SIKAP SADAR LINGKUNGAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

(1)

i

SIKAP SADAR LINGKUNGAN MAHASISWA JURUSAN

PENDIDIKAN GEOGRAFI

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Suciati NIM. 3201409017

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:

Hari : Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Dewi Liesnoor S., M. Si. Drs. Suroso, M. Si.

NIP. 19620811 1988032 001 NIP. 19600402 11986011 001

Mengetahui Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP. 19620904 198901 1 001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Tanggal :

Penguji Utama

Dr. Eva Banowati, M. Si. NIP. 19610929 1989012 003

Penguji II Penguji III

Drs. Suroso, M. Si. Prof. Dr. Dewi Liesnoor S., M. Si. NIP. 19600402 11986011 001 NIP. 19620811 1988032 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Dr. Subagyo, M. Pd.


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Februari 2013

Suciati


(5)

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

1. Kesulitan yang kita jumpai dalam menempuh tujuan merupakan jalan terdekat kearah itu (Kahlil Gibran).

2. Tak ada yang perlu ditakuti dalam hidup, semua hanya perlu dipahami (Marie Curie). 3. Sungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (QS. Al- Insyirah: 6-8).

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi sedikitpun rasa syukur terhadap ALLAH SWT, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ibuku Sumarni tersayang yang selalu mendo’akanku, bekerja sendirian buat aku, menyemangati aku, dan selalu merindukanku saat aku di Semarang….

2. Bapakku tersayang yang selalu memberi nasehat aku, dan selalu mengkhawatirkanku di saat aku tidak bersama Beliau... dan selalu mendoakanku selama aku berjuang untuk merubah hidupku menjadi yang terbaik.

3. Buat kakak-kakaku tercinta yang selalu memberi uang saku selama aku kuliah, dan selalu memperhatikan aku.

4. Buat pujaan hatiku Afif yang selalu menyemangatiku, memberi nasehat aku selama aku sedih dalam menjalani kehidupanku sehari-hari, yang akan memberikan janji kepadaku untuk melamarku setelah aku wisuda.


(6)

vi PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkah, rahmat, dan ridha_Nya akhirnya penulis dapat menyelasaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Sikap Sadar Lingkungan Mahasiswa Pendidikan Geografi”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah banyak membantu baik motivasi, moral, dan material kepada penulis. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojdo, Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang telah diberikan.

2. Dr. Subagyo, M. Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang atas segala kemudahan yang telah diberikan.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M. Si, Ketua Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial atas segala bimbingannya.

4. Dr. Eva banowati M. Si, selaku dosen penguji yang telah sabar membimbing penulis dalam perbaikan skripsi ini.

5. Prof. Dr. Dewi Liesnoor, M. Si, pembimbing I yang dengan sabar memberikan arahan, bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

6. Drs. Suroso, M. Si, pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi.

7. Dra. Pudji Hardati, M. Si, dosen wali yang telah memberikan masukan dan saran serta kehangatan keluarga.

8. Dosen Jurusan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama penulis belajar di Jurusan Geografi.

9. Nur Sodiq, Aksin, Satpam C7 atas bantuan informasinya.

10.Mahasiswa Pendidikan Geografi Angkatan 2006 - 2010, terimakasih atas kerjasama dan bantuannya.

11.Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberikan doa terbaiknya untuk kami anak-anaknya.


(7)

vii

12.Mbak-mbakku, Mas-masku, Keponakanku tersayang, Terimakasih ….

13.Apresiasi khusus penulis berikan buat Ana, Desy, Lala, Yoris, Firoh yang telah banyak membantu selama penelitian dan perjalanan skripsiku. Terimakasih pula atas cinta dan persahabatan tak terlupakan.

14.Teman-teman Kos, terimakasih atas kehangatan dan kekeluargaannya.

15.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga bantuan, doa, materi, waktu dan jasa yang telah diberikan tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Februari 2013


(8)

viii SARI

Suciati. 2013. Sikap Sadar Lingkungan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Dewi Liesnoor S., M.Si dan Drs. Suroso, M.Si. 151 halaman.

Kata kunci: Sikap, Sadar Lingkungan

Unnes menjadi Universitas Konservasi, untuk itu perlu adanya dukungan oleh seluruh civitas akademika untuk melancarkan program Unnes menjadi Universitas Konservasi. Dunia pendidikan tinggi yang sebenarnya diikuti oleh banyak kenyataan-kenyataan fatal lainnya mengenai penggunaan sumber daya alam yang tidak terkelola secara efisien, sebuah hal yang memprihatinkan ketika semua itu subyek atau aktor-aktornya adalah para mahasiswa dan praktisi akademik yang biasanya berpikir kritis menyikapi dunia yang dinamis. Masih ada sebagian mahasiswa belum mempunyai sikap sadar lingkungan seperti belum membuang sampah pada tempatnya, mahasiswa masih menginjak tanaman kampus, masih membiarkan lampu menyala yang tidak digunakan, ketika adanya acara tentang pembuatan alat peraga pembelajaran dari daur ulang kertas mahasiswa yang ikut hanya sedikit. Berhubungan dengan hal tersebut penulis meneliti tentang Sikap Sadar Lingkungan Pendidikan Geografi. Penelitian bertujuan untuk: 1) mengetahui sikap terhadap perlindungan lingkungan kampus mahasiswa pendidikan Geografi, 2) mengetahui sikap terhadap pengawetan lingkungan kampus mahasiswa pendidikan Geografi, 3) mengetahui sikap terhadap pemanfaatan lingkungan kampus mahasiswa pendidikan Geografi.

Populasi mahasiswa pendidikan Geografi sebanyak 197 mahasiswa, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan karakteristik mahasiswa angkatan 2006-2010 yang telah mengambil PKLH yaitu sejumlah 50 mahasiswa. Variabel dalam penelitian adalah sikap terhadap perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan lingkungan kampus mahasiswa pendidikan Geografi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 90% mahasiswa pendidikan Geografi dalam kategori baik dalam bersikap sadar terhadap kampus. Mahasiswa mempunyai sikap terhadap perlindungan lingkungan seperti pandangan, perasaan dan usaha untuk melakukan penanaman pohon dan untuk mengikuti seminar dalam rangka perlindungan lingkungan di kampus. Mahasiswa mempunyai sikap terhadap pengawetan lingkungan seperti mempunyai pandangan, perasaan dan kecenderungan tindakan terhadap pengelolaan sampah, pengurangan pengggunaan kertas dan hemat energi listrik di kampus. Mahasiswa mempunyai sikap terhadap pemanfaatan lingkungan secara lestari seperti mempunyai pandangan, perasaan dan kecenderungan tindakan terhadap daur ulang sampah, kompos, pemanfaatan barang bekas di kampus. Saran yang diajukan Unnes agar mengadakan penyuluhan tentang lingkungan terutama dalam pembuatan pupuk kompos dan biopori.


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vii

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Penegasan Istilah ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengelolaan Lingkungan Kampus ... 7

B. Pengertian Sikap dalam Taksonomi Bloom ... 12

C. Sikap Sadar Lingkungan ... 17

D. Komponen Sikap Sadar Lingkungan ... 18

E. Penelitian Terdahulu ... 22


(10)

x BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Metode Pengumpulan Data ... 28

E. Metode Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 53

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu tentang Pengetahuan Lingkungan

Mempengaruhi Sikap ... 23

3.1 Kriteria Skor Jawaban ... 29

4.1 Hasil Jumlah Jawaban Instrumen Sikap Sadar Lingkungan Mahasiswa Pendidikan Geografi ... 37

4.2Hasil Jumlah Jawaban Sikap Mahasiswa dalam Perlindungan Lingkungan Kampus Unnes ... 37

4.3Hasil Jumlah Jawaban Sikap Mahasiswa Pendidikan Geografi dalam Pengawetan Lingkungan Kampus Unnes secara Lestari ... 38

4.4Hasil Jumlah Jawaban Sikap Mahasiswa Pendidikan Geografi dalam Pemanfaatan Lingkungan Kampus Unnes secara Lestari ... 39

4.5 Sikap terhadap Perlindungan Lingkungan Kampus ... 41

4.6 Sikap terhadap Pengawetan Lingkungan Kampus ... 46


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir Penelitian ... 26

4.1 Peta Lokasi Sampel Penelitian di Jurusan Geografi ... 33

4.2 Kondisi Lingkungan Geografi ... 35


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Sampel Penelitian ... 67

2. Instrumen Angket ... 69

3. Tabulasi Data Angka Hasil Jawaban Penelitian ... 77

4. Hasil Jawaban/Alasan Responden ... 91

5. Sikap Terhadap Perlindungan, Pengawetan dan Pemanfaatan Lingkungan Kampus ditinjau dari Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik ... 131


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini malapetaka berupa banjir, kekeringan, pencemaran air, tanah, udara, kenaikan suhu dan keracunan oleh pestisida telah banyak diberitahukan oleh media massa. Hal tersebut merupakan ancaman bagi kelangsungan kehidupan kita yang menghendaki hidup sejahtera di bumi. Timbulnya krisis lingkungan disebabkan adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya yang tidak seimbang mengakibatkan terjadinya kerusakan ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Keadaan ini makin diperbesar dengan adanya penggalian dan pemanfaatan sumber-sumber alam untuk menunjang kehidupan manusia akibat dari pertumbuhan penduduk yang cepat (Sunarko, 2007:72).

Sholeh (2011:88) menyimpulkan bahwa 92,16% sampah tidak dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Hal tersebut banyak terjadi di kota Semarang, khususnya lingkungan kelurahan Sekaran. Sebagian besar penduduk dari kelurahan Sekaran adalah mahasiswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap sadar lingkungan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik belum muncul. Berdasarkan masalah tersebut akan berdampak pada pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan kampus Unnes jika mahasiswanya belum mempunyai kesadaran dalam memisahkan sampah organik dan anorganik.


(15)

Kerusakan alam tidak dapat dibiarkan untuk terus terjadi, nalar di balik praktik-praktik produksi yang menempatkan lingkungan dan alam pada umumnya sebagai korban juga harus dihentikan. Demi keberlanjutan kehidupan diperlukan nalar baru yang di dalamnya manusia dan lingkungan ditempatkan secara bijak, sebagai dari alam. Nalar ini menempatkan lingkungan sebagai pihak minor dan spesies manusia sebagai pihak superior. Berdasarkan hal ini dunia dan masyarakat akademik memiliki tanggung jawab sosial-moral (TIM Pengembang Universitas Konservasi Unnes, 2009).

Dunia pendidikan tidak terlepas dari pendidikan mahasiswa sebagai calon penerus tongkat estafet dunia pengajaran. Mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan dan perkembangan program Unnes menjadi Universitas Konservasi, untuk itu perlu adanya dukungan oleh seluruh civitas akademika untuk melancarkan program Unnes menjadi Universitas Konservasi. Kenyataan ringan di dunia pendidikan tinggi yang sebenarnya diikuti oleh banyak kenyataan-kenyataan fatal lainnya mengenai penggunaan sumber daya alam yang tidak terkelola secara efisien, sebuah hal yang memprihatinkan ketika semua itu subyek atau aktor-aktornya adalah para mahasiswa dan praktisi akademik yang biasanya berpikir kritis menyikapi dunia yang dinamis.

Mahasiswa pendidikan Geografi seharusnya mempunyai sikap sadar lingkungan dengan dukungan program-program yang telah ada seperti mengurangi gas pencemaran udara dengan berjalan kaki, memperingati hari lingkungan hidup, memperingati hari bumi, memperingati hari air sedunia dan


(16)

mengikuti acara penanaman pohon secara rutin dan merawatnya sehingga dapat menciptakan kenyamanan untuk jangka panjang, membuang sampah dengan bijak sehingga yang organik dapat terurai menyuburkan tanah dan yang anorganik dapat didayagunakan kembali, menggunakan fasilitas sistem pengerjaan tugas secara online karena mengetahui betapa pentingnya menghemat penggunaan kertas, menggunakan pendingin ruangan secara hemat dan segala akitifitas lainnya sebagai simbol mahasiswa mempunyai sikap sadar lingkungan.

Sebagian mahasiswa masih ada yang belum mempunyai sikap sadar lingkungan seperti mahasiswa belum membuang sampah pada tempatnya ini terlihat masih ada sampah yang masih berserakan di lantai. Rendahnya kesadaran mahasiswa dalam menjaga tanaman di kampus seperti masih ada mahasiswa yang menginjak tanaman kampus padahal sudah ada papan larangan untuk tidak menginjak di area tanaman tersebut. Setelah perkuliahan selesai mahasiswa masih membiarkan lampu yang menyala dan tidak digunakan. Rendahnya kesadaran lingkungan mahasiswa juga ditunjukkan ketika di kampus ada acara tentang pembuatan alat peraga pembelajaran dengan memanfaatkan daur ulang kertas mahasiswa yang ikut dalam acara tersebut hanya sedikit.

Berdasarkan uraian di atas maka maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Sikap Sadar Lingkungan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi”.


(17)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah. Penelitian ini ditentukan rumusan masalah, bagaimana sikap sadar lingkungan mahasiswa jurusan pendidikan Geografi yang masih aktif pada Tahun Akademik 2012?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui sikap terhadap perlindungan lingkungan kampus mahasiswa jurusan pendidikan Geografi yang masih aktif pada Tahun Akademik 2012. 2. Mengetahui sikap terhadap pengawetan lingkungan kampus mahasiswa

jurusan pendidikan Geografi yang masih aktif pada Tahun Akademik 2012. 3. Mengetahui sikap terhadap pemanfaatan lingkungan kampus mahasiswa

pendidikan Geografi yang masih aktif pada Tahun Akademik 2012. D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang meliputi: 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat menambah wawasan ilmu tentang taksonomi bloom, terutama yang berhubungan dengan sikap.


(18)

2. Manfaat praktis

Penelitian ini bermanfaat bagi Jurusan Geografi dan mahasiswa Geografi. Manfaat penelitian bagi Jurusan Geografi Unnes sebagai bahan masukan untuk meningkatkan sikap sadar lingkungan mahasiswa pendidikan Geografi karena jurusan Geografi indentik dengan lingkungan. Manfaat bagi mahasiswa Geografi untuk menambah wawasan ilmu tentang kondisi lingkungan di Unnes.

E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran maka penulis perlu menegaskan istilah dari masing-masing kata dalam judul tersebut yaitu:

1. Sikap

Pengertian sikap menurut Secord dan Backman (2001:10) adalah sebagai keteraturan tertentu hal ini perasaan (afeksi), pandangan (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan. 2. Sadar Lingkungan

Upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan dan perlindungan, tetapi lebih dari pada itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan manusia Indonesia khususnya pemuda masa kini, agar mencintai tanah dan air untuk membangun tanah air Indonesia yang adil, makmur serta utuh lestari.


(19)

3. Sikap Sadar Lingkungan di Kampus Unnes

Sikap sadar lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan, perasaan, dan kecenderungan tindakan untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan, tetapi lebih dari pada itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan di Jurusan Geografi. Unnes terdapat program-program konservasi sehingga dalam penelitian ini, sikap sadar lingkungan diterapkan dalam prinsip-prinsip konservasi Unnes menurut (Rahmadi, 2011:183) yaitu perlindungan lingkungan, pengawetan lingkungan, dan pemanfaatan lingkungan secara lestari.


(20)

7 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengelolaan Lingkungan Kampus

Unnes adalah Universitas yang mendeklarasikan menjadi Universitas Konservasi yang bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tanggal 12 Maret 2010. Selain itu Universitas juga menempatkan konservasi sebagai wujud tridarma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Tujuan dideklarasikannya program Unnes sebagai Universitas Konservasi adalah 1) mendukung upaya pemerintah dalam melaksanakan pegelolaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990, Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah tahun 1999, 2) menjadikan Unnes sebagai acuan atau referensi Universitas yang berwawasan konservasi di Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang, melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan sumber daya alam secara lestari di lingkungan Unnes dan sekitarnya melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian bagi terciptanya keseimbangan ekosistem yang ada di dalamnya, 3) menumbuhkan sikap mental, perilaku yang bertanggung jawab dan peran serta seluruh warga Unnes dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati dan pelestarian lingkungan.

Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam penggembangan program Unnes sebagai Universitas konservasi. Mahasiswa


(21)

dalam era konservasi ini sudah mengepakan sayapnya dan aktionnya di lapangan untuk mendukung program-program Universitas Konservasi, contohnya penanggulangan sampah, mengikuti program satu pohon satu mahasiswa, mengikuti seminar dan melakukan penelitian yang berkaitan dengan program-program Universitas Konservasi, menggunakan sepeda ke kempus serta tidak merokok di area kampus serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di area Unnes untuk yang mendukung program-program Universitas konservasi.

Melalui program-program menuju Universitas konservasi diharapkan akan tercipta kondisi-kondisi keselarasan sistem dan praktek tata kelola Unnes dengan prinsip dan praktek tata kelola Universitas konservasi, kelangsungan hidup biodiversitas sebagai penyangga kualitas lingkungan konservasi, meningkatkan partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat Unnes dan masyarakat pendukungnya dibidang konservasi dan lingkungan dan meningkatkan kualitas daya dukung kawasan.

Upaya meneguhkan diri menjadi sebuah Universitas Konservasi, Unnes telah melakukan beberapa program untuk mengembangkan program Universitas konservasi antara lain yaitu:

a. Green Campus

Program ini meliputi konservasi biodiversitas (keanakaragaman hayati) dan manajemen lingkungan Green Space Management, Green Architecture, Green Internal Transportation, Biopori di kampus Unnes dan sekitarnya. Green Space Management mencakup beberapa program seperti penghijauan


(22)

lanjutan yang dilakukan di Unnes ini baru ditujukan untuk sekedar “menghijaukan kampus”. Secara garis besar program penghijauan tersebut sudah mulai menciptakan iklim mikro di lingkungan kampus, akan tetapi penghijauan ini belum sepenuhnya sampai pada sudut-sudut kampus.

Kampanye media yang menggambarkan kekayaan hayati kampus Unnes dan hasil analisis dari inventarisasi flora dan fauna kemudian dibuat poster untuk ditempatkan di beberapa sudut atau jalur kampus. Pembuatan poster ini diharapkan dapat memberi informasi jenis, status dan sebaran flora dan fauna di kampus Unnes dan sekitarnya yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan konservasi.

Green Architecture merupakan program ini bertujuan untuk

pengembangan desain bangunan di lingkungan kampus Unnes lebih ramah lingkungan. Green Internal Transportation System merupakan program ini mengupayakan kampanye dan penggunaan di lingkungan kampus yang ramah lingkungan.

b. Biopori

Pembuatan biopori bertujuan untuk memperbaiki daur hidrologi di lingkungan Unnes dan sekitarnya. Pengembangan biopori ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan sumber air di wilayah Semarang.


(23)

c. Pengelolaan limbah

Meliputi pengolahan kompos, daur ulang kertas, plastik, logam atau kaleng, pengolahan limbah laboratorium, dan pengolahan bunga atau daun kering.

d. Paperless policy (kebijakan nir kertas)

Merupakan kebijakan pengurangan pemakaian kertas bukan meniadakan pemakaian kertas sama sekali. Program tersebut meliputi Pengelolaan Administrasi Akademik Berbasis Teknologi Informasi, Pengelolaan Administrasi Dokumen Perkantoran Berbasis Teknologi Informasi, Rancangan Sistem e-administration.

e. Green Energy

Merupakan program yang bertujuan mewujudkan penyediaan energi berkelanjutan melalui pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi sebagai bentuk kepedulian komunitas kampus pada konservasi energi di lingkungan kampus. Program tersebut meliputi Pengembangan dan Penerapan Sumber Energi Terbarukan khususnya energi surya (solar energy) dan Biofuel.

f. Seni Budaya

Bersamaan dengan upaya konservasi secara ekologis, penguatan pada aspek sikap dan perilaku segenap warga Universitas serta lingkungan di sekitarnya yang mencerminkan nilai konservasi menjadi program konservasi di bidang budaya. Implementasinya lewat sosialisasi dan pembudayaan sikap


(24)

hidup ramah lingkungan, semangat menanam sekaligus merawatnya, mengutamakan nir kertas, efisien energi sekaligus pengembangan energi ramah lingkungan yang semua bermuara pada perlindungan dan penguatan. Sejalan dengan itu, kegiatan yang telah berlangsung akan diteruskan, difasilitasi, dan dioptimalkan. Antara lain sarasehan 'selasa legen (rebo legen)', sanggar tari, sanggar pedalangan, sanggar panatacara, dan pembangunan kampung budaya secara fisik merupakan sebuah perkampungan yang mencerminkan prinsip multikultural. Perkampungan inilah berbagai aspek dan wujud kebudayaan dieksplorasi, diapresiasi dan dikembangkan. g. Kader Konservasi

Program ini merupakan upaya peningkatan kader konservasi baik di lingkungan Unnes maupun masyarakat sekitar Unnes. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah: penjaringan kader, pelatihan kader melalui pedidikan konservasi, sosialisasi, dan memperluas kerjasama dengan pihak terkait dengan kegiatan konservasi dan lingkungan hidup (Rencana strategis 2009-2012 (Pengembangan Unnes sebagai Universitas Konservasi)).

