Deiksis Persona Pertama .1 Deiksis Persona Pertama Tunggal

4.1.1 Deiksis Persona Pertama 4.1.1.1 Deiksis Persona Pertama Tunggal Di dalam novel laskar pelangi, untuk menyatakan deiksis persona pertama tunggal digunakan ’aku’. Deiksis persona ini boleh dipergunakan oleh siapa pun dalam percakapan sehari-hari. Dalam novel laskar pelangi, deiksis persona pertama aku ini dianggap netral,karena semua tingkat usia muda,tua,sebaya boleh menggunakan deiksis persona ’aku’ dalam berbicara. Contoh 1 a. “Kasihan ayahku …………..” maka aku tak sampai hati memandang wajahnya. “barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginan sekolah, dan mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku, menjadi kuli……..” b.Maka pada malam itu aku tak bisa tidur akibat pusing menghitung beberapa jumlah guru di sekolah PN, tentu saja juga selain karena rasa senang akan masuk sekolah besok c.”Aku mau ikut ke pasar, Cai,” Syahdan memohon kepada Kucai, ketika kami bagi kelompok dalam pelajaran pekerjaan tangan dan harus membeli kertas kajang di pasar” d.“Jangan kau bikin malu aku ,Dan, apa kata anak- anak SD PN nanti?” jawab Kucai sok gengsi padahal satu pun ia tak kenal anak-anak kaya itu. Mengesankan dirinya kenal dengan anak-anak sekolah PN dikiranya mampu menaikkan martabatnya di depan mata kami. Universitas Sumatera Utara e.”Aku juga sudah pernah baca buku itu, maaf aku tak suka, terlalu banyak nama dan tempat, susah aku mengingatnya.” Demikian komentar A Kiong mencari penyakit. f. “Aku tak bisa melintas. Seekor buaya sebesar pohon kelapa tak mau beranjak, mengahalang di tengah jalan. Tak ada siapa-siapa yang bisa kuminta bantuan. Aku hanya berdiri mematung, berbicara dengann diriku sendiri jawab Lintang” Pada kalimat 1 a dan b deiksis persona aku referenya mengacu kepada orang yang sedang berbicara yaitu si pengarang yang sekaligus sebagai tokoh si aku dalam novel tersebut, kalimat 1c deiksis persona aku referenya berganti mengacu kepada orang yang sedan berbicara, yaitu Syahdan, kalimat 1d deiksis persona aku berganti mengacu kepada orang yang sedang berbicara yaitu Kucai, kalimat 1e deiksis persona aku mengacu kepada orang yang sedang berbicara yaitu A Kiong, dan pada kalimat 1f deiksis person aku mengacu kepada orang yang sedang berbicara yaitu Lintang. Dari kalimat di atas tampak juga bahwa dalam novel Laskar pelangi deiksis persona aku digunakan oleh semua tokoh yang tedapat dalam Novel Laskar Pelangi. Pada kalimat 1a dan 1b Aku sebagai orang yang sedang berbicara dapat ditafsirkan sebagai pelaku atau tokoh dalam novel Laskar Pelangi yang sekaligus sebagai pengarang dari Novel Laskar Pelangi, kalimat 1 c,d,e,dan f bentuk deiksis persona aku merupakan orang atau tokoh yang terlibat dalam Novel Laskar Pelangi Deiksis persona aku mempunyai variasi bentuk yakni ku- dan –ku .bentuk ku- umumnya diletakkan di depan kata yang dilekatinya. Kata yang dilekati ku- biasanya verba. Misalnya kusapu, kubakar, kulihat Contoh 2 a “Bapak guru…..,”kata ibunya terenggah-enggah Universitas Sumatera Utara “Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di Pulau Bangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke sana. Lagi pula lebih baik kutitipkan dia di sekolah ini daripada di rumah ia hanya mengejar-ngejar anak-anak ayamku…..” b.”Tak satu pun kulihat ada anak muda memegang pacul Tak pernah kulihat orang- orang muda demikian malas seperti di sini.” Pada kalimat 2a di atas bentuk persona ku- referennya mengacu pada orang yang sedang berbicara yaitu Ibu Harun , kalimat 2b