Deiksis persona Kedua .1 Deiksis persona kedua tunggal

g. Kita perlu menempuh ekspedisi gila-gilaan itu, karena seluruh lapisan langit dan gugusan planet itu sesungguhnya terkonstelasi di dalam kepala kita sendiri. Pada kalimat 6a di atas deiksis persona kita mengacu pada orang yang sedang berbicara, yaitu Pak Harfan dan murid-muridnya 6b deiksis persona kita referennya mengacu pada orang berbicara yaitu tokoh aku yang terdapat dalam percakapan beserta dengan teman-temannya, kalimat 6c deiksis persona kita referennya mengacu pada yang sedang berbicara yaitu si Sahara dan teman-temannya, kalimat 6d deiksis persona kita referennya mengacu pada pembicara yaitu Kucai dan teman-temannya dan kalimat 6e,f,g deiksis persona kita rujukannya kurang jelas karena seolah-olah melibatkan si pembaca ikut ambil bagian dalam ceritanya jadi deiksisnya kurang jelas. Dengan demikian deiksis persona kita referenya selalu berganti-ganti bergantung menjadi siapa yang menjadi pembicara. Dari pembicaraan diatas tampak jugalah bahwa di dalam novel laskar pelangi deiksis persona kita dapat dipergunakan oleh semua tingkat usia. 4.1.2 Deiksis persona Kedua 4.1.2.1 Deiksis persona kedua tunggal Novel Laskar Pelangi menggunakan deiksis persona anda, mu,dan untuk menyatakan deiksis persona kedua tunggal. Di dalam novel Laskar pelangi, deiksis pesona anda,mu dan memiliki makna yang sama, yaitu menunjukkan persona kedua tunggal, tetapi pemakaian deiksis persona tersebut dapat menunjukkan perbedaan dalam penyampaian penutur terhadap lawan tutur. Contoh 7 a. Maka aku tak memiliki pandangan sendiri mengenai perkara cinta pertama ini, yaitu cinta pertama memang tak akan pernah mati, tapi ia juga tak akan pernah survive. Selain itu aku tak akan pernah menarik pelajaran moral nomor enam dari pengalaman cinta pertama aku yaitu: jika anda memiliki kesempatan mendapatkan cinta pertama di sebuah toko Universitas Sumatera Utara kelontong, meskipun toko itu bobrok dan bau tengik, maka rebutlah cepat-cepat kesempatan itu, karena cinta pertama semacam itu bisa menjadi demikian indah tak terperikan. b.Demikian pula pujian seoarang seksolog yang gemar bermain bulu tangkis: “Buku wajib bagi anda yang memiliki kelebihan berat badan dan kesulitan membina hubungan.”Rudy Hartono memuji habis-habisan:”sebuah buku yang menggetarkan” c. “Hmmm….hmm…sebuah topik yang memang patut dipelajari lebih jauh, menarik sekali, siapa yang membimbing anda menulis ini?” beliau tersenyum lebar dan asap masih mengepul di mulutnya d.Tapi Borek bacanya bore,”e”nya itu seperti membaca elang, bukan seperti menyebut “e” pada kata edan, dan “k” nya itu bukan “k” yang penuh, Anda tentu paham maksud saya dan kucai didudukkan berdua bukan karena mereka mirip tapi karena sama-sama susah diatur. e.Persoalannya adalah apakah Anda seorang religius, seorang Darwinian, atau seranog oportunis? Pilihan sesungguhnya hanya religious dan Darwinian sebab yang tak memilih adalah aportuni Yaitu mereka yang berubh-ubah sikapnya sesuai situasi mana yang akan lebih menguntungkan mereka. f.Perubahan ekstrem suhu dalam konsekuensi geografis pulau kecil yang dikelilingi samudra. Karena itu, kemarau di kampung kami menjadi sangat tidak menyenangkan, kepekatan oksigen menyebabkan tubuh cepat lelah dan mudah mengantuk. Namun, ada suka di mana-mana. Anda tentu paham maksud saya. Bulan ini amat semarak karena banyak perayaan berkenaan dengan hari besar negeri ini. Agustus, semuanya serba menggairahkan. g. Namun tahukah Anda? Di balik kesan yang garang ini di ujung jari-jari lentik si misterius ini tertanam paras-paras kuku nan indah luar biasa, terawat baik, dan sangat memesona disbanding gelang giok. Universitas Sumatera Utara h. Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan bahagia? Ialah apa yang Aku rasakan sekarang Aku memiliki minat besar pada seni akan membuat sebuah performing Art bersama para sahabat karib dan kemungkinan ditonton oleh cinta pertama? Aku mengalami kebahagiaan paling besar yang mungkin dicapai seorang laki-laki muda. i. Bunga jarum merah berbentuk Jarum yang lebat dengan ujung bulat kecil-kecil berwarna kuning. Ketika bunga jarum digabungkan dengan bunga rumput gunung tanpa diatur maka mereka seolah berebutan tampil. Ikatlah mereka dengan pita rambut berwarna biru muda dan tulislah sebuah puisi. Maka Anda akan mampu mendinginkan hati wanita mana pun. Pada kalimat 7a deiksis persona anda referennya mengacu pada orang tidak terlibat dalam percakapan tersebut tetapi itu mengacu pada pembaca yang seolah-olah terlibat dalam percakapan dalam teks novel tersebut. Dalam kalimat 7b deiksis persona anda referennya mengacu kepada pembaca, sedangkan pada kalimat 7c deiksis persona anda referennya mengacu pada tokoh Ikal aku ketika diwawancarai dalam test oleh seorang profesor yang sangat suka merokok, sedangkan pada kalimat d,e,f,g,h, dan i deiksis kurang tepat sama siapa rujukan dari referennya Karena tokoh Anda tidak terlibat dalam cerita tersebut. Bentuk yang selanjutnya dari deiksis persona kedua tunggal adalah –mu yang merupakan perubahan bentuk dari kamu, yang apabila deiksis tersebut didahului oleh nomina yang artinya menunjukkan milik. Misalnya bukumu,sepatumu. Contoh 8 a. “Buka bajumu Perintahnya.”Biar kujadikan kau pria sejati pujaan kaum hawa…..ujar Samson kepada Ikal” b. “Purnama Lintang, bulan purnama di atas dermaga Olivir, indah sekali Itulah jawabanmu, ke mana kau bersembunyi selama ini…..?” Universitas Sumatera Utara c. “ Kali ini Ibunda tidak memberimu nilai terbaik untuk mendidikmu sendiri,”kata Bu Mus dengan bijak pada Mahar yang cuek saja. “ Bukan karena karyamu yang tidak bermutu, tapi dalam bekerja apapun kita harus memiliki disiplin.” Pada kalimat 8a di atas kata mu-referennya mengacu pada Ikal sebagai lawan bicara dari Samson, kalimat 8b kata mu- referennya mengacu pada suatu benda yaitu pada bulan yang tidak terlibat dalam pembicaraan tersebut tetapi hanya pelampiasan si pengarang untuk menyampaikan kekaguman sipengarang terhadap tokoh Lintang yang diibaratkan seperti bulan purnama ,sedangkan pada kalimat 8c deiksis persona mu- referennya berganti mengacu pada Mahar sebagai lawan bicara dari Ibu Mus

