Anaplasma Identifikasi berdasarkan morfologi .1

dispnoe dan berakibat fatal Mahmmod et al. 2011. Siswansyah 1999 menyebutkan jenis Theileria jinak bisa berlangsung menahun dan berpotensi menurunkan produktifitas ternak seperti menurunya daya kerja, produksi susu dan daging dalam jangka waktu lama. Dugaan T. orientalis yang menyerang bisa dikuatkan dengan adanya temuan theileriosis pada sapi sapi import pedaging dari Australia di IHKS Instalasi Hewan Karantina Sementara di Teluk Naga, Legok, Lebak, Cieulengsi Silitonga 2009. Temuan tersebut bisa menjadi pintu masuknya infeksi di Indonesia. Lebak merupakan sentra pembibitan dan pengembangan kerbau. Kerbau dari daerah Lebak bisa dikirim ke berbagai daerah sekitar Tangerang-Banten, Bogor dan daerah lainnya. Jika terdapat hewan karier maka penyebaran infeksi ini menjadi lebih efektif. Hal tersebut bisa menjadi ancaman bagi peternakan kerbau itu sendiri maupun perternakan sapi lainnya.

4.1.3 Anaplasma

Pemeriksaaan mikroskopis ulas darah menggunakan perwarnaan giemsa dengan perbesaran 1000X menunjukkan temuan agen Anaplasma di dalam sel darah merah Gambar 8. Anaplasma merupakan parasit obligat intraseluler, ricketsia, bakteri Gram- negatif dan hidup di dalam sel darah mamalia Foley Biberstein 2004. Pada tahun 1939, berdasarkan klasifikasi Gieszczkiewicz dalam Souslby 1982 Anaplasma merupakan protozoa dalam filum Chiliophora. Sejak tahun 1957, Anaplasma diklasifikasikan dalam dalam filum Proteobacteria, ordo Ricketsiales Rajput et al. 2005, Rymaszewska Grenda 2008. Perubahan terbaru dalam taksonomi Anaplasma adalah pemindahan famili Erlichiaceae menjadi Anaplasmataceae. Pemisahan famili ini berdasarkan analisis genetik dari rRNA 16s, groELS dan gen permukaan Dumler et al. 2001. Anaplasma terlihat berupa masa badan inklusi bulat, berwarna ungu dengan pewarnaan giemsa, terletak pada tepi maupun tengah dari sel darah dan berukuran 0.3-1 µm. Jumlah badan inklusinya bervariasi antara 1-8 badan inkulsi intra sel darah merah Quinn et al. 2008. Pengamatan mendetil dengan minkroskop elektron menunjukkan bahwa Anaplasma tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki membran yang tidak teratur dengan beberapa penjuluran yang terdiri dari benang fibrilar dan vakuola makanan Quinn et al. 2008. Anaplasma masuk ke dalam sel darah merah merah melalui proses endositosis. Anaplasma akan menempel pada permukaan sel darah merah di Msp Major Surface Protein. Di dalam sel darah merah Anaplasma akan melakukan pembelahan biner. Hasil pembelahan Anaplasma dikeluarkan melalui permukaan sel dan bersifat menular pada sel darah merah lainnya Foley Biberstein 2004. Gambar 8 Gambaran mikroskopis Anaplasma kiri hasil penelitian, kanan referensi dengan perwarnaan Giemsa dan perbesaran 1000X Noaman et al 2009. Pemeriksaan agen dengan mikroskopis tidak bisa menunjukkan jenis Anaplasma yang menyerang kerbau. Prediksi Anaplasma yang menyerang kerbau berdasarkan induk semang dan sel yang terinfeksi adalah A. marginale atau A.centrale. Kedua Anaplasma ini ditemukan pada ruminansia dan menginfeksi sel darah merah Rymaszewska Grenda 2008.

4.2 Presentase Parasitemia