PENDAHULUAN Strategi Peningkatan Kinerja Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Di Kabupaten Bogor

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Sektor sumber daya air dan irigasi menjadi bagian yang sangat penting dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat, khususnya penyediaan air untuk kebutuhan pertanian. Penyediaan air untuk kebutuhan pertanian, khususnya padi, dilakukan melalui penyelenggaraan sistem irigasi. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi PP 202006, irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Sedangkan sistem irigasi sendiri meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Aspek-aspek yang termasuk dalam suatu penyelenggaraan sistem irigasi tersebut menjadikan sistem irigasi merupakan salah satu sistem yang bersifat sosia-teknis dan komplek dimana tidak hanya berisikan seperangkat piranti teknis hardware tetapi juga terdapat piranti kelembagaan software maka pengelolaannya harus dilaksanakan dengan tepat dan terpadu. Amanat yang terdapat dalam PP 202006 adalah pembagian wewenang pengelolaan sistem irigasi, penguatan kelembagaan pengelolaan irigasi, dan penyelenggaraan pengelolaan irigasi secara partisipatif. Berdasarkan luasannya pengelolaan daerah irigasi DI dibagi menjadi 3 tiga kewenangan meliputi: ≥ 3.000 ha menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat, 3.000 ha - 1.000 ha menjadi tanggung jawab pemerintah Provinsi, dan 1.000 ha menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten. Pengelolaan di jaringan primer dan sekunder menjadi tanggung jawab pemerintah, petani bertangung jawab terhadap pengelolaan di jaringan tersier. Kelembagaan pengelolaan irigasi meliputi lembaga atau dinas yang membidangi irigasi, Komisi Irigasi, dan P3AGP3A. Adapun partisipasi masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan kegiatan dalam pembangunan, peningkatan, operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi. Partsipasinya dapat berupa sumbangan pemikiran, gagasan, waktu, tenaga, material, dan dana. Sejak tahun 1997, Pemerintah Pusat memulai program untuk reformasi kelembagaan untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang efektif, efisien, akuntabel, dan berkelanjutan. Tujuannya adalah peningkatan peran serta partisipasi masyarakat dalam mengelola fasilitas umum dan desentralisasi seperti yang diamanatkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 1 . Sejalan dengan program Pemerintah tersebut Bank Dunia yang telah lama mengikuti perkembangan perubahan peraturan yang ada di Indonesia menyediakan dana untuk membantu Pemerintah menerapkan peraturan-peraturan tersebut. Bank Dunia telah terlibat dalam program JWIMP Java Irrigation Improvement and Water Management Project 1992-2002 dan WATSAL Water Resources Sector Adjustment Loan 1999-2003 yang merupakan program yang membantu pelaksanaan reformasi pengelolaan irigasi dan penguatan kelembagaan P3AGP3A yang dipusatkan di Pulau Jawa. Program tersebut diikuti dengan IWIRIP 2001-2004 dengan tujuan yang sama yang dilaksanakan di luar Pulau Jawa. Melihat dari pengalaman program-program 1 Preparation of Program Implementation Plan – Phase I, 2004 tersebut Pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia meluncurkan program WISMP Water Resources and Irrigation Sector Management Program. WISMP merefleksikan pendekatan baru dalam pembangunan berbasis sektoral untuk menjawab tantangan pelaksaan reformasi. Hal itu disebabkan karena kapasitas kelembagaan, pemerintah daerah, dan petani dinilai masih memiliki kapasitas yang lemah dan pengalaman yang kurang. Adapun tujuan program secara detail adalah: penyempurnaan sistem pengaturan, pengelolaan lembaga, keberlajutan fiskal, perencanaan dan kinerja dalam pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dan fasilitasi untuk meningkatkan produktivitas fisik dan ekonomi pertanian beririgasi 2 . Yang menjadi sasaran program WISMP adalah sektor pengelolaan sumber daya air dan sektor pengelolaan jaringan irigasi. Sektor pengelolaan sumber daya air tidak akan dibahas dalam tesis ini meskipun tujuan utama program WISMP ini adalah mengkonsolidasikan sektor sumberdaya air yang sudah didesentralisasi dan lembaga