1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan : 1
Menentukan hal-hal yang mempengaruhi lambatnya perolehan data untuk kepentingan pengawas perikanan.
2 Menyusun rancangan sistem informasi manajemen dibidang
pengawasan perikanan berbasis komputer.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1
Dapat memberikan dukungan ketersediaan data dalam kegiatan pengawasan dibidang perikanan dengan lebih baik.
2 Dapat mengoptimalkan pengelolaan data dibidang pengawasan
perikanan secara cepat, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. 3
Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu dan teknologi khususnya dibidang sistem informasi manajemen terutama
pada aplikasi pengawasan perikanan.
1.6. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, permasalahan yang dihadapi oleh pengawas perikanan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan perikanan baik di
darat maupun di laut adalah belum adanya sistem manajemen data yang baik yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pengawasan perikanan. Hal tersebut
berimplikasi pada arah kebijakan dan atau pengambilan keputusan yang tanpa didukung oleh informasi yang tepat sasaran sehingga kebijakan yang ditempuh
juga seringkali bermasalah dan tidak tepat sasaran.
Gambar 1. Permasalahan Pengawasan Perikanan
Pengawasan Perikanan
Darat Laut
Data
Sistem Informasi Pengawasan Perikanan
Sistem Manajemen Data Saat ini
Kebijakan baik dan tepat sasaran
Kebijakan kurang tepat sasaran
Terpeliharanya Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan RusakPunah
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai berbagai pengertian. Sistem adalah suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian
banyak bagian Amirin, 1992. Sedangkan menurut Kristanto 2008, suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Dijelaskan oleh Robert N. 2007 Sebuah sistem merupakan cara yang
biasanya berulang kali dilakukan untuk melaksanakan suatu aktivitas atau seperangkat aktivitas. Sistem diwarnai dengan serangkaian langkah yang
berirama, terkoordinir dan terulang yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus.
Rumusan sistem serupa tidak berbeda jauh dengan rumusan yang dikemukakan oleh Martin, Merle P. 1991, hanya saja rumusan tersebut
menambahkan unsur rencana ke dalamnya, sehingga sistem itu dikatakannya merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan
berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Diperkuat oleh Robert N, Anthony dan Vijay 2007, bahwa suatu sistem terdiri
atas input, proses transformasi, output dan timbal balik dari lingkungan, merupakan satuan terorganisir yang terdiri atas dua atau beberapa bagian atau
subsistem yang saling tergantung, dan bisa dibedakan dari lingkungannya dengan batasan yang jelas.
Menurut Amirin 1992, ciri-ciri pokok suatu sistem adalah sebagai berikut : 1
Sistem bersifat terbuka atau pada umumnya bersifat terbuka. Boleh dikatakan dalam kenyataan tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Sesuatu sistem
dikatakan terbuka jika berinteraksi dengan lingkungannya dan sebaliknya, dikatakan tertutup jika mengisolasikan diri dari pengaruh apapun.
2 Suatu sistem terdiri dari dua atau lebih subsistem. Setiap sistem terdiri dari
subsistem yang terbagi lagi ke dalam subsistem yang lebih kecil begitu seterusnya.
3 Di antara subsistem-subsistem itu terdapat saling ketergantungan, satu sama
lain saling memerlukan masukan input yang diperoleh dari sub sistem yang lain, dengan kata lain keluaran output satu subsistem diperlukan sebagai
masukan bagi subsistem yang lain. 4
Suatu sistem mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya selft adjustment. Kegiatan ini dimungkinkan karena adanya
sistem umpan-balik atau balikan feedback. 5
Sistem itu juga mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri self- regulation. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan di atas.
6 Sistem itu mempunyai tujuan atau sasaran
Suatu sistem akan disebut sebagai sistem jika mempunyai “ batas ” yang memisahkan sistem tersebut dari lingkungannya sistem yang lebih luas lagi atau
lebih besar. Adanya konsep pengertian batas sistem maka memungkinkan adanya perhatian khusus terhadap sesuatu sistem di dalam kerangka jenjang hierarki
sistem. Secara operasional batasan sistem itu digambarkan oleh Kristanto,A. 2008, dengan cara sebagai berikut :
1 Mencatat semua komponen yang membentuk sistem dan memberikan batas-
batas sekitarnya. Segala sesuatu di luar batas-batas tersebut disebut lingkungan sistem.
2 Mencatat semua arus atau aliran yang melewati batas sistem. Aliran yang
berasal dari lingkungan ke dalam sistem disebut masukkan input, sedangkan aliran dari dalam sistem ke luar sistem disebut keluaran output.
3 Mencatat atau daftar semua unsur yang turut membantu mencapai tujuan
tertentu dari sistem tersebut kemudian memasukkan ke dalam batas sistem jika belum dimasukkan.
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi