Catatan: Hasil peringkat dari
id
AA sampai i
d
B dapat diberi tanda tambah + atau kurang - untuk menunjukkan perbedaan kekuatan atau relatif
kemampuannya dalam suatu kategori peringkat. Dengan melakukan analisis dari segi keuangan atau manajemen dan bisnis
fundamentalnya, setiap investor akan dapat menilai kelayakan bisnis usaha emiten tersebut. Selain itu, investor akan dapat menilai tingkat risiko yang timbul dari
investasi obligasi tersebut.
2.1.6. Likuiditas
Para investor menginginkan tiga hal dari pasar, yaitu likuiditas, likuiditas, dan likuiditas Handa dan Schwartz, 1996. Dalam pernyataan tersebut, Handa dan
Schawartz 1996 mengakui bahwa likuiditas merupakan pertimbangan yang sangat penting bagi para investor dalam menanamkan modalnya di pasar. Likuiditas dari
sebuah aset menurut Bodie, et. al 2011 ialah kemudahan dan kecepatan dalam menjual aset tersebut pada nilai wajar di pasar. Likuiditas menurut Harris 2003
ialah kemampuan untuk memperdagangkan dalam jumlah besar secara cepat dan dengan biaya yang rendah ketika anda ingin memperdagangkannya.
Berbicara tentang pasar obligasi, mau tidak mau kita berbicara pasar modal secara keseluruhan mengingat pasar obligasi berada dalam lingkup pasar modal,
demikian halnya jika berbicara tentang likuiditas pasar obligasi, berarti yang dibahas antara lain adalah likuiditas pasar modal secara umum. Definisi yang baku
tentang likuiditas pasar modal belum ada, akan tetapi dari arti kata likuiditas dan pasar modal yang sudah ada dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
Universitas Sumatera Utara
likuiditas pasar modal adalah kemudahan sebuah efek untuk diperjualbelikan di bursa efek dengan tidak mengalami perubahan harga yang tajam. Likuiditas pasar
modal juga dapat diartikan sebagai volume dan frekuensi transaksi yang terjadi di pasar modal.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa likuiditas pasar obligasi adalah tingginya volume dan frekuensi transaksi perdagangan obligasi di pasar obligasi.
Semakin tinggi volume dan frekuensi transaksi perdagangan obligasi, maka pasar obligasi dapat dikatakan semakin likuid. Hal ini sejalan dengan pemikiran investor
dan regulator yang mengukur likuiditas pasar modal ini dari volume dan frekuensi transaksi. Semakin besar volume dan frekuensi transaksi berarti semakin tinggi
likuiditas. Kriteria yang sama juga dipakai oleh Bursa Efek Indonesia dalam menetapkan 45 saham terlikuid yang tergabung dalam LQ-45 setiap enam bulan.
Kriteria lain yang juga sering dipakai adalah mudahnya suatu aset dicairkan menjadi kas saat dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan asal kata likuiditas yaitu likuid
atau cairan. Pentingnya likuiditas pasar modal, dimana pasar obligasi terdapat di
dalamnya, adalah terutama terkait fungsi ekonomi yang dilakukan oleh pasar modal. Dengan semakin likuidnya pasar, maka aliran dana dari pihak yang surplus
kepada pihak yang memerlukan dana akan berjalan semakin cepat sehingga sumber daya modal akan bergerak lebih cepat dan kebutuhan dunia usaha akan sumber
daya modal akan lebih mudah teratasi. Di samping itu, para investor akan
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan keuntungan dan kemudahan. Sehingga pada akhirnya likuiditas pasar modal yang optimal akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, likuidnya pasar juga akan memberikan kesempatan kepada investor untuk melakukan variasi investasi pada instrumen-instrumen yang tersedia dengan
risiko dan return yang bervariasi pula. Likuiditas pasar obligasi yang tinggi akan mempu mendorong likuiditas obligasi-obligasi yang berada dalam pasar tersebut
sehingga risiko likuiditas yang dihadapi oleh investor akan semakin berkurang. Pengurangan risiko ini penting bagi investor yang tidak merencanakan untuk
memegang obligasi hingga jatuh tempo. Kemudahan dalam membeli maupun melepas obligasi oleh investor inilah yang pada akhirnya akan mampu mendorong
semakin likuidnya pasar obligasi di masa depan. Harris 2003 mengatakan bahwa konsep likuiditas mempunyai empat
dimensi yaitu : a. Immediacy Kesegaran, merupakan biaya untuk melakukan transaksi dalam
jumlah dan tingkat harga tertentu dengan segera. b. Width Lebar spread bit-offer, menunjukkan market spread atau selisih
antara minat beli terbaik dan minat jual terbaik dalam jumlah tertentu. c. Depth Kedalaman, mengungkapkan jumlah atau nilai transaksi yang dapat
dilaksanakan pada tingkat harga tertentu. d. Resilency, menyatakan seberapa cepat harga dapat kembali pada tingkat yang
semestinya apabila pada suatu saat terdapat arus order order flow yang tidak seimbang.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7. Maturitas