pengelolaan irigasi partisipatif masyarakat. Tujuan khusus untuk sektor pengelolaan jaringan irigasi adalah untuk memperjelas pembagian kewenangan antar tingkat pemerintahan, mendorong kerjasama antar pemerintah daerah dan antara pemerintah daerah dengan pusat, menata kelembagaan pemerintah daerah dan pusat, meningkatkan kualitas aparatur pemerintah, meningkatkan kapasitas keuangan pemerintah daerah khususnya di bidang pengelolaan sumber daya air serta rehabilitasi prasarana sungai prioritas dan jaringan irigasi. Peserta WISMP adalah Provinsi dan Kabupaten yang pernah mengikuti program JWIMP dan IWIRIP Indonesia Water Resources and Irrigation Reform Implementation Program mengingat WISMP merupakan program lanjutan dari program-program tersebut. Provinsi tersebut adalah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Program WISMP secara resmi dimulai pada tahun 2006. Kabupaten Bogor yang terletak di wilayah Provinsi Jawa Barat terpilih mengikuti program WISMP bersama Kabupaten Cianjur, Karawang, Subang, Sukabumi, Purwakarta, Bekasi, dan Bandung, karena di wilayah Kabupaten Bogor terdapat 980 DI 43.608 ha kewenangan pemerintah kabupaten, 8 DI kewenangan provinsi karena letaknya yang lintas dengan kabupaten lain, serta 1 DI kewenangan Pusat yang juga berbatasan dengan kabupaten lain. Kegiatan WISMP dilaksanakan pada Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten Bogor sejumlah 10 DI yang melibatkan 10 GP3A. Kegiatan-kegiatan pada WISMP pada dasarnya terbagi dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemerintahaan dan P3A, Peningkatan Kapasitas Dinas SDA Kabupaten, Perbaikan Pekerjaan Irigasi Selektif, dan Pendukung Pertanian Beririgasi. Dinas yang terlibat meliputi Badan Perencana Pembangunan Daerah Bappeda, Dinas Bina Marga dan Pengairan DBMP serta Dinas Pertanian dan Kehutanan Distanhut sesuai pembagian peran yang ditetapkan oleh Bappenas. Didalam pelaksanaan program WISMP Kabupaten Bogor, melalui APBD, diharuskan menyediakan dana pendamping sebesar 20 dari besarnya dana loan yang akan dianggarkan pada tahun berjalan. Dengan dana pinjaman dari Bank Dunia dan dana pendamping dari APBD tersebut Kabupaten Bogor melaksanakan kegiatan WISMP. Setelah keikutsertaan WISMP Kabupaten Bogor selama 2006-2010 perlu dievaluasi perkembangan yang telah ada serta bagaimana dampaknya terhadap kebijakan pengelolaan irigasi secara partisipatif dalam kebijakan pengelolaan irigasi 2 Project Management Manual WISMP, 2005 di Kabupaten Bogor. Maka tesis ini disusun untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan kegiatan WISMP terhadap lembaga petani sebagai pelaksana pengelolaan irigasi di Kabupaten Bogor meliputi dampak terhadap kelembagaan pengelolaan irigasi, kondisi jaringan irigasi dan tata kelola airnya. Aspek-aspek tersebut sesuai tujuan khusus pelaksanaan WISMP khususnya untuk pengelolaan irigasi secara partisipatif. Lebih jauh, analisa penerapan kebijakan pengelolaan irigasi secara partisipatif juga perlu dicarikan strategi untuk bisa dilanjutkan setelah berakhirnya program WISMP. Perumusan Masalah Kegiatan WISMP di Kabupaten Bogor dilaksanakan pihak yang terkait pengelolaan irigasi secara partisipatif yaitu Bappeda, DBMP, dan Distanhut. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan P3AGP3A, Peningkatan Kapasitas Dinas SDA Kabupaten, Perbaikan Pekerjaan Irigasi Selektif, dan Pendukung Pertanian Beririgasi, Setiap tahunnya para pihak menyusun rencana kegiatan berdasarkan kesepakatan bersama dan dilaksanakan secara paralel sesuai pembagian peran yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan masing-masing instansi pada dasarnya ditujukan untuk mencapai tujuan akhir peningkatan kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan petani. Sehingga pada awal evaluasi perlu dilihat dan dianalisa Bagaimanakah kinerja Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air GP3A penerima Program WISMP I pada lima tahun pertama ini sudah sesuai dengan yang direncanakan? . Penguatan kapasitas pemberdayaan kelembagaan pengelolaan irigasi mempunyai peran sangat penting dalam usaha melaksanakan keberlanjutan pengelolaan irigasi secara partisipatif. Mengingat kelembagaan pengelolaan irigasi bersifat lintas instansi dan melibatkan beberapa organisasi, maka sangat penting untuk merumuskan Strategi Peningkatan Kinerja Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air GP3A , sehingga dapat diambil langkah-langkah strategis yang tepat dalam pengembangan program tersebut oleh Pemerintah Kabupaten Bogor terutama untuk mendukung keberlanjutan pelaksanaan pengelolaan irigasi secara partisipatif. Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran aktual tentang kondisi lembaga petani yaitu Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air di Kabupaten Bogor, baik yang menerima program maupun yang tidak menerima program WISMP dan sebagai bahan pembelajaran untuk pengambilan kebijakan selanjutnya bagi pemerintah daerah. Selain itu, penelitian ini dapat pula dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan cakupan yang komprehensif dan representatif. Namun berdasarkan perumusan masalah di atas, secara spesifik tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kinerja GP3A penerima program WISMP dan bukan penerima program WISMP. 2. Merumuskan Strategi Peningkatan Kinerja Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air GP3A. Manfaat Penelitian Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pengelolaan irigasi secara partisipatif di daerah lain seperti yang diamanatkan dalam PP 202006 tentang Irigasi. Lebih jauh hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan evaluasi bagi Pemerintah Kabupaten Bogor tentang hasil pelaksanaan WISMP dan pertimbangan kelanjutan program dalam kerangka kebijakan pengelolaan irigasi Kabupaten Bogor. Selanjutnya kajian ini merupakan media penerapan ilmu pengetahuan yang di peroleh bagi penulis. Dan yang terakhir, kajian ini bermanfaat sebagai bahan informasi dan rujukan bagi penulisan dan penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Secara umum Program WISMP terdiri dari beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan seperti kegiatan penyerahan kewenangan, pembinaan, pelatihan, motivasi, fasilitasi, bimbingan teknis, pendampingan, kerjasama pengelolaan dan audit pengelolaan irigasi. Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji pelaksanaan program WISMP APL Tahap I yang telah dilaksanakan pada kurun waktu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, dan pengambilan data sampel untuk penelitian ini adalah pada akhir pelaksanaan APL I yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2013. S upaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua indikator kinerja kegiatan Program WISMP ini diukur. Pengukuran dibatasi pada evaluasi dampak kegiatan Program WISMP terhadap kinerja GP3A penerima manfaat. Dan membatasi daerah penelitian pada GP3A Mitra Tani di Desa Karehkel dan GP3A Leubak di Desa Leuwimekar Kecamatan Leuwiliang. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman pembaca terhadap isi tesis, maka penulis membuat sistematika penulisan tesis dengan menguraikan isi pokok bab dari bab 1 sampai dengan bab terakhir. Bab 1 merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 merupakan tinjauan pustaka yang isinya menjelaskan pijakan teori apa yang digunakan dalam penelitian ini. Selain pijakan teori, juga ditampilkan kajian empiris sebelumnya mengenai evaluasi dampak program-program bantuan dana bergulir di Indonesia. Langkah ini perlu dilakukan untuk melihat aspek mana yang telah dan belum dikaji oleh peneliti sebelumnya. Bab 3 merupakan metodologi penelitian yang menjelaskan metode apa yang digunakan, data dan alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini. Bab 4 menerangkan gambaran umum wilayah yang menjadi lokasi kajian. Bab 5 merupakan pembahasan hasil analisis tentang pelaksanaan program WISMP, kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dalam hal ini adalah Dinas Bina Marga dan Pengairan dan analisis dampak pelaksanaan program WISMP terhadap GP3A. Bab 6 merupakan hasil strategi pengembangan dan keberlanjutan program di Kabupaten Bogor yang ingin disampaikan sebagai masukan alternatif strategi bagi pimpinan daerah dalam menetukan arah kebijakan strategi yang tepat guna, mutu, waktu dan biaya. Terakhir Bab 7 merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

II. TINJAUAN PUSTAKA