Tabel 1 : Pengelompokan jumlah pohon aren berdasarkan ketinggian
Ketinggian mdpl
Plot 20mx100m
Jumlah pohon
Kerapatan Ha pohon
0-300 300-600
600-900 900-1200
1200-1500 1
2 1
2 1
2 1
2 1
2
Rumus kerapatan = Ha
Plot Ha
x Jumlah aren plot
Keterangan : Plot Ha =
Ha m
m
100 20
= 0,2Ha Jumlah Aren Plot = jumlah aren yang ada dalam satu plot
B. Menentukan Nilai Ekonomi Aren yang Dimanfaatkan
Data yang diperoleh dari pengamatan dilapangan baik melalui wawancara maupun kuisioner kemudian dianalisis secara kuantitatif. Nilai barang hasil dari
dari Aren untuk setiap jenisnya per tahun yang diperoleh masyarakat dihitung dengan cara :
1. Harga barang yang dihasilkan dari Aren Arenga pinnata dianalisis dengan
pendekatan harga pasar. 2.
Menghitung nilai rata-rata jumlah barang yang diambil per responden per jenis Rata-rata jumlah barang yang diambil :
n Xn
Xii Xi
......... +
+
Keterangan : Xi = jumlah barang yang diambil responden n = jumlah banyak pengambilan per jenis barang
Universitas Sumatera Utara
3. Menghitung Total Pengambilan per Unit Barang per Tahun Total pengambilan per tahun = rata-rata jumlah yang diambil x frekuensi
pengambilan 4. Menghitung Nilai Ekonomi Barang Hasil dari Aren per Jenis Barang Per
Tahun Nilai Hasil Hutan per Jenis = Total Pengambilan unittahun x Harga Hasil
dari Aren 5. Menghitung persentase nilai ekonomi dengan cara :
NE =
∑
NE NEi
x 100
Keterangan : NE = Persentase nilai ekonomi NEi = Nilai ekonomi hasil dari Aren per jenis
∑NE = Jumlah total nilai ekonomi dari seluruh hasil Aren
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Kawasan dan Kependudukan
Tangkahan merupakan sebuah kawasan diperbatasan Taman Nasional Gunung Leuser di sisi Sumatera Utara. Secara geografis kawasan Tangkahan
berada pada LU 03 41’01”, BT 98
4’28,2”. Sedangkan secara administrasi kawasan Tangkahan termasuk kedalam Desa Namo Sialang dan Desa Sei.Serdang
,Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Tangkahan berada pada ketinggian 130 – 200 , dpl diatas permukaan
laut. Topografi kawasan berupa kawasan landai, berbukit dengan kemiringan yang bervariasi 45 – 90
. Suhu udara rata-rata di kawasan ini antara 21,1 C –
27.5 C dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 – 100. Musim hujan di
daerah ini berlangsung merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti. Curah hujan rata-rata 200 – 320 mm pertahun.
Penduduk di sekitar kawasan terdiri dari beberapa suku dengan suku Karo sebagai mayoritas yang mendiami perkampungan di sekitar hutan, dan suku Jawa,
Batak, Melayu adalah mereka yang tinggal sebagai pekerja perkebunan kelapa sawit dan karet.
Kehidupan beragama sangat toleran, adapun agama yang ada yaitu Islam, Katolik, Kristen Protestan. Jumlah penduduk dari Desa Namo Sialang pada tahun
2002 adalah 5037 jiwa yang terdiri dari 2477 laki-laki dan 2560 perempuan dan tersebar pada 15 dusun. Mata pencaharian penduduk kebanyakan adalah pekerja
Universitas Sumatera Utara
perkebunan, pegawai negeri, sebagian ada yang melakukan aktivitas pertanian dan beternak
Penduduk Desa Sei Serdang berjumlah 3120 yang terdiri dari 1531 laki- laki dan 1589 perempuan. Mata pencaharian penduduk, hampir sama dengan mata
pencaharian Desa Namo Sialang yaitu pekerja perkebunan baik kebun milik pribadi maupun milik investor yang berupa jeruk manis, dan karet ataupun kelapa
sawit, pegawai negeri, bertani dan beternak.
Sarana dan Prasarana
Kawasan Tangkahan berada di antara dua desa, yaitu Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan. Jarak Tangkahan dari Medan
adalah + 124 km melalui Tanjung Pura, sementara jika melalui Hinai-Padang Tualang adalah + 95 km.
Jalur jalan dari Medan – Stabat – Tanjung Pura dalam kondisi relatif baik. Sedangkan jalur Hinai – Padang Tualang Sebahagian dalam Kondisi rusak dan
Sebahagian telah dilakukan perbaikan. Jalur dari Simpang Sidodadi – Simpang Robert 34 km sebagian jalannya dalam kondisi rusak. Terutama jalur di
perkebunan karet. Bus umum “Pembangunan Semesta” melayani rute MedanTerminal
Pinang Baris menuju Tangkahan pada jam-jam tertentu pkl.06,08,10,12 dan 14.00 wib. Rute keTangkahan dapat juga dilakukan sepanjang hari dengan rute
Medan-Kuala Sawit. Lokasi pemberhentian bus terakhir terletak di Simpang Robert, Dusun Titi Mangga, Desa Namo Sialang, perjalanan ke Tangkahan
Universitas Sumatera Utara
dilanjutkan dengan menggunakan ojek. Biaya bus umum Medan – Tangkahan adalah Rp. 16.000 enam belas ribu rupiah, sedangkan ojek dari Simpang Robert
– Tangkahan 8 km adalah Rp. 25..000 dua puluh lima ribu rupiah. Jalur jalan dari Simpang Robert – Tangkahan merupakan jalur jalan perkebunan kelapa sawit
milik PTPN II, yang berupa jalan batu kerikil.
