Kelistrikan Neuron TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saraf manusia adalah salah satu objek sangat kompleks di alam semesta. Sistem ini umumnya terdiri dari sekitar 100 miliar neuron dan masing-masing neuron memiliki sedikitnya 10.000 sambungan dengan neuron lainnya. 1 Setiap neuron mengirimkan informasi berupa sinyal yang disebut impuls. 2,3 Impuls terjadi sebagai bentuk reaksi neuron dalam menanggapi stimulus dari luar dan terdiri dari proses repolarisasi serta depolarisasi membran yang disebut potensial aksi. Impuls menyebar melalui akson dan berakhir pada sinapsis yang menjadi penghubung suatu neuron dengan neuron lain maupun organ tubuh penerima impuls. 2 Berbagai model matematika telah dikembangkan untuk menggambarkan kegiatan neuron. Model neuron pertama kali ditemukan oleh Hodgkin dan Huxley4 pada tahun 1952. Mereka melakukan percobaan dan menghasilkan suatu model neuron yang disebut dengan model Hodgkin-Huxley yang biasa disingkat model HH.1,2,5 Persamaan matematika pada model ini masih sangat kompleks karena berbentuk persamaan diferensial nonlinear dengan empat nilai.4,6 Pada tahun 1961, Richard Fitzhugh7 memperkenalkan model neuron yang lebih sederhana dan setahun kemudian Nagumo8 berhasil e buat ra gkaia listrik per odela saraf ya g hasil ya setara de ga persa aa odel tersebut. Model yang dikenal dengan nama model neuron Fitzhugh-Nagumo ini terdiri dari dua persamaan diferensial. Persamaan pertama berkaitan dengan potensial membran neuron sedangkan persamaan kedua berkaitan dengan nilai pemulihan. Dalam persamaan Fitzhugh-Nagumo7,8 terdapat tiga konstanta yang memiliki nilai batasan tertentu agar hasil yang diperoleh dapat memodelkan keadaan potensial aksi yang terjadi pada neuron. Penelitian ini mencoba menganalisisnya secara numerik serta mengaitkan hasil numerik tersebut dengan keadaan fisis neuron. Penelitian dilakukan untuk mempelajari karakteristik model neuron Fitzhugh-Nagumo sehingga dapat menjelaskan bahwa model tersebut benar-benar dapat menggambarkan keadaan membran neuron saat menerima stimulus. Dengan begitu model ini dapat digunakan untuk membuat simulasi sistem neuron. Simulasi neuron sendiri sangat bermanfaat untuk pengembangan fisika medis khususnya dalam bidang neurology.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik model neuron Fizthugh- Nagumo dan menganalisis pengaruh konstanta a, b, dan c pada persamaan Fizthugh-Nagumo terhadap keadaan neuron dengan menggunakan bantuan sofware MATLAB Matrix Laboratory.

1.3 Perumusan Masalah

Apakah konstanta a, b, dan c pada persamaan Fizthugh-Nagumo dapat mempengaruhi proses pada membran neuron saat terjadinya potensial aksi?

1.4 Hipotesis

Analisis konstanta a, b, dan c pada persamaan Fizthugh Nagumo dapat mempengaruhi proses terbukanya saluran ion natrium Na dan menutupnya saluran ion kalium K pada membran neuron saat terjadinya potensial aksi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Kelistrikan Neuron

Seperti sel-sel lainnya, neuron selalu menimbulkan perbedaan konsentrasi ion antara sisi dalam dan luar membran plasma melalui active transport dan passive redistribution seperti yang ditampilkan pada Gambar 1. 3,9 Active transport 9 merupakan proses pemompaan ion-ion Na dan K. Proses ini memompa dua ion K ke dalam sel dan memompa tiga ion Na keluar sel. Sedangkan pada passive redistribution 9 , anion A - menarik lebih banyak ion K ke dalam sel dan mendorong ion klor Cl - keluar dari sel. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan potensial disekitar membran sehingga mempertahankan neuron selalu berada dalam keadaan potensial istirahat, yaitu keadaan potensial membran saat tidak ada stimulus yang diterima. 3,9,10 Potensial aksi neuron adalah peristiwa perubahan potensial membran secara mendadak yang terjadi karena adanya stimulus pada neuron. 10 Jika sebuah alat pendeteksi potensial aksi mikroelektrode ditusukkan ke dalam suatu neuron, perekam akan menunjukkan peningkatan potensial membran dari kondisi potensial istirahat - 60mV menuju +35mV 3,9 kemudian kembali lagi menjadi negatif seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Pada keadaan ini neuron menerima stimulus berupa tusukan yang dianggap sebagai arus. Penambahan arus menyebabkan potensial membran menjadi lebih positif dari sebelumnya. 9 Gambar 1. Konsentrasi ion pada neuron mamalia. 9 Gambar 2. Rekaman potensial neuron. 9 Gambar 3. Proses pembentukan potensial aksi. Perubahan potensial di dalam neuron memicu protein membran transaxonal 3 bereaksi. Protein ini berfungsi sebagai saluran ion Na dan ion K yang sensitif terhadap beda potensial. Apabila potensial membran melampaui batas ambang yang besarnya sekitar -55mV, maka terjadilah potensial aksi yang ditandai dengan terbukanya saluran ion Na secara mendadak. 3,9 Ion Na masuk ke dalam neuron karena keadaan awal di dalam neuron lebih negatif daripada di luar. Hal ini menyebabkankan beda potensial membran meningkat dengan cepat. 5 Sebelum mencapai potensial kesetimbangan ion Na yang besarnya sekitar +61mV 9 , saluran ion Na kembali menutup disertai dengan terbukanya saluran ion K sehingga terjadi penurunan potensial membran dan potensial aksi berakhir. 3,5,9 Turunnya potensial membran ini dapat melebihi batas harga potensial istirahat dan disebut sebagai proses hiperpolarisasi. Pada akhirnya saluran ion K akan menutup dan membran kembali mendapatkan kondisi potensial istirahatnya melalui active transport dan passive redistribution. Keseluruhan proses yang terjadi diperlihatkan pada Gambar 3. Terbukanya saluran ion Na berlangsung sangat singkat 4,9 dan tidak akan terbuka kembali sampai membran kembali secara total pada keadaan istirahatnya. Periode saat saluran ion Na tidak dapat terbuka lagi itu disebut periode refractory 3,10 , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Periode refractory ada dua macam, yaitu absolute refractory dan relative refractory. 9 Periode absolute refractory terjadi selama potensial aksi berlangsung. Pada periode ini, neuron sama sekali tidak akan merespon sebesar apapun stimulus yang datang. Periode relative refractory terjadi setelah periode absolute refractory hingga potensial membran kembali pada potensial istirahatnya. Pada keadaan ini neuron masih belum bisa menerima stimulus kecuali terdapat stimulus yang sangat kuat. Adanya sifat ini memberi batasan penghantaran sinyal neuron pada akson sehingga stimulus yang datang sebelum neuron benar-benar kembali ke keadaan potensial istirahat tidak akan mendapat respon.

2.2 Model Neuron Hodgkin-Huxley