29
4. Pengujian Kapang dan Khamir Metode Pour Plate DSN 1992
Sebelum melakukan pengujian, dilakukan persiapan media PDA Potato Dextrose agar. Setelah penimbangan dan
pelarutan,media disterilisasi pada suhu 121
o
C selama 15 menit, kemudian didinginkan hingga mencapai suhu kurang lebih 45
o
C, dan selanjutnya ditambahkan tartaric acid sebanyak 7 ml per 500
ml PDA yang telah disterilisasi. Untuk analisa kapangkhamir produk dan swab, diambil contoh sebanyak 1 ml dari pengenceran
contoh 10 kali. Sementara contoh air bilasan langsung diambil 1 ml dari hasil bilasan pencucian. Pengambilan contoh
menggunakan pipet steril dan kemudian dimasukkan ke dalam petridish steril.
PDA yang telah disteril dan didinginkan kurang lebih 45
o
C , dituangkan ke dalam petridish sebanyak 10 – 12 ml, dalam kondisi steril. Petridish ditutup dan digoyangkan secara mendatar
diatas meja supaya contoh menyebar rata. Media agar di dalam petridish dibiarkan membeku, dan setelah membeku diinkubasikan
dengan posisi terbalik pada suhu 24 – 26
o
C selama 5 hari. Setelah inkubasi selesai dilakukan penghitungan jumlah koloni kapang
dan khamir.
5. Pengujian Micrococci Metode Pour Plate Hayes 1992
Dalam pengujian micrococci baik itu untuk produk maupun hasil swab dilakukan secara higienis. Sebelum melakukan pengujian
dilakukan persiapan media PCA Merck 5463Oxoid CM325 dan disterilisasi di autoclave dengan suhu 120 – 122
o
C. Untuk analisa micrococci produk dan swab, diambil contoh
sebanyak 1 ml dari pengenceran contoh 10 kali. Sementara contoh air bilasan langsung diambil 1 ml dari hasil bilasan pencucian.
Pengambilan contoh menggunakan pipet steril dan kemudian dimasukkan ke dalam petridish steril.
30 PCA yang telah disteril yang telah ditambahkan NaCl
didinginkan kurang lebih 45
o
C, dituangkan ke dalam petridish sebanyak 10 – 12 ml, dalam kondisi steril. Petridish ditutup dan
digoyangkan secara mendatar diatas meja supaya contoh menyebar rata. Media agar di dalam petridish dibiarkan membeku, dan setelah
membeku diinkubasikan dengan posisi terbalik pada suhu 34 – 36
o
C selama 48 jam. Setelah inkubasi selesai dilakukan penghitungan
jumlah koloni tipikal yang tumbuh di media tersebut yang berwarna kuning keruh.
31
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kalibrasi dan Persiapan Program Prasyarat
Kalibrasi alat ukur sangat penting untuk dilakukan. Menurut ISO 22000 2005 untuk menjamin validitas hasil pengukuran, alat ukur yang dipakai harus
dikalibrasi sebelum digunakan. Proses tersebut dilakukan dengan mengacu pada alat ukur standar yang tertelusur terhadap standar pengukuran nasional maupun
internasional. Sebelum dilakukan percobaan pada mesin, alat-alat ukur yang terkait
dengan validasi proses dipastikan unjuk kerjanya dengan melakukan kalibrasi terhadap alat standar. Alat-alat yang dikalibrasi adalah termocouple Pt 100 untuk
mengukur suhu sealing baik yang horizontal maupun vertikal, dan pressure gauge untuk mengukur tekanan hidrolik dari sealing bar pada saat proses
sealing. Alat ukur dinyatakan masih memenuhi persyaratan bila deviasi dan selisih pengukuran antara alat ukur dan alat standar di setiap ulangan dan di setiap
titik pengukuran menunjukkan kemampuan yang relatif konstan, dengan arti lain alat tersebut memiliki presisi dan akurasi yang masih sesuai.
Alat ukur tekanan yang terdapat pada mesin piltz sebanyak satu buah, sebagai penunjuk besarnya tekanan yang dioperasikan pada saat proses sealing.