Gambar 2. Kondisi Umum Desa Namo Sialang
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Kondisi Umum Hutan TNGL SPTN-VI Resort Tangkahan
Sebaran Populasi Aren Arenga pinnata di Kawasan Taman Nasional
Gunung Leuser TNGL SPTN-VI Wilayah Stabat Resort Tangkahan
Pola sebaran aren Arenga pinnata berdasarkan ketinggian di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dapat dilihat dari gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Peta Pola Sebaran Aren
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat ketinggian dari masing-masing plot di setiap ketinggian yang di bedakan berdasarkan warna. Pohon aren yang
tumbuh di kawasan penelitian tumbuh dengan sendirinya bukan karena ditanam oleh masyarakat sekitar, masyarakat juga tidak ada yang membudidayakanya.
Masyarakat hanya memanfaatkan pohon aren yang tumbuh liar di dalam hutan. Sehingga hasil yang diperoleh dari memanfaatkan pohon aren ini masih kecil.
Pada tabel 2 di bawah ini dapat kita lihat koordinat dan jumlah pohon aren yang di temukan di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Tabel 2 : Pengelompokan jumlah pohon aren berdasarkan ketinggian Ketinggia
Plot Koordinat
Jumlah Kerapata
Universitas Sumatera Utara
n mdpl
20mx100m X
Y pohon
n Ha
pohon 0-300
300-600
600-900
900-1200
1200-1500 1
2 1
2 1
2 1
2 1
2 396994.3606
5 396936.6970
3 396150.8678
9 396150.6644
1 395398.9721
2 395399.6188
9 391311.3574
2 391310.5412
5 -
- 406888.1221
4 406894.4659
5 407108.0229
4 407104.7763
407074.8784 407071.9271
6 405874.1919
8 405878.8169
5 -
- 5
4 2
2 2
- -
- -
- 25
20 10
10 10
- -
- -
-
Penyebaran pohon aren merupakan penyebaran secara berkelompok. Syafe’i 1990 mengatakan penyebaran tumbuhan dalam suatu populasi bisa
bermacam-macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, salah satunya yaitu Penyebaran secara berkelompok. Penyebaran secara berkelompok,
adalah yang paling umum di alam, Pengelompokan ini disebabkan oleh berbagai hal yaitu respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara local dan
respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi.
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 2 dapat kita lihat jumlah pohon aren dari setiap ketinggian, semakin tinggi kawasan penelitian maka pohon aren yang ditemukan semakin
sedikit. Ini di munkinkan karena dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik, salah komponen abiotik yaitu iklim. Menurut Aredhiean 2010 faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman pada suatu ketinggian tempat adalah iklim. Faktor iklim di dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari, kelembaban
udara dan angin. Unsur-unsur ini sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan,
semakin rendah suhu udaranya atau udaranya semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Semakin
tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Ketinggian tempat dari permukaan laut
juga sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman berbunga yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan yang ditanam pada
dataran tinggi. Hal inilah yang menyebabkan berkurangnya jumlah pohon aren pada
kawasan yang semakin tinggi. Karena aren dapat tumbuh dengan curah hujan sekitar 1200mmtahun, kedalaman air tanah 1-3 m, suhu rata-rata 25
C beriklim sedang sampai basah, tetapi tidak tahan pada daerah yang kadar asamnya tinggi
Soeseno, 1995. Komponen biotik adalah komponen makhluk bernyawa penyusun
ekosistem, salah satu contohnya adalah hewan Wikipedia, 2011. Pohon Aren yang tumbuh di kawasan penelitian ini juga dominan tumbuh di tepi sungai, ini di
mungkinkan karena tersedianya air yang melimpah dan di munkinkan juga karena
Universitas Sumatera Utara
seringnya hewan minum di tepi sungai dan tanpa sengaja membawa biji pohon aren di dalam kotoran hewan tersebut.
Hal ini jugalah yang dapat mempengaruhi kerapatan tiap ketinggian, semakin tinggi wilayah peneyebarannya, maka hewan atau hal-hal yang
mempengaruhi penyebaran pohon aren semakin sedikit.
Pemanfaatan Pohon Aren Oleh Masyarakat Desa Namo Sialang dan Sei Serdang
Pohon aren Arenga pinnata yang dimanfaatkan masyarakat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan sebagian dijual untuk menjadi pendapatan
rumah tangga. Jenis pemanfaatan pohon Aren Arenga pinnata oleh masyarakat Desa Namo Sialang dan Sei Serdang.
