Biaya Pengeluaran dan Pendapatan

produksi yang baik. Petani memilih melakukan perawatan sendiri karena memang bertani merupakan mata pencaharian mereka sehingga mampu dari pagi hingga sore tetap berada di areal pertanaman dan melakukan perawatan. Dari segi ekonomi yang dilihat, responden juga berasal dari kelas ekonomi menengah kebawah yang menyebabkan mereka juga tidak mampu mengupah orang lain agar bekerja di lahan mereka. Gambar 19. Diagram Perawatan Tanaman Bawang Merah

3. Biaya Pengeluaran dan Pendapatan

Dalam penghitungan biaya yang meliputi pengeluaran dan pendapatan, digolongkan berdasarkan luas lahan pertanaman bawang merah responden, antara lain: 1. 0 – 500 m 2. 500 – 750 m 2 3. 750 – 1000 m 2 4. 1000 – 1250 m 2 5. ≥ 1250 m 2 2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Data dari hasil survei petani bawang merah, biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit bawang merah dipertanaman dengan luas lahan 0 – 500 m 2 adalah Rp. 100.000, luas lahan 500 – 750 m 2 adalah Rp. 150.000, luas lahan 750 – 1000 m 2 adalah Rp. 200.000, luas lahan 1000 – 1250 m 2 adalah Rp. 250.000, dan untuk luas lahan ≥ 1250 m 2 Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan dipertanaman bawang merah yang meliputi: adalah Rp. 300.000. Hasil ini disesuaikan dengan keterangan dari petani yang menyatakan bahwa untuk 1 Ha pertanaman, dibutuhkan 1000 kg bibit bawang merah dengan harga bibit kg senilai Rp. 20.000. Hal ini sesuai dengan literatur Sumarni dan Ahmad 2005 yang menyatakan bahwa banyaknya umbi bibit yang diperlukan dapat diperhitungkan berdasarkan jarak tanam dan berat umbi bibit. Kebutuhan umbi bibit untuk setiap hektarnya berkisar antara 600 – 1200 kg. Tapi, dari penelitian yang didapat yaitu harga pembelian terlihat tidak signifikan karena memang di Kecamatan Simanindo lebih banyak petani yang menggunakan bibit hasil dari pertanaman mereka sendiri sehingga petani tidak mengeluarkan terlalu banyak biaya dan biaya yang dikeluarkan hanya untuk menambah pembeliaan bibit yang tidak mampu mencukupi luas pertanaman mereka. a. Pupuk Biaya pembelian pupuk untuk luas lahan 0 – 500 m 2 adalah Rp. 150.000, luas lahan 500 – 750 m 2 adalah Rp. 175.000, luas lahan 750 – 1000 m 2 adalah Rp. 200.000, luas lahan 1000 – 1250 m 2 adalah Rp. 225.000, dan luas lahan ≥ 1250 m 2 adalah Rp. 250.000. Didapat bahwa biaya pembelian pupuk untuk luas lahan 400 m 2 adalah Rp. 150.000, biaya ini sangat minimal karena memang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kemampuan ekonomi petani yang sangat rendah. Mereka juga alebih banyak memakai pupuk kandang yang berasal dari kotoran lembu sehingga lebih meminimalkan biaya pembelian pupuk. b. Pestisida Biaya yang dikeluarkan untuk membeli pestisida dengan luas lahan 0 – 500 m 2 adalah Rp. 310.000, luas lahan 500 – 750 m 2 adalah Rp. 465.000, luas lahan 750 – 1000 m 2 adalah Rp. 620.000, luas lahan 1000 – 1250 m 2 adalah Rp. 775.000, dan luas lahan ≥1250 m 2 c. Lahan adalah Rp. 930.000. Biaya yang dikeluarkan petani cukup besar, apalagi melihat lahan pertanaman bawang merah mereka yang tidak terlalu luas. Hal ini dikarenakan petani hanya mengetahui dan percaya terhadap teknik pengendalian secara kimia. Mereka merasa pengendalian secara kimia merupakan pengendalian yang efektif karena mereka dapat melihat langsung hama dapat dikendalikan dengan waktu cepat yang hanya berkisar 1 hari dari aplikasi. Petani juga memiliki wawasan yang sangat sempit tentang pengendalian yang lain, hal ini dikarenakan faktor pendidikan yang dimiliki responden sangat kurang sehingga sulit untuk memahami dan menerima