c. Karakteristik kebutuhan need characteristik Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan
pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan pendukung itu ada. Karakteristik kebutuhan itu sendiri dapat dibagi menjadi 2 kategori yakni :
a. Perceived subject assessment : simptom, fungsi-fungsi yang terganggu, persepsi terhadap status kesehatannya.
b. Evaluated clinical diagnosis : simptom dan diagnosis
2.7. Beberapa Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Perilaku Penggunaan AKDRIUD
Berdasarkan penelitian Imbarwati 2009, beberapa faktor yang berkaitan dengan penggunaan KB AKDRIUD pada peserta KB di Kecamatan Pedurangan
Kota Semarang adalah pengetahuan yang kurang baik tentang KB AKDRIUD semakin menjauhkan AKDRIUD sebagai salah satu pilihan bagi akseptor KB,
Alasan yang mayoritas klien yang lebih memilih menggunakan KB non AKDRIUD salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang akan informasi yang benar
tentang AKDRIUD sehingga menyebabkan mereka memiliki perasaan takut untuk memilih alat kontrasepsi tersebut.
Faktor pengetahuan suami sebagai pasangan dari peserta KB juga berkontribusi cukup besar sebagai pendukung sekaligus penganjur istri dalam
menjatuhkan pilihan kontrasepsi. Suami yang memiliki pengetahuan cukup tentang AKDRIUD akan cenderung menganjurkan dan mengijinkan istrinya menggunakan
Universitas Sumatera Utara
alat kontrasepsi jangka panjang tersebut. Perpaduan antara pengetahuan dan dukungan suami dengan kemauan yang kuat dari istri dalam menetapkan pilihan pada
alat kontrasepsi non hormonal yang terbukti efektif tersebut membuahkan keputusan yang bulat bagi kedua pasangan dalam memilih menggunakan kontrasepsi tersebut.
Selain itu kualitas pelayanan KB yang tergambar dalam dua dimensi kualitas. Dimensi pertama adalah gambaran ketersediaan berbagai pilihan metode kontrasepsi,
Dimensi mutu kedua dari kualitas pelayanan KB ternyata masih ada yang dipersepsikan kurang baik oleh responden, Dimensi mutu yang ketiga
menggambarkan kemauan petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat, serta memberikan pelayanan dengan trampil. Dimensi yang keempat
menggambarkan pengetahuan dan kemampuan petugas kesehatan untuk
menimbulkan pemahaman dan kemantapan bagi klien dalam memilih salah satu metode kontrasepsi serta keramahan dan kesopanan petugas. Dimensi kelima
tergambar dari interaksi antara klien dan petugas kesehatan yang dinilai dari kecakapan petugas untuk menciptakan suasana serta komunikasi dua arah untuk
membantu memahami kebutuhan dan memberi perhatian pada klien. Menurut penelitian Junita Tatarini Purba 2008, bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi pemakaian alat kontrasepsi pada istri PUS KB di Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2008 adalah pengetahuan berpengaruh terhadap
pemakaian alat kontrasepsi Exp B = 6,151; 95 CI = 1,454-26,025 artinya jika pengetahuan ibu semakin baik maka peluang responden untuk memakai alat
Universitas Sumatera Utara
kontrasepsi 6,151 kali dibandingkan jika ibu dengan pengetahuan buruk, ketersediaan alat kontrasepsi berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi Exp B = 22,457;
95 CI = 3,893-129,551 artinya jika alat kontrasepsi tersedia maka peluang responden untuk memakai alat kontrasepsi 22,457 kali dibandingkan jika alat
kontrasepsi tidak tersedia, sikap ibu berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi Exp B = 4,253; 95 CI = 1,063-17,014 artinya jika sikap ibu semakin baik maka
peluang responden untuk memakai alat kontrasepsi 4,253 kali dibandingkan jika ibu dengan sikap buruk, jumlah anak berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi
Exp B = 0,118; 95 CI = 0,024-0,575 artinya jika jumlah anak semakin banyak maka peluang responden untuk memakai alat kontrasepsi 0,118 kali dibandingkan
jika jumlah anak semakin sedikit.
2.8. Landasan Teori