Tabel 3. Jenis Pemanfaatan Pohon Aren Arenga pinnata oleh masyarakat Desa Namo Sialang dan Sei Serdang
No Hasil Aren
Memanfaatakan orang Persentase
Namo Sialang Sei Serdang
1 2
3 4
Air Nira Gula Merah
Gula Pasir Tuak
15 21
10 7
8 10
10 3
30 40
26 13
Di Tapanuli Selatan, masyarakat sekitar memanfaatkan aren untuk bahan pembuatan gula merah. Masyarakat bekerja pagi dan sore dalam pengambilan air
nira untuk bahan pembuatan gula merah, Setiap malam, aren harus dimasak.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan air aren yang dimasak malam harinya adalah aren pada pagi dan sore hari. Namun, air aren yang diambil pada pagi hari harus tetap dipanasi hingga
digabung dengan aren yang diambil pada sore harinya, ini dilakukan agar aren tidak basi.
1. Air Nira Pohon aren Arenga pinnata merupakan pohon yang multifungsi, karena
hampir dari setiap bagiannya dapat dimanfaatkan. Pohon aren mulai bisa di sadap pada usia 5 tahun dan puncak produksi antara 10-20 tahun dan subur. Pohon aren
dewasa memiliki garis tengah batang bisa mencapai 65 cm, sedang tingginya 15m. Jika ditambah dengan tajuk daun yang menjulang di atas batang, tinggi
keseluruhannya mencapai 20 m Soeseno, 1995. Hasil pohon aren yang dimanfaatkan masyarakat desa Namo Sialang dan
Sei Serdang yaitu berupa air nira. Pengambilan penyadapan air nira tidak membutuhkan waktu dan biaya yang banyak. Pengambilan nira pohon aren
memerlukan ketrampilan, kesabaran dan ketekunan yang amat sangat, hal ini berguna untuk mendapatkan air dengan mutu yang tinggi dan jumlah yang
banyak. Cara untuk mendapatkan air nira terlebih dahulu dilakukan beberapa perlakuan seperti memukul tandan dengan tujuan untuk memperlancar keluarnya
nira. Ada juga kepercayaan masyarakat dalam proses pengambilan nira harus menyanyikan lagu tertentu, agar hasil air nira yang keluar banyak.
Pengambilan air nira dilakukan pada pagi dan sore hari. Air nira ditampung dalam satu wadah yang berbentuk tabung yang terbuat dari bambu
dengan panjang lebih kurang 1 m dan berdiameter 20 cm. Satu pohon aren dapat
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan air nira 5 – 20 liter dalam satu hari. Air nira umumnya dijual di rumah saja, pembeli datang ke rumah dengan harga Rp1,600liter.
Pekerjaan mengambil air nira sangat terikat, di mana masyarakat harus rutin dalam perawatan dan pengambilan airnya, jika tidak pohon aren akan rusak.
Itu sebabnya masyarakat sedikit yang memanfaatkanya selain sebab kurang mengetahui cara pemanfaatnya juga. Pohon aren yang dimanfaatkan masyarakat
merupakan pohon aren yang tumbuh di tanah miliknya atau di kebun masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan 23 orang atau 30 dari jumlah responden
yang memanfaatkan pohon aren, yang mengambil air nira. Rata-rata pengambilan air nira dalam satu bulan berkisar 270 literbulan.
2. Gula Merah Air nira juga di manfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan gula merah.
Air nira yang telah diambil dimasukkan ke dalam satu wadah wajan yang diletakkan di atas tungku api kemudian dimasak. Pemasakan dilakukan hingga air
nira menjadi kental dan berubah warna dari bening menjadi merah. Proses pemasakan ini membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Setelah masak, air nira yang
kental dimasukkan kedalam cetakan. Cetakan ini terbuat dari bambu yang dipotong melebar dengan tinggi sekitar 10 cm dan ditunggu hingga mengeras.
Biasanya proses ini membutuhkan waktu sekitar 12 jam. Harga gula merah Rp12.500kilogram merupakan harga yang cukup mahal.
Di Tapanuli Utara, Harga gula aren atau gula kelapa di Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara naik Rp1.500 per kilogram kg dari Rp9.500
menjadi Rp11.000 per kg.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Proses pembuatan gula merah Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 31 orang atau 40 dari
jumlah responden penduduk Desa Namo Sialang dan Sei Serdang ikut memanfaatkan pohon aren, yang memanfaatkannya menjadi gula merah. Rata-rata
pembuatan gula merah dalam sebulan sekitar 68 kgbulan. 3. Gula Pasir
Air nira dapat juga dijadikan gula pasir, proses pembuatannya hampir sama dengan proses pembuatan gula merah. Masyarakat mengungkapkan bahwa
air nira yang digunakan dalam pembuatan gula pasir harus air nira kualitas nomor satu. Air nira dimasak di wajan, kalau air nira kualitas baik, apabila terus diaduk
perlahan akan membentuk seperti ampas tebu, kemudian dengan sendirinya menjadi seperti pasir. Air nira yang dimasak harus terus diaduk tidak boleh
berhenti untuk mendapatkan hasil yang baik. Masyarakat mengatakan bahwa gula pasir yang terbuat dari nira aren lebih
manis dari gula pasir yang terbuat dari tebu, walaupun gula pasir yang terbuat dari tebu lebih terlihat menarik karena berwarna putih bersih, beda dengan gula pasir
Universitas Sumatera Utara
yang terbuat dari nira aren, berwarna putih sedikit kecoklatan jadi kelihatan sedikit kotor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 20 orang atau 26 dari jumlah responden penduduk Desa Namo Sialang dan Sei Serdang ikut
memanfaatkan pohon aren, yang memanfaatkannya menjadi gula pasir. Rata-rata pembuatan gula pasir dalam sebulan berkisar 64 kgbulan.
