Evaluasi Kesesuaian Lahan Salak Pada Tiga Puluh Lokasi

B. Evaluasi Kesesuaian Lahan Salak Pada Tiga Puluh Lokasi

Hasil evaluasi kesesuaian lahan dari tiga puluh lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini : Tabel 5. Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Pada Tiga Puluh Lokasi No Lokasi Penelitian Kecamatan Kesesuaian Lahan Aktual Usaha Perbaikan Kesesuaian Lahan Potensial 1. Desa Pintu Langit Angkola timur N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 2. Desa Huraba Angkola Timur N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 3. Desa Huta Ginjang Angkola Timur S3.eh Pemupukan dan Perumpukan S2.wa.eh 4. Desa Sibio-bio Angkola Timur N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 5. Desa Lubuk Raya Angkola Timur N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 6. Dusun Simpang Maropat Angkola Timur N.rc.eh Pemupukan dan Perumpukan N.rc 7. Desa Lobu Angkola Barat N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 8. Sitaratoit Sanggarudang Angkola Barat N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 9. Kobun Bungus Angkol Barat N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 10. Desa Huta Koje Angkola Barat N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.eh 11. Desa Huta Lambung Angkola Barat S3.rc.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc 12. Tobotan sanggarudang Angkola barat N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 13. Desa Tobotan Angkola Barat N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 14. Desa Lobu Layan Angkola Barat N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 15. Lobu Layan Lombang Angkola Barat N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 16. Desa Sitinjak Angkola barat N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 17. Desa Situmbaga Angkola Selatan N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.eh 18. Desa Situmbaga Tonga Angkola selatan S3.eh Pemupukan dan Perumpukan S2.wa.eh 19. Desa Sinyior Angkola selatan S3.nr.eh Pemupukan dan Perumpukan S2.wa.nr.eh 20. Desa Sibongbong Angkola selatan N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.eh 21. Desa Siamporik Angkola Selatan S3.rc.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc 22. Desa Siamporik Dolok Angkola Selatan S3.eh Pemupukan dan Perumpukan S2.wa.eh 23. DesaSiamporik Lombang Angkola Selatan S3.nr Pemupukan dan Perumpukan S2.wa.nr 24. Desa Marancar Marancar S3.nr.eh Pemupukan dan Perumpukan S2.tc.wa. nr.eh 25. Desa pasar sempurna Marancar N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.rc.eh 26. Desa Mombang Boru Marancar N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.eh 27. Kelurahan Bintuju Batang Angkola S3.eh Pemupukan dan Perumpukan S2.tc.eh 28. Kelurahan Pintu Padang Batang Angkola S3.eh Pemupukan dan Perumpukan S2.rc.eh 29. Desa Padang Lancat Batang Toru N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.eh 30. Padang Lancat Kobun pincur Batang Toru N.eh Pemupukan dan Perumpukan S3.eh Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5 dapat diketahui pada Lokasi T-1 Desa Pintu Langit, T-2 Desa Huraba, T-4 Desa Sibio-bio, T-5 Desa Lubuk Raya, T-7 Desa Lobu, T-8 Desa Sitaratoit Sanggarudang, T-9 Kobun Bungus, T-12 Desa Tobotan Sanggarudang, T-13 Desa Tobotan, T-14 Desa Lobu Layan, T-15 Desa Lobu Layan Lombang, T-16 Desa Sitinjak dan T-25 Desa Pasar Sempurna bahwa kesesuaian lahan aktual tanaman salaknya adalah N.eh yaitu tidak sesuai dengan faktor pembatas bahaya erosi sangat berat. Faktor pembatas bahaya erosi ini dapat dikurangi dengan melakukan usaha perbaikan melalui perumpukan pelepah salak sejajar kontur, tutupan rumput permanen dan jalan panen sejajar kontur sehingga dapat menurunkan bahaya erosi. Dengan demikian kelas kesesuaian potensial menjadi S3.rc.eh yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas adalah media perakaran tekstur kasar dan bahaya erosi berat. Adapun faktor pembatas media perakaran tekstur kasar tidak dapat diatasi dengan usaha perbaikan dan tidak dapat dikendalikan oleh manusia secara massal. Pada lokasi penelitian T-10 Desa Huta Koje, T-17 Desa Situmbaga, T-20 Desa Sibongbong, T-26 Desa Mombang Boru, T-29 Desa Padang Lancat dan T- 30 Padang Lancat Kobun Pincur dapat dilihat pada Tabel 4. bahwa kesesuaian lahan aktual tanaman salak adalah N.eh yaitu tidak sesuai dengan faktor pembatas bahaya erosi sangat berat dan kelerengan curam dengan demikian usaha perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan perumpukan pelepah salak sejajar kontur, tutupan rumput permanen, jalan panen sejajar kontur dan pemberian bahan organik pada daerah lereng sehingga usaha ini nantinya dapat mengurangi bahaya erosi dan diharapkan kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah menjadi S3.eh yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas bahaya erosi berat. Faktor pembatas bahaya erosi Universitas Sumatera Utara dapat ditekan dengan usaha perumpukan sehingga pencucian hara dapat dikurangi dan menambah ketersediaan unsur hara melalui perumpukan dan hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas tanaman