Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Faktor-Faktor dalam Memilih dan Menggunakan Alat Kontrasepsi

Petugas tenaga kesehatan yang melayani akseptor KB di lapangan adalah dokter sebanyak 4 orang, bidan sebanyak 25 orang dan BKB PP UPT Deli Serdang yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit sebanyak 10 orang. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sibolangit tersebut, menunjukkan faktor yang menyebabkan akseptor KB tidak memakai kontrasepsi AKDRIUD antara lain adalah karakteristik ibu umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas, dukungan suami, budaya dan kualitas pelayanan KB ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga yang terlatih. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan karakteristik ibu, dukungan suami, budaya dan kualitas pelayanan KB dengan pemakaian kontrasepsi AKDRIUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah rendahnya penggunaan AKDRIUD pada ibu PUS di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik ibu umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas, dukungan suami, budaya dan kualitas pelayanan KB ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga terlatih dengan Universitas Sumatera Utara pemakaian kontrasepsi AKDRIUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

1.4. Hipotesis

Karakteristik ibu umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas, dukungan suami, budaya dan kualitas pelayanan KB ketersediaan alat kontrasepsi dan ketersediaan tenaga terlatih berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi AKDRIUD di wilayah kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Peneliti

Sebagai upaya untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya tentang kontrasepsi AKDRIUD. 1.5.2. Bagi Puskesmas Sibolangit dan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Sebagai informasi dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan KB AKDRIUD sesuai target.

1.5.3. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan agar meningkatkan kualitas pemberian kontrasepsi AKDRIUD dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang AKDRIUD.

1.5.4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selajutnya sebagai referensi pengembangan ilmu kesehatan masyarakat, khususnya yang terkait dengan kontrasepsi AKDRIUD Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur sel wanita yang matang dan sel sperma sel pria yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya mempunyai perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu menunda kesuburankehamilan, mengatur menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kehamilan atau kesuburan Suratun, dkk, 2008. Cara kerja kontrasepsi bermacam macam tetapi pada umumnya yaitu : a. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. b. Melumpuhkan sperma. c. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

2.2. Alat Kontrasepsi dalam Rahim AKDR Intra Uterine Devices IUD

2.2.1. Pengertian

AKDRIUD adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke uterus melalui kanalis servikalis dengan cara kerja utamanya adalah mencegah 10 Universitas Sumatera Utara pembuahan dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidanparamedik lain yang sudah dilatih Pendit, dkk, 2006.

2.2.2. Jenis AKDRIUD

Jenis AKDRIUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah : a. Copper-T AKDRIUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas anti pembuahan yang cukup baik. AKDRIUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas anti pembuahan yang cukup baik. b. Copper-7 AKDRIUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm², fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada AKDRIUD Copper-T. c. Multi Load AKDRIUD ini terbuat dari plastik polyethelene dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm² Universitas Sumatera Utara atau 375 mm² untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small dan mini. d. Lippes Loop AKDRIUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm benang biru, tipe B 27,5 mm benang hitam, tipe C berukuran 30 mm benang kuning dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal benang putih. Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian AKDRIUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik Proverawati, dkk, 2010.

2.2.3. Efektifitas

Sebagai kontrasepsi, AKDRIUD dalam mencegah kehamilan mencapai 98 hingga 100 bergantung pada jenis AKDRIUD. Yang terbaru tipe Copper T efektifitasnya sangat tinggi, bahkan selama 8 tahun penggunaan tidak ditemukan adanya kehamilan. Pada penelitian yang lain ditemukan setelah penggunaan 12 tahun ditemukan 2,2 kehamilan per 100 pengguna dan 0,4 diantaranya terjadi kehamilan ektopik Meilani, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Mekanisme Kerja AKDRIUD

Mekanisme kerja AKDRIUD adalah sebagai berikut : a. Menghambat kemampuan sperma masuk ke dalam tuba falopii b. Memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri c. AKDRIUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDRIUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus Proverawati, dkk, 2010.