4. Tuak Tuak adalah minuman beralkohol yang terbuat dari air nira aren. Minuman
ini pembuatanya masih tradisional dan hanya sedikit masyarakat yang memanfaatkan air nira menjadi tuak. Ini di sebabkan karena untuk sebagian
agama, minuman ini haram untuk dikonsumsi, selain itu minuman ini juga berdampak tidak baik untuk kesehatan. Tuak biasanya paling enak diminum saat
malam dan lagi berkumpul dengan teman-teman. Efek dari tuak, sama saja dengan minuman beralkohol yang lainnya, memabukkan dan memberikan rasa panas di
badan. Pembuatan tuak tidak terlalu sulit, air nira di biarkan lebih kurang satu hari
saja pasti menjadi tuak. Sunanto 1993 mengatakan nira aren segar yang manis itu jika dibiarkan masih di dalam bumbung bambu akan mengalami proses
fermentasi. Akan tetapi kualitas atau rasa tuak kurang enak, ada beberapa bahan yang harus dicampurkan. Salah satu bahan yang digunakan adalah kulit pohon,
biasanya kulit pohon yang digunakan adalah kulit pohon kayu manis.
Universitas Sumatera Utara
Air nira yang rasanya manis jika sudah dijadikan tuak, rasa nira berubah total menjadi sepat atau pahit juga. Air nira yang berwarna bening menjadi kuning
kecoklatan, harumnya pun juga berubah. Tuak juga memberikan efek ketergantungan, sehingga orang yang sering
meminum tuak, akan selalu ingin meminumnya lagi. Masyarakat yang telah ketergantungan tuak mengatakan, jika tidak meminum tuak maka efek yang di
dapat antara lain tidak selera makan dan tidak enak tidur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 10 orang atau 13 dari
jumlah responden penduduk Desa Namo Sialang dan Sei Serdang ikut memanfaatkan pohon aren, yang memanfaatkannya menjadi tuak. Rata-rata
pembuatan dalam sebulan sekitar 82 botolbulan.
Gambar 6. Tuak
Nilai Ekonomi Hasil Aren
Nilai ekonomi adalah nilai suatu barang atau jasa jika diukur dengan uang. Nilai ekonomi hasil aren dapat juga diartikan sebagai nilai harga hasil aren yang
Universitas Sumatera Utara
dimanfaatkan yang dapat ditukarkan dengan uang. Aren juga termasuk sumber daya hutan yang nilai ekonomi yang sangat menjanjikan. Ichwandi 1996
mengatakan bahwa penelitian ekonomi sumber daya hutan adalah suatu metode atau teknik untuk mengekstimasi nilai uang dari barang atau jasa yang diberikan
oleh suatu kawasan hutan. Nilai ekonomi hasil aren diperoleh dari perkalian total pengambilan per
jenis pertahun dengan harga perjenis. Hasil penelitian lampiran 3 menunjukkan bahwa nilai ekonomi dari hasil pemanfaatan aren oleh masyarakat Desa Namo
sialang dan Sei Serdang Kecamatan Batang Serangan sebesar Rp 617,400,000 di
tahun 2010. Nilai ini diperoleh dari pemanfaatan hasil aren seperti air nira, gula merah, gula pasir dan tuak.
Jenis pemanfaatan aren yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan masyarakat adalah gula merah dengan nilai ekonomi sebesar Rp
333.600.000,- atau persentase jenis sebesar 35,01 dari jumlah total keseluruhan nilai hasil aren yang dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena frekuensi
pengambilan sebanyak 48 kali dalam setahun dan harga jual gula merah juga sangat tinggi Rp 12.500,- persatuan unitnya kg. Hasil selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 2 Pemanfaatan aren yang memiliki kontribusi yaitu : air nira sebesar Rp
80.240.000,- atau 8,42 , gula pasir sebesar Rp 163.800.000,- atau 17,19 . Sementara hasil pemanfaatan aren yang relatif kecil kontribusinya terhadap
pendapatan masyarakat kurang dari 10 yaitu : tuak sebesar Rp 39,360.000,- atau 4,13
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Persentase Nilai Ekonomi Hasil Aren yang Dimanfaatkan Masyarakat No
Jenis Pemanfaatan Aren
Jumlah Rp Persentase NE
1 2
3 4
Air Nira Gula Merah
Gula Putih Tuak
80.240.000 333.600.000
163.800.000 39.360.000
8,42 35,01
17,19 4,13
Total 617.000.00
Hal ini juga dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 2. Besar dan kecilnya nilai ekonomi hasil pemanfaatan aren tergantung kepada jumlah
pengambilan, frekuensi pengambilan dan harga tiap satuan jenis hasil aren.
Jalur Pemasaran Hasil Aren oleh Masyarakat
Nilai ekonomi juga tercipta karena adanya pasar. Bahkan besar dari pada nilai tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi pasar, dalam artian banyak
permintaan atau penawaran yang ada. Hal ini didukung oleh pernyataan Wirakusumah 2003, pasar merupakan jawaban terhadap masalah-masalah
ekonomi yang secara konsekuensi ditempuh dalam sistem ekonomi bebas karena di pasarlah terjadi interaksi antara produsen dan konsumen secara leluasa. Setiap
Universitas Sumatera Utara
pihak memutuskan sendiri berapa banyak komoditi yang akan dibeli atau dijual dan pada tingkat harga yang mana transaksi pembelianpenjualan itu diputuskan
yang biasanya disebut harga pasar. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran adalah
tengkulak, pedagang besar, agen penjualan dan pengecer Soekartawi, 2002. Jalur pemasaran manfaat hasil aren pada kawasan Desa Namo Sialang dan Sei Serdang
tidak terlalu banyak melibatkan lembaga atau pelaku pasar. Umumnya jalur pemasaran pemanfaatan hasil aren pada kawasan Desa Namo Sialang dan Sei
Serdang hanya melibatkan pengumpul pertama, pengumpul kedua dan pengecer. Jumlah masyarakat yang menjadi pengumpul cukup banyak, baik itu pengumpul
pertama atau pengumpul kedua. Akan tetapi bedanya pengumpul pertama dengan pengumpul kedua adalah pengumpul kedua sudah mengolah hasil aren seperti
menjadi gula merah, gula pasir atau tuak. Sedangkan pengumpul pertama hanya berupa air nira saja. Pada tingkat pengecer hasil pemanfaatan nira yang diperoleh
sudah dalam bentuk olahan seperti menjadi gula merah, gula pasir atau tuak. Pengecer ada yang dari dalam desa ada juga yang dari luar desa.
1. Air Nira Adapun pengumpulan dan pemasaran air nira dilakukan dalam setiap hari.
Proses terjadinya pemasaran umumnya terjadi di rumah pengumpul air nira saja, pembeli biasanya datang ke rumah pengumpul air nira.
Konsumen dari air nira ini tidak saja mereka-mereka yang mengolah air nira menjadi gula merah, gula pasir ataupun menjadi tuak. Akan tetapi masyarakat
umum juga, biasanya untuk di konsumsi sehari-hari karena rasa dari air nira yang
Universitas Sumatera Utara
manis, dapat juga dijadikan obat misalnya mencegah masuk angin, panas-dingin, rematik, persendian yang kaku, dan lemah jantung. Bisa juga meningkatkan
stamina seseorang dengan cara dicampur kuning telur yang didinginkan secara alami selama semalam Soeseno, 1995.
Gambar 6. Jalur Pemasarn Air Nira Air nira dipasarkan dengan harga Rp 1.600liter oleh pengumpul kepada
pengecer. Terkadang konsumen juga membeli secara langsung ke pengumpul, tapi hanya dalam jumlah kecil saja.
2. Gula Merah dan Gula Pasir Sementara itu rantai pemasaran untuk air nira yang telah diolah menjadi
gula merah dan gula pasir, dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7 menunjukkan bahwa sebahagian pembuat gula merah juga pembuat gula pasir. Pengumpul
mendapatkan gula merah atau gula pasir di rumah pembuat gula, pengumpul lalu memasarkanya ke pengecer, proses ini terjadi di pasar dari pengecer lalu gula di
pasarkan ke konsumen.
Pengumpul Air Nira
Pengecer
Konsumen
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Jalur Pemasaran Gula merah dan Gula Putih
Pengumpul merupakan individu yang memiliki modal besar, karena dia akan mengumpulkan barang-barang yang dibelinya lalu dijual kembali
kepengecer atau pedagang kecil. Biasanya yang menjadi pengumpul di sebut sebagai toke. Toke bukan penduduk asli desa, melainkan orang luar yang datang
membeli. Dari toke inilah lalu gula aren di pasarkan ke pengecer atau pedagang kecil, yang di sebut pengecer adalah warung-warung atau kedai-kedai kecil.
Air nira yang telah diolah menjadi gula merah dipasarkan dengan harga Rp12.500kilogram, sedangkan air nira yang telah diolah menjadi gula pasir
dipasarkan dengan harga Rp10.500kilogram. 3. Tuak
Untuk air nira yang diolah untuk minuman beralkohol atau biasa di sebut sebagai tuak, dipasarkan hanya didalam desa saja. Terkadang tidak ada perantara
antara pembuat tuak dan konsumen. Konsumen biasanya membeli tuak langsung ke pembuat tuak tersebut. Hal ini terjadi karena masih jarangnya warung tempat
berjualan khusus untuk tuak, makanya konsumen langsung membeli langsung ke rumah pembuat tuak.
Pengumpul air nira
Pembuat gula merahgula pasir
Pengumpul
Konsumen Pengecer
Pengumpul nira
Pembuat Tuak
Pengecer
Konsumen
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Jalur Pemasaran Tuak Tuak juga di pasarkan lewat pengecer, yang menjadi pengecer adalah
kedai tuak. Biasanya ramai pada malam hari, ada juga yang membelinya untuk dibawa pulang, di minum di tempat lain. Konsumen tuak ini umumnya meminum
tuak dengan makanan lain seperti kacang atau daging atau sering di sebut juga dengan tambul.
