Penggunaan Nyata Sistem Analisis Pemanfaatan Sistem Preservasi Arsip Web Indonesia Menggunakan Technology Acceptance Model Studi Kasus Pada Perpustakaan Nasional Ri.

37 Pada Gambar 14 terlihat bahwa dari seratus sepuluh puluh responden yang menjawab, sebesar 44,6 atau lima puluh responden berlatar belakang pendidikan S1, 29.5 atau dua puluh tujuh responden merupakan lulusan S2, 15.2 atau tiga belas responden adalah lulusan SMA dan sebesar 8.9 atau delapan responden merupakan lulusan diploma dan angka yang menunjukan 1.8 atau lima responden kuesioner dijawab oleh responden yang bergelar doktor. Pekerjaan Responden Berdasarkan data yang diperoleh, responden yang disurvei berdasarkan pekerjaan yang ditunjukkan pada Gambar 15 terlihat bahwa dari seratus sepuluh responden mayoritas 30.4 atau tiga puluh tiga responden bekerja sebagai PNS, sedangkan 16.1 atau tujuh belas responden berstatus sebagai profesional dan angka yang hampir bersamaan ditunjukan oleh dua pekerjaan responden yang berbeda diantaranya dua puluh enam responden atau 26.8 ditempati oleh responden yang bekerja sebagai karyawan swasta dan dua puluh tujuh responden atau 26.8 berkegiatan sebagai pelajarmahasiswa. Intensitas akses web Perpusnas RI Beberapa perilaku responden yang berkaitan dengan intensitas dalam mengakses website Perpustakaan Nasional RI www.perpusnas.go.id sebagian besar menunjukan cukup sering melakukan dengan jumlah enam puluh tiga responden. Pada gambar 16 terlihat, mayoritas perilaku responden dalam mengakses website Perpusnas RI adalah yaitu sebesar 64.4 atau enam puluh tiga responden. Gambar 16 Responden berdasarkan Intensitas akses web Gambar 15 Responden berdasarkan pekerjaan terakhir 38 Beberapa responden yang berjumlah dua puluh tujuh atau 26.8 sangat sering mengakses website dan beberapa kali responden juga berpartisipasi dalam rangka mencari informasi tentang suatu website terlihat berjumlah 13 responden atau 14.3 . Dari jumlah tersebut terlihat adanya kebutuhan informasi dari responden yang bisa didapat dari mengakses website Perpusnas RI. Fekuensi akses web Perpusnas RI Sejak peresmian portal arsip web, sosialisasi yang dilakukan oleh pengelola sudah cukup sering melalui temu wicara. Pada Gambar 17 menunjukkan bahwa banyak responden yang cukup sering mengakses memanfaatkan portal arsip web dengan mengkases pada http:arsipweb.pnri.go.id sebesar 50.9 atau lima puluh lima responden dan sesekali responden mengakses portal arsip web sebesar 49.1 atau empat puluh delapan responden. Hal ini terlihat bahwa arsip web merupakan salah satu sarana layanan informasi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Data rekapitulasi tingkat penerimaan responden Dari penelitian ini, data hasil evaluasi tingkat penerimaan pengguna terhadap Portal Arsip Web Indonesia pada Perpustakaan Nasional RI, menunjukan bahwa secara keseluruhan implementasi penggunan sistem ini dapat diterima dengan mudah oleh pengguna. Skala penerimaan dari 1 - 4 dimana tingkat penilaian untuk 1 = Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat dalam lampiran 7 dan telah dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel 9 Rekapitulasi tingkat penerimaan responden 4 No Indikator Skala Penerimaan Persentase 1 2 3 4 5 1 Arsip web mudah diakses Menu mudah digunakan Tata letak mudah dipelajari Menu bantuan mudah dimengerti Indeks alfabetis mudah ditemukan Pilihan kategori mudah didapatkan 12.5 8.1 7.3 6.4 2.8 5.4 21.4 13.5 18.2 24.8 15.6 22.5 42.0 55.9 55.5 49.5 53.2 50.5 24.1 