Menentukan Nilai Ekonomi Aren yang Dimanfaatkan

Tabel 1 : Pengelompokan jumlah pohon aren berdasarkan ketinggian Ketinggian mdpl Plot 20mx100m Jumlah pohon Kerapatan Ha pohon 0-300 300-600 600-900 900-1200 1200-1500 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Rumus kerapatan = Ha Plot Ha x Jumlah aren plot Keterangan : Plot Ha = Ha m m       100 20 = 0,2Ha Jumlah Aren Plot = jumlah aren yang ada dalam satu plot

B. Menentukan Nilai Ekonomi Aren yang Dimanfaatkan

Data yang diperoleh dari pengamatan dilapangan baik melalui wawancara maupun kuisioner kemudian dianalisis secara kuantitatif. Nilai barang hasil dari dari Aren untuk setiap jenisnya per tahun yang diperoleh masyarakat dihitung dengan cara : 1. Harga barang yang dihasilkan dari Aren Arenga pinnata dianalisis dengan pendekatan harga pasar. 2. Menghitung nilai rata-rata jumlah barang yang diambil per responden per jenis Rata-rata jumlah barang yang diambil : n Xn Xii Xi ......... + + Keterangan : Xi = jumlah barang yang diambil responden n = jumlah banyak pengambilan per jenis barang Universitas Sumatera Utara 3. Menghitung Total Pengambilan per Unit Barang per Tahun Total pengambilan per tahun = rata-rata jumlah yang diambil x frekuensi pengambilan 4. Menghitung Nilai Ekonomi Barang Hasil dari Aren per Jenis Barang Per Tahun Nilai Hasil Hutan per Jenis = Total Pengambilan unittahun x Harga Hasil dari Aren 5. Menghitung persentase nilai ekonomi dengan cara : NE = ∑ NE NEi x 100 Keterangan : NE = Persentase nilai ekonomi NEi = Nilai ekonomi hasil dari Aren per jenis ∑NE = Jumlah total nilai ekonomi dari seluruh hasil Aren Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Kawasan dan Kependudukan Tangkahan merupakan sebuah kawasan diperbatasan Taman Nasional Gunung Leuser di sisi Sumatera Utara. Secara geografis kawasan Tangkahan berada pada LU 03 41’01”, BT 98 4’28,2”. Sedangkan secara administrasi kawasan Tangkahan termasuk kedalam Desa Namo Sialang dan Desa Sei.Serdang ,Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Tangkahan berada pada ketinggian 130 – 200 , dpl diatas permukaan laut. Topografi kawasan berupa kawasan landai, berbukit dengan kemiringan yang bervariasi 45 – 90 . Suhu udara rata-rata di kawasan ini antara 21,1 C – 27.5 C dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 – 100. Musim hujan di daerah ini berlangsung merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti. Curah hujan rata-rata 200 – 320 mm pertahun. Penduduk di sekitar kawasan terdiri dari beberapa suku dengan suku Karo sebagai mayoritas yang mendiami perkampungan di sekitar hutan, dan suku Jawa, Batak, Melayu adalah mereka yang tinggal sebagai pekerja perkebunan kelapa sawit dan karet. Kehidupan beragama sangat toleran, adapun agama yang ada yaitu Islam, Katolik, Kristen Protestan. Jumlah penduduk dari Desa Namo Sialang pada tahun 2002 adalah 5037 jiwa yang terdiri dari 2477 laki-laki dan 2560 perempuan dan tersebar pada 15 dusun. Mata pencaharian penduduk kebanyakan adalah pekerja Universitas Sumatera Utara perkebunan, pegawai negeri, sebagian ada yang melakukan aktivitas pertanian dan beternak Penduduk Desa Sei Serdang berjumlah 3120 yang terdiri dari 1531 laki- laki dan 1589 perempuan. Mata pencaharian penduduk, hampir sama dengan mata pencaharian Desa Namo Sialang yaitu pekerja perkebunan baik kebun milik pribadi maupun milik investor yang berupa jeruk manis, dan karet ataupun kelapa sawit, pegawai negeri, bertani dan beternak. Sarana dan Prasarana Kawasan Tangkahan berada di antara dua desa, yaitu Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan. Jarak Tangkahan dari Medan adalah + 124 km melalui Tanjung Pura, sementara jika melalui Hinai-Padang Tualang adalah + 95 km. Jalur jalan dari Medan – Stabat – Tanjung Pura dalam kondisi relatif baik. Sedangkan jalur Hinai – Padang Tualang Sebahagian dalam Kondisi rusak dan Sebahagian telah dilakukan perbaikan. Jalur dari Simpang Sidodadi – Simpang Robert 34 km sebagian jalannya dalam kondisi rusak. Terutama jalur di perkebunan karet. Bus umum “Pembangunan Semesta” melayani rute MedanTerminal Pinang Baris menuju Tangkahan pada jam-jam tertentu pkl.06,08,10,12 dan 14.00 wib. Rute keTangkahan dapat juga dilakukan sepanjang hari dengan rute Medan-Kuala Sawit. Lokasi pemberhentian bus terakhir terletak di Simpang Robert, Dusun Titi Mangga, Desa Namo Sialang, perjalanan