Tuak dipasarkan dengan harga Rp 4.000 per botol, umumnya yang menjadi konsumen adalah orang dewasa Tuak biasanya diminum di saat lagi
berkumpul sambil bernyanyi, katanya agar suara bisa keluar. Tuak umumnya di minum saat malam hari.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapat juga beberapa manfaat aren yang belum dimanfaatkan maupun yang tidak dimanfaatkan.
manfaat aren tersebut antara lain daun aren, rambut aren ijuk, batang aren dan akar aren. Berdasarkan hasil wawancara manfaat aren ini tidak dimanfaatkan
karena kurangnya pengetahuan mengenai pengolahannya dan harga jualnya yang relatif rendah di bandingkan dengan manfaat aren yang telah dimanfaatkan serta
ada juga masyarakat yang mengatakan bahwa kebutuhan masyarakat dari hasil aren yang tidak dimanfaatkan masih sangat kecil.
Universitas Sumatera Utara
KESEMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pola sebaran aren Arenga pinnata kawasan Taman Nasional Gunung Leuser
adalah berkelompok di mana populasi aren terdapat pada ketinggian 0-300 mdpl sebanyak 9 pohon aren.
2. Jenis – jenis hasil aren yang dimanfaatkan masyarakat Desa Namu Sialang dan
Sei Serdang Kecamatan Batang Serangan adalah ; Air nira, gula merah, gula pasir, dan tuak.
3. Nilai ekonomi hasil aren yang paling besar adalah pemanfaatan gula merah
dengan persentase nilai jenis sebesar 35,01 yaitu Rp 333.600.000tahun dengan jumlah pengguna sebanyak 31 orang dan nilai ekonomi yang paling
kecil adalah pemanfaatan tuak dengan persentase nilai jenis sebesar 4,13 yaitu Rp 39.360.000tahun dengan jumlah pengguna sebanyak 10 orang.
4. Jalur pemasarn dari setiap hasil aren yang dimanfaatkan adalah sama,
pelakulembaga yang terlibat didalam pemasaran adalah dimulai dari pengumpul nira, pembuat gula merah dan pasir serta tuak, agen pengumpul
dan konsumen.
Saran
Potensi yang di miliki pohon aren masih sangat banyak, di harapkan kepada lembaga pemerintahan yang terkait lebih serius dalam mendukung
Universitas Sumatera Utara
pemanfaatan hasil aren dan di harapkan juga kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam pemanfaatan aren tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, O. dan Patana, P., 2002. Penelitian Perhitungan Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Non-Marketable oleh Masyarakat Desa Sekitar
Hutan. USU. Medan
Allorerung, David., 2007. Aren Tanaman Serbaguna. Dari http:www.Google.com WorkshopAren_Tanaman_Serbaguna.htm. 27
September 2010
Aredhieanverne. 2010. Pengaruh Ketinggian Tempat. Dari http:aredhieanverne. blogspot.com201012pengaruh-ketinggian-tempat-suhu.html
Awang, S dkk. 2002. Hutan Rakyat, Sosial Ekonomi dan Pemasaran. BPFE. Yogyakarta
Depertemen Kehutanan., 2007. Rencana Makro Pemberdayaan Masyarakat Di Dalam Dan Sekitar Hutan. Departemen Kehutanan. Jakarta
Ginting, P. 2006. Pemasaran Produk Pertanian: Studi Empiris Tentang marjin Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran Sayuran di Kotamadya Bandung.
USU Press. Medan.
Universitas Sumatera Utara
Hardjosoediro, S., 1980. Pemilihan jenis Tanaman Reboisasi dan penghijauan hutan alam dan Hutan rakyat. Lokakarya Pemilihan Tanaman
Reboisasi.Yokyakarta.Yayasan Pembinaan Fakultas Kehutanan UGM
Ichwandi, I. 1996. Nilai Ekonomi Sumberdaya Hutan dan Lingkungan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Mulyadi. 2004. Sekilas Tentang Hutan Tangkahan. e-mail: co_rimbayahoo.com. 23 Oktober 2010.
Nazzaruddin dan F. Muchlisah., 1994. Buah Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta
Pasaribu, Mulyadi., 2005. Sekilas Tentang Hutan Tangkahan. Dari http:www.Google.com2005_07_01Archive_html
Prasetyo, Bambang dan Jannah, LM .2007. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Reksohadiprodjo, S., 1994. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi. Penerbit BPFE. Yogyakarta
Soeseno, S., 1995. Bertanam Aren. Penebar Swadaya. Jakarta
Sunanto, Hatta. 1993. Aren Budidaya dan Multiguna. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Viklund, A. 2008. Potensi Besar Agribisnis Aren. http:ceds.wordpress.com20080121potensi-besar-agribisnis-arenhtm.
25 Oktober 2010
Universitas Sumatera Utara
Wikipedia. 2007. Ekosistem Antar komponen biotik dan abiotik. Dari http:id. wikipedia.orgwikiEkosistemAntar_komponen_biotik_dan_abiotik
Wirakusumah, S. 2003. Mendambakan Kelestarian Sumber Daya Hutan Bagi Sebesar-Besarnya Kemakmuran Rakyat. Indonesia University Press.