Dari 7 pilar konservasi yang terkait dalam penelitian ini ada 4 pilar yaitu: 1) green campus program tersebut meliputi konservasi biodiversitas (keanakaragaman hayati) dan manajemen lingkungan Green Space Management, Green Internal Transportation, Biopori di kampus Unnes dan sekitarnya, 2) Pengelolaan limbah: meliputi pengolahan kompos, daur ulang kertas, plastik,


(25)

daun kering, 3) Paperless policy (kebijakan nir kertas): merupakan kebijakan pengurangan pemakaian kertas bukan meniadakan pemakaian kertas sama sekali. Program tersebut meliputi Pengelolaan Administrasi Akademik Berbasis Teknologi Informasi, Pengelolaan Administrasi Dokumen Perkantoran Berbasis Teknologi Informasi, Rancangan Sistem e-administration, 4) Green Energy: Merupakan program yang bertujuan mewujudkan penyediaan energi berkelanjutan melalui pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi sebagai bentuk kepedulian komunitas kampus pada konservasi energi di lingkungan kampus.

B. Pengertian Sikap dalam Taksonomi Bloom

Bloom (2006:77) berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu ranah proses berfikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affective domain), dan ranah ketrampilan (psychomotor domain).

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk ranah kognitif. Ranah kognitif ada enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenai kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus


(26)

dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan dan ingatan ini adalah proses berfikir yang paling rendah.

Pemahaman (comprenhension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat, dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Penerapan atau aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru atau konkret.

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian yang satu dengan bagian-bagian yang lain. Sintesis adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur yang logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Penilaian adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide.

Ranah afektif adalah ranah yang berupa sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya jika sesorang memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif ini oleh Krathwohl (1974:31) dan kawan-kawan ditaksonomi lebih rinci ke dalam lima jenjang yaitu


(27)

receiving, responsing, valuing, organization, characterization by value or value

complex.

Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang akan datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Responding adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Valuing adalah memberikan nilai atau memberikan pengahargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.

Organization adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk

nilai baru yang universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Organization, characterization by value or value complex adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

1. Pengertian Sikap

Sikap adalah kencenderungan seseorang berespon positif atau negatif terhadap objek tertentu seperti orang, lembaga atau peristiwa. Menurut Secord dan Backman (2001:10), berpendapat sikap sebagai keteraturan tertentu hal ini perasaan (afeksi), pandangan (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan. Aspek kognisi menyangkut komponen pengetahuan, pandangan, pengharapan, dan cara berpikir, serta


(28)

segala sesuatu yang diperoleh dari hasil pikiran individu. Aspek afeksi menyangkut komponen perasaan dan keadaan emosi individu terhadap objek tertentu serta segala sesuatu yang menyangkut evaluasi baik buruk berdasarkan faktor emosional seseorang. Aspek konasi menyangkut motivasi, perilaku atau aktivitas individu sesuai dengan perasaan terhadap suatu objek atau keadaan tertentu (Walgito, 2003:127-128).

Menurut Krech dan Crutchfield (2003:14) mendefinisikan sikap sebagai organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi atau pengalaman atas suatu aspek dari kehidupan individu. Menurut Walgito (2002) sikap merupakan organisasi pendapat keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dengan cara yang tertentu yang dipilihnya.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan tertentu pada diri individu berupa pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi) dan kecenderungan untuk bertindak (konasi), baik yang bersifat positif maupun negatif terhadap suatu objek.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap menurut pendapat Walgito (2002:117) adalah: 1) faktor dalam (faktor internal) adalah individu merupakan penentu karena apa yang datang dari luar tidak semuanya begitu saja diterima, tetapi individu mengadakan seleksi mana


(29)

yang akan diterima dan mana yang akan ditolaknya, 2) faktor luar (faktor eksternal) adalah hal-hal atau keadaan yang ada di luar diri individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.

b. Pengukuran sikap

Menurut Neolaka (2008:41) metode pengungkapan atau penyaluran sikap dapat dilakukan dengan cara: 1) obeservasi perilaku adalah cara mengetahui sikap seseorang terhadap objek sikap, dapat memperhatikan dan mangamati perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu indikator sikap individu, cara mengintrepretasi sikap dengan observasi harus hati-hati karena biasa jadi pelaku yang ditampakkan hanya situasional, 2) penanyaan langsung adalah asumsi yang melandasi penanyaan langsung guna pengungkapan sikap yang pertama adalah individu merupakan orang yang lebih tahu tentang dirinya sendiri dan kedua adalah asumsi keterusterangan bahwa manusia akan mengemukakan secara terbuka apa yang dirasakan, 3) pengungkapan langsung adalah metode ini terdiri dari dua macam yaitu: item tunggal dan item ganda, item tunggal caranya responden diminta menjawab langsung suatu pernyataan sikap tertulis dengan memberi tanda setuju, benci, atau suka, ya atau tidak, sedangkan item ganda adalah teknik diferensi sematik, teknik ini dirancang untuk mengungkap perasaan yang berkaitan dengan objek sikap yaitu memilih dimensi dan kata sikap yang relavan dengan objek sikap.


(30)

c. Skala sikap

Merupakan metode pengungkapan sikap yang berupa kumpulan pertanyaan-pertanyaan mengenai objek sikap dari respon subjek pada setiap pernyataan dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang. Cara mengukur sikap digunakan skala likert dalam Neolaka (2008:23), skala ini menggunakan hanya item-item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak kurang, yang netral dan rangking lain diantara dua sikap yang pasti di atas.

C. Sikap Sadar Lingkungan

Kesadaran terhadap lingkungan hidup merupakan aspek yang penting dalam pengelolaan lingkungan hidup karena kesadaran terhadap lingkungan hidup merupakan bentuk kepedulian seseorang terhadap kualitas lingkungan, sehingga muncul berbagai aksi menentang kebijaksanaan yang tidak berwawasan lingkungan (Swan dan Stapp, 1974).

Menurut Krech dan Crutcfield (2000:12) menyatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan terjadi sebagai akibat berkembangnya pemahaman terhadap lingkungan itu sendiri ataupun akibat terjadinya perubahan kebutuhan nilai-nilai yang dianut, sikap dan karakteristik individu. Menurut Iskandar (2001:14) terdapat keterkaitan yang sangat erat antara pandangan manusia terhadap kelestarian lingkungannya. Selanjutnya dikatakan pula bahwa pandangan manusia tersebut tergantung dari pengetahuan pengalaman yang


(31)

diperolehnya, serta norma-norma yang terdapat di sekitar lingkungan tempatnya berada.

Zen (1998:3) berpendapat lingkungan adalah usaha melibatkan setiap warga negara dalam menumbuhkan dan membina kesadaran untuk menumbuhkan dan membina kesadaran untuk melestarikan lingkungan, berdasarkan tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup secara damai dengan alam dan lingkungannya.

Kesadaran lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari pada itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan manusia Indonesia khususnya pemuda masa kini, agar mencintai tanah dan air untuk membangun tanah air Indonesia yang adil, makmur serta utuh lestari. Etika lingkungan yang sampai sekarang berlaku adalah etika lingkungan yang didasarkan pada sistem nilai yang mendudukan manusia sebagai makhluk biologis.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas kesadaran lingkungan pada penelitian ini diterapkan sesuai dengan prinsip konservasi yaitu perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan lingkungan secara lestari.

D. Komponen-Komponen Sikap Sadar Lingkungan

Komponen-komponen sikap sadar lingkungan diterapkan dalam prisip konservasi menurut Rahmadi (2011:183). Kesadaran lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah,


(32)

pencemaran, penghijauan dan perlindungan, tetapi juga sadar terhadap perlindungan kampus, pengawetan lingkungan kampus, dan pemanfaatan lingkungan secara lestari. Komponen-komponen sikap sadar lingkungan yang diterapkan dalam prinsip Konservasi adalah sebagai berikut.

a. Sikap sadar terhadap perlindungan lingkungan

Perlindungan lingkungan adalah perlindungan yang bertujuan untuk terpeliharanya proses ekologi yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Langkah-langkah dalam perlindungan lingkungan adalah sebagai berikut. Penetapan wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem perlindungan sistem penyangga kehidupan, penetapan pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengaturan cara pemanfaatan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan. Perlindungan sistem penyangga kehidupan meliputi usaha-usaha dan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan perlindungan terhadap gejala keunikan dan keindahan alam, dan lain-lain.

Sikap sadar lingkungan terhadap terhadap perlindungan lingkungan kampus adalah mahasiswa mempunyai perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) gerakan seperti: 1) penanaman pohon, 2) bersepeda atau jalan kaki saat berangkat kuliah, 3) pembuatan biopori, 4) merawat tanaman di kampus.


(33)

b. Pengertian sikap sadar terhadap pengawetan lingkungan

Pengawetan lingkungan adalah pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dilaksanakan dengan cara ditetapkan oleh pasal 13 UU no. 5 tahun 1990. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilaksanakan di dalam dan di luar kawasan suaka alam, pengawetan jenis tumbuhan dilaksanakan di dalam kawasan suaka alam dengan membiarkan populasi semua jenis tumbuhan tetap seimbang, pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilaksanakan di luar kawasan suaka alam menjaga dan menjaga dan mengembangkan jenis tumbuhan untuk menghindari bahasa kepunahan.

Pengawetan merupakan usaha dan tindakan konservasi untuk menjamin keanekaragaman jenis meliputi penjagaan agar unsur-unsur konservasi tersebut tersebut tidak punah dengan tujuan agar masing-masing tujuan tersebut dapat berfungsi dalam alam dan senantiasa siap untuk waktu-waktu dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia.