2.2.5. Keuntungan AKDRIUD

Keuntungan dari AKDRIUD ini adalah sebagai berikut : a. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. b. AKDRIUD dapat efektif segera setelah pemasangan c. Metode jangka panjang dapat sampai 10 tahun tidak perlu diganti d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat, seperti pil atau suntik e. Tidak memengaruhi hubungan seksual f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR CuT-380A h. Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI seperti metode kontrasepsi hormonal Universitas Sumatera Utara i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus apabila tidak terjadi infeksi j. Dapat digunakan sampai menopause 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat l. Dapat dilepas jika menginginkan anak lagi, karena tidak bersifat permanen m. Tidak bersifat karsinogen, yaitu dapat menyebabkan kanker karena hormon yang terkandung didalamnya Pinem, dkk, 2009. n. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian satu kali motivasi o. Tidak menimbukan efek sistematik p. Efektivitas cukup tinggi q. Reversible Sarwono, 2009.

2.2.6. Kerugian

Efek samping yang umum terjadi pada penggunaan kontrasepsi AKDRIUD adalah : a. Perubahan siklus haid umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan yaitu : a. Haid lebih lama dan banyak. b. Perdarahan spotting antar menstruasi. c. Saat haid lebih sakit. Universitas Sumatera Utara b. Komplikasi lain : a. Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan. b. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia. c. Perforasi dinding uterus sangat jarang apabila pemasangannya benar. c. Tidak mencegah infeksi menular seksual IMS termasuk HIVAIDS. a. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan b. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDRIUD, penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas c. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDRIUD. Sering kali perempuan takut selama pemasangan d. Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi segera setelah pemasangan AKDRIUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari. e. Klien tidak dapat melepaskan AKDRIUD sendiri f. Mungkin AKDRIUD keluar dari uterus tanpa diketahui sering terjadi apabila AKDRIUD dipasang segera setelah melahirkan. g. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDRIUD untuk mencegah kehamilan normal Proverawati, dkk, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.2.7. Indikasi

a. Usia reproduktif b. Telah mendapat persetujuan dari suami c. Pernah melahirkan dan mempunyai anak, serta ukuran rahim tidak kurang 5 cm. d. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi. e. Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun. f. Dianjurkan sebagai pengganti pil KB bagi akseptor KB yang berumur diatas 30 tahun. g. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang h. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi i. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya j. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi k. Resiko rendah dari IMS l. Tidak menghendaki metode hormonal Saifuddin, 2003.

2.2.8. Kontraindikasi Pemakaian AKDRIUD

Menurut Meilani 2010, kontraindikasi pemakaian AKDRIUD adalah : a. Sedang hamil diketahui hamil atau kemungkinan hamil b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui sampai dapat dievaluasi c. Sedang menderita infeksi alat genital vaginitis, servisitis d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita abortus septic Universitas Sumatera Utara e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri f. Kanker alat genital g. Ukuran rongga panggul kurang dari 5 cm

2.2.9. Cara Pemasangan AKDRIUD

Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDRIUD setinggi mungkin dalam rongga rahim cavum uteri. Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu serviks masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDRIUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali Hartanto, 2004 .