4.1.2.2 Deiksis persona Kedua Jamak

Novel laskar pelangi menggunakan kalian untuk menunjukkan deiksis persona kedua jamak Contoh 9 a “Ketahuilah wahai keluarga Ghudar, berangkatlah kalian ke tempat-tempat kematian kalian dalam masa tiga hari” demikian Pak Harfan berteriak lantang sambil menatap langit melalui jendela kelas kami. Beliau memekikan firasat mimpi seorang penduduk Mekkah, firasat kehancuran Quraisy dalam kehebatan perang Bada b.“ Apa itu Har? Ayolah, bagaimana nanti kami akan tampil, jangan bertele- tele” Tanya kami penasaran hampir bersamaan. Lalu inilah ledakan ide cemerlangnya. “Kalian akan tampil dalam koreografi massal suku Masai dari Afrika” c. “Tahukah kalian………..,katanya sambil memandang jauh “pelangi adalah sebuah lorong waktu” Universitas Sumatera Utara d. “Dalam tarian ini kalian harus mengeluarkan seluruh energi dan harus tampak gembira Bersukacitalah seperti karyawan PN baru terima jatah kain, seperti orang Sawang dapat dapat utangan,seperti para pelaut terdampar di sekolah perawat” Pada kalimat 9a deiksis persona Kalian referennya mengacu pada lawan tutur dari Pak Guru Harfan terhadap murid-muridnya yang sedang mendengarkan cerita tersebut, kalimat 9b dan c deiksis persona kalian referennya mengacu pada teman- teman Mahar sebagai lawn bicara dari si Mahar, kalimat 9d deiksis persona kalian referennya mengacu kepada teman-teman Mahar yang sedang dilatihnya dalam tarian yang berasal dari Afrika dan sekaligus sebagai lawan bicara dari Mahar. Dengan demikian, deiksis persona kalian referennya selalu berganti bergantung kepada siapa kalimat itu ditujukan, dari kalimat di atas tampak juga bahwa kalian dipergunakan apabila lawan tutur dnagan penutur memiliki usia yang berbeda. Pada kalimat 9a pak guru sebagai penutur usia yang lebih tua dari lawan tuturnya, yaitu murid-muridnya, dan kalimat 9 a,b,dan c deiksis persona kalian referennya mengacu pada penutur dan lawan tutur yang sebaya atau memiliki usia yang sama. Dengan demikian deiksis persona kalian referennya selalu berganti bergantung kepada siapa kalimat itu ditujukan. 4.1.3 Deiksis Persona Ketiga 4.1.3.1 Deiksis Persona Ketiga Tunggal