Uji Stasioneritas Uji Hausman

maturity tertinggi terjadi pada tahun 2010 triwulan I sebesar 16,3. Secara rata-rata yield to maturity perusahaan pada tahun 2010 triwulan I sebesar 11,82, tahun 2010 triwulan II sebesar 11,53, tahun 2010 triwulan III sebesar 10,69, sedangkan pada tahun 2010 triwulan IV sebesar 9,92. Pada tahun 2011 triwulan I sebesar 10,44, tahun 2011 triwulan II sebesar 10,44, tahun 2011 triwulan III sebesar 10,49, tahun 2011 triwulan IV sebesar 10,61. Sedangkan standar deviasi pada tahun 2010 triwulan I sebesar 1,43, tahun 2010 triwulan II sebesar 1,40, tahun 2010 triwulan III sebesar 1,63, tahun 2010 triwulan IV sebesar 1,48, tahun 2011 triwulan I sebesar 1,47, tahun 2011 triwulan II sebesar 1,62, tahun 2011 triwulan III sebesar 1,42, tahun 2011 triwulan IV sebesar 1,41.

4.2. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian telah stasioner. Hasil pengujian stasioneritas data dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Augmented Dickey Fuller A. Variabel Rating Method t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -13,13272 0,0000 Test critical values: 1 level -3,992411 5 level -3,426557 10 level -3,136516 Sumber: Eviews setelah diolah pada Lampiran 8 Universitas Sumatera Utara B. Variabel Likuiditas Method t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -5,707591 0,0000 Test critical values: 1 level -3,992670 5 level -3,426682 10 level -3,136590 Sumber: Eviews setelah diolah pada Lampiran 8 C. Variabel Maturitas Method t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -8,100382 0,0000 Test critical values: 1 level -3,993066 5 level -3,426874 10 level -3,136704 Sumber: Eviews setelah diolah pada Lampiran 8 D. Variabel Yield to maturity Method t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -13,05498 0,0000 Test critical values: 1 level -3,992283 5 level -3,426494 10 level -3,136480 Sumber: Eviews setelah diolah pada Lampiran 8 Dari hasil Uji Akar Unit yang dilakukan, output menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 sehingga menunjukkan data telah stasioner pada tingkat Level. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah stasioner.

4.3. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan sebagai syarat agar model regresi layak untuk digunakan. Asumsi yang digunakan antara lain multikolinieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Universitas Sumatera Utara

4.3.1. Uji Asumsi Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah pengujian dari asumsi yang terkait bahwa variabel bebas pada suatu model tidak saling berkorelasi satu dengan yang lainnya. Kolinieritas ganda terjadi apabila terdapat hubungan yang sempurna antara variabel bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel secara individu terhadap variabel terikat. Pengertian dari asumsi ini adalah bahwa setiap variabel bebas prediktor hanya berpengaruh pada variabel respon, dan bukan pada variabel bebas lainnya. Pengujian multikolinieritas menggunakan korelasi Pearson. Hipotesis pada asumsi ini yaitu : H : Terdapat multikolinieritas pada variabel bebas H 1 : Tidak terdapat multikolinieritas pada variabel bebas Pada regresi linier berganda, yang diharapkan adalah menolak hipotesis H yaitu tidak terdapat hubungan linier antar variabel bebas. Hipotesis H ditolak apabila nilai korelasi antar variabel bebas lebih kecil dari 0,90. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Multikolinieritas RATING LIKUIDITAS MATURITAS RATING 1.000000 0.065930 0.075704 LIKUIDITAS 0.065930 1.000000 -0.067567 MATURITAS 0.075704 -0.067567 1.000000 Sumber:Eviews setelah diolah pada Lampiran 5 Tabel diatas merupakan hasil pengujian non multikolinieritas dengan menggunakan Korelasi Pearson. Nilai korelasi antar variable Rating Obligasi, Universitas Sumatera Utara Likuiditas, Maturitas yang lebih kecil dari 0,90, maka hipotesis H ditolak yaitu tidak terdapat hubungan linier variable antar variabel bebas atau dapat dikatakan bahwa asumsi multikolinieritas telah terpenuhi.

4.3.3. Uji Asumsi Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Glejser. Tabel 4.4. Hasil Uji Heterokedastisitas F hitung Signifikansi F Keterangan 1,052 0,370 Bebas hetero Sumber: Sumber:Eviews setelah diolah pada Lampiran 5 Berdasarkan Tabel di atas didapatkan nilai signifikansi untuk model regresi sebesar 0,370. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk model lebih besar dari 0,050, sehingga tidak ada permasalahan heterokedastisitas dan dengan demikian asumsi tersebut diterima. Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Asumsi Autokorelasi

Ghozali 2007:95 menjelaskan tujuan uji autokorelasi adalah bahwa menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi sering ditemukan pada data runtut waktu time series. Panduan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai durbin watson test. Tabel 4.5. Hasil Pengujian Autokorelasi Durbin Watson Daerah Bebas Autokorelasi Keterangan Model 1,854 1,831 DW 2,169 Terdapat autokorelasi Ket : dL = 1,771; dU = 1,831 Sumber: Sumber:Eviews setelah diolah pada Lampiran 7 Hasil pengujian asumsi auto korelasi dengan metode Durbin Watson pada tabel di atas menunjukkan bahwa model memenuhi asumsi autokorelasi karena nilai Durbin Watson 1,854 tidak berada pada daerah kurang dari dL 1,771.

4.4. Uji Hausman

Uji Hausman merupakan pengujian dilakukan untuk menentukan model mana yang paling bagus dilakukan dalam model estimasi. Hasil uji Hausman dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.6 Universitas Sumatera Utara Uji Hausman Correlated Random Effect Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 1,895084 1 0,1686 Sumber: Sumber:Eviews setelah diolah pada Lampiran 6 Berdasarkan hasil uji Hausman yang dilakukan,diperoleh nilai chi square Correlated random effects adalah sebesar 1,86 dengan probabilitas signifikansi 0,17. Nilai signifikansi 0,186 yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa model yang digunakan adalah Random Effect Model REM. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa model yang sesuai untuk estimasi persamaan dalam penelitian ini adalah Random effect model.

4.5. Hasil Model Estimasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Rating Dan Yield Sukuk Korporasi (Studi Kasus Pada Sukuk Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

5 33 151

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

1 4 92

PENGARUH PERINGKAT OBLIGASI , MATURITY, LIKUIDITAS DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 105

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

0 0 8

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

0 0 7

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

0 0 29

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

1 11 3

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

0 0 6

PENGARUH LIKUIDITAS, MATURITAS DAN PERINGKAT OBLIGASI TERHADAP YIELD OBLIGASI KORPORASI DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12