Jakarta
Wiratno,M.Sc, Ir. 2005. Leuser, Warisan Dunia. Dari http:www.Google.com Artikelleuser_warisan_dunia_htm . 25 Oktober 2010
Zain, A.S., 1998. Aspek Pembinaan Kawasan Hutan dan Sertifikasi Hutan Rakyat. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Jenis Hasil Aren yang Dihasilkan Masyarakat Desa Namo Sialang dan Sei Serdang
No Nama Responden
Produk Hasil Aren
Total Pendapatan Hasil Aren RpTahun
A B
C D
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 Arihta Pinem
Asmanjaya Semangat Sinulingga
Selamat Sembiring Arasta Sinulingga
Malem Purba Hendi Pinem
Erwin Sembiring Samin bru Karo
Jenda Sembiring Danang
Harapan Sitepu Budi Sinulingga
Kisah Sinulingga Edi Sembiring
Saidi Iman Sembiring
Putra Tarigan Nasib Sitepu
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√ √
√
√
√ 10,800,000
12,000,000 9,600,000
19,200,000 12,000,000
9,600,000 12,000,000
12,000,000 9,000,000
18,000,000 12,000,000
30,000,000 6,000,000
18,000,000 30,000,000
24,000,000 14,400,000
12,000,000 14,400,000
Universitas Sumatera Utara
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 39
40 41
42 43
44 Aginta Ginting
Mendra Ismail
Takdir Sembiring Jendral Karo
Yuda Ginting Putra Sembiring
Tongat Sitepu Arihta Purba
Bangga Tarigan Bujur sembiring
Manis Tarigan Biring Karo
Martin Tarigan Semon Sinulingga
Bukti Surbakti Iman Purba
Bidin Ketaren Denna
Dodi Edi Pasaribu
Fii Kaban Juli Ketaren
Jauhari Ginting Ali
√
√
√ √
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√ 18,000,000
18,000,000 6,000,000
6,000,000 12,000,000
9,600,000 14,400,000
9,600,000 9,000,000
9,000,000 10,800,000
12,000,000 18,000,000
12,000,000 14,400,000
9,000,000 9,600,000
9,600,000 12,000,000
10,800,000 24,000,000
9,600,000 12,000,000
18,000,000 9,600,000
Universitas Sumatera Utara
45 46
Masana Tarigan Eka Purba
√ √
6,000,000 12,000,000
Lampiran 1. Lanjutan No
Nama Responden Produk Hasil Aren
Total Pendapatan Hasil Aren RpTahun
A B
C D
47 48
49 50
51 52
53 54
55 56
57 58
59 60
61 62
63 64
65 Margana Ketaren
Arifin Septo Kaban
Agung Tarigan Dosti Tarigan
Zaenal Petrus Bangun
Tawar Pelawi Ponten Sembiring
Sehat bru Sitepu Amri Ginting
Jopri Ginting Teridah Pelawi
Ngalowi Tarigan Mantap Sinulingga
Rejeki Karo Nasib Sembiring
Nandang Tulis Bukit
√
√
√ √
√
√ √
√
√
√ √
√
√ √
√
√ √
√
√ √
√ 6,000,000
10,800,000 10,800,000
9,600,000 9,600,000
9,600,000 9,000,000
6,000,000 24,000,000
14,400,000 10,800,000
12,000,000 12,000,000
9,000,000 6,000,000
12,000,000 9,000,000
30,000,000 18,000,000
Universitas Sumatera Utara
66 67
68 69
70 71
72 73
74 75
Jusia Ginting Maret Surbakti
Parman Ketaren Musim Pelawi
Nerangi Pelawi Abdi Barus
Mulih Sitepu Persadaan Pinem
Nasir Ketaren Pen Sembiring
Total √
√
√ √
√
√
23 √
√
31 √
20 √
10
12,000,000 9,000,000
12,000,000 9,000,000
9,600,000 14,400,000
9,000,000 9,000,000
9,600,000 15,000,000
952,800,000
Keterangan A
: Nira Aren
√ : Tanda Ikut Memanfaatkan
B : Gula Merah
C : Gula Pasir
D : Tuak
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Perhitungan Nilai Ekonomi Produk Hasil Aren A. Air Nira
No Nama Responden
Air Nira Jlh
Hari F
TP HargaRp
NE
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
Arihta Pinem Asmanjaya
Semangat Sinulingga
Selamat Sembiring Arasta Sinulingga
Malem Purba Hendi Pinem
Erwin Sembiring Samin bru Karo
Jenda Sembiring Danang
Harapan Sitepu Budi Sinulingga
Kisah Sinulingga Edi Sembiring
Saidi Iman Sembiring
15
10
10
5
15 240
240
240
240
240 3,600
2,400
2,400
1,200
4,800 1,600
1,600
1,600
1,600
1,600 5,760,000
3,840,000
3,840,000
1,920,000
5,760,000
Universitas Sumatera Utara
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
33 34
35 36
37 38
39 40
41 42
43 Putra Tarigan
Nasib Sitepu Aginta Ginting
Mendra Ismail
Takdir Sembiring Jendral Karo
Yuda Ginting Putra Sembiring
Tongat Sitepu Arihta Purba
Bangga Tarigan Bujur sembiring
Manis Tarigan Biring Karo
Martin Tarigan Semon Sinulingga
Bukti Surbakti Iman Purba
Bidin Ketaren Denna
