jenis komoditas, namun diupayakan dapat dibuat
secara bergantian tiap tahun.
Kesimpulan wawancara: ada peranan
7. Direktorat
Pemasaran Internasional
-Ditjen Pengolahan
dan Pemasaran
Hasil Pertanian-
Kementerian Pertanian
Melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pemasaran internasional.
1.
penyiapan perumusan kebijakan di bidang
analisis, pengembangan
ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran
regional, multilateral, dan kerjasama
komoditi.
2.
pelaksanaan kebijakan di bidang analisis,
pengembangan ekspor pemasaran bilateral,
pemasaran regional, multilateral, dan
kerjasama komoditi.
3.
penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria di bidang analisis
pengembangan ekspor, pemasaran
bilateral, pemasaran regional, multilateral,
dan kerjasama Meningkatnya
pemasaran internasional hasil
pertanian.
1.
Jumlah partisipasi dalam perundingan
internasional bidang pertanian
untuk memperjuangkan
pemasaran komoditi pertanian
indonesia.
2.
Jumlah hasil analisa data ekpor
dan impor komoditi pertanian.
3.
Data perdangan lainnya yang
diperlukan.
4.
Jumlah gapoktan yang dibina dalam
rangka peningkatan ekspor.
Memfasilitasi koordinasi pengembangan ekspor produk
pertanian dalam arti luas. Kesimpulan wawancara: karet
termasuk diperhatikan, sehingga ada peranan
komoditi.
4.
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang analisis, pengembangan
ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran
regional, multilateral, dan kerjasama
komoditi.
5.
pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat
Pemasaran Internasional.
8.
Direktorat Perluasan
dan Pengelolaan
Lahan, Ditjen
Sarana Prasarana,
Kementerian Pertanian
Melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang perluasan dan
pengelolaan lahan
1.
penyiapan perumusan kebijakan di bidang
basis data lahan.
2.
pengendalian lahan, optimasi, rehabilitasi
dan konservasi lahan, dan
3.
perluasan kawasan tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan
peternakan.
4.
pelaksanaan kebijakan di bidang basis data
lahan, pengendalian lahan, optimasi,
Meningkatnya produktivitas lahan
pertanian, luas areal pertanian baru dan
prasarana jalan pertanian serta
pengendalian lahan untuk mendukung
peningkatan produksi pertanian.
2012:
1.
Progran perluasan kawasan tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
2.
Program pengembangan basis data lahan,
pengendalian lahan, optimasi, rehabilitasi dan
konservasi lahan, dan perluasan kawasan tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan
a
untuk Sumatera Selatan tidak dijelaskan secara
spesifik program khusus
rehabilitasi dan konservasi lahan, dan
perluasan kawasantanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan.
5.
penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria di bidang basis data lahan,
pengendalian lahan, optimasi, rehabilitasi
dan konservasi lahan, dan perluasan
kawasan tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan.
6.
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang basis data lahan, pengendalian
lahan, optimasi, rehabilitasi dan
konservasi lahan, dan perluasan kawasan
tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan perluasan lahan karet.
b Kesimpulan
wawancara: tidak ada kegiatan khusus karet,
sehingga tidak ada peranan
peternakan.
7.
Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat
Perluasan dan Pengelolaan Lahan.
9. Kepala Balai
Pengkajian Teknologi
Pertanian BPTP
Sumatera Selatan,
Badan Litbang
Pertanian, Kementerian
Pertanian Melaksanakan
pengkajian, perakitan, dan
pengembangan teknologi pertanian
tepat guna spesifik lokasi di wilayah
kerja BPTP Sumatera Selatan.
1.
Pelaksanaan inventarisasi dan
identifikasi kebutuhan teknologi pertanian
spesifik lokasi.
2.
Pelaksanaan penelitian, pengkajian,
dan perakitan teknologi pertanian
tepat guna dan spesifik lokasi.
3.
Pelaksanaan pengembangan
teknologi dan diseminasi hasil
pengkajian serta perakitan materi
penyuluhan.
4.
Penyiapan kerjasama, informasi,
dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan
dan pengembangan Menyediakan dan
menyebarluasan inovasi spesifik
lokasi mendukung program strategis
pembangunan pertanian nasional
dan daerah. 2012:
Program pengembangan penelitian, pengkajian, dan
perakitan teknologi pertanian tepat guna dan spesifik lokasi
termasuk terknologi budidaya dan pengolahan pasca penen
karet. Kesimpulan wawancara: ada
peranan
teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi.
5.
Pemberian pelayanan teknik kegiatan
pengkajian, perakitan, dan pengembangan
teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi.
6.
