III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Teori dan Komputasi, Departemen
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor
dari Bulan Oktober 2010 sampai dengan Juni 2011.
3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah sebuah laptop dengan
processor IntelR PentiumR Dual CPU T3400 2.16GHz 2.17GHz serta RAM
2,50 GB. Laptop tersebut dilengkapi software MS.Office 2010 dan MATLAB
R2010a guna pembuatan program simulasi.
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Studi Pustaka
Studi pustaka
dilakukan untuk
memahami proses penjalaran impuls dalam neuron sehingga memudahkan dalam
perancangan program simulasi. Selain itu studi pustaka akan mempermudah analisis
hasil yang diperoleh dari program simulasi serta mengaitkannya dengan keadaan fisis
neuron.
3.3.2 Pembuatan Program Simulasi
Langkah awal dalam penelitian ini adalah pembuatan program simulasi model
neuron Fitzhugh-Nagumo.
Pembuatan program dilakukan untuk mempermudah
analisis numerik yang dilakukan sekaligus menampilkan hasilnya dalam bentuk
gambar. Program dibuat menggunakan software MATLAB R2010a yang akan
menghasilkan keluaran gambar yang mirip dengan keadaan potensial aksi neuron. Nilai
parameter yang digunakan sesuai dengan nilai parameter yang digunakan dalam
simulasi Fitzhugh.
3.3.3 Analisis Numerik
Analisis numerik diperlukan karena persamaan
yang didapatkan
pada perancangan model neuron Fitzhugh-
Nagumo merupakan sistem dua persamaan diferensial. Persamaan ini sangat sulit
diselesaikan secara analitik, sehingga diperlukan
analisis numerik
untuk memecahkan sistem persamaan tersebut.
Metode yang akurat untuk menyelesaikan Model neuron Fitzhugh-Nagumo adalah
Runge-Kutta 45 karena terdiri dari persamaan diferensial biasa. Software
MATLAB R2010a telah menyediakan sebuah fungsi ode45 yang bekerja
berdasarkan metode tersebut. Keberadaan fungsi ini dapat mempermudah penelitian
dalam mencari solusi persamaan diferensial dari model neuron Fitzhugh-Nagumo.
3.3.4 Variasi Nilai a, b, dan c Model Neuron Fitzhugh-Nagumo
Setelah program simulasi berhasil menampilkan gambar yang mirip dengan
potensial aksi neuron, langkah berikutnya adalah memvariasikan nilai a, b, dan c
model neuron Fitzhugh-Nagumo. Variasi dimulai dengan memvariasikan nilai a. Pada
kondisi ini, b dan c tetap bernilai konstan yang nilainya sesuai dengan nilai parameter
simulasi Fitzhugh. Variasi dilakukan hingga mendapatkan sekitar tiga gambar keluaran
program yang cukup signifikan sehingga dapat digunakan untuk bahan analisis.
Perlakuan yang sama juga berlaku pada saat melakukan variasi terhadap b dan c.
3.3.5 Analisis Hasil Simulasi
Setelah semua data didapatkan, langkah berikutnya adalah menganalisis hasil
keluaran tersebut. Gambar yang diperoleh dari penelitian dibandingkan hasilnya
dengan keadaan potensial aksi neuron. Dengan mengamati perubahan yang tampak
pada gambar keluaran pada setiap variasi, dapat diketahui hubungan tiap konstanta
terhadap keadaan fisis membran neuron.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Simulasi Model Neuron Fitzhguh- Nagumo
Model neuron Fitzhugh-Nagumo terdiri atas dua persamaan diferensial seperti yang
disebutkan pada persamaan 16 dan 17.
7
Hasil persamaan 16 berkaitan dengan potensial
membran sehingga
dapat menjelaskan keadaan potensial aksi sebuah
neuron. Hasil ini dipengaruhi oleh besar rangsangan z yang diberikan pada neuron
serta besarnya konstanta a, b, dan c. Hasil simulasi model Fitzhugh-Nagumo seperti
pada Gambar 6 diperoleh dengan menggunakan program MATLAB. Nilai
parameter yang dipilih besarnya sama dengan nilai parameter simulasi yang
dilakukan oleh Fitzhugh, yaitu z = -0,4; a = 0,7; b = 0,8; dan c = 3.