bentuk deiksis persona ku- mengacu pada orang yang sedang berbicara yaitu tokoh aku yang sekaligus pengarang dari novel laskar pelangi. Dengan demikian, deiksis persona ku- referennya berganti-ganti bergantung menjadi siapa yang menjadi pembicara. Bentuk -ku biasanya menyatakan kepunyaaan, dan bentuk ini diletakkan sesudah kata yang dilikatinya. Biasanya kata yang dilekati –ku adalah nomina. Misalnya rambutku, mobilku, sekolahku. Dalam hal ini bentuk utuh aku tidak digunakan dalam novel laskar pelangi, misalnya rambut aku, mobil aku,sekolah aku. Contoh 3 a. Maka sepatuku yang seperti bola itu kupinjamkan padanya. Borek rela menukar dulu bajunya dengan baju Syahdan. Lalu Syahdan pun, yang memang berpembawaan ceria, kali ini terlihat gembira,ia tak peduli kalau baju Borek kebesaran dan sebenarnya tak lebih bagus dari bajunya. Ada pula kemungkinan Borek kurapan, aku pernah melihat kurap itu ketika ramai-ramai mandi di dam tempo hari. b. “Kalau ingin dadamu menonjol seperti dadaku, inilah rahasianya” Kembali ia berbisik walaupun ia tahu di sana tak mungkin ada siapa-siapa. Agaknya bola tenis ini mengandung sebuah keajaiban ujar Samson. Universitas Sumatera Utara c.”Em….em….empat belassss…bujangku….tak diragukan lagi empat belas ….tak lebih kurang …..,”jawab beliau sembari tersenggal-senggal kehabisan nafas tapi juga tersenyum lebar riang gembira. Lintang menatap ayahnya dalam-dalam, rasa ngilu menyelinap dalam hatinya masih belia, karena Lintang tahu jawaban itu bukan dari ayahnya . e. “Pendapatku adalah wajahnya persis benar dengan wajah orang yang sama sekali tidak pernah shalat.” Pada kalimat 3a kata - ku mengacu pada orang yang sedang berbicara yaitu tokoh si aku yang sekaligus pengarang dari novel Laskar Pelangi dan ikut terlibat dalam novel tersebut, kalimat 3bkata -ku referenya mengacu kepada orang yang sedang berbicara yaitu Samson dan pada kalmat 3c bentuk- ku mengacu pada orang yang sedang berbicara yaitu ayah Lintang, pada kalimat 3e deiksis –ku acuannya kurang jelas karena setelah dilihat dari rangkaian cerita bentuk deiksis –ku tidak terlibat pada saat pembicaraan tersebut. Dalam deiksis persona tunggal pertama juga terdapat deiksis saya yang lebih halus pemakaiannya dari deiksis aku Contoh 4 a. “Terima kasih atas bantahan yang hebat ini, apa yang harus saya katakan, bidang saya adalah pendidikan moral Pancasila….,kata ketua dewan juri.hal 376. b.Suasana sunyi senyap dalam nuansa yang sangat tidak mengenakkan, dan semakin tidak enak karena sang Drs. Kembali mengudara dengan komentar sengak tanpa perasaan. “Saya harap argumentasi mereka bisa setepat jawabannya tadi”hal 379 c.”Kalau begitu jelaskan pada saya substansinya Karena bisa saja kalian mendapat nilai melalui kemampuan menebak-nebak jawaban secara untung- untungan tanpa memahami persoalan sesungguhnya” Universitas Sumatera Utara d. Hoe vaak moet ik je dat nog zeggen” hardiknya sambil melengos pergi. Benar kan kataku? Kira-kira maksudnya. Saya sudah komplian berapa kali masih saja keliruhal 438. Pada kalimat 4 a dewan juri berperan sebagai pembicara,dewan juri menyebut diri saya, sedangkan pada kalimat 4 b,c dewan juri sudah bukan lagi pembicara, melainkan Drs. yang berperan sebagai pembicara, kalimat 4 d deiksis saya referennya mengacu pada –nya yang berperan sebagai pembicara. Dengan demikian, acuan saya berpindah-pindah. Kata saya mengacu atau menunjuk kepada peran pembicara. Penunjukkan oleh pronominal orangan persona acuanya tidak tetap, bergantung kepada hadir tidaknya peserta dalam tuturan.