2.3. Faktor-Faktor dalam Memilih dan Menggunakan Alat Kontrasepsi

Seperti kita ketahui sampai saat ini belum tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100 ideal atau sempurna. Pengalaman menunjukkan bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk cafeteria atau supermarket, yang artinya calon klien memilih sendiri metode kontrasepsi yang diinginkannya. Menurut Hartanto 2004, faktor-faktor yang memengaruhi dalam memilih metode kontrasepsi adalah : Universitas Sumatera Utara a. Faktor pasangan, yang dapat memengaruhi motivasi dalam memilih metode kontrasepsi, yaitu meliputi : umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah anak yang diinginkan, pengalaman dengan alat kontrasepsi yang lalu, sikap dari individu sendiri dan sikap dari pasangan suami. b. Faktor kesehatan, yang dapat memengaruhi keadaan kontraindikasi absolute atau relative, yaitu meliputi : status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul. c. Faktor metode kontrasepsi, yang berhubungan dengan tingkat penerimaan dan pemakaian yang berkesinambungan, yaitu meliputi: efektifitas, efek samping, kerugian, komplikasi-komplikasi yang potensial dan besarnya biaya. Menurut Proverawati, dkk 2010, beberapa kendala yang sering dijumpai dilapangan sehingga masyarakat masih enggan menggunakan kontrasepsi AKDRIUD ini antara lain : a. Pengetahuanpemahaman yang salah tentang AKDRIUD Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi AKDRIUD. Beberapa temuan fakta memberikan implikasi program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan kontrasepsi terutama AKDRIUD juga menurun. Jika hanya sasaran para wanita saja yang selalu diberi informasi, sementara para suami kurang pembinaan dan pendekatan, suami kadang melarang istrinya karena faktor ketidaktahuan dan tidak ada komunikasi untuk saling memberikan pengetahuan. Universitas Sumatera Utara b. Pendidikan pasangan usia subur PUS yang rendah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan pasangan suamiistri yang rendah akan menyulitkan proses pengajaran dan pemberian informasi, sehingga pengetahuan tentang AKDRIUD juga terbatas. c. Sikap dan pandangan negatif masyarakat Sikap ini juga berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan seseorang. Banyak mitos tentang AKDRIUD seperti dapat mengganggu kenyamanan hubungan suamiistri, mudah terlepas jika bekerja terlalu keras, menimbulkan kemandulan dan lain sebagainya. d. Sosial budaya dan ekonomi Tingkat ekonomi memengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan. Walaupun jika dihitung dari segi keekonomisannya, kontrasepsi AKDRIUD lebih murah dari KB suntik atau pil, tetapi terkadang orang melihatnya dari berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali pasang. Kalau patokannya adalah biaya setiap kali pasang, mungkin AKDRIUD tampak jauh lebih mahal. Tetapi kalau dilihat jangka waktu penggunaannya tentu biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasangan AKDRIUD akan lebih murah dibandingkan KB suntik ataupun pil. AKDRIUD Universitas Sumatera Utara bisa aktif selama 3-5 tahun tahun, bahkan seumur hidup atau sampai dengan menopause. Sedangkan KB suntik atau pil hanya mempunyai masa aktif 1-3 bulan saja, yang artinya untuk mendapatkan efek yang sama dengan AKDRIUD seseorang harus melakukan 12-36 kali suntikan bahkan berpuluh-puluh kali lipat

2.4. Dukungan

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Dukungan Suami Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada Wanita Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 85 131

Pengaruh Budaya Akseptor Kb Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Iud Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

10 67 153

Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014

4 39 171

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR DENGAN KEJADIAN MENOMETRORAGI PADA AKSEPTOR KB AKDR DI HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR DENGAN KEJADIAN MENOMETRORAGI PADA AKSEPTOR KB AKDR DI KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 14

HUBUNGAN DEMAND KB DENGAN PEMAKAIAN METODE KONTRASEPSI IUD WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO

0 0 12

B. Pengetahuan - Hubungan Karakteristik Ibu, Dukungan Suami, Budaya dan Kualitas Pelayanan KB dengan Pemakaian Kontrasepsi AKDR (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 46

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kontrasepsi - Hubungan Karakteristik Ibu, Dukungan Suami, Budaya dan Kualitas Pelayanan KB dengan Pemakaian Kontrasepsi AKDR (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 25

Hubungan Karakteristik Ibu, Dukungan Suami, Budaya dan Kualitas Pelayanan KB dengan Pemakaian Kontrasepsi AKDR (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 9

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU, DUKUNGAN SUAMI, BUDAYA DAN KUALITAS PELAYANAN KB DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TESIS

0 0 19

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD pada Akseptor Kontrasepsi IUD di Puskesmas Tegalrejo Tahun

0 0 14