salak. Dari Tabel 5 juga dapat diketahui bahwa Lokasi T-3 Desa Huta Ginjang, T- 18 Desa Situmbaga Tonga dan T-22 Desa Siamporik Dolok tergolong pada kesesuaian lahan aktual S3.eh yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas bahaya erosi berat. Dalam hal ini bahaya erosi berat dapat dikurangi melalui perumpukan pelepah salak, tutupan rumput permanen, jalan panen sejajar kontur dan pemberian bahan organik pada lereng sehingga kelas kesuaian lahan potensialnya adalah S2.wa.eh yaitu cukup sesuai dengan faktor pembatas ketersesdiaan air curah hujan yang cukup tinggi dan bahaya erosi ringan. Adapun curah hujan yang cukup tinggi tidak dapat dikurangi melalui usaha perbaikan karena curah hujan ini tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Pada Lokasi T-11 Desa Huta Lambung dan T-21 Desa Siamporik dapat dilihat pada Tabel 5. bahwa kesesuaian lahan aktual tergolong S3.rc.eh yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas media perakaran tekstur agak kasar dan bahaya erosi berat. Bahaya erosi berat seperti hal di atas dapat dikurangi melalui usaha perbaikan yaitu perumpukan pelepah salak pada daerah lereng sehingga dapat menahan laju run off sehingga pencucian hara dapat dikurangi. Bilamana hal ini dilakukan maka kesesuaian lahan potensial akan naik satu tingkat menjadi S3.rc. Kesesuaian lahan potensial tanaman salak pada lokasi ini adalah S3rc yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas media perakaran. Dalam hal ini tekstur tanah tidak dapat diatasi dengan usaha perbaikan, karena tekstur tidak dapat diperbaiki melalui usaha perbaikan. Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5. dapat dilihat pada Lokasi T-6 Dusun Simpang Maropat bahwa kesesuaian lahan aktual tanaman salaknya adalah tergolong N.rc.eh yaitu tidak sesuai dengan faktor pembatas media perakaran agak kasar dan bahaya erosi sangat berat. Faktor pembatas bahaya erosi dapat dikurangi dengan usaha perbaikan melalui perumpukan pelepah salak pada lereng. Dengan demikian kesesuaian lahan potensial adalah N.rc yaitu tidak sesuai dengan faktor pembatas media perakaran tekstur kasar. Dalam hal ini faktor pembatas media perakaran tekstur kasar tidak dapat dikurangi karena tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Kebun salak pada lokasi ini tidak disarankan untuk dikembangkan melihat karakteristik tanah yang tidak mendukung untuk berproduksi dengan baik. Lokasi T-19 Desa Sinyior dapat dilihat pada Tabel 5. bahwa kesesuaian lahan aktual tanaman salaknya tergolong S3.nr.eh yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas retensi hara KB rendah dan bahaya erosi sangat berat. Adapun faktor pembatas retensi hara dengan KB yang rendah dapat dikurangi dengan usaha perbaikan melalui pemupukan, sedangkan faktor pembatas bahaya erosi berat juga dapat kurangi dengan usaha perbaikan melalui perumpukan pelepah salak pada lereng sejajar kontur. Dengan demikian kesesuaian lahan potensial menjadi S2.wa.nr.eh yaitu cukup sesuai dengan faktor pembatas ketersediaan air berlebih dengan curah hujan yang relatif tinggi, KB rendah dan bahaya erosi rendah. Faktor pembatas curah hujan yang berlebih ini tidak dapat diubah oleh manusia. Dari Tabel 5 dapat dilihat pada Lokasi T-23 Desa Siamporik Lombang bahwa kesesuian lahan aktual tanaman salaknya adalah S3.nr yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas retensi hara dengan Kejenuhan Basa rendah. Kejenuhan Basa yang rendah dapat dinaikkan dengan usaha perbaikan melalui pemupukan Universitas Sumatera Utara sehingga faktor pembatas retensi hara dapat diatasi. Apabila hal ini dilakukan maka kesesuaian lahan potensial adalah S2.wa.nr yaitu cukup sesuai dengan faktor pembatas kelebihan air curah hujan yang cukup tinggi dan kejenuhan basa rendah. Pada Lokasi T-24 Desa Marancar dapat dilihat bahwa kesesuaian lahan aktual tanaman salaknya adalah S3.nr.eh yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas retensi hara dengan Kejenuhan Basa rendah dan bahaya erosi berat. Pada dasarnya faktor pembatas ini dapat diatasi melalui usaha perbaikan melalui pemupukan dan perumpukan pelepah salak pada lereng dengan demikian Kejenuhan Basa dapat dinaikkan dan bahaya erosi dapat diperkecil. Apabila hal ini dilakukan maka kesesuaian lahan potensial adalah S2.tc.wa.nr.eh yaitu cukup sesuai dengan faktor pembatas ringan yaitu temperatur yang agak tinggi, curah hujan yang relatif tinggi, kejenuhan basa rendah dan bahaya erosi rendah. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa Lokasi T-27 Kelurahan Bintuju kesesuaian lahan aktual adalah S3.eh yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas bahaya erosi berat. Dalam hal ini bahaya erosi dapat diatasi dengan usaha perbaikan melalui perumpukan pelepah salak. Apabila hal ini dilakukan maka kesesuaian lahan potensial adalah S2.tc.eh yaitu cukup sesuai dengan faktor pembatas temperatur udara yang lebih tinggi dan bahaya erosi rendah. Temperatur udara ini merupakan faktor iklim yang sulit diatasi diatasi karena tidak dapat diubah dikendalikan oleh manusia secara massal. . Universitas Sumatera Utara

C. Kesesuaian Lahan Tanaman Salak