22.5 19.1 19.3 28.4 21.6 Gambar 17 Responden berdasarkan frekuensi akses web 39 6 No Indikator Skala Penerimaan Persentase 1 2 3 4 7 2 Arsip web memenuhi informasi Data statistik memberikan informasi Akses arsip web menghemat waktu Akses arsip web dapat hemat biaya Sumber informasi yang hemat waktu dan biaya 6.3 6.3 4.5 3.7 3.6 31.5 14.4 22.7 21.1 15.5 43.2 53.2 50.0 48.6 52.7 18.9 26.1 22.7 26.6 28.2 3 Senang menggunakan arsip web Senang mengakses repositori web Keaslian data dapat percaya Memilih menggunakan arsip web Pilihan sumber informasi 4.5 6.4 5.6 5.5 2.8 20.5 26.4 13.1 24.8 12.0 52.7 49.1 59.8 55.0 60.2 22.3 18.2 21.5 14.7 25.0 4 Arsip web dapat perbarui informasi Saran penggunaan arsip web 8.3 5.4 42.2 19.8 34.9 48.6 14.7 26.1 5 Kepuasan penggunaan arsip web Berbagi kepuasan dalam penggunaan Intensitas akses website Perpusnas RI 6.3 3.6 12.5 26.1 22.3 33.0 54.1 58.9 42.0 13.5 15.2 12.5 Hasil rekapitulasi tingkat penerimaan responden pada penelitian ini memiliki implikasi secara praktis yang berhubungan dengan hal-hal yang perlu dilakukan oleh pengelola dalam pengembangan sistem yang lebih lanjut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tingkat penerimaan terhadap Portal web Arsip Web Indonesia terlihat dalam tabel 9 adalah kecenderungan pengguna dalam hal penggunaan sistem preservasi arsip web masih rendah. Hal ini ditunjukan pada variabel niat menggunakan dalam indikator Arsip web dapat perbarui informasi yang bernilai 34.9. Tingkat ketidaksetujuan pengguna untuk memeriksa kebaruan informasi tentang suatu aspek yang tersebar diberbagai situs web Indonesia bernilai 42.2 diatas tingkat nilai kesetujuan. Kecenderungan perilaku pengguna untuk tetap menggunakan suatu sistem teknologi yang baru juga dapat menjadi alasan atas rendahnya tingkat penilaian penerimaan pada pengguna. Portal web Arsip Web Indonesia yang terdapat pada website Perpustakaan Nasional RI www.perpusnas.go.id merupakan media baru untuk penyebaran informasi yang dapat diakses oleh pengguna. Pentingnya menyediakan fasilitas yang lengkap diantaranya fitur-fitur yang mudah difahami, antar muka yang user friendly dan perlunya sosialisasi terhadap media ini. Hal tersebut salah satu prediksi yang menjadi kunci dimana pengguna dapat menilai dari pemanfaatan sistem preservasi arsip web ini. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan relevan maka penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan analisis statistik inferensial. Teknis analisis data ini menggunakan Structural Equation Model SEM dengan alat bantu pengolahan data menggunakan software AMOS kemudian hasil analisa dapat diinterpretasikan dan disimpulkan. 40 Hasil Analisis Statistik Inferensial Hasil Pengujian Normalitas Data Multivariat Berdasarkan Lampiran 8 pada uji kenormalan data diketahui bahwa secara individu, variabel obeservasi yang dalam hal ini adalah item indikator masing- masing memiliki nilai c.r yang berkisar antara -2.58 sampai 2.58 sehingga secara individu data dapat dikatakan berdistribusi normal. Namun untuk data secara multivariat diperoleh nilai c.r. sebesar 10.716, nilai tersebut berada diluar interval ± 2.58. sehingga dapat disimpulkan bahwa secara multivariat data tidak berdistribusi normal. Ketidaknormalan data multivariat ini salah satunya dapat disebabkan oleh data yang teridentifikasi sebagai data outlier. Dari hasil pengukuran dengan Jarak Mahalanobis diketahui bahwa terdapat dua observasi yang teridentifikasi sebagai data outlier yaitu observasi