ke Tangkahan Universitas Sumatera Utara dilanjutkan dengan menggunakan ojek. Biaya bus umum Medan – Tangkahan adalah Rp. 16.000 enam belas ribu rupiah, sedangkan ojek dari Simpang Robert – Tangkahan 8 km adalah Rp. 25..000 dua puluh lima ribu rupiah. Jalur jalan dari Simpang Robert – Tangkahan merupakan jalur jalan perkebunan kelapa sawit milik PTPN II, yang berupa jalan batu kerikil. Gambar 2. Kondisi Umum Desa Namo Sialang Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Kondisi Umum Hutan TNGL SPTN-VI Resort Tangkahan Sebaran Populasi Aren Arenga pinnata di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser TNGL SPTN-VI Wilayah Stabat Resort Tangkahan Pola sebaran aren Arenga pinnata berdasarkan ketinggian di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dapat dilihat dari gambar di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Peta Pola Sebaran Aren Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat ketinggian dari masing-masing plot di setiap ketinggian yang di bedakan berdasarkan warna. Pohon aren yang tumbuh di kawasan penelitian tumbuh dengan sendirinya bukan karena ditanam oleh masyarakat sekitar, masyarakat juga tidak ada yang membudidayakanya. Masyarakat hanya memanfaatkan pohon aren yang tumbuh liar di dalam hutan. Sehingga hasil yang diperoleh dari memanfaatkan pohon aren ini masih kecil. Pada tabel 2 di bawah ini dapat kita lihat koordinat dan jumlah pohon aren yang di temukan di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Tabel 2 : Pengelompokan jumlah pohon aren berdasarkan ketinggian Ketinggia Plot Koordinat Jumlah Kerapata Universitas Sumatera Utara n mdpl 20mx100m X Y pohon n Ha pohon 0-300 300-600 600-900 900-1200 1200-1500 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 396994.3606 5 396936.6970 3 396150.8678 9 396150.6644 1 395398.9721 2 395399.6188 9 391311.3574 2 391310.5412 5 - - 406888.1221 4 406894.4659 5 407108.0229 4 407104.7763 407074.8784 407071.9271 6 405874.1919 8 405878.8169 5 - - 5 4 2 2 2 - - - - - 25 20 10 10 10 - - - - - Penyebaran pohon aren merupakan penyebaran secara berkelompok. Syafe’i 1990 mengatakan penyebaran tumbuhan dalam suatu populasi bisa bermacam-macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, salah satunya yaitu Penyebaran secara berkelompok. Penyebaran secara berkelompok, adalah yang paling umum di alam, Pengelompokan ini disebabkan oleh berbagai hal yaitu respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara local dan respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi. Universitas Sumatera Utara Pada tabel 2 dapat kita lihat jumlah pohon aren dari setiap ketinggian, semakin tinggi kawasan penelitian maka pohon aren yang ditemukan semakin sedikit. Ini di munkinkan karena dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik, salah komponen abiotik yaitu iklim. Menurut Aredhiean 2010 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman pada suatu ketinggian tempat adalah iklim. Faktor iklim di dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara dan angin. Unsur-unsur ini sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau udaranya semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman berbunga yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi. Hal inilah yang menyebabkan berkurangnya jumlah pohon aren pada kawasan yang semakin tinggi. Karena aren dapat tumbuh dengan curah hujan sekitar 1200mmtahun, kedalaman air tanah 1-3 m, suhu rata-rata 25 C beriklim sedang sampai basah, tetapi tidak tahan pada daerah yang kadar asamnya tinggi Soeseno, 1995. Komponen biotik adalah komponen makhluk bernyawa penyusun ekosistem, salah satu contohnya adalah hewan Wikipedia, 2011. Pohon Aren yang tumbuh di kawasan penelitian ini juga dominan tumbuh di tepi sungai, ini di mungkinkan karena tersedianya air yang melimpah dan di munkinkan juga karena Universitas Sumatera Utara seringnya hewan minum di tepi sungai dan tanpa sengaja membawa biji pohon aren di dalam kotoran hewan tersebut. Hal ini jugalah yang dapat mempengaruhi kerapatan tiap ketinggian, semakin tinggi wilayah peneyebarannya, maka hewan atau hal-hal yang mempengaruhi penyebaran pohon aren semakin sedikit. Pemanfaatan Pohon Aren Oleh Masyarakat Desa Namo Sialang dan Sei Serdang Pohon aren Arenga pinnata yang dimanfaatkan masyarakat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan sebagian dijual untuk menjadi pendapatan rumah tangga. Jenis pemanfaatan pohon Aren Arenga pinnata oleh masyarakat Desa Namo Sialang dan Sei Serdang. Tabel 3. Jenis Pemanfaatan Pohon Aren Arenga pinnata oleh masyarakat Desa Namo Sialang dan Sei Serdang No Hasil Aren Memanfaatakan orang Persentase Namo Sialang Sei Serdang 1 2 3 4 Air Nira Gula Merah Gula Pasir Tuak 15 21 10 7 8 10 10 3 30 40 26 13 Di Tapanuli Selatan, masyarakat sekitar memanfaatkan aren untuk bahan pembuatan gula merah. Masyarakat bekerja pagi dan sore dalam pengambilan air nira untuk bahan pembuatan gula merah, Setiap malam, aren harus dimasak. Universitas Sumatera Utara Sedangkan air aren yang dimasak malam harinya adalah aren pada pagi dan sore hari. Namun, air aren yang diambil pada pagi hari harus tetap dipanasi hingga digabung dengan aren yang diambil pada sore harinya, ini dilakukan agar aren tidak basi. 1. Air Nira Pohon aren Arenga pinnata merupakan pohon yang multifungsi, karena hampir dari setiap bagiannya dapat dimanfaatkan. Pohon aren mulai bisa di sadap pada usia 5 tahun dan puncak produksi antara 10-20 tahun dan subur. Pohon aren dewasa memiliki garis tengah batang bisa mencapai 65 cm, sedang tingginya 15m. Jika ditambah dengan tajuk daun yang menjulang di atas batang, tinggi keseluruhannya mencapai 20 m Soeseno, 1995. Hasil pohon aren yang dimanfaatkan masyarakat desa Namo Sialang dan Sei Serdang yaitu berupa air nira. Pengambilan penyadapan air nira tidak membutuhkan waktu dan biaya yang banyak. Pengambilan nira pohon aren memerlukan ketrampilan, kesabaran dan ketekunan yang amat sangat, hal ini berguna untuk mendapatkan air dengan mutu yang tinggi dan jumlah yang banyak. Cara untuk mendapatkan air nira terlebih dahulu dilakukan beberapa perlakuan seperti memukul tandan dengan tujuan untuk memperlancar keluarnya nira. Ada juga kepercayaan masyarakat dalam proses pengambilan nira harus menyanyikan lagu tertentu, agar hasil air nira yang keluar banyak. Pengambilan air nira dilakukan pada pagi dan sore hari. Air nira ditampung dalam satu wadah yang berbentuk tabung yang terbuat dari bambu dengan panjang lebih kurang 1 m dan berdiameter 20 cm. Satu pohon aren dapat Universitas Sumatera Utara menghasilkan air nira 5 – 20 liter dalam satu hari. Air nira umumnya dijual di rumah saja, pembeli datang ke rumah dengan harga Rp1,600liter. Pekerjaan mengambil air nira sangat terikat, di mana masyarakat harus rutin dalam perawatan dan pengambilan airnya, jika tidak pohon aren akan rusak. Itu sebabnya masyarakat sedikit yang memanfaatkanya selain sebab kurang mengetahui cara pemanfaatnya juga. Pohon aren yang dimanfaatkan masyarakat merupakan pohon aren yang tumbuh di tanah miliknya atau di kebun masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan 23 orang atau 30 dari jumlah responden yang memanfaatkan pohon aren, yang mengambil air nira. Rata-rata pengambilan air nira dalam satu bulan berkisar 270 literbulan. 2. Gula Merah Air nira juga di manfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan gula merah. Air nira yang telah diambil dimasukkan ke dalam satu wadah wajan yang diletakkan di atas tungku api kemudian dimasak. Pemasakan dilakukan hingga air nira menjadi kental dan berubah warna dari bening menjadi merah. Proses pemasakan ini membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Setelah masak, air nira yang kental dimasukkan kedalam cetakan. Cetakan ini terbuat dari bambu yang dipotong melebar dengan tinggi sekitar 10 cm dan ditunggu hingga mengeras. Biasanya proses ini membutuhkan waktu sekitar 12 jam. Harga gula merah Rp12.500kilogram merupakan harga yang cukup mahal. Di Tapanuli Utara, Harga gula aren atau gula kelapa di Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara naik Rp1.500 per kilogram kg dari Rp9.500 menjadi Rp11.000 per kg. Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Proses pembuatan gula merah Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 31 orang atau 40 dari jumlah responden penduduk Desa Namo Sialang dan Sei Serdang ikut memanfaatkan pohon aren, yang memanfaatkannya menjadi gula merah. Rata-rata pembuatan gula merah dalam sebulan sekitar 68 kgbulan. 