Sikap sadar terhadap pengawetan lingkungan adalah: 1) membuang sampah berdasarkan jenisnya (biotik dan abiotik), 2) menggunakan sikadu dan elena guna menekan konsumsi kertas, 3) mematikan lampu yang menyala dan sudah tidak digunakan, 4) pengumpulan tugas melalui e-learning, 5) mematikan komputer setelah selesai menggunakannya, 6) menggunakan air seperlunya.


(34)

c. Sikap Sadar Lingkungan Terhadap Pemanfaatan Lingkungan Secara Lestari Pemanfaatan SDA secara lestari adalah kondisi kawasan pelestarian alam, jenis tumbuhan. Kawasan pelestarian alam terdiri dari taman nasional taman hutan raya dan taman wisata alam. Bentuk-bentuknya berupa pengkajian, penelitian, dan pengembangan, pemburuan, penangkaran, perdagangan, peragaan, pertukaran, budidaya tanaman obat-obatan, pemeliharaan untuk kesenangan. Sikap sadar lingkungan terhadap pemanfaatan lingkungan secara lestari adalah memanfaatkan lingkungan dengan ramah lingkungan. Sikap sadar lingkungan terhadap pemanfaatan lingkungan secara lestari adalah: 1) memanfaatkan kertas bekas, 2) pembuatan pupuk kompos, 3) pembuatan alat peraga pembelajaran dari kertas bekas, 4) memanfaatkan daun kering, 5) memanfaatkan botol bekas, dan plastik bekas, 6) mengikuti pelatihan pembuatan alat peraga pembelajaran dengan memanfaatkan barang bekas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan adalah faktor ketidaktahuan dan faktor kemanusiaan. Maksud dari ketidaktahuan adalah manusia belum memiliki pengetahuan tentang lingkungan hidup maka jelas akan mempengaruhi kesadaran lingkungan.

Faktor kemanusiaan sangat mempengaruhi lingkungan hidup. Faktor gaya hidup adalah munculnya gaya hidup global melalui perdangangan, perjalanan, televisi, dan mereka meletakkan kerangka dasar bagi gaya hidup


(35)

global, gaya hidup global mementingkan materi, bersenang-senang dan ingin mengikuti mode terakhir sehingga akan merusak lingkungan hidup.

Kesadaran Lingkungan menurut Neolaka (2008:119-124) dapat diraih melalui pendidikan lingkungan hidup yaitu masalah kependudukan dan lingkungan tidak hanya diatasi dengan melakukan usaha yang bersifat teknis, tetapi harus didukung dengan upaya yang bersifat edukatif dan persuasif, caranya dengan melaksanakan PKLH dari kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

E. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian mengenai sikap terhadap lingkungan yang pernah dibuat sebelum penelitian penulis. Lebih jelasnya lihat Tabel 2.1 penelitian tentang pengetahuan lingkungan mempengaruhi sikap.


(36)

Nama Judul Variabel Metode Hasil

1 Prof. Dr. Sri Mulyan i E.S., M.Pd jurusan Biolo gi, FMI PA UN NES

Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Formal, Tingkat Pengetahuan

Lingkungan, dan Peran Serta Wanita dalam Usaha Pelestarian Lingkungan. Variabel bebas: latar belakang pendidikan formal dan tingkat pengetahuan lingkungan. Variabel terikat: peran serta wanita dalam usaha pelestarian lingkungan hidup.

Angket berbentuk tes tertulis model pilihan ganda, serta pengamatan. Analisis data deskriptif, regresi linier, dan korelasi ganda.

Hub. tk pendidikan formal, tk pengetahuan lingk., & peran serta, yaitu: Fh= 28,33 > Ft= 3,14. Korelasi parsial tk pendidikan formal thd peran serta = -0,033; hub negatif. Korelasi parsial tk penget. lingkungan dg peran serta= 0,182. Korelasi tk pendidikan dg tkt pengetahuan= 0,286. 2 Muh.

Khami d (32014 05057) Hubungan Antara Pengetahuan Siswa Tentang Lingkungan Fisik dengan Perilaku Siswa dalam Menjaga Kebersihan

Lingkungan Fisik Sekolah (Studi Kasus Penerapan Model Pembelajaran Terpadu pada Siswa Kelas VI di Sekolah Alam Ar Ridho Unit SD Tembalang, Kota Semarang) Variabel bebas: pengetahuan tentang lingkungan sehat, lingkungan tercemar, dan cara menciptakan lingkungan sehat. Variabel terikat: perilaku operant

menjaga kebersihan sekolah. Pengamatan, tes, angket, dan dokumentasi. Analisis data frekuensi (deskriptif) dan korelasi Product Moment.

Hubungan signifikan antara pengetahuan lingkungan dan perilaku menjaga kebersihan lingkungan fisik sekolah, r hitung= 0,868> r tabel= 0,423 pada taraf kesalahan 5%.

3 Siti

Mu’afa nah (32014 06013) Pengaruh Tingkat Pengetahuan Lingkungan Hidup terhadap Perilaku Siswa dalam Menjaga

Kebersihan Lingkungan Sekolah pada Siswa Kelas XII IPS di SMA Negeri Sekabupaten Kudus Tahun 2010.

Variabel bebas: pengetahuan konsep, fakta, prinsip, metode, dan penafsiran data sederhana dlm lingk. hidup. Variabel terikat: perilaku siswa dlm menjaga kebersihan sekolah.

Pengamatan, tes, angket, dan dokumentasi.Anal isis data deskriptif presentase dan analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menyatakan pengetahuan lingkungan berpengaruh signifikan terhadap perilaku menjaga kebersihan, Fh= 8,78 > Ft (6,90).

Hubungan kedua variabel linier, taraf signifikansi 5%, dk

pembilang= 41, dk penyebut= 76. Fh= 1,03 < Ft (1,88)

4 Widya Indria Restian i 531120 1 Pengetahuan

Lingkungan Hidup dan Perilaku Ramah Lingkungan Pada Siswa SLTA Swastadi Kodya Yogyakarta

Variabel bebas: Pengetahuan Lingkungan Hidup, variabel bebas: sikap dan perilaku ramah lingkungan

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda, Uji F, Uji t, koefisien korelasi berganda dan koefisien determinasi parsial

Hasil meyatakan pengetahuan berpengaruh t hitung 1,67>1,13 pada sikap dan sikap berpengaruh pada perilaku ramah perilaku ramah lingkungan dengan t hitung


(37)

Perbedaan penelitian penulis dari penelitian terdahulu, yaitu pada penelitian ini terdiri dari variabel berupa sikap terhadap perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan lingkungan mahasiswa jurusan pendidikan Geografi. Perbedaannya terletak pada yang diteliti, Prof. Sri Mulyani yang diteliti adalah peran serta wanita, sedangkan penelitian penulis meneliti mahasiswa, Muh Khamid meneliti perilaku siswa kelas 6, sedangkan Siti Mu’afanah dan Widya Indriyani meneliti Siswa kelas XII SMA. Teknik pengumpulan data penelitian penulis menggunakan angket sedangkan Prof. Sri Mulyani, Muh Khamid, Siti Mu’afanah pengambilan datanya menggunakan tes.

Penggunaan metode penelitian ini menggunakan deskriptif persentatif sedangkan penelitian Muh Khamid yang menggunakan metode Korelasi Product Momen, sedangkan persamaannya adalah hasilnya mengatakan sama-sama meneliti sikap terhadap lingkungan.

F. Kerangka Berfikir

Terjadinya kerusakan lingkungan seperti yang ada di lingkungan udara, pencemaran sampah yang semakin meluas dan perkembangan IPTEK yang menyebabkan kerusakan tersebut. Mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan dan perkembangan program Unnes menjadi Universitas Konservasi, untuk itu perlu adanya dukungan oleh seluruh civitas akademika untuk melancarakan program Unnes menjadi Universitas Konservasi.

Sikap sadar lingkungan, indikator dari sikap sadar lingkungan adalah mahasiswa mempunyai perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan presdiposisi tindakan terhadap perlindungan lingkungan kampus Unnes, mahasiswa mempunyai perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan presdiposisi tindakan


(38)

(konasi) terhadap pengawetan lingkungan kampus Unnes, mahasiswa mempunyai perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan presdiposisi tindakan (konasi) terhadap pemanfaatan lingkungan kampus Unnes

Mahasiswa membangkitkan kesadarannya akan masalah lingkungan yang sedang dihadapi baik lokal maupun global. Banyak usaha-usaha yang dilakukan agar lingkungan kita tetap lestari dan tidak rusak. Meskipun ada mahasiswa Geografi yang memiliki sikap sadar terhadap lingkungan, namun ada mahasiswa Geografi yang tidak memiliki sikap sadar terhadap lingkungan.

Penelitian penulis untuk mengetahui sikap sadar lingkungan mahasiswa Geografi yang masih aktif sebagai mahasiswa Geografi dan telah menempuh mata kuliah PKLH. Penulis melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana sikap sadar lingkungan mahasiswa Geografi yang masih aktif sebagai mahasiswa Geografi dan telah menempuh mata kuliah PKLH. Lebih jelasnya lihat pada Gambar 2.1.


(39)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian; Sadar Lingkungan Mahasiswa Pendidikan Geografi.

Indikator:

A.Mahasiswa mempunyai perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan terhadap perlindungan lingkungan kampus Unnes

B.Mahasiswa mempunyai perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) terhadap pengawetan lingkungan kampus Unnes

C.Mahasiswa mempunyai perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) terhadap pemanfaatan lingkungan kampus Unnes

.

Sikap sadar lingkungan tehadap perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan lingkungan Kerusakan Lingkungan

Sikap sadar Lingkungan Unnes Konservasi


(40)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini di Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Unnes, Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

B. Metode Penentuan Objek Penelitian 1. Populasi

Populasi penelitian ini meliputi mahasiswa jurusan pendidikan Geografi yang masih aktif pada Tahun Akademik 2012 dan telah menempuh mata kuliah PKLH. Jumlah populasi 197 mahasiswa.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan karakteristik mahasiswa angkatan 2006-2010

yang telah mengambil mata kuliah PKLH. Pengambilan sampel 25% dari populasi sebanyak 197 mahasiswa pendidikan Geografi (angkatan 2006-2010) yaitu sebanyak 50 orang.

C. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu sikap sadar lingkungan mahasiswa pendidikan Geografi, variabel penelitian ini adalah sebagai berikut.


(41)

1. Sikap terhadap Perlindungan Lingkungan

Mahasiswa mempunyai perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan presdiposisi tindakan (konasi) terhadap: 1) green campus Unnes, 2) bersepeda atau jalan kaki saat kuliah, 3) membuat dan merawat biopori, 4) mengikuti seminar/diskusi dalam hal perlindungan lingkungan.

2. Sikap terhadap Pengawetan Lingkungan

Mahasiswa mempunyai perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan presdiposisi tindakan (konasi) terhadap: 1) memisahkan sampah organik dan anorganik, 2) mengurangi konsumsi kertas, 3) mematikan lampu, 4) mematikan komputer.

3. Sikap terhadap Pemanfaatan Lingkungan

Mahasiswa mempunyai perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan presdiposisi tindakan (konasi) terhadap: 1) memanfaatkan kertas bekas sebagai media pembelajaran, 2) ikut serta dalam pembuatan pupuk kompos, 3) memanfaatkan daun kering, plastik dan botol bekas.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan angket. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang sikap kesadaran lingkungan mahasiswa pendidikan Geografi yang berupa pertanyaan pilihan (angket terbuka).


(42)

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif persentase. Metode ini digunakan untuk mengetahui sikap sadar lingkungan mahasiswa jurusan Pendidikan Geografi.

Cara menganalisis data sikap sadar lingkungan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Skoring

Memberikan skor pada setiap jawaban responden dengan kententuan jawaban A skornya 1, B skornya 0.

b. Klasifikasi

Setelah dilakukan skoring, maka memberikan kriteria dari setiap skor. Kriteria untuk variabel sikap sadar lingkungan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Kriteria Skor Jawaban

Jawaban Skor

A 1

B 0

Sumber: Hasil Penelitian 2013, Lampiran 3 c. Menghitung fekuensi

Menghitung frekuensi untuk tiap-tiap kategori jawaban yang ada pada masing-masing variabel, sub variabel dan sub-sub variabel. Langkah-langkah adalah sebagai berikut.

1) Menghitung skor maksimal dengan rumus


(43)

2) Menghitung skor minimal dengan rumus

Skor minimal = ∑butir soal variabel × skor terendah 3) Menentukan range dengan rumus

Range = skor maksimal – skor minimal 4) Menentukan interval dengan rumus

Interval =

5) Parameter dibagi menjadi 2 yaitu sadar dan tidak sadar. 6) Menghitung fekuensi untuk tiap kriteria

7) Fekuensi yang diperoleh kemudian dipresentasekan, dengan rumus % =

Keterangan

f = frekuensi responden untuk kriteria sub variabel ∑ responden = Jumlah responden dalam penelitian

Langkah-langkah menentukan frekuensi sub variabel dan sub-sub variabel caranya sama dengan variabel hanya perbedaannya pada jumlah butir soal lebih jelasnya lihat pada Lampiran 6.


(44)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Responden penelitian adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan yang masih aktif pada tahun akademik 2012. Penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan yang masih aktif sebagai mahasiswa pendidikan Geografi berjumlah 197 mahasiswa. Jumlahnya populasinya sedikit sehingga menggunakan teknik pengambilan purposive sampling dengan karakteristik mahasiswa pendidikan Geografi yang telah

menempuh PKLH. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini 25% dari jumlah populasi yang sampelnya berjumlah 50 orang.

Program Studi Pendidikan Geografi merupakan salah satu program studi yang terdapat di Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Unnes. Jurusan ini memiliki jenjang Strata 1 untuk mahasiswanya. Program Studi Pendidikan Geografi berdiri pada tahun 1965 dengan Keputusan Mentri PTIP No.40/1965 dan dan Keputusan Presiden No.271/1965. Berdasarkan SK BAN-PT No. 020/BAN-PT/Ak-13/S1/X/2010 tanggal 08 Oktober 2010 terakreditasi dengan nilai A.


(45)

a. Letak Lokasi Penelitian

Penelitian penulis lokasi penelitian terletak di Jurusan Geografi komplek kampus Unnes, Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Jurusan Geografi merupakan salah satu jurusan yang terdapat pada Fakultas Ilmu Sosial Unnes dengan koordinat 7003’09’’- 7006’49’’LS dan 110038’54’’- 110041’05’’BT.

Jurusan Geografi mempunyai 3 Program Pendidikan (Prodi) yaitu S1 Geografi, S1 Pendidikan Geografi, dan D3 Survei Pemetaan Wilayah. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan Geografi Angkatan 2006 sampai dengan 2010. Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian peneliti yaitu gedung C1 dan C5. Lebih jelasnya lihat Gambar 4.1 Peta Lokasi FIS.


(46)

(47)

b. Kondisi Fisik Jurusan Geografi

Sarana dan prasarana pendukung perkuliahan pada Jurusan Geografi meliputi sarana bangunan untuk penyelenggaraan perkuliahan, perpustakaan, dan laboratorium. Bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan perkuliahan berada di komplek Fakultas Ilmu Sosial Unnes, yaitu gedung C1 lantai II dan III, serta gedung C5 sebagai laboratorium, perkuliahan dan perpustakaan pada lantai II dan III.

Perpustakaan di Jurusan Geografi mempunyai koleksi buku-buku yang lengkap sebagai penunjang perkuliahan. Laboratorium yang dimiliki oleh Jurusan Geografi Unnes antara lain: Laboratorium Geologi dan Geomorfologi, Laboratorium Kartografi, Laboratorium Kosmografi, Laboratorium Tanah dan Laboratorium SIG. Sarana lainnya adalah setiap kelas dilengkapi dengan LCD, VCD, dan OHP.

Kondisi gedung Jurusan Geografi lebih bersih daripada jurusan lain, ruangannya tertata dengan rapi. Jurusan Geografi pada C1 terdapat banyak tanaman di pot yang merupakan hasil karya dari mahasiswa. Kamar mandi pada jurusan ini bersih dan lampu mati jika kamar mandi tersebut tidak digunakan. Depan gedung ini terdapat banyak tanaman yang terawat dan subur. Jurusan ini terdapat tempat 2 sampah yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Perpustakaan yang terdapat pada gedung C5 ruangan terlihat bersih dan nyaman. Lebih jelasnya lihat Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.


(48)

Gambar 4.2 Kondisi Lingkungan Geografi


(49)

2. Sikap Sadar Lingkungan Mahasiswa Geografi

Penelitian penulis akan membahas mengenai deskripsi data sikap sadar lingkungan mahasiswa pendidikan Geografi.

a. Sikap Sadar Lingkungan Mahasiswa Pendidikan Geografi.

Sikap sadar lingkungan adalah pandangan, perasaan, dan kecenderungan tindakan untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan, tetapi lebih dari pada itu semua, membangkitkan kesadaran perlindungan lingkungan, pengawetan lingkungan, dan pemanfaatan lingkungan secara lestari.

Penelitian terhadap sikap sadar lingkungan dengan menyebar angket kepada mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi. Angket pengukur sikap sadar lingkungan terdiri dari 3 bagian yaitu sikap terhadap perlindungan lingkungan kampus, sikap terhadap pengawetan lingkungan kampus dan pemanfaatan lingkungan kampus secara lestari. Perhitungan hasil jawaban instrumen sikap sadar lingkungan ini merupakan keseluruhan dari penjumlahan semua hasil jawaban perhitungan dari sikap terhadap perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan lingkungan secara lestari. Berdasarkan hasil penelitian jumlah jawaban dari instrumen sikap sadar lingkungan mahasiswa pendidikan Geografi dapat disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini.


(50)

Tabel 4.1 Jumlah Jawaban Instrumen Sikap Sadar Lingkungan Mahasiswa Pendidikan Geografi

Jawaban Jumlah %

Setuju 949 82,5

Tidak Setuju 201 17,5

Jumlah 1150 100,0

Sumber: Hasil Penelitian 2013, Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui dari 50 responden, diperoleh data yaitu jawaban setuju dari seluruh mahasiswa pendidikan Geografi berjumlah 949 (82,5%), jawaban tidak setuju berjumlah 201 (17,5%).

Lebih detailnya mengenai sikap sadar lingkungan mahasiswa jurusan pendidikan Geografi dapat dilihat dari diskripsi tiap-tiap variabel sikap sadar lingkungan mahasiswa pendidikan Geografi sebagai berikut. 1) Hasil Jawaban Instrumen Sikap Mahasiswa Pendidikan Geografi dalam

Perlindungan Lingkungan Kampus Unnes

Variabel sikap mahasiswa dalam perlindungan lingkungan kampus Unnes terdiri dari 7 soal yaitu 3 soal pandangan mahasiswa pendidikan Geografi terhadap lingkungan kampus, 2 soal perasaan senang atau tidak senang terhadap perlindungan lingkungan kampus, dan 2 soal tindakan untuk usaha mengikuti dalam hal perlindungan kampus.

Tabel 4.2 Hasil Jawaban Instrumen Sikap Mahasiswa dalam Perlindungan Lingkungan Kampus Unnes

Kategori Jumlah %

Setuju 309 88,20

Tidak setuju 41 11,80

Jumlah 350 100,00


(51)

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.2 dapat diketahui dari 50 responden diperoleh keterangan langsung bahwa jawaban setuju dari seluruh mahasiswa jurusan pendidikan Geografi berjumlah 309 (88,2%). Jawaban mahasiswa yang tidak setuju berjumlah 41 (11,8%).

2) Hasil Jawaban Intrumen Sikap Mahasiswa dalam Pengawetan Lingkungan Kampus Unnes

Variabel ini bertujuan untuk mengungkapkan berapa persen jumlah jawaban setuju dan tidak setuju dari intumen angket yang berhubungan dengan sikap mahasiswa terhadap pengawetan lingkungan. Sikap terhadap pengawetan lingkungan kampus terdiri dari 3 soal mengenai pandangan mahasiswa terhadap pengawetan lingkungan kampus, 3 soal mengenai perasaan senang terhadap pengawetan lingkungan kampus, dan 2 soal mengenai tindakan mahasiswa terhadap pengawetan lingkungan kampus. Jumlah jawaban instrumen yang berkaitan dengan sikap terhadap pengawetan lingkungan dapat disajikan pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Hasil Jawaban Instrumen Sikap Mahasiswa dalam Pengawetan Lingkungan Kampus Unnes

Kriteria Sikap Jumlah %

Setuju 330 82,50

Tidak setuju 70 17,50

Jumlah 400 100,00

Sumber: Hasil Penelitian 2013, Lampiran 3

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.3 diketahui dari 50 responden diperoleh keterangan jawaban setuju dari seluruh mahasiswa


(52)

pendidikan Geografi berjumlah 330 (82,5%) dan jawaban tidak setuju berjumlah 70 (17,5%).

3) Hasil Jawaban Instrumen Sikap Mahasiswa dalam Pemanfaatan Lingkungan Kampus Unnes secara Lestari.

Hasil jawaban instrumen sikap mahasiswa dalam pemanfaatan lingkungan kampus Unnes secara lestari ini digunakan untuk mengungkapkan seberapa persen jumlah jawaban setuju dan tidak setuju dari intrumen yang berkaitan dengan sikap mahasiswa dalam pemanfaatan lingkungan kampus.

Butir soal angket sikap mahasiswa dalam pemanfaatan lingkungan kampus Unnes secara lestari terdiri dari 3 butir pandangan mahasiswa terhadap pemanfaatan lingkungan, 2 perasaan senang terhadap pemanfaatan lingkungan kampus, dan 3 butir soal mengenai tindakan untuk usaha mengikuti dalam hal pemanfaatan lingkungan kampus. Jumlah jawaban instrumen yang berkaitan dengan sikap mahasiswa dalam pemanfaatan lingkungan kampus Unnes secara lestari, dapat disajikan dalam Tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Jumlah Jawaban Instrumen Sikap Mahasiswa Pendidikan Geografi dalam Pemanfaatan Lingkungan

Kategori Jumlah %

Setuju 315 78,8

Tidak Setuju 85 21,2

Jumlah 400 100,0


(53)

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 315 (78,8%) jawaban setuju dari 50 responden mahasiswa pendidikan Geografi, sedangkan jawaban tidak setuju berjumlah 85 (21,2%).

3. Sikap terhadap Perlindungan Lingkungan Kampus Unnes

Sikap perlindungan lingkungan kampus adalah pandangan, perasaan, dan pemanfaatan terhadap perlindungan yang bertujuan untuk terpeliharanya proses ekologi kampus yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kampus dan mutu kehidupan manusia di lingkungan kampus Unnes. Berdasarkan hasil penelitian sikap terhadap perlindungan lingkungan kampus dari 50 responden diperoleh keterangan langsung bahwa mahasiswa jurusan pendidikan Geografi yang memiliki sikap dalam perlindungan lingkungan kampus Unnes yang baik ada 46 mahasiswa (92%), dan tidak baik ada 4 mahasiswa (8%). Skor rata-rata seluruh responden yaitu 6,38. Skor 0-<3,5 dikatakan tidak baik dan skor >3,5-7 dikatakan baik, sehingga menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa mempunyai sikap sadar terhadap perlindungan lingkungan yang baik. Lebih jelasnya lihat pada Lampiran 6.

Hasil analisis sikap terhadap perlindungan lingkungan kampus dibagi menjadi pandangan terhadap perlindungan lingkungan, perasaan terhadap perlindungan lingkungan, dan kecenderungan tindakan untuk usaha mengikuti dalam hal perlindungan kampus. Sikap terhadap perlindungan lingkungan kampus disajikan pada Tabel 4.5.


(54)

Tabel 4.5. Sikap terhadap perlindungan lingkungan kampus

Sikap Aspek Sikap Indikator Alasan

Sikap terhadap perlindungan lingkungan kampus Pandangan terhadap perlindungan lingkungan Pandangan penanaman pohon Pandangan jalan kaki Pandangan Biopori Menetralisir CO2

Enggan jalan kakai karena Jarak kos jauh dan bus kurang Enggan membuat biopori karena biopori susah dan butuh waktu lama untuk membuatnya Perasaan terhadap perlindungan lingkungan Merawat tanaman kampus Merawat biopori Tumbuh kesadaran merawat tanaman kampus

Tidak ada waktu luang Tindakan terhadap perlindungan lingkungan kampus Menyiram tanaman Ikut seminar perlindungan lingkungan

Sejuk dan nyaman Manambah pengalaman Sumber: Hasil Penelitian 2012, Lampiran 5

Lebih jelasnya masing-masing dari sikap terhadap perlindungan lingkungan kampus mahasiswa penidikan Geografi diuraikan sebagai berikut. a. Pandangan terhadap Perlindungan Lingkungan

Pandangan terhadap perlindungan lingkungan kampus adalah pengetahuan, pengharapan, dan cara berpikir, serta segala sesuatu tentang perlindungan lingkungan kampus yang diperoleh dari hasil pikiran individu. Sebagian besar mahasiswa mempunyai pandangan terhadap perlindungan lingkungan kampus terdiri dari pandangan tentang penanaman pohon, jalan kaki, dan biopori. Berdasarkan hasil penelitian


(55)

sebanyak 96% mahasiswa mempunyai pandangan terhadap perlindungan lingkungan kampus. Mahasiswa mempunyai pandangan terhadap gerakan green campus seperti penanaman pohon yang dilakukan di kampus.

Sebanyak 80% mahasiswa mempunyai pandangan terhadap gerakan green campus karena dengan adanya penanaman pohon maka lingkungan kampus

dapat menetralisir karbondioksida/CO2 yang berbahaya pada lingkungan kampus sehingga terhindar dari gangguan penyakit pernafasan. Mahasiswa juga berpandangan perlu digerakan green campus karena dapat memberikan kenyamanan di sekitar lingkungan kampus dan dapat mencegah terjadinya kerusakan lingkungan kampus.

Sebagian besar mahasiswa mempunyai pandangan tentang jalan kaki atau bersepeda saat kuliah. Sebanyak 60% mahasiswa tidak mempunyai pandangan tentang jalan kaki tidak perlu dilakukan karena jarak antara kos dengan kampus terlalu jauh dan armada bus tersebut hanya sedikit. Mahasiswa juga mempunyai usulan agar armada bus ditambah sehingga dapat memperlancar perkuliahan. Mahasiswa yang mempunyai pandangan jalan kaki atau bersepeda perlu dilakukan di kampus karena dapat mencegah terjadinya pemanasan global.

Alasan mahasiswa lainnya mempunyai pandangan tentang jalan kaki saat berangkat kuliah agar menciptakan Unnes konservasi dan tidak menambah polusi udara. Selain itu juga beralasan mengurangi kesenjangan


(56)

sosial, menjadikan budaya Unnes Konservasi, enak sambil jalan-jalan juga dapat menyehatkan badan, menjadikan mahasiswa fress kalau jalan kaki.

Pandangan mahasiswa tentang biopori yaitu sebanyak 98% mahasiswa mempunyai pandangan biopori perlu dibuat karena biopori mempunyai banyak manfaat selain dapat menghasilkan kompos, juga dapat meresap air dari permukaan tanah dan dapat menyuburkan tanah. Mahasiswa yang tidak mempunyai pandangan tentang pembuatan biopori di kampus karena mahasiswa berpikir dalam pembuatan biopori membutuhkan waktu yang lama.

b. Perasaan terhadap Perlindungan Lingkungan

Perasaan terhadap perlindungan lingkungan adalah keadaan emosi individu terhadap perlindungan lingkungan serta segala sesuatu yang menyangkut evaluasi baik buruk berdasarkan faktor emosional mahasiswa tersebut. Perasaan mahasiswa pendidikan Geografi terhadap perlindungan lingkungan kampus terdiri perasaan terhadap perawatan tanaman kampus dan marawat biopori. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 88% mahasiswa mempunyai perasaan senang terhadap perlindungan lingkungan kampus. Sebanyak 90% mahasiswa yang mempunyai perasaan senang untuk merawat tanaman di kampus karena dengan merawat tanaman kampus kesadaran mahasiswa merawat tanaman kampus perlu ditanamkan pada diri mahasiswa. Mahasiswa lainnya juga beralasan agar kampus terlihat sejuk, indah dan mengurangi pencemaran lingkungan


(57)

Perasaan senang atau tidak senang mahasiswa untuk merawat biopori di kampus. Sebagian besar 60% mahasiswa senang merawat biopori dengan alasan demi terciptanya lingkungan yang bebas banjir. Sebanyak 40% mahasiswa menjawab tidak senang membuat dan merawat biopori karena mahasiswa berfikir untuk membuat biopori cukup susah dan membutuhkan pemilihan lahan sehingga perlu dikoordinasikan secara tepat baik oleh mahasiswa maupun jurusan.

c. Presdiposisi Tindakan (konasi) terhadap Perlindungan Lingkungan

Presdiposisi tindakan (konasi) terhadap perlindungan lingkungan adalah kecenderungan motivasi, perilaku atau aktivitas individu sesuai dengan perasaan terhadap perlindungan lingkungan kampus. Kecenderungan tindakan terhadap perlindungan lingkungan kampus terdiri dari kecenderungan tindakan untuk menyiram bunga tanpa pamrih dan mengikuti seminar dalam rangka perlindungan lingkungan kampus.

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 88% mahasiswa berusaha melakukan tindakan terhadap perlindungan lingkungan kampus. Sebanyak 88% mahasiswa akan berusaha melakukan tindakan untuk menyiram bunga tanpa pamrih karena kampus menjadi sejuk dan indah, tanaman subur, menciptakan kenyamanan kampus sedangkan sisanya dengan alasan wujud dari kecintaan lingkungan kampus.

Sebanyak 80% mahasiswa mempunyai kecenderungan tindakan untuk mengikuti seminar tentang perlindungan lingkungan kampus dengan


(58)

alasan menambah pengalaman, menambah ilmu pengetahuan. Alasan lain mahasiswa mengikuti seminar karena untuk menjaga lingkungan alam di sekitar kampus demi kenyamanan kampus.

Berdasarkan tingginya data sikap mahasiswa pendidikan Geografi dalam perlindungan lingkungan kampus disebabkan karena rata-rata mahasiswa mempunyai pengetahuan atau pandangan yang luas tentang lingkungan hidup. Berdasarkan kriteria yang ada maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa jurusan pendidikan Geografi memiliki sikap yang baik terhadap perlindungan lingkungan kampus Unnes.

