Gabungan Pengusaha Analisis Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Agribisnis Karet Rakyat dalam Perspektif Peranan Kelembagaan dan Ekonomi Wilayah di Provinsi Sumatera Selatan

pembagian tugas antara Direktorat Pasca Panen Ditjen Perkebunan dengan Ditjen PPHP dalam pembinaan pasca panen, pemasaran, dan penguatan kelembagaan kelompok tani untuk pemasaran. memperjelas pembagian peranan agar dapat menghindari duplikasitumpang tindih program di bidang pengolahan dan pemasaran, melalui mencoba exercise percontohan kerjasama dalam pengelolaan per komoditas prioritas; menyusun dan menetapkan secara bersama- sama tentang komoditas perkebunan karet sebagai komoditas ekspor yang prioritas; mengefektifkan koordinasi untuk sinkronisasi mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi per komoditas. realisasi PIR BUN, karena bencana alam, ketersediaan lahan, proyek ditutup, pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Perkebunan setempat. dan alokasi pendanaan untuk menyiapkan perencanaan pengelolaan pengembangan wilayah kabupatenkota berbasis agribisnis produk unggulan karet dari hulu ke hilir secara terintegrasi antar SKPD dan antar pelaku usaha, melalui peningkatan koordinasi, sinkronisasi dan kerjasama dengan seluruh organisasilembaga terkait; mendorong BupatiWalikota untuk meningkatkan keberpihakan dalam peningkatan jumlah pegawai fungsional dan tenaga ahli profesional dalam penguatan efektifitas program revitalisasi perkebunan karet sebagai bahan baku industri. 11 Kementerian Pertanian hanya membuat kebijakan tentang penyuluhan pertanian dalam arti luas, sehingga tidak ada program bersifat teknis tentang pelatihan SDM PPL khusus untuk pengembangan agribisnis karet rakyat di Sumatera Selatan. Badan Pengembangan SDM dan Penyuluhan Pertanian Kementan, perlu melakukan perubahan peranan tidak hanya pada penyusunan NSPM dan fasilitasi pelatihan ketahanan pangan atau pertanian secara umum, namun lebih meningkatkan efektfiitas dan profesionalisme PPL melalui program fasilitasi dan koordinasi serta dukungan Penetapan SK Tim Pelaksana ProvinsiKabupaten dan CPCL seringkali terlambat sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi terlambat. Solusi diperlukan adanya percepatan penetapan SK agar kegiatan berjalan sesuai waktunya.