3. Gula Pasir Air nira dapat juga dijadikan gula pasir, proses pembuatannya hampir sama dengan proses pembuatan gula merah. Masyarakat mengungkapkan bahwa air nira yang digunakan dalam pembuatan gula pasir harus air nira kualitas nomor satu. Air nira dimasak di wajan, kalau air nira kualitas baik, apabila terus diaduk perlahan akan membentuk seperti ampas tebu, kemudian dengan sendirinya menjadi seperti pasir. Air nira yang dimasak harus terus diaduk tidak boleh berhenti untuk mendapatkan hasil yang baik. Masyarakat mengatakan bahwa gula pasir yang terbuat dari nira aren lebih manis dari gula pasir yang terbuat dari tebu, walaupun gula pasir yang terbuat dari tebu lebih terlihat menarik karena berwarna putih bersih, beda dengan gula pasir Universitas Sumatera Utara yang terbuat dari nira aren, berwarna putih sedikit kecoklatan jadi kelihatan sedikit kotor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 20 orang atau 26 dari jumlah responden penduduk Desa Namo Sialang dan Sei Serdang ikut memanfaatkan pohon aren, yang memanfaatkannya menjadi gula pasir. Rata-rata pembuatan gula pasir dalam sebulan berkisar 64 kgbulan. 4. Tuak Tuak adalah minuman beralkohol yang terbuat dari air nira aren. Minuman ini pembuatanya masih tradisional dan hanya sedikit masyarakat yang memanfaatkan air nira menjadi tuak. Ini di sebabkan karena untuk sebagian agama, minuman ini haram untuk dikonsumsi, selain itu minuman ini juga berdampak tidak baik untuk kesehatan. Tuak biasanya paling enak diminum saat malam dan lagi berkumpul dengan teman-teman. Efek dari tuak, sama saja dengan minuman beralkohol yang lainnya, memabukkan dan memberikan rasa panas di badan. Pembuatan tuak tidak terlalu sulit, air nira di biarkan lebih kurang satu hari saja pasti menjadi tuak. Sunanto 1993 mengatakan nira aren segar yang manis itu jika dibiarkan masih di dalam bumbung bambu akan mengalami proses fermentasi. Akan tetapi kualitas atau rasa tuak kurang enak, ada beberapa bahan yang harus dicampurkan. Salah satu bahan yang digunakan adalah kulit pohon, biasanya kulit pohon yang digunakan adalah kulit pohon kayu manis. Universitas Sumatera Utara Air nira yang rasanya manis jika sudah dijadikan tuak, rasa nira berubah total menjadi sepat atau pahit juga. Air nira yang berwarna bening menjadi kuning kecoklatan, harumnya pun juga berubah. Tuak juga memberikan efek ketergantungan, sehingga orang yang sering meminum tuak, akan selalu ingin meminumnya lagi. Masyarakat yang telah ketergantungan tuak mengatakan, jika tidak meminum tuak maka efek yang di dapat antara lain tidak selera makan dan tidak enak tidur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 10 orang atau 13 dari jumlah responden penduduk Desa Namo Sialang dan Sei Serdang ikut memanfaatkan pohon aren, yang memanfaatkannya menjadi tuak. Rata-rata pembuatan dalam sebulan sekitar 82 botolbulan. Gambar 6. Tuak Nilai Ekonomi Hasil Aren Nilai ekonomi adalah nilai suatu barang atau jasa jika diukur dengan uang. Nilai ekonomi hasil aren dapat juga diartikan sebagai nilai harga hasil aren yang Universitas Sumatera Utara dimanfaatkan yang dapat ditukarkan dengan uang. Aren juga termasuk sumber daya hutan yang nilai ekonomi yang sangat menjanjikan. Ichwandi 1996 mengatakan bahwa penelitian ekonomi sumber daya hutan adalah suatu metode atau teknik untuk mengekstimasi nilai uang dari barang atau jasa yang diberikan oleh suatu kawasan hutan. Nilai ekonomi hasil aren diperoleh dari perkalian total pengambilan per jenis pertahun dengan harga perjenis. Hasil penelitian lampiran 3 menunjukkan bahwa nilai ekonomi dari hasil pemanfaatan aren oleh masyarakat Desa Namo sialang dan Sei Serdang Kecamatan Batang Serangan sebesar Rp 617,400,000 di tahun 2010. Nilai ini diperoleh dari pemanfaatan hasil aren seperti air nira, gula merah, gula pasir dan tuak. Jenis pemanfaatan aren yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan masyarakat adalah gula merah dengan nilai ekonomi sebesar Rp 333.600.000,- atau persentase jenis sebesar 35,01 dari jumlah total keseluruhan nilai hasil aren yang dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena frekuensi pengambilan sebanyak 48 kali dalam setahun dan harga jual gula merah juga sangat tinggi Rp 12.500,- persatuan unitnya kg. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 Pemanfaatan aren yang memiliki kontribusi yaitu : air nira sebesar Rp 80.240.000,- atau 8,42 , gula pasir sebesar Rp 163.800.000,- atau 17,19 . Sementara hasil pemanfaatan aren yang relatif kecil kontribusinya terhadap pendapatan masyarakat kurang dari 10 yaitu : tuak sebesar Rp 39,360.000,- atau 4,13 Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Persentase Nilai Ekonomi Hasil Aren yang Dimanfaatkan Masyarakat No Jenis Pemanfaatan Aren Jumlah Rp Persentase NE 1 2 3 4 Air Nira Gula Merah Gula Putih Tuak 80.240.000 333.600.000 163.800.000 39.360.000 8,42 35,01 17,19 4,13 Total 617.000.00 Hal ini juga dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 2. Besar dan kecilnya nilai ekonomi hasil pemanfaatan aren tergantung kepada jumlah pengambilan, frekuensi pengambilan dan harga tiap satuan jenis hasil aren. Jalur Pemasaran Hasil Aren oleh Masyarakat Nilai ekonomi juga tercipta karena adanya pasar. Bahkan besar dari pada nilai tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi pasar, dalam artian banyak permintaan atau penawaran yang ada. Hal ini didukung oleh pernyataan Wirakusumah 2003, pasar merupakan jawaban terhadap masalah-masalah ekonomi yang secara konsekuensi ditempuh dalam sistem ekonomi bebas karena di pasarlah terjadi interaksi antara produsen dan konsumen secara leluasa. Setiap Universitas Sumatera Utara pihak memutuskan sendiri berapa banyak komoditi yang akan dibeli atau dijual dan pada tingkat harga yang mana transaksi pembelianpenjualan itu diputuskan yang biasanya disebut harga pasar. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran adalah tengkulak, pedagang besar, agen penjualan dan pengecer Soekartawi, 2002. Jalur pemasaran manfaat hasil aren pada kawasan Desa Namo Sialang dan Sei Serdang tidak terlalu banyak melibatkan lembaga atau pelaku pasar. Umumnya jalur pemasaran pemanfaatan hasil aren pada kawasan Desa Namo Sialang dan Sei Serdang hanya melibatkan pengumpul pertama, pengumpul kedua dan pengecer. Jumlah masyarakat yang menjadi pengumpul cukup banyak, baik itu pengumpul pertama atau pengumpul kedua. Akan tetapi bedanya pengumpul pertama dengan pengumpul kedua adalah pengumpul kedua sudah mengolah hasil aren seperti menjadi gula merah, gula pasir atau tuak. Sedangkan pengumpul pertama hanya berupa air nira saja. Pada tingkat pengecer hasil pemanfaatan nira yang diperoleh sudah dalam bentuk olahan seperti menjadi gula merah, gula pasir atau tuak. Pengecer ada yang dari dalam desa ada juga yang dari luar desa. 1. Air Nira Adapun pengumpulan dan pemasaran air nira dilakukan dalam setiap hari. Proses terjadinya pemasaran umumnya terjadi di rumah pengumpul air nira saja, pembeli biasanya datang ke rumah pengumpul air nira. Konsumen dari air nira ini tidak saja mereka-mereka yang mengolah air nira menjadi gula merah, gula pasir ataupun menjadi tuak. Akan tetapi masyarakat umum juga, biasanya untuk di konsumsi sehari-hari karena rasa dari air nira yang Universitas Sumatera Utara manis, dapat juga dijadikan obat misalnya mencegah masuk angin, panas-dingin, rematik, persendian yang kaku, dan lemah jantung. Bisa juga meningkatkan stamina seseorang dengan cara dicampur kuning telur yang didinginkan secara alami selama semalam Soeseno, 1995. Gambar 6. Jalur Pemasarn Air Nira Air nira dipasarkan dengan harga Rp 1.600liter oleh pengumpul kepada pengecer. Terkadang konsumen juga membeli secara langsung ke pengumpul, tapi hanya dalam jumlah kecil saja. 2. Gula Merah dan Gula Pasir Sementara itu rantai pemasaran untuk air nira yang telah diolah menjadi gula merah dan gula pasir, dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7 menunjukkan bahwa sebahagian pembuat gula merah juga pembuat gula pasir. Pengumpul mendapatkan gula merah atau gula pasir di rumah pembuat gula, pengumpul lalu memasarkanya ke pengecer, proses ini terjadi di pasar dari pengecer lalu gula di pasarkan ke konsumen. Pengumpul Air Nira Pengecer Konsumen Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Jalur Pemasaran Gula merah dan Gula Putih Pengumpul merupakan individu yang memiliki modal besar, karena dia akan mengumpulkan barang-barang yang dibelinya lalu dijual kembali kepengecer atau pedagang kecil. Biasanya yang menjadi pengumpul di sebut sebagai toke. Toke bukan penduduk asli desa, melainkan orang luar yang datang membeli. Dari toke inilah lalu gula aren di pasarkan ke pengecer atau pedagang kecil, yang di sebut pengecer adalah warung-warung atau kedai-kedai kecil. Air nira yang telah diolah menjadi gula merah dipasarkan dengan harga Rp12.500kilogram, sedangkan air nira yang telah diolah menjadi gula pasir dipasarkan dengan harga Rp10.500kilogram. 