4. Sikap terhadap Pengawetan Lingkungan Kampus Unnes

Sikap terhadap pengawetan lingkungan kampus Unnes adalah pandangan, perasaan dan kecenderungan untuk usaha dalam menjaga dan mengembangkan sumber daya alam untuk menghindari kepunahan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan pendidikan Geografi yang memiliki sikap dalam pengawetan lingkungan kampus Unnes sebanyak 43 mahasiswa atau 86%. Sebanyak 7 mahasiswa atau 4% tidak mempunyai sikap sadar terhadap lingkungan kampus. Rata-rata skor dari seluruh responden yaitu 6,6. Skor 0-<4 dikatakan tidak baik dan skor >4-8 dikatakan baik. Rata-rata skor menunjukkan bahwa mahasiswa pendidikan Geografi mempunyai sikap sadar terhadap pengawetan lingkungan lebih jelasnya lihat pada Lampiran 6.


(59)

Sikap terhadap pengawetan lingkungan kampus terdiri pandangan terhadap pengawetan lingkungan, perasaan senang terhadap pengawetan lingkungan kampus, kecenderungan tindakan untuk usaha mengikuti dalam hal pengawetan lingkungan kampus. Sikap terhadap pengawetan lingkungan kampus disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Sikap terhadap pengawetan lingkungan kampus Sikap Aspek Sikap Indikator Alasan

Sikap terhadap pengawetan lingkungan kampus Pandangan terhadap pengawetan lingkungan Pandangan sampah Pandangan sikadu elena Pandangan memtikan lampu Terhindar pencemaran tanah Hutan utuh dan terhindar global warming

Menekan emisi CO2 Perasaan

terhadap pengawetan lingkungan

Gerakan green energy

Penggunaan e learning Mematikan komputer setelah menggunakan Bentuk dari konservasi Bentuk dari konservasi dan paperlees Bentuk konservasi dan komputer akan tetap terawat Tindakan terhadap pengawetan lingkungan kampus Mematikan keran air Mematikan lampu yang tidak digunakan Hemat air

Hemat listrik dan budaya konservasi Sumber: Hasil Penelitian 2012, Lampiran 5

Lebih jelasnya masing-masing sikap terhadap pengawetan lingkungan kampus mahasiswa jurusan pendidikan Geografi dijelaskan sebagai berikut.


(60)

a. Pandangan terhadap Pengawetan Lingkungan kampus

Pandangan terhadap pengawetan lingkungan kampus adalah pengetahuan, pengharapan, dan cara berpikir, serta segala sesuatu tentang pengawetan lingkungan kampus yang diperoleh dari hasil pikiran mahasiswa itu sendiri. Pandangan mahasiswa pendidikan Geografi terhadap pengawetan lingkungan kampus terdiri dari pandangan terhadap pengelolaan sampah, pengurangan penggunaan kertas dan hemat energi listrik.

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 80% mahasiswa mempunyai pandangan yang baik terhadap pengawetan lingkungan kampus. Pandangan pengawetan lingkungan kampus seperti pandangan membedakan sampah organik dan anorganik. Sebanyak 88% mahasiswa mempunyai pandangan tentang membedakan sampah organik dan anorganik karena dengan alasan membuang sampah dapat membantu tanah terhindar dari pencemaran dan sampah anorganik bisa dimanfaatkan untuk daur ulang. Alasan lainnya seperti demi pelestarian lingkungan dan mahasiswa yang tidak mempunyai pandangan terhadap pembedaan sampah organik dan anorganik disebabkan karena mereka tidak mempunyai waktu untuk melakukan kegiatan tersebut selain itu mereka berpikiran bahwa untuk terlalu sulit dalam membedakan pupuk kompos tersebut.


(61)

Sebagian besar mahasiswa mempunyai pandangan tentang pengurangan penggunaan kertas perlu dilakukan saat perkuliahan seperti menggunakan sikadu dan elena. Sebanyak 86% mahasiswa mempunyai pandangan tersebut dengan alasan untuk membantu mengurangi pemanasan global dan menjaga keutuhan hutan. Mahasiswa yang tidak mempunyai pandangan terhadap pengurangan penggunaan kertas dengan alasan karena sikadu yang dipakai dalam perkuliahan sering eror sehingga kelancaran komunikasi kurang terjamin.

Sebagian besar mahasiswa mempunyai pandangan mematikan lampu setelah selesai kuliah. Sebanyak 90% mahasiswa dengan alasan untuk menghemat energi listrik. Alasan mahasiswa lainnya seperti menekan emisi CO2 yang terdapat dalam kampus dan demi kesejahteraan masa depan. Mahasiswa yang tidak mempunyai pandangan untuk mematikan lampu setelah selesai perkuliahan karena mahasiswa terburu-buru pulang pulang setelah selasai kuliah.

b. Perasaan terhadap Pengawetan Lingkungan

Perasaan terhadap pengawetan lingkungan adalah keadaan emosi individu terhadap pengawetan lingkungan serta segala sesuatu yang menyangkut evaluasi baik buruk berdasarkan faktor emosional mahasiswa tersebut. Perasaan mahasiswa terhadap pengawetan lingkungan kampus terdiri dari perasaan senang terhadap pengurangan penggunaan kertas, dan penghematan energi listrik.


(62)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa rata-rata sebagian besar 88% dari 50 mahasiswa mempunyai perasaan senang terhadap pengawetan lingkungan. Sehubungan dengan program di kampus Unnes memberikan kewajiban mahasiswa untuk mengikuti gerakan green energy sebanyak 70% mahasiswa senang terhadap keawajiban tersebut dengan alasan demi terwujudnya konservasi. Mahasiswa yang tidak senang terhadap kewajiban tersebut karena mahasiswa berpikiran dalam gerakan tersebut membutuhkan waktu yang lama.

Sebagian besar mahasiswa mempunyai perasaan senang terhadap kebijakan yang diberikan mahasiswa dalam Unnes dalam pengumpulan tugas maupun pembelajaran perkuliahan menggunakan e learning. Sebanyak 60% mahasiswa senang terhadap kebijakan yang diberikan dengan alasan demi terwujudnya Unnes konservasi. Alasan mahasiswa lainnya seperti, dengan pengurangan kertas tersebut dapat melestarikan lingkungan, menjaga lingkungan, paperlees, simpel, lebih mudah dan menjaga keutuhan hutan, selain itu pengurangan kertas menggunakan dengan menggunakan media e learning sebagai mahasiswa sudah memberikan peran terhadap pelestarian hutan. Mahasiswa yang tidak senang dengan alasan sistem tersebut sering eror.

Sebanyak 80% mahasiswa senang terhadap kebijakan yang diberikan untuk mematikan komputer setelah dipakai dengan alasan


(63)

wujud dari Unnes Konservasi sedangkan sisanya dengan alasan sebagai bentuk kepedulian akan fasilitas kampus dan menghindari kerusakan komputer lebih cepat. Mahasiswa yang tidak senang karena mahasiswa terburu-buru untuk pulang ke kosnya masing-masing.

c. Kecenderungan Tindakan untuk Usaha terhadap Pengawetan Lingkungan Presdiposisi tindakan (konasi) terhadap pengawetan lingkungan adalah kecenderungan motivasi, perilaku atau aktivitas individu sesuai dengan perasaan terhadap pengawetan lingkungan kampus. Kecenderungan tindakan untuk usaha terhadap pengawetan lingkungan terdiri dari menghemat penggunaan air dan selalu mematikan lampu.

Baerdasarkan hasil penelitian 30 atau 60% mahasiswa cenderung melakukan tindakan dalam pengawetan lingkungan kampus. Bentuk pengawetan lingkungan di kampus seperti menggunakan air kamar mandi seperlunya dan mematikan keran setelah selesai menggunakannya. Sebanyak 76% mahasiswa cenderung melakukan tindakan tersebut dengan alasan hemat air untuk menunjang konservasi dan sisa alasan yang lain untuk menghindari terjadinya ekploitasi air. Mahasiswa yang cenderung tidak mematikan keran setelah selesai menggunakannya karena dengan alasan sudah ada penjaga kebersihan yang bertanggung jawab untuk mematikannya.

Sebanyak 90% mahasiswa cenderung melakukan tindakan untuk mematikan lampu yang sudah tidak terpakai karena dengan alasan hemat


(64)

listrik dan merupakan bentuk usaha untuk menunjang konservasi. Mahasiswa yang tidak mau mematikan lampu saat selesai perkuliahan karena sudah ada penjaga kebersihan yang bertanggung jawab untuk mematikan lampu tersebut.

5. Sikap terhadap Pemanfaatan Lingkungan Kampus Unnes

Sikap terhadap pemanfaatan lingkungan secara lestari adalah pandangan, perasaan, dan kecenderungan untuk melakukan tindakan terhadap kondisi kawasan pelestarian alam dan jenis tumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 50 responden mahasiswa pendidikan Geografi yang memiliki sikap dalam pemanfaatan lingkungan menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan pendidikan Geografi yang memiliki sikap dalam pemanfaatan lingkungan kampus secara lestari yang baik ada 45 mahasiswa atau 90%, sedangkan yang tidak baik hanya 5% lebih jelasnya lihat pada lampiran 6.

Sikap terhadap pemanfaatan lingkungan kampus secara lestari terdiri dari pandangan terhadap pemanfaataan lingkungan secara lestari, perasaan senang terhadap pemanfaataan lingkungan secara lestari, kecenderungan tindakan untuk usaha mengikuti dalam hal pemanfaataan lingkungan secara lestari. Sikap terhadap pemanfaatan lingkungan secara lestari disajikan pada Tabel 4.7.


