16
Untuk mengajukan sita jaminan ini haruslah ada dugaan yang beralasan, bahwa seorang yang berutang selama belum dijatuhkan putusan oleh hakim
atau selama putusan belum dijalankan mencari akal untuk menggelapkan atau melarikan barangnya. Apabila penggugat tidak mempunyai bukti yang kuat
bahwa ada kekhawatiran tergugat akan mengasingkan barangnya-barangnya, maka sita jaminan tidak dilakukan. Syarat adanya dugaan ini tidak hanya
sekedar dicantumkan begitu saja, akan tetapi merupakan suatu usaha untuk mencegah
penyalahgunaan agar
tidak diadakan
penyitaan secara
serampangan, yang akhirnya hanya merupakan tindakan yang sia-sia saja yang tidak mengenai sasaran. Maka oleh karena itu debitor harus didengar untuk
mengetahui kebenaran dugaan itu. Dalam hal ini cukup dikemukakan adanya dugaan yang beralasan, sehingga tidak perlu digunakan secara pembuktian
menurut undang-undang.
16
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa maksud sita jaminan adalah untuk menjamin gugatan penggugat, agar gugatan itu dapat dilaksanakan pada saat
putusan nanti telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Dengan demikian, atas harta yang disengketakan dapat terjamin keutuhannya sampai tiba saatnya perkara
dieksekusi dilaksanakan.
2. Konsepsi
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsepsi dalam penelitian adalah untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstrak
dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut definisi operasional.
17
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa kerangka konsepsi pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoretis
16
Sudikno Mertokusumo, op. cit., hal. 87
17
Samadi Surya Barata, Metodologi Penelitian Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1998, hal. 28
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
17
yang seringkali bersifat abstrak, sehingga diperlukan definisi-definisi operasional yang menjadi pegangan konkrit dalam proses penelitian.
18
Definisi operasional ini penting karena bertujuan untuk menghindari perbedaan salah pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang
dipakai. Selain itu, dipergunakan juga untuk memberikan pegangan pada proses penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini perlu dirumuskan beberapa
definisi konsep dasar sebagai acuan agar penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan, yaitu:
a. Sita Jaminan adalah tindakan persiapan untuk menjamin dapat dilaksanakannya putusan hakim dimana objek sita jaminan dibekukan dan disimpan di-
conserveer untuk jaminan dan tidak boleh dialihkan atau dijualbelikan, dibebani maupun disewakan kepada pihak lain oleh tergugat serta penguasaan objek sita
tersebut masih berada di tangan tersita tergugat sebelum ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
b. Pengadilan adalah proses mengadili; keputusan hakim; dewan atau majelis yang mengadili perkara; sidang hakim ketika mengadili perkara; rumah atau bangunan
tempat mengadili perkara.
19
c. Putusan Pengadilan adalah hasil atau kesimpulan terakhir dari suatu pemeriksaan perkara di Pengadilan.
18
Soerjono Soekanto, op.cit., hal. 133
19
Sudarsono, Kamus Hukum Jakarta: Rineka Cipta, 2007 hal. 349
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
18
d. Penetapan adalah
proses atau
cara pengambilan
keputusan atas
suatu permohonan.
e. Upaya hukum adalah alat untuk mencegah atau memperbaiki kekeliruan dalam suatu putusan.
20
f. Hak Tanggungan adalah Hak Jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda
lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu
terhadap kreditor-kreditor lain.
21
g. Tanah adalah permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali.
22
h. Jaminan adalah tanggungan atas pinjaman yang diterima, yang menjamin dipenuhinya kewajiban yang dapat dinilai dengan uang.
23
i. Kreditor adalah penerima jaminan dan pihak yang berpiutang dalam suatu
hubungan utang-piutang tertentu. j.
Debitor adalah pemberi jaminan dan pihak yang berutang dalam suatu hubungan utang-piutang tertentu.
20
Sudikno Mertokusumo, op. cit., hal. 224
21
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda Yang Berkaitan Dengan Tanah
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1989, hal. 893
23
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1989, hal. 348 dan Seminar Badan Pembinaan Hukum Nasional yang diselenggarakan di
Yogyakarta dari tanggal 20 sampai 30 Juli 1977
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
19
k. Pihak Ketiga adalah orang lain yang tidak mempunyai hubungan dan ikut serta dalam suatu Perjanjian.
24
l. Akta Pemberian Hak Tanggungan adalah akta Pejabat Pembuat Akta Tanah
PPAT yang berisi pemberian Hak Tanggungan dari Debitor kepada Kreditor. m. Utang adalah utang pokok ditambah bunga dan denda-denda.
G. Metode Penelitian 1.
Spesifikasi Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian normatif, yaitu penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-
norma dalam hukum positif dengan sifat penelitian deskriptif analitis yaitu penelitian yang akan memaparkan dan menganalisis permasalahan yang akan dikemukakan.
Metode pendekatan
yang dipergunakan dalam
penelitian ini
adalah pendekatan yuridis normatif di mana pendekatan terhadap permasalahan dilakukan
dengan mengkaji berbagai aspek hukum. Pendekatan yuridis normatif dipergunakan dengan melihat peraturan perundang-perundangan yang mengatur sita jaminan,
terutama yang terdapat di dalam Herzien Inlandsch Reglement HIR, Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-
benda Yang Berkaitan Dengan Tanah dan peraturan-peraturan pelaksanaannya.
2. Sumber Data