3. Tuak Untuk air nira yang diolah untuk minuman beralkohol atau biasa di sebut sebagai tuak, dipasarkan hanya didalam desa saja. Terkadang tidak ada perantara antara pembuat tuak dan konsumen. Konsumen biasanya membeli tuak langsung ke pembuat tuak tersebut. Hal ini terjadi karena masih jarangnya warung tempat berjualan khusus untuk tuak, makanya konsumen langsung membeli langsung ke rumah pembuat tuak. Pengumpul air nira Pembuat gula merahgula pasir Pengumpul Konsumen Pengecer Pengumpul nira Pembuat Tuak Pengecer Konsumen Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Jalur Pemasaran Tuak Tuak juga di pasarkan lewat pengecer, yang menjadi pengecer adalah kedai tuak. Biasanya ramai pada malam hari, ada juga yang membelinya untuk dibawa pulang, di minum di tempat lain. Konsumen tuak ini umumnya meminum tuak dengan makanan lain seperti kacang atau daging atau sering di sebut juga dengan tambul. Tuak dipasarkan dengan harga Rp 4.000 per botol, umumnya yang menjadi konsumen adalah orang dewasa Tuak biasanya diminum di saat lagi berkumpul sambil bernyanyi, katanya agar suara bisa keluar. Tuak umumnya di minum saat malam hari. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapat juga beberapa manfaat aren yang belum dimanfaatkan maupun yang tidak dimanfaatkan. manfaat aren tersebut antara lain daun aren, rambut aren ijuk, batang aren dan akar aren. Berdasarkan hasil wawancara manfaat aren ini tidak dimanfaatkan karena kurangnya pengetahuan mengenai pengolahannya dan harga jualnya yang relatif rendah di bandingkan dengan manfaat aren yang telah dimanfaatkan serta ada juga masyarakat yang mengatakan bahwa kebutuhan masyarakat dari hasil aren yang tidak dimanfaatkan masih sangat kecil. Universitas Sumatera Utara KESEMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pola sebaran aren Arenga pinnata kawasan Taman Nasional Gunung Leuser adalah berkelompok di mana populasi aren terdapat pada ketinggian 0-300 mdpl sebanyak 9 pohon aren. 2. Jenis – jenis hasil aren yang dimanfaatkan masyarakat Desa Namu Sialang dan Sei Serdang Kecamatan Batang Serangan adalah ; Air nira, gula merah, gula pasir, dan tuak. 3. Nilai ekonomi hasil aren yang paling besar adalah pemanfaatan gula merah dengan persentase nilai jenis sebesar 35,01 yaitu Rp 333.600.000tahun dengan jumlah pengguna sebanyak 31 orang dan nilai ekonomi yang paling kecil adalah pemanfaatan tuak dengan persentase nilai jenis sebesar 4,13 yaitu Rp 39.360.000tahun dengan jumlah pengguna sebanyak 10 orang. 4. Jalur pemasarn dari setiap hasil aren yang dimanfaatkan adalah sama, pelakulembaga yang terlibat didalam pemasaran adalah dimulai dari pengumpul nira, pembuat gula merah dan pasir serta tuak, agen pengumpul dan konsumen. Saran Potensi yang di miliki pohon aren masih sangat banyak, di harapkan kepada lembaga pemerintahan yang terkait lebih serius dalam mendukung Universitas Sumatera Utara pemanfaatan hasil aren dan di harapkan juga kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam pemanfaatan aren tersebut. DAFTAR PUSTAKA Affandi, O. dan Patana, P., 2002. Penelitian Perhitungan Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Non-Marketable oleh Masyarakat Desa Sekitar Hutan. USU. Medan Allorerung, David., 2007. Aren Tanaman Serbaguna. Dari http:www.Google.com WorkshopAren_Tanaman_Serbaguna.htm. 27 September 2010 Aredhieanverne. 2010. Pengaruh Ketinggian Tempat. Dari http:aredhieanverne. blogspot.com201012pengaruh-ketinggian-tempat-suhu.html Awang, S dkk. 2002. Hutan Rakyat, Sosial Ekonomi dan Pemasaran. BPFE. Yogyakarta Depertemen Kehutanan., 2007. Rencana Makro Pemberdayaan Masyarakat Di Dalam Dan Sekitar Hutan. Departemen Kehutanan. Jakarta Ginting, P. 2006. Pemasaran Produk Pertanian: Studi Empiris Tentang marjin Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran Sayuran di Kotamadya Bandung. USU Press. Medan. Universitas Sumatera Utara Hardjosoediro, S., 1980. Pemilihan jenis Tanaman Reboisasi dan penghijauan hutan alam dan Hutan rakyat. Lokakarya Pemilihan Tanaman Reboisasi.Yokyakarta.Yayasan Pembinaan Fakultas Kehutanan UGM Ichwandi, I. 1996. Nilai Ekonomi Sumberdaya Hutan dan Lingkungan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Mulyadi. 