Dodi Edi Pasaribu
Fii Kaban Juli Ketaren
5
10
10 8
10
8
10
10 240
240
240 240
240
240
240
240 1,200
2,400
2,400 1,920
2,400
1,920
2,400
2,400 1,600
1,600
1,600 1,600
1,600
1,600
1,600
1,600 1,920,000
3,840,000
3,840,000 3,072,000
3,840,000
3,072,000
3,840,000
3,840,000
Universitas Sumatera Utara
44 45
46 47
48 Jauhari Ginting
Ali Masana Tarigan
Eka Purba Margana Ketaren
Arifin 5
240 1,200
1,600 1,920,000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2A. Lanjutan No
Nama Responden Air Nira
Jlh Hari F
TP HargaRp
NE
49 50
51 52
53 54
55 56
57 58
59 60
61 62
63 64
65 66
67 68
Septo Kaban Agung Tarigan
Dosti Tarigan Zaenal
Petrus Bangun Tawar Pelawi
Ponten Sembiring Sehat bru Sitepu
Amri Ginting Jopri Ginting
Teridah Pelawi Ngalowi Tarigan
Mantap Sinulingga Rejeki Karo
Nasib Sembiring Nandang
Tulis Bukit Jusia Ginting
Maret Surbakti Parman Ketaren
5
8 5
10 8
240
240 240
240 240
1,20
1,92
1,20
2,40 1,600
1,600 1,600
1,600 1,600
1,920,00
3,072,00
1,920,00
3,840,00
Universitas Sumatera Utara
69 70
71 72
73 74
75 Musim Pelawi
Nerangi Pelawi Abdi Barus
Mulih Sitepu Persadaan Pinem
Nasir Ketaren Pen Sembiring
8 10
10
15 240
240
240
240 1,92
1,92
2,40
2,40
3,60 1,600
1,600
1,600
1,600 3,072,00
3,072,00
3,840,00
3,840,00
5,760,00
Total
80,640,000 Ket
F : Frekuensi Pengambulan Tahun TP :Total Pengambilan Tahun Jlh x F
NE : Nilai Ekonomi Tp x Harga
Universitas Sumatera Utara
B.Gula Merah No
Nama Responden Gula Merah
Jlh Minggu
F TP
HargaRp NE
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
Arihta Pinem Asmanjaya
Semangat Sinulingga
Selamat Sembiring Arasta Sinulingga
Malem Purba Hendi Pinem
Erwin Sembiring Samin bru Karo
Jenda Sembiring Danang
Harapan Sitepu Budi Sinulingga
Kisah Sinulingga Edi Sembiring
Saidi Iman Sembiring
Putra Tarigan Nasib Sitepu
15 13
18
10
15 20
18 25
20 48
48
48
48
48 48
48 48
48 720
624
864
480
720 960
864 1,200
960 12,500
12,500
12,500
12,500
12,500 12,500
12,500 12,500
12,500 9,000,000
7,800,000
10,800,000
6,000,000
9,000,000 12,000,000
10,800,000 15,000,000
12,000,000
Universitas Sumatera Utara
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
33 34
35 36
37 38
39 40
41 42
43 44
45 Aginta Ginting
Mendra Ismail
Takdir Sembiring Jendral Karo
Yuda Ginting Putra Sembiring
Tongat Sitepu Arihta Purba
Bangga Tarigan Bujur sembiring
Manis Tarigan Biring Karo
Martin Tarigan Semon Sinulingga
Bukti Surbakti Iman Purba
Bidin Ketaren Denna
Dodi Edi Pasaribu
Fii Kaban Juli Ketaren
Jauhari Ginting Ali
25
20
13
18
10
13
15 30
15 20
48
48
48
48
48
48
48 48
48 48
1,200
960
624
864
480
624
720 1,440
720 960
12,500
12,500
12,500
12,500
12,500
12,500
12,500 12,500
12,500 12,500
15,000,000
12,000,000
7,800,000
10,800,000
6,000,000
7,800,000
9,000,000 18,000,000
9,000,000 12,000,000
Universitas Sumatera Utara
46 47
48 49
Masana Tarigan Eka Purba
Margana Ketaren Arifin
Septo Kaban 15
48 720
12,500 9,000,000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2B.Lanjutan No
Nama Responden Gula Merah
Jlh Minggu
F TP
HargaRp NE
50 51
52 53
54 55
56 57
58 59
60 61
62 63
64 65
66 67
68 69
Agung Tarigan Dosti Tarigan
Zaenal Petrus Bangun
Tawar Pelawi Ponten Sembiring
Sehat bru Sitepu Amri Ginting
Jopri Ginting Teridah Pelawi
Ngalowi Tarigan Mantap Sinulingga
Rejeki Karo Nasib Sembiring
Nandang Tulis Bukit
Jusia Ginting Maret Surbakti
Parman Ketaren Musim Pelawi
13 15
15
18
15 15
15
30 20
48 48
48
48
48 48
48
48 48
624 720
720
864
720 720
720
1,44
960 12,500
12,500 12,500
12,500
12,500 12,500
12,500
12,500 12,500
7,800,000 9,000,000
9,000,000
18,000,00
9,000,000 9,000,000
9,000,000
18,000,00
12,000,00
Universitas Sumatera Utara
70 71
72 73
74 75
Nerangi Pelawi Abdi Barus
Mulih Sitepu Persadaan Pinem
Nasir Ketaren Pen Sembiring
18
10 48
48 864
480 12,500
12,500 18,000,00
6,000,000
Total 333,600,00
Ket F : Frekuensi Pengambulan Tahun
TP :Total Pengambilan Tahun Jlh x F NE : Nilai Ekonomi Tp x Harga
Universitas Sumatera Utara
C. Gula Pasir No