Formulasi Masalah Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan

5 Stakeholder lainnya sebagai pengguna data dan informasi mempunyai kemudahan akses untuk memperoleh data pengawasan kapal perikanan dan pengambilan keputusan. Untuk memperjelas uraian diatas, analisis kebutuhan dari sistem informasi manajemen pengawasan sumberdaya perikanan dijabarkan dalam bentu tabel berikut ini : Tabel 2. Analisis kebutuhan pelaku sistem informasi manajemen pengawasan perikanan Pelaku Sistem Kebutuhan Pelaku Sistem Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Jakarta • Data ketaatan kapal berpangkalan di pelabuhan perikanan Nizam Zachman Jakarta Pengawas Perikanan • Data Perijinan Kapal Perikanan, SIUP, SIPI dan SIKPI Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan • Data laporan hasil pengawasan kapal perikanan Pemilik Kapal • Data status kapal perikanan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan Stakeholder lainnya • Kemudahan untuk memperoleh data pengawasan kapal perikanan • Pengambilan keputusan

4.3.2 Formulasi Masalah

Permasalahan yang ada dalam perancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan di Pangkalan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan Jakarta adalah sebagai berikut : 1 Pengawas perikanan kesulitan memperoleh data perijinan kapal yang terbaru up to date; 2 Belum adanya suatu media penyimpanan data pengawasan perikanan berbasis komputer; 3 Penyajian informasi pengawasan perikanan secara lengkap belum terlayani secara cepat dan akurat sehingga stakeholder kesulitan untuk operasional di lapangan; 4 Sistem informasi manajemen pengawasan perikanan belum ada.

4.3.3 Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan

Perancangan sistem informasi merupakan tahapan untuk menghasilkan sistem informasi yang tepat dan dapat digunakan bagi yang membutuhkan sistem informasi tersebut. Desain Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan dimulai dengan menyusun masukan input data, yaitu data Perusahaan Perikanan, data kapal perikanan, data kapal pengawas, data alat tangkap, data pelabuhan, data pelabuhan pangkalan, daerah penangkapan, wilayah penangkapan, data Propinsi, data Negara, data petugas pengawas, data UPT, data daftar hasil tangkapan dan data daftar satuan. Semua data input tersebut kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang akan dibuat menjadi entitas yang saling berhubungan. Setelah diperoleh entitas data yang dibutuhkan maka tahap selanjutnya adalah proses yaitu dengan pemrograman menggunakan perangkat lunak yaitu : microsoft acces, visual basic.net dan microsoft.net framework. Setelah tahapan proses dilakukan maka akan terbentuk suatu rancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan. Desain sistem yang dirancang utamanya untuk mendukung pelaksanaan tugas pengawas perikanan, sehingga desain untuk pemeriksaan usaha budidaya ikan dan unit pengolahan ikan juga dibuat dalam rancangan ini. Berikut adalah gambaran pengelompokkan data yang dilakukan. Entitas Pelabuhan memiliki relasi one to many terhadap entitas Pelabuhan Muatan, Pelabuhan Tujuan dan Pelabuhan Pangkalan dan mempunyai relasi many to one entitas Propinsi dan entitas Kapal Pengawas. Entitas kapal mempunyai relasi many to many terhadap entitas Bahan Kapal dan entitas Fishing Gear. Entitas Fishing Gear mempunyai relasi many to one terhadap entitas Jenis Kapal. Entitas kapal mempunyai relasi one to many terhadap entitas SPI dan mempunyai relasi many to one terhadap entitas Perusahaan dan entitas Asal Kapal. Entitas perusahaan miliki relasi many to one terhadap entitas negara. Entitas SIPI memiliki relasi one to many terhadap entitas Pelabuhan Pangkalan, Pelabuhan Muatan, dan Pelabuhan Tujuan. Sedangkan entitas SIPI mempunyai relasi many to one terhadap entitas Kapal dan many to one terhadap entitas Daerah Penangkapan. Entitas SIPI dan entitas IUP mempunyai relasi many to one terhadap entitas Approver dan entitas Pencetak. Entitas perijinan IUP mempunyai relasi many to one terhadap entitas Master IUP. Sedangkan entitas IUP memiliki relasi one to many terhadap entitas data SIPI. Entitas IUP mempunyai relasi many to one terhadap entitas Kegiatan. Entitas Master IUP mempunyai relasi many to one terhadap entitas Pemohon dan entitas Agen, dan one to one terhadap entitas Jenis Perijinan. Entitas Daerah Tangkap mempunyai relasi many to one terhadap entitas Wilayah Penangkapan. Sedangkan entitas Wilayah Penangkapan mempunyai relasi many to one terhadap entitas Wilayah Pengelolaan. Entitas Negara memiliki relasi one to many terhadap entitas Perusahaan. Sementara itu, entitas Negara mempunyai relasi one to many terhadap entitas Pelabuhan Tujuan. Entitas User atau Pengguna di pangkalan digunakan untuk mencatat pengguna sistem informasi manajemen pengawasan perikanan dan menentukan hak aksesnya. Semua hubungan antara entitas tersebut dapat dilihat pada Diagram Relasi Entitas Database SIMWASKAN pada Gambar 4a dan untuk perancangan sistem informasi manajemen pengawasan perikanan dapat dilihat pada gambar 4b. Gambar 5. Diagram Relasi Entitas Database Gambar 6. Desain Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Perikanan.

4.3.4 Perancangan Diagram Alur Data