Proses pengkalibrasian dilakukan dengan membandingkan kemampuan penunjukkan pengukuran alat tersebut pada berbagai titik pengukuran
dibandingkan dengan alat standar yang terkalibrasi, seperti yang tercantum pada Lampiran 1. Hasil pengukuran menunjukkan alat ukur tekanan dibandingkan
dengan alat standar, kisaran standar deviasinya antara 0,0000 sampai dengan 0,0032 yang berarti presisi alat relatif baik. Sementara selisih pengukuran di
setiap titik rata-rata 0,2 bar dan hasil ini masih lebih kecil dari resolusi alat sebesar 2 bar, sehingga tidak diperlukan faktor koreksi. Hal ini berarti bahwa alat
pressure gauge masih baik dan layak dipakai. Kalibrasi termocouple Pt 100 berjumlah 4 buah, masing-masing untuk
heater vertikal sealing bagian kirikanan, dan heater horizontal sealing bagian
32 kiri kanan. Pengkalibrasian dilakukan dengan mengukur unjuk kerja alat ukur
pada berbagai titik pengukuran suhu dan dibandingkan dengan penunjukkan di alat standar yang terkalibrasi sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 2
Toleransi alat termocouple Pt 100 kurang lebih adalah 2
o
C, dengan resolusi alat 0,1. Hasil pengukuran dari segi presisi di setiap titik dan ulangan
menunjukkan kemampuan yang baik terlihat dari standar deviasinya yang relatif kecil yaitu berkisar dari 0,00 sampai dengan 0,05. Dari segi akurasi terhadap
penunjukkan alat standar, terlihat selisih antara penunjukkan alat ukur dengan alat standar berkisar 0,96 – 1,1. Bila dibandingkan dengan toleransi alat yang
ditetapkan yaitu sebesar 2 derajat, penunjukkan alat ukur tersebut masih dikatakan layak pakai. Hasil kalibrasi termocouple Pt 100 baik untuk vertikal maupun
horizontal menunjukkan bahwa alat tersebut layak pakai dan kondisinya baik sehingga memenuhi persyaratan sebagai alat ukur parameter proses.
Alat ukur ini selanjutnya akan dilakukan kalibrasi secara periodik, untuk memastikan konsistensi performancenya. Kalibrasi termocouple dan pressure
gauge harus senantiasa terjadwal apalagi alat ukur ini terkait dengan tahapan kritikal CCP pada proses pembuatan produk SKM sachet.
Program prasyarat Prerequisite Program adalah program dasar yang harus dipenuhi untuk dapat berjalannya suatu proses. Dalam hal ini yang
dimaksud program prasyarat adalah verifikasi kondisi kebersihan mesin piltz setiap habis pencucian Cleaning in Place dengan cara melakukan swab di titik-
titik yang telah ditentukan, dan juga pengujian air bilasan akhir setelah CIP. Contoh dari setiap titik yang diambil tersebut kemudian di uji mikrobiologi
khususnya yang terkait dengan indikator kebersihan atau sanitasi seperti coliform, dan micrococci. Selain itu diuji juga TPC dan kapangkhamir untuk
verifikasi lengkapnya. Hasil analisa mikrobiologi untuk program prasyarat sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 6A, secara umum menunjukkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Terutama hasil analisa yang terkait dengan
indikator sanitasi yaitu coliform dan micrococci. Kalaupun ada yang tidak sesuai
33 spesifikasi, seperti filling tube 1 dan 2 untuk tanggal 26907 dan filling tube 5 tgl
211007 yang melebihi dari persyaratan yang ditetapkan untuk TPC persyaratan TPC untuk swab max 100 cfu100 cm
2
, hasil verifikasi terhadap TPC produk akhirnya masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 6B.
Parameter Proses Sealing
Mesin Piltz adalah salah satu mesin FFS Form, Fill, and Seal vertikal yang melakukan proses pengeliman sealing dengan menggunakan panas.
Kriteria terpenting untuk sealing adalah kekuatan rekatan yang bebas dari kebocoran. Kekuatan rekatan seam ditentukan oleh parameter sealing yaitu
suhu, tekanan dan waktu. Ketebalan rekatan, tipe struktur dan desain dari sealing tool dan struktur kimia dari lapisan laminasi film juga memiliki pengaruh
terhadap kualitas rekatan. Suhu sealing dihasilkan oleh energi panas yang dihasilkan oleh hantaran
arus listrik pada sealing tool. Energi ini diukur oleh thermocouple yang dipasang di sealing tool yang selanjutnya dikonversi ke dalam satuan suhu. Tekanan
diperlukan untuk menggabungkan secara memadai lapisan thermoplastic yang mencair dari pengaruh suhu pada sisi-sisi rekatan. Tekanan dihasilkan oleh suatu
system hidrolik yang kemudian diukur dengan pressure gauge. Material dan desain sealing tool sangat menentukan terhadap kekuatan rekatan, dan juga umur
pakainya. Hal ini bisa berbeda-beda tergantung dari bentuk dan sifat permukaannya.
Parameter yang menjadi variabel dalam rancangan penentuan parameter proses sealing adalah suhu, dan tekanan. Sementara untuk waktu kontak dibuat
konstan. Waktu kontak terkait dengan speedkecepatan pengisian, sehingga semakin cepat pengisian per menitnya semakin sedikit waktu kontak proses
sealing. Kecepatan pengisian yang diterapkan adalah sebesar 67 pcs sachet menit, atau waktu kontak 0,9 detik per pcs sachet. Dalam proses ini selain kualitas yang
dipehatikan, produktivitasefisiensi mesin dalam memberikan hasil yang optimal juga menjadi pertimbangan.