4.1.1.2 Deiksis Persona Pertama Jamak

Deiksis persona pertama jamak, novel laskar pelangi menggunakan ’kami dan kita’. Deiksis persona kita dalam novel laskar pelangi dipakai apabila si pembicara terlibat dalam pembicaraan bersama-sama dengan teman-temannya begitu juga dengan penggunaan bentuk deiksis persona jamak kita Contoh:5 a. “Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,”demikian Bu Mus selalu menasihati kami. b. “Barang siapa yang kami tunjuk sebagai amir dan telah kami tetapkan gajinya untuk itu,maka apa pun yang ia terima selain gajinya itu adalah penipuan” c. “Siapa laki-laki itu Lintang?” Tanya Sahara tercekat Universitas Sumatera Utara “Bodenga…” “Oh,….”kami menutup mulut serentak dengan tangan. Menakutkan sekali. Tak ada yang berani berkomentar. Tegang menunggu kelanjutan cerita Lintang. d.”Masih ada lima menit sebelum azan zuhur. Ah, masih bisa satu lagi,” Ibu Mus sambil tersenyum simpul. Kami memandang beliau dengan suci. e. Kami hanya terperangah Sekolah Muhammadiyah akan kita satukan untuk satu hal “Apa itu Har? Ayolah, bagaimana nanti kami akan tampil, jangan bertele-tele” Tanya kami penasaran hampir bersamaan. Lalu inilah ledakan ide gemilangnya. f.”Namanya Aling…….” Bisiknya ketika kami sedang khatam Al-Quran di Masjid Al Hikmah. Jantungku berdetak kencang. “Seangkatan dengan kita di sekolah nasional” Dan pyrr Kopiah resaman Taikong Razak menghantam rihalan Syahdan. g. Sekarang kami duduk di beranda sebuah rumah panggung kuno khas Melayu, rumah ibu Ikal. “Bagaimana kabarnya si Ikal itu, Ibunda?” Tanya Mahar kepada Ibu Ikal. h. “Rupanya dia dan kawan-kawannya sedang mengikuti semacam festival seni mahasiswa. Wajahnya di foto itu di coreng-moreng tak keruan tapi dia sebut itu seni? Kami menunduk tak berani berkomentar. Universitas Sumatera Utara i. Ibu Ikal mengepalkan tinjunya, kami ketakutan, beliau mengacung-acungkan pisau antip, kami tak berkutik, suara beliau meninggi. Pada kalimat 5a di atas, deiksis persona kami referennya mengacu pada orang yang sedang mendengar ucapan si pembicara, kalimat 5 b deiksis persona kami mengacu pada orang yang terlibat dalam pembicaraan yang diceritakan oleh si aku sebagai pengarang yang terdapat dalam novel laskar pelangi, kalimat 5 c kami mengacu pada orang yang terlibat dalam pembicaraan ketika mendengar cerita si Lintang,5d kami mengacu pada orang yang mendengar pembicara dan rujukan bukan pada pembicara, kalimat 5e,f, kami mengacu pada orang yang terlibat dalam pembicaraan tersebut Dengan demikian, deiksis persona selalu berganti-ganti tergantung pada siapa yang menjadi pembicara. Dari kalimat di atas tampak jugalah bahwa di dalam novel Laskar Pelangi persona kami digunakan khusus untuk orang terlibat dalam percakapan yang ada dalam teks novel tersebut Deiksis persona kita pemakaiannya sama dengan kami, tetapi dalam hal ini lawan bicara ikut terlibat langsung dalam pembicaraan. Contoh 6 a. “Karnaval adalah satu-satunya cara untuk menunjukkan kepada dunia bahwa sekolah kita ini masih eksis dimuka bumi. Sekolah