2004. Sekilas Tentang Hutan Tangkahan. e-mail: co_rimbayahoo.com. 23 Oktober 2010. Nazzaruddin dan F. Muchlisah., 1994. Buah Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta Pasaribu, Mulyadi., 2005. Sekilas Tentang Hutan Tangkahan. Dari http:www.Google.com2005_07_01Archive_html Prasetyo, Bambang dan Jannah, LM .2007. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada Reksohadiprodjo, S., 1994. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi. Penerbit BPFE. Yogyakarta Soeseno, S., 1995. Bertanam Aren. Penebar Swadaya. Jakarta Sunanto, Hatta. 1993. Aren Budidaya dan Multiguna. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Viklund, A. 2008. Potensi Besar Agribisnis Aren. http:ceds.wordpress.com20080121potensi-besar-agribisnis-arenhtm. 25 Oktober 2010 Universitas Sumatera Utara Wikipedia. 2007. Ekosistem Antar komponen biotik dan abiotik. Dari http:id. wikipedia.orgwikiEkosistemAntar_komponen_biotik_dan_abiotik Wirakusumah, S. 2003. Mendambakan Kelestarian Sumber Daya Hutan Bagi Sebesar-Besarnya Kemakmuran Rakyat. Indonesia University Press. Jakarta Wiratno,M.Sc, Ir. 2005. Leuser, Warisan Dunia. Dari http:www.Google.com Artikelleuser_warisan_dunia_htm . 25 Oktober 2010 Zain, A.S., 1998. Aspek Pembinaan Kawasan Hutan dan Sertifikasi Hutan Rakyat. PT. Rineka Cipta. Jakarta Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Jenis Hasil Aren yang Dihasilkan Masyarakat Desa Namo Sialang dan Sei Serdang No Nama Responden Produk Hasil Aren Total Pendapatan Hasil Aren RpTahun A B C D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Arihta Pinem Asmanjaya Semangat Sinulingga Selamat Sembiring Arasta Sinulingga Malem Purba Hendi Pinem Erwin Sembiring Samin bru Karo Jenda Sembiring Danang Harapan Sitepu Budi Sinulingga Kisah Sinulingga Edi Sembiring Saidi Iman Sembiring Putra Tarigan Nasib Sitepu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10,800,000 12,000,000 9,600,000 19,200,000 12,000,000 9,600,000 12,000,000 12,000,000 9,000,000 18,000,000 12,000,000 30,000,000 6,000,000 18,000,000 30,000,000 24,000,000 14,400,000 12,000,000 14,400,000 Universitas Sumatera Utara 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Aginta Ginting Mendra Ismail Takdir Sembiring Jendral Karo Yuda Ginting Putra Sembiring Tongat Sitepu Arihta Purba Bangga Tarigan Bujur sembiring Manis Tarigan Biring Karo Martin Tarigan Semon Sinulingga Bukti Surbakti Iman Purba Bidin Ketaren Denna Dodi Edi Pasaribu Fii Kaban Juli Ketaren Jauhari Ginting Ali √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18,000,000 18,000,000 6,000,000 6,000,000 12,000,000 9,600,000 14,400,000 9,600,000 9,000,000 9,000,000 10,800,000 12,000,000 18,000,000 12,000,000 14,400,000 9,000,000 9,600,000 9,600,000 12,000,000 10,800,000 24,000,000 9,600,000 12,000,000 18,000,000 9,600,000 Universitas Sumatera Utara 45 46 Masana Tarigan Eka Purba √ √ 6,000,000 12,000,000 Lampiran 1. Lanjutan No Nama Responden Produk Hasil Aren Total Pendapatan Hasil Aren RpTahun A B C D 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 Margana Ketaren Arifin Septo Kaban Agung Tarigan Dosti Tarigan Zaenal Petrus Bangun Tawar Pelawi Ponten Sembiring Sehat bru Sitepu Amri Ginting Jopri Ginting Teridah Pelawi Ngalowi Tarigan Mantap Sinulingga Rejeki Karo Nasib Sembiring Nandang Tulis Bukit √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6,000,000 10,800,000 10,800,000 9,600,000 9,600,000 9,600,000 9,000,000 6,000,000 24,000,000 14,400,000 10,800,000 12,000,000 12,000,000 9,000,000 6,000,000 12,000,000 9,000,000 30,000,000 18,000,000 Universitas Sumatera Utara 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 Jusia Ginting Maret Surbakti Parman Ketaren Musim Pelawi Nerangi Pelawi Abdi Barus Mulih Sitepu Persadaan Pinem Nasir Ketaren Pen Sembiring Total √ √ √ √ √ √ 23 √ √ 31 √ 20 √ 10 12,000,000 9,000,000 12,000,000 9,000,000 9,600,000 14,400,000 9,000,000 9,000,000 9,600,000 15,000,000 952,800,000 Keterangan A : Nira Aren √ : Tanda Ikut Memanfaatkan B : Gula Merah C : Gula Pasir D : Tuak Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Perhitungan Nilai Ekonomi Produk Hasil Aren A. Air Nira No Nama Responden Air Nira Jlh Hari F TP HargaRp NE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Arihta Pinem Asmanjaya Semangat Sinulingga Selamat Sembiring Arasta Sinulingga Malem Purba Hendi Pinem Erwin Sembiring Samin bru Karo Jenda Sembiring Danang Harapan Sitepu Budi Sinulingga Kisah Sinulingga Edi