34 Kualitas proses sealing yang baik akan menghasilkan kualitas rekatan
yang sempurna yang terbebas dari bocor. Selain itu proses sealing harus menghasilkan performance produk yang terbebas dari pengkerutan, partial
burning, atau kerusakan mekanis pada seaming tool. Untuk menghasilkan hasil yang optimum dalam menentukan parameter proses sealing, setiap melakukan
masing-masing rancangan dipastikan suhu setting yang ditetapkan telah tercapai dan stabil sebelum dilakukan pengambilan contoh. Sebelum percobaan
dilaksanakan, dilakukan pembersihan pada sealing tool untuk menghilangkan sisa kemasan yang menempel yang akan mempengaruhi kualitas sealing. Selain itu
pada awal jalan dilakukan pembuangan kemasan inching sampai terlihat suhu sudah stabil sesuai setting.
Berdasarkan rancangan trial yang ditetapkan diperoleh data kebocoran sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4. Pada rancangan pertama dan kedua masih
ditemukan kebocoran pada kemasan hampir disemua tube. Jumlah kebocoran untuk rancangan pertama dan kedua masing-masing sebesar 6,66 dan 8,33.
Kebocoran ditemukan pada bagian sealing horizontal kemasan. Hal ini menunjukkan bahwa setting suhu 158
o
C yang berpengaruh terhadap kualitas horizontal sealing tidak cukup memadai untuk menghasilkan kualitas yang
diinginkan, walaupun tekanan telah dinaikkan. Suhu tersebut tidak cukup memberikan energi untuk melelehkan lapisanketebalan seaming dengan
sempurna, sehingga kenaikan pressure pun tidak cukup membantu untuk menghasilkan seaming yang baik yang terbebas dari kebocoran. Hasil rancangan
ketiga, dimana suhu sealing vertikal diturunkan menjadi 165
o
C, dan sealing horizontal dinaikkan menjadi 163
o
C dengan pressure 50 bar ditemukan kebocoran yang lebih banyak dibandingkan dengan rancangan sebelumnya. Dari
total 60 renceng contoh yang diambil, diperoleh jumlah kebocoran sebanyak 55. Kebocoran tersebut ditemukan semuanya pada sealing horizontal. Kemungkinan
hal ini disebabkan oleh belum ditemukannya kesetimbangan dimana lapisan laminasi sudah mengalami melting lebih baik dan lebih banyak sementara
tekanan yang diberikan kurang memadai. Kondisi ini mengakibatkan pada waktu pendinginan, lapisan plastik masih dalam kondisi liquid dan tidak merekat
dengan sempurna. Hal ini sesuai yang dikatakan Coles et al.2003 untuk lapisan
35 PE perlu menghindarkan penekanan seal ketika polimer masih dalam keadaan
cair. Selain perlu diimbangi dengan tekanan yang memadai, banyak mesin didesain dengan dilengkapi udara yang disemprotkan untuk mendinginkan
polimer tersebut. Tabel 4. Jumlah renceng yang bocor per filling tube
No Rancangan
Jumlah renceng bocor per Tube
Total Renceng
bocor
1 2
3 4
5 6
1 Suhu Vertikal : 172
o
C. Suhu Horizontal : 158
o
C Tekanan 50 Bar 1
1 1
1 4 6,66
2 Suhu Vertikal : 172
o
C. Suhu Horizontal : 158
o
C Tekanan 65 Bar 1
1 2
1 5 8,33
3 Suhu Vertikal : 165
o
C. Suhu Horizontal : 163
o
C Tekanan 50 Bar 5
1 9
5 2
2 33 55
4 Suhu Vertikal : 165
o
C. Suhu Horizontal : 163
o
C. Tekanan 60 Bar 0 0
5 Suhu Vertikal : 165
o
C. Suhu Horizontal : 163
o
C. Tekanan 65 Bar 0 0
Untuk rancangan ke-4 dan ke -5 dimana suhu sealing yang diterapkan sama yaitu suhu vertikal 165
o
C dan horizontal 163
o
C, dan tekanan masing- masing 60 dan 65 bar tidak dtemukan kebocoran satu pun dari contoh yang
diambil. Hal ini berarti kompromi antara waktu kontak, suhu dan tekanan dari sealing bar telah menghasilkan kondisi yang optimum. Lapisan sealing dari
kemasan telah terbentuk menjadi satu medium yang sempurna dan telah menghasilkan integritas kemasan yang baik. Dengan demikian kedua rancangan
tersebut telah cukup memadai untuk menghasilkan kualitas sealing yang diinginkan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan mempertimbangkan kualitas yang diinginkan, efisiensi proses, dan juga umur pakai kualitas peralatan, maka untuk
validasi ditetapkan parameter yang digunakan adalah rancangan ke- 4. Adapun setting parameternya adalah suhu sealing vertikal 165
o
C, suhu sealing
36 horizontal 163
o
C dan tekanan 60 bar. Penggunaan suhu dan tekanan yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap penggunaan energi yang lebih banyak. Selain
itu diduga umur pakai dari heater akan lebih singkat dan kondisi permukaan sealing tool akan lebih cepat aus sehingga akan lebih cepat memerlukan
penggantian.
Validasi Proses Sealing
1. Uji Kebocoran