kita adalah sekolah islam yang mengedepankan nilai-nilai religi, kita harus bangga dengan hal itu” Universitas Sumatera Utara Suara Pak Harfan bergerumuh. Sebuah pidato yang menggetarkan. Kami bersorak- sorai mendukung beliau. Tapi berhenti sampai di situ “Kita harus karnaval apa pun yang terjadi Dan biar tahun ini para guru tidak ikut campur, mari kita beri kesempatan kepada orang-orang muda seperti Mahar untuk menunjukkan kreativitasnya, tahukah, kalian ….dia adalah seniman yang genius”ujar Pak Harfan. b.”Seangkatan dengan kita, di sekolah nasional” dan pyrrrkopiah resaman Taikong Razak menghantam ribuan Syahdan. c.“Lihatlah sekolah kita,” pekik Sahara. Bangunan itu tampak menyedihkan dari jauh. Rupanya dilihat dari sudut dan jarak bagaimanapun, sekolah kami tetap seperti gudang kopra d.“kalau dia bisa berubah menjadi burung bayan, tak perlu susah-susah kita mencari-cari seperti ini,”desak Kucai sambil terengah-engah. e.Ketika mendaftar badan mereka langsung diukur untuk tiga macam seragam harian dan dua macam pakaian olahraga. Mereka jug langsung mendapat kartu perpustakaan dan bertumpuk-tumpuk buku acuan wajib. Seragamnya untuk hari Senin adalah baju biru bermotif bunga-bunga yang sangat indah. Sepatu yang dikenakan berhak dan berwarna hitam mengilat. Sangat gagah ketika ber- marching band melintasi kampung. Melihat mereka aku segera ingat sekawanan anak kecil yang lucu, putih, dan bersayap, yang turun dari awan seperti yang biasa kita lihat pada gambar-gambar buku komik. Setiap pagi para murid PN dijemput oleh bus-bus sekolah berwarna hijau. f.“Memegang amanah sebagai pemimpin memang berat tapi jangan khawatir banyak orang yang akan mendoakan. Tidakkah ananda sering mendengar di berbagai upacara petugas sering mengucap doa: Ya, Allah lindungilah para pemimpin kami? Jarang sekali kita mendengar doa: Ya Allah lindungilah anak-anak buah kami……” Universitas Sumatera Utara g. Kita perlu menempuh ekspedisi gila-gilaan itu, karena seluruh lapisan langit dan gugusan planet itu sesungguhnya terkonstelasi di dalam kepala kita sendiri. Pada kalimat 6a di atas deiksis persona kita mengacu pada orang yang sedang berbicara, yaitu Pak Harfan dan murid-muridnya 6b deiksis persona kita referennya mengacu pada orang berbicara yaitu tokoh aku yang terdapat dalam percakapan beserta dengan teman-temannya, kalimat 6c deiksis persona kita referennya mengacu pada yang sedang berbicara yaitu si Sahara dan teman-temannya, kalimat 6d deiksis persona kita referennya mengacu pada pembicara yaitu Kucai dan teman-temannya dan kalimat 6e,f,g deiksis persona kita rujukannya kurang jelas karena seolah-olah melibatkan si pembaca ikut ambil bagian dalam ceritanya jadi deiksisnya kurang jelas. Dengan demikian deiksis persona kita referenya selalu berganti-ganti bergantung menjadi siapa yang menjadi pembicara. Dari pembicaraan diatas tampak jugalah bahwa di dalam novel laskar pelangi deiksis persona kita dapat dipergunakan oleh semua tingkat usia. 4.1.2 Deiksis persona Kedua 4.1.2.1 Deiksis persona kedua tunggal