respon positif dan teknik lain yang lebih baik daripada menggunakan pengendalian secara kimia. Pengendalian secara kimia juga merupakan pengendalian yang tetap dilakukan petani di Kecamatan Simanindo. Biaya untuk lahan hampir tidak ada karena lahan yang digunakan untuk pertanaman bawang merah merupakan lahan pribadi atau lahan milik orang lain tapi mereka tidak dipungut untuk membayar biaya sewa karena lahan tersebut adalah lahan dari kerabat mereka. Di Kecamatan Simanindo hubungan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kekeluargaan sangat dijunjung tinggi dan hampir semua penduduk memiliki hubungan kekerabatan sehingga biaya untuk penyewaan lahan tidak ada. Hasil produksi tanaman bawang merah untuk luas lahan 0 – 500 m 2 dan 500 – 750 m 2 adalah 101 – 200 kg, luas lahan 750 – 1000 m 2 adalah 300 – 400 kg, luas lahan 1000 – 1250 m 2 adalah 400 – 500 kg, dan ≥ 1250 m 2 Tanaman bawang merah akan layu dan akhirnya mati mendadak dengan warna daun menjadi kecoklatan. Penggabungan antara faktor iklim dan serangan penyakit sangat baik sehingga penyakit A. porii dapat menyebar dengan cepat. Penyakit ini pun dapat perkembang dengan cepat karena merupakan patogen tular tanah yang penyebarannya dengan air hujan yang mampu menyebarkan penyakit dengan cepat. Penyebaran penyakit juga secara keseluruhan dan mampu menyebabkan seluruh pertanaman terserang. Hal ini sesuai dengan literatur Admin 2012 yang menyatakan bahwa Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung- ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai adalah 600 – 800 kg. Hasil ini tidak signifikan karena produksi sangat rendah akibat faktor lingkungan, iklim, dan serangan hama dan penyakit. Keadaan iklim di Kecamatan Simanindo sangat tidak menentu dimana mampu terjadi hujan yang sangat mendadak dan pertanaman bawang merah yang tidak disiram menggunakan air secara langsung setelah hujan reda dapat mengakibatkan timbulnya penyakit bercak ungu Alternaria porii pada tanaman bawang merah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Harga jual bawang merahkg berbeda – beda tiap desa dan disesuaikan dengan bentuk dari hasil panen bawang merah tersebut. Pada desa Dos Roha dan Sihusapi, harga jual bawang merah kg yaitu Rp. 1000 – 2000, desa Simarmata dan Simanindo Rp. 3000 – 5000, dan desa Cinta Dame Rp. 5000 – 6000. Harga jual bawang merah yang berbeda – beda ditiap desa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah pemasaran dari bawang merah. Biasanya petani lebih banyak menjual hasil ke para agen pengumpul yang mereka rasa lebih memudahkan pemasaran daripada harus menjual kepasar lokal. Kualitas bawang yang dihasilkan juga berbeda – beda, desa yang produksi terbaiknya berasal dari desa Cinta Dame. Petani didesa tersebut lebih peduli dan lebih memperhatikan pertanaman mereka. Mereka juga dapat pelatihan dari PPL setempt yang membuat tanaman mereka lebih baik dari desa lainnya. Tekstur desa Cinta Dame juga baik karena berdekatan dengan pinggiran danau Toba sehingga tanaman bawang mampu menyerap air dengan baik dan datarannya lebih rata daripada desa lainnya sehingga tanaman bawang merah juga mampu tumbuh dengan baik. Total pendapatan dari produksi tanaman bawang merah dengan luas lahan 0 – 500 m 2 adalah Rp. 525.000 – 600.000, luas lahan 500 – 750 m 2 dan 750 – 1000 m 2 adalah Rp. 700.000 – 1.200.000, luas lahan 1000 – 1250 m 2 dan ≥ 1250 m 2 Hasil panen dari tanaman bawang merah dipasarkan ke agen pengumpul 91 dan ke pasar lokal 9. adalah Rp 2.500.000 – 3.600.000. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 20. Diagram Pemasaran Hasil Panen

6. Hama