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian BPTP Sumatera Selatan,
Badan Litbang Pertanian,
Kementerian Pertanian.
10. Kepala Pusat
Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi
Pertanian, Kementerian
Pertanian Melaksanakan
pengelolaan perpustakaan dan
penyebaran informasi iptek
pertanian.
1.
perumusan program, anggaran, dan evaluasi
perpustakaan,
2.
pengelolaan sumberdaya dan
pelayanan perpustakaan,
3.
pembinaan sumber daya perpustakaan di
lingkungan Kementan, 2012:
Penyebaran informasi melalui Agritek yang dapat diakses
melalui situs pustaka.
1.
Penyebaran informasi terbaru.
2.
Penyebaran informasi terseleksi.
3.
Pengembangan Digital Library.
4.
pembinaan dan pengelolaan publikasi
hasil penelitian dan pengembangan
pertanian,
5.
penyebaran informasi Iptek dan hasil-hasil
penelitian pertanian,
6.
pengelolaan sarana instrumentasi
teknologi informasi dan bahan pustaka,
7.
g pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga pustaka.
4.
Pengembangan Repository Publikasi Badan Litbang
Pertanian.
5.
Penerbitan buku hasil penelitian dan
pengembangan pertanian melalui IAARD Press.
6.
Pengelolaan koleksi perpustakaan dan pangkalan
data iptek pertanian.
7.
Penerbitan publikasi termasuk majalah ilmiah
hasil penelitian dan pengembangan pertanian.
Kesimpulan wawancara: ada peranan
11. Lembaga
Riset Perkebunan
Indonesia LRPI
Menemukan dan mengembang-kan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mampu meningkatkan daya
saing agribisnis perkebunan
Indonesia.
1.
Melaksanakan seluruh keputusan Rapat
Anggota dan Pengurus Asosiasi Penelitian
Perkebunan Indonesia APPI.
2.
Menetapkan kebijakan operasional
pengelolaan LRPI dan unit-unit kerjanya
serta pengalokasian sumberdaya yang
terkait.
3.
Menyusun Rencana Menciptakan,
merekayasa, dan mengembangkan
teknologi yang strategis dan
berwawasan lingkungan serta
rekomendasi kebijakan
pembangunan di bidang perkebunan
sesuai kebutuhan pengguna,
2008-2012: Balai Penelitian Teknologi
Karet Bogor BPTK Bogor melakukan kegiatan:
Penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi karet,
terutama ke arah industri hilir, melalui tiga unit kelompok
penelitian tentang karet mulai dari klon unggul sampai
teknologi industri hilir karet melalui tiga kelompok yaitu
unit lateks, karet padat, serta rekayasa alat dan mesin
Kerja RK dan Rencana Anggaran
Belanja RAB. Atas rekomendasi Pengurus
APPI, RK dan RAB tersebut kemudian
diajukan kepada Rapat Anggota RA APPI.
4.
Melakukan upaya- upaya penggalian
dana untuk operasionalisasi LRPI
dan Unit-Unit Kerjanya;
menghimpun dan mendistribusikan dana
yang bersumber dari anggota APPI, dari
Puslit lingkup LRPI, maupun dari sumber
lainnya.
5.
Membina, mengkoordinasi dan
mengawasi kegiatan operasional Pusat-
Pusat Penelitian lingkup LRPI.
pengolahan karet dan peneltiian social ekonomi, melayani
pengadaan beberapa produk barang jadi karet dan lateks,
publikasi hasil penelitian, pelatihan teknik budidaya dan
pengolahan karet; program kerjasama dengan perguruan
tinggi dan lembaga non pemerintah terutama diarahkan
untuk memacu pengembangan IPTEK serta mempercepat alih
teknologi kepada pengguna hasil-hasil penelitian,
khususnya pengusaha yang bergerak di bidang pertanian,
meningkatkan akses Indonesia terhadap metode dan teknologi
yang relevan dan terkini yang telah dihasilkan pusat-pusat
penelitian internasional. Kesimpulan wawancara: ada
peranan
12. Pusat
Teknologi Produksi
Pertanian, Deputi
Teknologi Agroindustri
dan Bioteknologi
, Badan Pengkajian
dan Penerapan
Teknologi BPPT
Melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pengkajian dan penerapan
teknologi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
1.
Pengkajian dan penyusunan kebijakan
nasional di bidang pengkajian dan
penerapan teknologi
2.
Koordinasi kegiatan fungsional dalam
pelaksanaan tugas BPPT.
3.
Pemantauan, pembinaan dan
pelayanan terhadap kegiatan instansi
pemerintah dan swasta dibidang pengkajian
dan penerapan teknologi dalam
rangka inovasi, difusi, dan pengembangan
kapasitas, serta membina alih
teknologi.