(65)

Tabel 4.7 Sikap terhadap pemanfaatan lingkungan kampus Sikap Aspek Sikap Indikator Alasan

Sikap terhadap pemanfaatan lingkungan kampus Pandangan terhadap pemanfaatan lingkungan Pandangan daur ulang sampah Pandangan mahasiswa terhadap pembuatan alat peraga dari kertas karton lunak yang tidak dipakai Terhindar pencemaran tanah Menciptakan kreatifitas mahasiswa, terhindar pencemaran lingkungan Perasaan terhadap pemanfaatan lingkungan Pemanfaatan kertas bekas Pembuatan pupuk kompos Menumbuhkan jiwa kewirausahaan Melatih kreatifitas mahasiswa Tindakan terhadap pemanfaatan lingkungan kampus Pemanfaatan plastik, kertas, dan botol bekas Kegiatan pengolahan pupuk kompos Pembuatan media pembelajaran dari kertas bekas Menumbuhkan jiwa kewirausahaan Menambah pengalaman dalam pembuatan pupuk kompos Mencegah pencemaran lingkungan juga dapat melestarikan alam Sumber: Hasil Penelitian 2012, Lampiran 5

Lebih jelasnya masing-masing sikap terhadap pemanfaatan lingkungan kampus mahasiswa jurusan pendidikan Geografi diuraikan sebagai berikut. a. Pandangan terhadap Pemanfaatan Lingkungan Kampus

Pandangan terhadap pemanfaatan lingkungan kampus adalah pengetahuan, pengharapan, dan cara berpikir, serta segala sesuatu tentang pemanfaatan lingkungan kampus yang diperoleh dari hasil pikiran mahasiswa itu sendiri. Pandangan mahasiswa terhadap pemanfaatan


(66)

lingkungan kampus secara lestari terdiri dari pandangan terhadap daur ulang sampah dan pandangan tentang kompos.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sebanyak 46 atau (92%) mahasiswa mempunyai pandangan yang baik terhadap pemanfaatan lingkungan secara lestari dengan daur ulang sampah. Sebanyak 72% mahasiswa mempunyai pandangan terhadap pemanfaatan kertas bekas yang tidak terpakai untuk didaur ulang dengan alasan agar mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama pencemaran tanah. Sebanyak 28% mahasiswa mempunyai pandangan terhadap pembuatan alat peraga pembelajaran dari kertas dan karton lunak yang sudah tidak terpakai dengan alasan karena menciptakan kreatifitas mahasiswa. Mahasiswa yang tidak mempunyai pandangan terhadap pemanfaatan daur ulang kertas karena mahasiswa tersebut berpikiran bahwa dalam daur ulang kertas bekas tersebut membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih.

b. Perasaan terhadap Pemanfaatan Lingkungan Kampus secara Lestari Perasaan terhadap pemanfaatan lingkungan adalah keadaan emosi individu terhadap pemanfaatan lingkungan serta segala sesuatu yang menyangkut evaluasi baik buruk berdasarkan faktor emosional mahasiswa tersebut. Indikator ini digunakan untuk mengungkapkan seberapa jauh perasaan terhadap pemanfaatan lingkungan kampus secara lestari. Perasaan terhadap pemanfaatan lingkungan terdiri dari perasaan


(67)

senang terhadap pemanfaatan barang bekas, dan pembuatan pupuk kompos.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa sebanyak 23 mahasiswa atau 46% dari 50 mahasiswa mempunyai perasaan senang terhadap pemanfaatan lingkungan. Pemanfaatan barang bekas tersebut dengan memberikan kewajiban kepada mahasiswa untuk menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan barang. Sebanyak 72% mahasiswa berperasaan senang terhadap kewajiban dalam pemanfaatan kertas bekas karena dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dan sisanya menjawab alasan mencegah kerusakan lingkungan, lebih efektif.

Sebanyak 80% mahasiswa berperasaan senang terhadap pembuatan pupuk kompos yang dilakukan di Unnes dengan alasan untuk melatih kreatifitas mahasiswa dan sisanya dengan alasan menambah teman. c. Kecenderungan Tindakan terhadap Pemanfaatan Lingkungan Kampus

secara Lestari

Presdiposisi tindakan (konasi) terhadap pemanfaatan lingkungan adalah kecenderungan motivasi, perilaku atau aktivitas individu sesuai dengan perasaan terhadap pemanfaatan lingkungan kampus. Kecenderungan tindakan mahasiswa pendidikan Geografi terhadap pemanfaatan lingkungan kampus secara lestari terdiri dari tindakan untuk


(1)

Tabel 6 Kriteria Sikap Dalam Pengawetan Lingkungan

Interval Kriteria Jumlah mahasiswa

%

>4-8 Baik 43 86

0-<4 Tidak baik 7 4

Langkah-Langkah Pengolahan Data Sub –Sub Variabel Pandangan Mahasiswa Terhadap Pengawetan Kampus

a. Menghitung skor maksimal dengan rumus

Skor maksimal = ∑butir soal variabel × skor tertinggi = 3 X 1 = 3

b. Menghitung skor minimal dengan rumus

Skor minimal = ∑butir soal variabel × skor terendah = 3 X 0 = 0

c. Menentukan range dengan rumus Range = skor maksimal – skor minimal = 3 – 0 = 3

d. Menentukan interval dengan rumus Interval =

= 3: 2 = 1,5

e. Parameter dibagi menjadi dua yaitu baik dan tidak baik.

Tabel 7 Kriteria Pandangan Mahasiswa Terhadap Pengawetan Kampus Interval Kriteria Jumlah

mahasiswa

%

>1,5-3 Baik 40 80


(2)

Langkah-Langkah Pengolahan Data Sub –Sub Variabel Perasaan Mahasiswa Terhadap Pengawetan Kampus

a. Menghitung skor maksimal dengan rumus

Skor maksimal = ∑butir soal variabel × skor tertinggi = 3 X 1 = 3

b. Menghitung skor minimal dengan rumus

Skor minimal = ∑butir soal variabel × skor terendah = 3 X 0 = 0

c. Menentukan range dengan rumus Range = skor maksimal – skor minimal = 3 – 0 = 3

d. Menentukan interval dengan rumus Interval =

= 3: 2 = 1,5

e. Parameter dibagi menjadi dua yaitu baik dan tidak baik.

Tabel 8 Kriteria Perasaan Mahasiswa Terhadap Pengawetan Kampus Interval Kriteria Jumlah

Mahasiswa %

>1,5-3 Baik 44 88

0-<1,5 Tidak baik 6 12

Langkah-Langkah Pengolahan Data Sub –Sub Variabel Tindakan Untuk Usaha Dalam Hal Pengawetan Lingkungan

a. Menghitung skor maksimal dengan rumus

Skor maksimal = ∑butir soal variabel × skor tertinggi = 2 X 1 = 2


(3)

b. Menghitung skor minimal dengan rumus

Skor minimal = ∑butir soal variabel × skor terendah = 2 X 0 = 0

c. Menentukan range dengan rumus Range = skor maksimal – skor minimal = 2 – 0 = 1

d. Menentukan interval dengan rumus Interval =

= 2: 2 = 1

e. Parameter dibagi menjadi dua yaitu baik dan tidak baik

Tabel 9 Kriteria Tindakan Mahasiswa terhadap Pengawetan Lingkungan Interval Kriteria Jumlah

mahasiswa

%

>1-2 Baik 30 60

0-<1 Tidak baik 20 40

Sub Variabel Sikap Mahasiswa dalam Pemanfaatan Lingkungan Secara Lestari

a. Menghitung skor maksimal dengan rumus

Skor maksimal = ∑butir soal sub variabel × skor tertinggi = 8 X 1 = 8

b. Menghitung skor minimal dengan rumus

Skor minimal = ∑butir soal variabsub el × skor terendah = 8 X 0 = 0


(4)

c. Menentukan range dengan rumus Range = skor maksimal – skor minimal = 8 – 0 = 8

d. Menentukan interval dengan rumus Interval =

= 8 : 2 = 4

e. Parameter dibagi menjadi dua yaitu baik dan tidak baik. Tabel 10 Kriteria Sikap Dalam Pemanfaatan Lingkungan

Interval Kriteria Jumlah mahasiswa

%

>4-8 Baik 45 90

0-<4 Tidak baik 5 10

Langkah-Langkah Pengolahan Data Sub –Sub Variabel Pandangan Mahasiswa Terhadap Pemanfaatan Lingkungan Kampus Secara Lestari

a. Menghitung skor maksimal dengan rumus

Skor maksimal = ∑butir soal variabel × skor tertinggi = 3 X 1 = 3

b. Menghitung skor minimal dengan rumus

Skor minimal = ∑butir soal variabel × skor terendah = 3 X 0 = 0

c. Menentukan range dengan rumus Range = skor maksimal – skor minimal = 3 – 0 = 3


(5)

Interval =

= 3: 2 = 1,5

e. Parameter dibagi menjadi dua yaitu baik dan tidak baik.

Tabel 11 Kriteria Pandangan Mahasiswa Terhadap Pemanfaatan Lingkungan Kampus

Interval Kriteria Jumlah mahasiswa

%

>1,5-3 Baik 46 92

0-<1,5 Tidak baik 4 8

Langkah-Langkah Pengolahan Data Sub –Sub Variabel Perasaan Pemanfaatan Lingkungan Kampus Secara Lestari

a. Menghitung skor maksimal dengan rumus

Skor maksimal = ∑butir soal variabel × skor tertinggi = 2 X 1 = 2

b. Menghitung skor minimal dengan rumus

Skor minimal = ∑butir soal variabel × skor terendah = 2 X 0 = 0

c. Menentukan range dengan rumus Range = skor maksimal – skor minimal = 2 – 0 = 1

d. Menentukan interval dengan rumus Interval =

= 2: 2 = 1


(6)

Tabel 12 Kriteria Perasaan Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Lingkungan

Interval Kriteria Jumlah Mahasiswa

%

>1-2 Baik 23 46

0-<1 Tidak baik 17 44

Langkah-Langkah Pengolahan Data Sub –Sub Variabel Tindakan Untuk Usaha Mengikuti Dalam Hal Pemanfaatan Lingkungan Secara Lestari

a. Menghitung skor maksimal dengan rumus

Skor maksimal = ∑butir soal variabel × skor tertinggi = 3 X 1 = 3

b. Menghitung skor minimal dengan rumus

Skor minimal = ∑butir soal variabel × skor terendah = 3 X 0 = 0

c. Menentukan range dengan rumus Range = skor maksimal – skor minimal = 3 – 0 = 3

d. Menentukan interval dengan rumus Interval =

= 3: 2 = 1,5

e. Parameter dibagi menjadi dua yaitu baik dan tidak baik.

Tabel 13 Kriteria Tindakan Mahasiswa Terhadap Pemanfaatan Lingkungan Kampus

Interval Kriteria Jumlah

Mahasiswa

%

>1,5-3 Baik 41 82