7
Hasil simulasi menggambarkan ketika waktu t = 1 ms neuron baru saja menerima
rangsangan. Rangsangan yang dianggap
sebagai arus ini menyebabkan kenaikan potensial membran yang ditunjukkan dengan
naiknya kurva. Sekitar 2 ms kemudian, potensial membran mencapai batas ambang
yang ditandai dengan meningkatnya potensial membran secara drastis. Keadaan
ini menggambarkan bereaksinya protein membran transaxonal
3
yang sangat peka terhadap perubahan potensial di sekitarnya.
Reaksi protein yang berperan sebagai saluran ion Na dan K ini mengakibatkan
terjadinya potensial aksi.
Gambar 7. Hasil simulasi model neuron
Fitzhugh-Nagumo. Potensial aksi terjadi dalam rentang
waktu 3-12 ms. Pada saat t = 3-4 ms terjadi peningkatan potensial membran yang
“cukup tajam”. Keadaan ini menggambarkan adanya peningkatan permeabilitas membran
neuron terhadap ion Na. Saluran ion Na terbuka dan Na
+
masuk ke dalam neuron sehingga potensial di dalam neuron yang
awalnya bernilai negatif berubah menjadi lebih positif daripada potensial di luar
neuron. Pada saat t = 4–10 ms terjadi penurunan potensial membran namun tidak
terlalu curam. Pada fase ini terjadi dua keadaan sekaligus, yaitu peningkatan
permeabilitas membran terhadap ion K disertai dengan penurunan pemeabilitas
membran terhadap ion Na. Pada saat saluran ion K
terbuka, keadaan di luar neuron lebih negatif sehingga K
+
di dalam neuron keluar. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan
potensial membran neuron. Pada waktu yang sama, saluran ion Na mulai tertutup
menyebabkan berkurangnya Na
+
yang masuk ke dalam neuron. K
+
yang keluar lebih banyak daripada Na
+
yang masuk sehingga potensial mengalami penurunan
namun tidak terlalu curam. Pada saat t = 10–12 ms potensial
membran mengalami penurunan drastis. Keadaan ini menggambarkan membran
sudah tidak permeabel terhadap Na
+
karena saluran ion Na sudah tertutup rapat sehingga
hanya saluran ion K yang masih terbuka. Keluarnya K
+
dari neuron tanpa disertai masuknya Na
+
mengakibatkan potensial membran neuron mengalami penurunan
yang lebih curam daripada sebelumnya. Tepat saat t = 12 ms saluran ion K telah
tertutup rapat sehingga tidak ada saluran ion yang terbuka. Hanya active transport dan
passive redistribution
3,9
yang terjadi dan mengakibatkan potensial membran kembali
pada potensial istirahatnya. Pada saat ini neuron
mengalami periode
relative refractory.
9,10
Neuron hanya
dapat memberikan respon apabila rangsangan yang
diberikan sangat kuat melebihi rangsangan normal yang diberikan saat neuron berada
pada potensial istirahat. Secara keseluruhan hasil simulasi
menunjukkan bahwa potensial aksi yang terbentuk menggambarkan pada lamanya
proses terbuka dan menutupnya saluran- saluran ion. Saluran ion Na terbuka sangat
singkat, yaitu sekitar 1 ms. Namun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menutup kembali sekitar 6 ms. Saluran ion K terbuka lebih lama bila dibandingkan
dengan saluran ion Na. Saluran ion ini terbuka kurang lebih selama 8 ms. Semua
keadaan di atas menggambarkan pembukaan saluran ion Na berlangsung sangat cepat
sedangkan penutupan saluran ion Na dan pembukaan saluran ion K sebagai variabel
pemulihan berlangsung lebih lama. Hasil ini menggambarkan keadaan neuron yang
sesungguhnya sehingga sesuai dengan yang diharapkan.
4.2 Variasi Nilai a, b, dan c