Analisis Data Interpretasi Model

Industri besar dan sedang diharapkan bisa memberi nilai tambah yang besar sehingga bisa meningkatkan perekonomian.Nilai tambah industri besar dan sedang meningkat selamakurun waktu 1989-1995. Namun pada tahun 1996 terjadi penurunan sebesar 27,99 Milyar rupiah. Tetapi pada tahun 1997-2007 nilai tambah industri di Kabupaten Tapanuli Selatan mulai ada peningkatan lagi. Sedangkan untuk tahun 2008-2009, terjadi penurunan karena sudah terpisahnya Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Tabel 4.8 Nilai Tambah Industri Tahun 1989-2009 Milyar Rupiah Tahun Nilai Tambah Industri 1989 9.80 1990 14,5 1991 15,6 1992 17,6 1993 27,6 1994 28,76 1995 40,85 1996 27,99 1997 97,47 1998 142,48 1999 297,56 2000 149,97 2001 233,92 2002 401,16 2003 404,33 2004 1.079,56 2005 1.138,88 2006 1.812,06 2007 2.022,74 2008 191,79 2009 201,38 Sumber: BPS Tapanuli Selatan Dalam Angka 2009 4.3 Hasil Estimasi dan Interpretasi Penelitian

4.3.1 Analisis Data

Universitas Sumatera Utara Analisis regresi merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan persamaan antar variabel. Untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan nilai tambah industri terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan digunakan analisa regresi linier berganda dimana variabel terikat dependent variable adalah pertumbuhan ekonomi kurun waktu 1989-2009. Sedangkan variabel bebas independent variable adalah pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan nilai tambah industri kurun waktu 1989-2009. Berdasarkan regresi linier berganda dengan bantuan program komputer Eviews 5,1 dengan metode Ordinary Least Square OLS diperoleh hasil estimasi sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Estimasi LogY = 0,779000+ 0,073773LogX 1 + 0,063063LogX 2 + 0,007221LogX 3 t-statistik 6,884726 3,818711 1,151143 R 2 = 0,946188 F-statistik = 99,63781 DW-Stat = 1,497432 Keterangan : Signifikan pada α 1 = 2,898 Signifikan pada α5 = 2,110 Signifikan pada α10 = 1,740

4.3.2 Interpretasi Model

Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa nilai R-Square sebesar 0,946188 ini menunjukkan bahwa 94,62 variasi variabel dependen Universitas Sumatera Utara pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan secara keseluruhan oleh variasi variabel-variabel independen pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan nilai tambah industri sedangkan sisanya 5,38 dijelaskan oleh variasi variabel diluar model yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini. Dari hasil estimasi diatas, dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan nilai tambah industri. Berikut ini interpretasi koefisien regresi variabel-variabel dalam model regresi linier yaitu sebagai berikut: 1 Pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan. Hasil perhitungan menunjukkan koefisien pengeluaran pemerintah sebesar 0,073773.Hal ini berarti apabila pengeluaran pemerintah mengalami peningkatan sebesar 1, cateris paribus, maka akan mendorong perkembangan tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 0,073773. 2 Jumlah penduduk memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan. Hasil perhitungan menunjukkan koefisien jumlah penduduk sebesar 0,063063. Hal ini berarti bahwa apabila jumlah penduduk mengalami peningkatan sebesar 1, cateris paribus, maka akan mendorong perkembangan tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 0,063063. 3 Nilai tambah industri memiliki pengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan. Hasil perhitungan menunjukkan koefisien nilai tambah industri sebesar 0,007221. Hal ini berarti bahwa apabila nilai tambah industri mengalami Universitas Sumatera Utara peningkatan sebesar 1, cateris paribus, maka akan mendorong perkembangan tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 0,007221. 4.4 Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit 4.4.1 Koefisien Determinasi R-square

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi dan Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi

2 73 88

Proyeksi Jumlah Penduduk Di Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2012

0 30 50

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, JUMLAH PENDUDUK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Jumlah Penduduk, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Surakarta.

0 0 12

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, JUMLAH PENDUDUK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Jumlah Penduduk, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota S

0 0 13

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK,TENAGA KERJA,TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGELUARAN Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Grobogan Tahun 1990-2012.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Grobogan Tahun 1990-201

0 2 16

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, INFLASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Inflasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Tahun 1991-2012.

0 1 12

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, INFLASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Inflasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Tahun 1991-2012.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK,PAJAK DAERAH,RETRIBUSI DAERAH,DAN PENGELUARAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dan Pengeluaran Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Kudus

0 0 14

USULAN PENELITIAN ANALISIS PENGARUH INVESTASI, PENGELUARAN PEMERINTAH dan JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURABAYA

0 0 26