ke 82 dan 98. Pada observasi ke 82 memiliki nilai mahalanobis sebesar 56.728 dan observasi ke 98 nilai mahalobisnya yaitu 42.002. Kedua nilai tersebut lebih besar dari nilai Chi-Square tabel 38.93 dengan derajat bebas 21 jumlah item observasi pada taraf signifikansi 0.01. Tidak normalnya data menyebabkan penaksiran parameter dengan metode Maximum Likelohood ML tidak dapat dilakukan. Sehingga pada penelitian ini penaksiran parameter dilakukan dengan metode Unweighted Least Squares ULS. Hasil Permodelan Structural Equation Models SEM 1. Hasil Estimasi Parameter dalam Diagram Jalur Di bawah ini adalah diagram jalur pemodelan SEM beserta parameter hasil estimasi yang menggambarkan hubungan antara indikator dengan variabel laten serta hubungan variabel eksogen dengan variabel laten endogen. Gambar 18 Diagram jalur hasil estimasi 41

2. Hasil Identifikasi Model

Identifikasi model merupakan tahapan awal dalam pemeriksaan terhadap suatu model yang diusulkan apakah menghasilkan estimasi yang bersifat unique atau tidak. p : banyaknya variabel observasi = 21 t : banyaknya koefisien yang diestimasi pada model yang diteliti = 48 Perhitungannya adalah sebagai berikut : 1 2 21 21 1 48 2 183 p p df t + = − + = − = Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai df sebesar 183 dan df over-identified, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang diusulkan menghasilkan estimasi yang bersifat unique sehingga parameter yang ada pada model dapat ditaksir.

3. Hasil Evaluasi Kesesuaian Model

1 Hasil Evaluasi Kesesuaian Model Pengukuran Evaluasi model pengukuran dilakukan untuk melihat apakah variabel observasi sudah dengan tepat mengukur konstuknya. Evaluasi model pengukuran terdiri atas dua jenis, yaitu evaluasi validitas model pengukuran dan evaluasi reabilitas model pengukuran. Pada pengujian validitas dilakukan dengan melihat nilai loading factor dan nilai statistik hitung t. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan nilai muatan faktor standar standardized loading factor dan statistik hitung t untuk model pengukuran baik indikator dengan variabel laten eksogen maupun indikator dengan variabel laten endogen. a Hasil Evaluasi Validitas Model Pengukuran Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa seluruh muatan faktor standar standardized loading factor pada model pengukuran dari setiap variabel laten mempunyai validitas yang baik. Hal ini berdasarkan kriteria validitas yang baik, dimana nilai t muatan faktornya ≥ nilai kritis t hitung ≥ 1.96 dan nilai standardized loading factor ≥ 0.50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel observasiindikator pada model pengukuran dapat mengukur konstruknya dengan cukup baik. Tabel 10 Pengujian validitas model pengukuran Variabel Loading Factor t-hitung Measurement Error Keterangan Persepsi Kemudahan PEOU1 0.785 10.109 0.384 Valid PEOU2 0.842 10.273 0.291 Valid PEOU3 0.718 8.874 0.485 Valid PEOU4 0.725 8.231 0.474 Valid PEOU5 0.839 9.510 0.296 Valid 42 Variabel Loading Factor t-hitung Measurement Error Keterangan PEOU6 0.830 9.545 0.311 Valid Persepsi Manfaat PU1 0.822 …. 0.324 Valid PU2 0.748 4.134 0.441 Valid PU3 0.829 4.429 0.313 Valid PU4 0.822 4.448 0.324 Valid PU5 0.839 4.453 0.296 Valid Sikap Pengguna ATU1 0.820 …. 0.327 Valid ATU2 0.806 5.107 0.351 Valid ATU3 0.733 4.703 0.463 Valid ATU4 0.799 4.943 0.362 Valid ATU5 0.786 4.654 0.382 Valid Niat Menggunakan BITU1 0.691 …. 0.522 Valid BITU2 0.770 5.128 0.407 Valid Penggunaan Nyata AU1 0.769 …. 