Sembiring Saidi Iman Sembiring 15 10 10 5 15 240 240 240 240 240 3,600 2,400 2,400 1,200 4,800 1,600 1,600 1,600 1,600 1,600 5,760,000 3,840,000 3,840,000 1,920,000 5,760,000 Universitas Sumatera Utara 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Putra Tarigan Nasib Sitepu Aginta Ginting Mendra Ismail Takdir Sembiring Jendral Karo Yuda Ginting Putra Sembiring Tongat Sitepu Arihta Purba Bangga Tarigan Bujur sembiring Manis Tarigan Biring Karo Martin Tarigan Semon Sinulingga Bukti Surbakti Iman Purba Bidin Ketaren Denna Dodi Edi Pasaribu Fii Kaban Juli Ketaren 5 10 10 8 10 8 10 10 240 240 240 240 240 240 240 240 1,200 2,400 2,400 1,920 2,400 1,920 2,400 2,400 1,600 1,600 1,600 1,600 1,600 1,600 1,600 1,600 1,920,000 3,840,000 3,840,000 3,072,000 3,840,000 3,072,000 3,840,000 3,840,000 Universitas Sumatera Utara 44 45 46 47 48 Jauhari Ginting Ali Masana Tarigan Eka Purba Margana Ketaren Arifin 5 240 1,200 1,600 1,920,000 Universitas Sumatera Utara Lampiran 2A. Lanjutan No Nama Responden Air Nira Jlh Hari F TP HargaRp NE 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 Septo Kaban Agung Tarigan Dosti Tarigan Zaenal Petrus Bangun Tawar Pelawi Ponten Sembiring Sehat bru Sitepu Amri Ginting Jopri Ginting Teridah Pelawi Ngalowi Tarigan Mantap Sinulingga Rejeki Karo Nasib Sembiring Nandang Tulis Bukit Jusia Ginting Maret Surbakti Parman Ketaren 5 8 5 10 8 240 240 240 240 240 1,20 1,92 1,20 2,40 1,600 1,600 1,600 1,600 1,600 1,920,00 3,072,00 1,920,00 3,840,00 Universitas Sumatera Utara 69 70 71 72 73 74 75 Musim Pelawi Nerangi Pelawi Abdi Barus Mulih Sitepu Persadaan Pinem Nasir Ketaren Pen Sembiring 8 10 10 15 240 240 240 240 1,92 1,92 2,40 2,40 3,60 1,600 1,600 1,600 1,600 3,072,00 3,072,00 3,840,00 3,840,00 5,760,00 Total 80,640,000 Ket F : Frekuensi Pengambulan Tahun TP :Total Pengambilan Tahun Jlh x F NE : Nilai Ekonomi Tp x Harga Universitas Sumatera Utara B.Gula Merah No Nama Responden Gula Merah Jlh Minggu F TP HargaRp NE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Arihta Pinem Asmanjaya Semangat Sinulingga Selamat Sembiring Arasta Sinulingga Malem Purba Hendi Pinem Erwin Sembiring Samin bru Karo Jenda Sembiring Danang Harapan Sitepu Budi Sinulingga Kisah Sinulingga Edi Sembiring Saidi Iman Sembiring Putra Tarigan Nasib Sitepu 15 13 18 10 15 20 18 25 20 48 48 48 48 48 48 48 48 48 720 624 864 480 720 960 864 1,200 960 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 9,000,000 7,800,000 10,800,000 6,000,000 9,000,000 12,000,000 10,800,000 15,000,000 12,000,000 Universitas Sumatera Utara 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Aginta Ginting Mendra Ismail Takdir Sembiring Jendral Karo Yuda Ginting Putra Sembiring Tongat Sitepu Arihta Purba Bangga Tarigan Bujur sembiring Manis Tarigan Biring Karo Martin Tarigan Semon Sinulingga Bukti Surbakti Iman Purba Bidin Ketaren Denna Dodi Edi Pasaribu Fii Kaban Juli Ketaren Jauhari Ginting Ali 25 20 13 18 10 13 15 30 15 20 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 1,200 960 624 864 480 624 720 1,440 720 960 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 15,000,000 12,000,000 7,800,000 10,800,000 6,000,000 7,800,000 9,000,000 18,000,000 9,000,000 12,000,000 Universitas Sumatera Utara 46 47 48 49 Masana Tarigan Eka Purba Margana Ketaren Arifin Septo Kaban 15 48 720 12,500 9,000,000 Universitas Sumatera Utara Lampiran 2B.Lanjutan No Nama Responden Gula Merah Jlh Minggu F TP HargaRp NE 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 Agung Tarigan Dosti Tarigan Zaenal Petrus Bangun Tawar Pelawi Ponten Sembiring Sehat bru Sitepu Amri Ginting Jopri Ginting Teridah Pelawi Ngalowi Tarigan Mantap Sinulingga Rejeki Karo Nasib Sembiring Nandang Tulis Bukit Jusia Ginting Maret Surbakti Parman Ketaren Musim Pelawi 13 15 15 18 15 15 15 30 20 48 48 48 48 48 48 48 48 48 624 720 720 864 720 720 720 1,44 960 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 12,500 7,800,000 9,000,000 9,000,000 18,000,00 9,000,000 9,000,000 9,000,000 18,000,00 12,000,00 Universitas Sumatera Utara 70 71 72 73 74 75 Nerangi Pelawi Abdi Barus Mulih Sitepu Persadaan Pinem Nasir Ketaren Pen Sembiring 18 10 48 48 864 480 12,500 12,500 18,000,00 6,000,000 Total 333,600,00 Ket F : Frekuensi Pengambulan Tahun TP :Total Pengambilan Tahun Jlh x F NE : Nilai Ekonomi Tp x Harga Universitas Sumatera Utara

C. Gula Pasir No