4.
Penyelenggaraan pembinaan dan
pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketatausahaan,
organisasi dan tatalaksana,
2012: Khusus terkait dengan karet
dalam 5 tahun terakhir hanya berupa kegiatan di Tahun 2012-
2013 tentang kerjasama antara BPPT dengan Balitbangnovda
Provinsi Sumatera Selatan dalam rangka Program
Hilirisasi Barang Karet. Kesimpulan wawancara: ada
peranan
kepegawaian, keuangan, kearsipan,
persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
13. Deputi
Bidang Teknologi
Informasi, Energi dan
Material TIEM,
Badan Pengkajian
dan Penerapan
Teknologi BPPT
Melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pengkajian dan penerapan
Informasi, Energi dan Material
TIEM, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
1.
Pengkajian dan penyusunan kebijakan
nasional di bidang pengkajian dan
penerapan teknologi
2.
Koordinasi kegiatan fungsional dalam
pelaksanaan tugas BPPT.
3.
Pemantauan, pembinaan dan
pelayanan terhadap kegiatan instansi
pemerintah dan swasta dibidang pengkajian
dan penerapan teknologi dalam
rangka inovasi, difusi, dan pengembangan
kapasitas, serta membina alih
teknologi. 2012-2013:
Pengembangan pilot project sarana produksi kompon karet
di Ogan Ilir, yang diharapkan akan beroperasi dengan optimal
pada tahun anggaran 2014 mendatang, dan revitalisasi
klaster industri karet di Sumatera Selatan dalam rangka
mendukung Program Percepatan Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Koridor Ekonomi Sumatera MP3EI-
KES, berupa kegiatan kajian pengembangan produktifitas
karet dari hulu sampai hilir, pengembangan terpadu
pelayanan teknologi, informasi, sertifikasi di bidang karet,
termasuk perumusan teknologi, inovasi dan transfer teknologi.
Kesimpulan wawancara: ada
4.
Penyelenggaraan pembinaan dan
pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketatausahaan,
organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan,
persandian, perlengkapan dan
rumah tangga. peranan
14.
Direktorat Hasil Hutan
dan Perkebunan,
Ditjen Industri
Agro, Kementerian
Perindustrian melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta
pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang industri hasil hutan
dan perkebunan
1.
Penyusunan program, evaluasi dan
pelaporan di bidang industri hasil hutan
dan perkebunan.
2.
penyiapan perumusan kebijakan termasuk
penyusunan peta panduan
pengembangan klaster industri pengolahan
kelapa sawit, industri karet dan barang
karet.
3.
penyiapan pelaksanaan kebijakan
termasuk 2012:
Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Industri Karet.
2013:
1.
Koordinasi bimbingan teknis dan evaluasi
Pengembangan Klaster Industri Agro.
2.
Koordinasi kesiapan industri karet dalam
menghadapi perdagangan bebas ASEAN 2015 di
Jakarta, yakni meningkatkan kualitas
produk ban melalui penerapan standar yang
mutakhir dan diversifikasi
pengembangan klaster industri pengolahan
kelapa sawit, industri karet dan barang
karet, industri furniture, industri
kertas, dan pengembangan klaster
industri hasil hutan dan perkebunan
lainnya.
4.
penyiapan pemberian bimbingan teknis di
bidang industri hasil hutan dan perkebunan.
5.
pelaksanaan urusan tata usaha dan
manajemen kinerja Direktorat.
produk untuk mengembangkan industri
ban, mendorong industri terus memenuhi kebutuhan
pasar dalam negeri, bahan baku dan bahan pendukung
produksi.
3.
Mengumpulkan informasi jenis industri pengolahan
karet di Indonesia, perkembangan harga dan
data ekspor karet alam di Indonesia.
4.
Kesimpulan wawancara:ada peranan
15.
Direktorat Ekspor
Produk Pertanian
dan Kehutanan,
Kementerian Perdagangan
Melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan,
penyusunan pedoman, norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta
pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi pelaksanaan
1.
Penyiapan perumusan kebijakan peningkatan
ekspor produk tanaman pangan,
perikanan dan peternakan,
perkebunan, hortikultura, rempah-
rempah dan tanaman obat, dan kehutanan.
2.
Penyiapan 2012:
Program fasilitasi peningkatan ekspor produk tanaman pangan,
perikanan dan peternakan, perkebunan, hortikultura,
rempah- rempah dan tanaman obat, dan kehutanan.
Kesimpulan wawancara: tidak ada kegiatan khusus karet
sehingga tidak ada peranan