0.408 Valid AU2 0.860 4.573 0.261 Valid AU3 0.808 4.769 0.347 Valid b Hasil Evaluasi Reliabilitas Model Pengukuran Selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas untuk melihat konsistensi pengukuran variabel-variabel observasi secara bersama-sama terhadap masing- masing kunstruknya. Berikut ini ditampilkan nilai Construct Reliability CR dan Variance Extracted VE untuk setiap setiap variabel laten pada model pengukuran. Tabel 11 Pengujian Reliabilitas Model Pengukuran Konstruk Construcy Reliability Variance Extracted Keterangan Persepsi Kemudahan 0.9093 0.6265 Reliabel Persepsi Manfaat 0.9066 0.6604 Reliabel Sikap Pengguna 0.8919 0.6230 Reliabel Niat Menggunakan 0.6968 0.5354 Reliabel Penggunaan Nyata 0.8539 0.6613 Reliabel Dari Tabel 10 di atas diketahui bahwa untuk variabel laten persepsi kemudahan memiliki nilai Construct Reliability sebesar 0.9093 dan nilai Variance Extracted yaitu 0.6265. Pada variabel laten persepsi manfaat memiliki nilai Construct Reliability sebesar 0.9066 dan nilai Variance Extracted yaitu 0.6604. Sedangkan untuk variabel laten sikap pengguna memiliki nilai Construct Reliability sebesar 0.8919 dan nilai Variance Extracted yaitu 0.6230. Sementara 43 untuk variabel laten niat menggunakan memiliki nilai Construct Reliability sebesar 0.6968 dan nilai Variance Extracted sebesar 0.5354. Dan untuk variabel laten penggunaan nyata memiliki nilai Construct Reliability sebesar 0.8539 dan nilai Variance Extracted sebesar 0.6613. Jika dikalkulasikan, empat dari lima variabel laten memiliki nilai Construct Reliability yang melebihi batas ambangnya yaitu 0.70. Hanya pada variabel niat menggunakan yang nilai Construct Reliability kurang dari ambang batas namun sudah mendekati 0.7 yaitu sebesar 0.6968. Sedangkan untuk nilai Variance Extracted, kelima variabel laten memiliki nilai yang melebihi batas ambangnya yaitu 0.50. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat reliabilitas pada tiap konstruk adalah cukup tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator-indikator pada tiap konstruk cukup konsisten untuk mengukur konstruknya, data pada Lampiran 9. 2 Hasil Evaluasi Kesesuaian Keseluruhan Model Setelah dilakukan evaluasi model pengukuran, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi model struktural dari model yang diajukan. Berikut ini ditampilkan hasil output untuk evaluasi kesesuaian model keseluruhan secara inferensial dan deskiptif Lampiran 10: Tabel 12 Nilai Kesesuaian Model Keseluruhan Kriteria kesesuaian Nilai Kritis Hasil Kesesuaian Model Inferensial Chi-Square Kecil, ≤ χ 2 ά ; df 329.64 P-value ≥ 0.05 0.00000 Kesesuaian Model Deskriptif GFI ≥ 0.90 0.989 AGFI ≥ 0,90 0.986 RMSEA ≤ 0.08 0.086 Berdasarkan Tabel 11 di atas menunjukan bahwa perolehan nilai statistik hitung untuk pengujian kesesuaian model struktural pada penelitian ini. Untuk pengujian secara statistik inferensial diperoleh nilai chi-square sebesar 329.64 dan p-value sebesar 0.0000. Nilai tersebut tidak memenuhi tingkat signifikan penerimaan model model fit dengan data yaitu p-value ≥ 0.05. Sehingga secara inferensia model dikatakan tidak cocok dengan data atau model tidak fit dengan data. Namun penilaian kesesuaian model tidak hanya bergantung pada statistik uji chi-square saja, pengujian kesesuaian model dapat menggunakan beberapa statistik uji lainnya. Seperti yang diutarakan oleh Bollen Long dalam Wijanto 2008 bahwa penilaian kesesuaian model tidak hanya bergantung pada statistik inferensia, tapi juga dapat menggunakan kriteria pengujian secara statistika deskriptif. Output pengujian kesesuaian model dengan statistik deskriptif menunjukkan bahwa model good fit. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai indeks kesesuaian model, yaitu GFI sebesar 0.989 dan PGFI sebesar 0.986 yang telah memenuhi kriteria good fit yang mensyaratkan nilai indeks kecocokan ≥ 0.90. Demikian halnya dengan nilai indeks kesesuaian RMR sebesar 0.0311, menurut Brown dan Cudeck dalam Wijanto 2008 bahwa apabila nilai RMR ≤ 0.05 menunjukkan bahwa model good fit. Tetapi untuk nilai RMSEA sebesar 0.086 masih belum memenuhi kriteria dimana nilainya harus ≤ 0.08. Namun demikian, sebagian besar 44 pengujian secara deskriptif sudah memenuhi kriteria model fit, sehingga dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik. − Hasil Analisis Model Pengukuran Variabel Persepsi Kemudahan Model pengukuran diartikan sebagai model pengukuran antara variabel laten Persepsi Kemudahan dengan masing-masing indikatornya. Hasil estimasi parameter standardized loading factor nilai bobot untuk model pengukuran Persepsi Kemudahan terdiri dari 6 indikator dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 13 Nilai Standardized Loading Indikator Terhadap Variabel Laten Persepsi Kemudahan Variabel Item Indikator Nilai Bobot Persepsi Kemudahan 1 ξ PEOU1 Arsip web mudah diakses 0.785 PEOU2 Menu mudah digunakan 0.842 PEOU3 Tata letak mudah dipelajari 0.718 PEOU4 Menu bantuan mudah dimengerti 0.725 PEOU5 Indeks alfabetis mudah ditemukan 0.839 PEOU6 Pilihan kategori mudah didapatkan 0.830 Pada Tabel 12 dapat diperoleh informasi berkaitan dengan nilai bobot yang diberikan oleh 6 indikator terhadap variabel laten persepsi kemudahan ξ 1 terlihat ke 6 indikator memiliki nilai loading yang besar di atas 0.50. Hal ini mengindikasikan bahwa ke 6 indikator memberikan kontribusi yang baik dan valid dalam mengukur variabel persepsi kemudahan. Berikut ini adalah analisis mengenai besar kontribusi yang diberikan oleh masing-masing indikator terhadap variabel persepsi kemudahan, yaitu : 1. Indikator PEOU1 Arsip web mudah diakses berkontribusi dalam mengukur variabel persepsi kemudahan sebesar 0.785. 2. Indikator PEOU2 Menu mudah digunakan berkontribusi dalam mengukur variabel persepsi kemudahan sebesar 0.842. 3. Indikator PEOU3 Tata letak mudah dipelajari berkontribusi dalam mengukur variabel persepsi kemudahan sebesar 0.718. 4. Indikator PEOU4 Menu bantuan mudah dimengerti berkontribusi dalam mengukur variabel persepsi kemudahan sebesar 0.725. 5. Indikator PEOU5 Indeks alfabetis mudah ditemukan berkontribusi dalam ≤mengukur variabel persepsi kemudahan sebesar 0.839. 6. Indikator PEOU6 Pilihan kategori mudah didapatkan berkontribusi dalam mengukur variabel persepsi kemudahan sebesar 0.830. Untuk variabel persepsi kemudahan terlihat bahwa indikator yang berkontribusi paling besar adalah indikator PEOU2 Menu mudah digunakan yaitu sebesar 0.806, kontribusi terbesar kedua diberikan oleh indikator PEOU5 Indeks alfabetis mudah ditemukan sebesar 0.839. Sedangkan kontribusi terkecil pertama diberikan oleh indikator PEOU3 Tata letak mudah dipelajari sebesar 0.718 dan untuk kontribusi terkecil kedua yaitu oleh indikator PEOU4 Menu bantuan mudah dimengerti dengan nilai kontribusi 0.725. Jika diakumulasikan, total kontribusi yang diberikan oleh 6 indikator dalam mengukur variabel persepsi kemudahan yaitu sebesar nilai Variance Extracted. Dari perhitungan sebelumnya untuk variabel persepsi kemudahan diperoleh nilai