Grafik laju keausan dengan variasi putaran pada bahan Al-Si 3,76 berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat pada gambar 4.19.
Gambar 4.19 Grafik laju keausan vs beban bahan Al-Si 3,76 Dari gambar 4.19 bahwa kenaikan laju keausan pada Al-Si 3,76 akan terus
meningkat seiring dengan penambahan beban. Kenaikan laju keausan yang paling besar terjadi pada beban 12,5 N yaitu sebesar 0,279 mm
3
s secara teori dan secara eksperimen sebesar 0,288 mm
3
s. Berikut ini hasil dari laju keausan variasi beban bahan Al-Si 9,12 dapat
dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Laju keausan dengan variasi pembebanan pada bahan Al-Si 9,12.
No W t n d
1
k.10
-4
ā L V
T T
p
N S rpm
mm µm
m mm
3
mm
3
s mm
3
s
1 2,5 30 120 40 6,0 986,497 7,712 1,483 0,049 0,061
2 5 30 120 40 6,0 1161,886
7,742 2,977
0,099 0,109
3 7,5 30 120 40 6,0 1329,062 7,764
4,479 0,149 0,160 4 10 30 120 40 6,0 1477,756
7,797 5,998 0,199 0,212
5 12,5 30 120 40 6,0 1643,187 7,835
7,534 0,251 0,265 Dari tabel 4.9 memperlihatkan hasil dari laju keausan secara teori dan secara
eksperimen.
Universitas Sumatera Utara
Grafik laju keausan dengan variasi putaran pada bahan Al-Si 9,12 berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat pada gambar 4.20.
Gambar 4.20 Grafik laju keausan vs beban bahan Al-Si 9,12 Dari gambar 4.20 bahwa kenaikan laju keausan pada Al-Si 9,12 akan terus
meningkat seiring dengan penambahan beban. Kenaikan laju keausan yang paling besar terjadi pada beban 12,5 N yaitu sebesar 0,251 mm
3
s secara teori dan secara eksperimen sebesar 0,265 mm
3
s. Pada Aluminium Sekrap laju keausannya sangat tinggi dibandingkan dengan
Al-Si 3,76. Aluminium coran yang paling rendah laju keausannya adalah pada Al-Si 9,12.
Hal ini disebabkan penambahan unsur Silikon mempengaruhi sifat mekanik pada Aluminium coran yaitu meningkatkan kekerasannya, sehingga pada pengujian
keausan, Aluminium Silikon dapat menahan gesekan yang diakibatkan oleh pembebanan.
4.5. Hasil Uji Metalografi Metallography Test
Pengujian metalografi dilakukan untuk melihat mikrostruktur yang ada dipermukaan spesimen. Pengujian ini menggunakan
Reflected Metallurgical Microscope dengan type Rax Vision No.545491, MM-10A,230V-50Hz. Pengujian
mikrostruktur ini dilakukan untuk Aluminium Sekrap yang belum dilakukan
Universitas Sumatera Utara
penambahan Silikon dengan Aluminium Sekrap yang telah dilakukan penambahan Silikon. Hasil foto mikro seperti diperlihatkan pada gambar 4.21.
Gambar 4.21 Foto mikro Aluminium Sekrap pembesaran 200x Dari gambar 4.21 dapat dilihat bahwa terdapat cacat porositas yang dapat
dilihat dengan mata telanjang. Dilakukan pembesaran 200x dengan menggunakan mikroskop khusus, cacat porositas ini bisa menurunkan sifat mekanis dari coran
Aluminium sekrap dan selanjutnya dapat menimbulkan keretakan. Terbentuknya endapan phasa intermetallic dan cacat coran akan mempengaruhi kemampuan
fatigue dan ketahanan aus, cacat coran seperti porositas akan mengurangi
fatigue dan ketahanan aus
alloy. Porositas mikro ini biasanya dihasilkan oleh usaha pemisahan gas dari kondisi
dari kondisi mencair dan atau gagal membentuk interdendritik. Kelarutan Hidrogen dalam ciran Al-Si meningkat seiring dengan peningkatan temperatur. Pada saat cairan
Al-Si alloy membeku, atom-atom Hidrogen akan mengendap dari cairan dan
membentuk molekul Hidrogen. Jika alloy membeku lebih cepat daripada molekul
Hidrogen maka akan terlepas dari cairan, porositas yang diakibatkan oleh gas akan terjadi pada
alloy yang padat Ye,2002. Terbentuknya endapan fase intermetalik dan cacat coran akan mempengaruhi
kemampuan fatigue dan ketahanan aus, cacat coran seperti porositas akan mengurangi
fatigue dan ketahanan aus alloy. Berikut ini hasil foto mikro untuk Aluminium ditambah 3,76 Silikon diperlihatkan pada gambar 4.22.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.22. Foto mikro bahan Al-Si 3,76 pembesaran 200x Gambar 4.22 memperlihatkan struktur mikro Alumnium setelah dilakukan
penambahan silikon sebanyak 3,76 hasilnya memperlihatkan bahwa silikon telah berhasil ditambah ke dalam coran dalam bentuk serpihan-serpihan dan
solid solution. Alloy Al-Si biasanya bergabung bersama-sama dengan elemen lainya seperti
copper, magnesium, mangan, zink dan besi. Kelarutan dari seluruh elemen ini biasanya meningkat dengan peningkatan temperatur. Hal ini menurun dari temperatur
tinggi ke konsentrasi yang relatif rendah selama proses pembekuan dan proses heat
treatment akan menghasilkan pembentukan fase intermetalik. Sebagai contoh pengendapan Si, Mn, dan Fe akan membentuk fase Al
12
FeMn
3
Si Ye,2002.
Berikut ini hasil foto mikro bahan Al-Si 9,12 diperlihatkan pada gambar 4.23.
Gambar 4.23. Foto mikro bahan Al-Si 9,12 pembesaran 200x Gambar 4.23 memperlihatkan foto mikro Aluminium Sekrap setelah
ditambahkan silikon 9,12 hasilnya memperlihatkan permukaan Aluminium Silikon
Aluminium
Aluminium Silikon
Universitas Sumatera Utara
berwarna gelap, dengan banyak bagian dari Aluminium yang berwarna hitam yang merupakan serpihan Silikon. Aluminium
alloy yang sejumlah besar Silikon akan menghasilkan warna abu-abu yang gelap
dark grey http:www.onesteel.com. Pada gambar 4.23 jarak antara molekulnya lebih dekat dibandingkan gambar
4.22. Menurut Van der walls semakin dekat jarak tarik menarik antara molekul –
molekul maka sifat kekerasannya yang dimiliki semakin besar, sehingga mempengaruhi tingkat keausan pada suatu material. Penambahan Silikon pada
Aluminium meningkatkan kekerasan, semakin banyak penambahan silikon maka semakin besar juga tingkat kekerasannya. Menurut teori, semakin tinggi tingkat
kekerasan maka semakin rendah laju keausan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN