- Penyaring dan sebagai pupuk tanah, diakhir abad 18 dan awal abad 19, gipsum Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan plaister digunakan
dalam jumlah besar sebagai pupuk diladang-ladang gandum AS. - Campuran pembuatan lapangn tenis
- Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan ketika kayu menjadi langka pada zaman perunggu, gypsum ini yang digunakan
sebagai bahan bangunan. - Sebagai pengental tofu, karena memiliki kadar kalsium yang tinggi
khususnya dibenua Asia diproses secara tradisional. - Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan
- Untuk bahan baku kapur tulis - Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen
- Sebagai indicator pada tanah dan air. Saat ini gipsum sebagai bahan bangunan digunakan untuk membuat papan
gypsum dan propil pengganti triplek dari kayu. Papan gypsum propil adalah salah satu produk jadi setelah material gypsum diolah melalui proses pabrikasi menjadi
tepung. Papan gypsum propil digunakan sebagai salah satu elemen dari dinding partisi dan plafon.
2.2 Standar Papan Gipsum
Standar merupakan sesuatu yang ditetapkan untuk digunakan sebagai dasar pembanding dalam pengukuran atau penilaian terhadap kapasitas, kuantitas, isi,
luas, nilai dan kualitas Guralnik, 1979. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada penelitian ini digunakan standar papan gipsum dari Bison Hubner, 1985
sebagai pembanding terhadap mutu papan gipsum yang dihasilkan, selain itu digunakan juga standar ISO International Standard Organization 8335 cement
bonded particleboards - boards of Portland or equivalent cement reinforced with fibrous wood particles ISO, 1987 dan SNI 03-2105 papan partikel DSN,
1996. Dengan demikian standar tersebut dapat memberikan gambaran apakah
Universitas Sumatera Utara
papan gipsum yang- dihasilkan telah memiliki mutu sesuai standar atau tidak. Tabel dibawah ini nilai spesifik karakteristik papan tiruan dari tiga buah
standar.
Tabel 1. Standar Papan Tiruan Gipsum Sifat papan
Standar
ISO BISON
1
BISON
2
SNI 03- 2105 1996
Gipsum Jaya Board ASTM
C36C36M-01
Kerapatan grcm
3
1.15 1.2
Maks 1 0,55 grcm
3
Kadar air 6 – 12
- -
Maks 10 Penyerapan air
- -
- Mkas 50
37,4 Pengembangan tebal
3 2.5
- Pengembangan panjang
- 0.03 – 0.05
0.05 -
Pengembangan lebar -
0.03 – 0.05 0.05
- Modulus Elastisitas kgcm
2
29411.76 28.4-29.4
44.1-49.0 -
1578,29 Modulus patah kgcm
2
88.235 53.9
83.3-88.2 100-140
156,122 Keteguhan rekat internalkgcm
2
- 1.98
3.9 -
KCTP kg 50
39.2 68.6
- KCSP kg
- 19.6
29.4 -
Setelah direndam air selama 24 jam pada suhu kamar Keterangan
: ISO 8335 1987 Cement bonded particleboards SNI 03 – 2105 1996 papan partikel
1 Gypsum fibre board – Bison Hubner, 1985 2 Gypsum board flake reinforced – Bison Hubner,1985
KCTP = Keteguhan cabut sekrup tegak lurus permukaan
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kelapa
Sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa yang
utama di dunia. Pada tahun 2000, luas areal tanaman kelapa di Indonesia mencapai 3,76 juta Ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar
butir kelapa, yang sebagian besar 95 persen merupakan perkebunan rakyat. Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi
maupun sosial budaya. Kelapa merupakan salah satu anggota keluarga palmae. Kelapa dikenal
sebagai tanaman serba guna karena seluruh bagian tanamn ini bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Berikut adalah bagian-bagian dari tanaman kelapa. 1. Batang
2. Daun 3. Akar
4. Bunga 5. Buah
Buah kelapa terdiri dari beberapa bagian, yaitu kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging buah, daging buah, air kelapa dan lembaga. Sabut kelapa
merupakan hasil samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa yang merupakan sisa buah kelapa
yang banyak terdapat di indonesia. Bagian yang berserabut merupakan kulit dari buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per
tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan Palungkun, 1992 .
Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mendayagunakan limbah sabut kelapa yaitu sebagai alternative dalam pembuatan papan partikel. Sabut kelapa terdiri-
dari dua bagian yaitu sel - sel serat dan serbuk sabut kelapa. Serat sabut kelapa ini mengandung komposisi kimia yaitu serat sellulosa.
Universitas Sumatera Utara
Serat sabut kelapa, atau dalam perdagangan dunia dikenal sebagai Coco Fiber, Coir fiber, coir yarn, coir mats, dan rugs, merupakan produk hasil
pengolahan sabut kelapa. Secara tradisionil serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali dan alat-alat rumah tangga
lain. Tetapi berdasarkan sifat kimianya serat sabut kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku dalam membuat papan partikel karena dalam serat sabut
kelapa terkandung lignoselulosa Palungkun, 1992. Sabut kelapa tersusun atas unsur organik dan mineral yaitu; pectin dan
hemisellulose merupakan komponen yang larut dalam air, lignin dan sellulose komponen yang tidal larut dalam air, kalium, kalsium, magnesium, nitrogen
serta protein. Perbandingan komponen diatas tergantung dari umur sabut kelapanya. Lignin pada serat sabut kelapa berkisar antara 40 sampai 50.
Serat sabut tergolong relatif pendek, sel seratnya sepanjang kira–kira 1 mm dengan diameter 15 micron dan sehelai serat terdiri dari 30 sampai 300 sel atau
lebih, dilihat dari penampang lintangnya. Panjang serat sabut berkisar 15 sampai 35 cm dengan diameter 0,1 sampai 1,5 mm. Serat sabut mempunyai daya apung
yang tinggi, tahan terhadap bakteri, air garam dan murah, sedang kelemahannya ialah, tidak dapat digintir dengan baik dan tergolong serat yang kaku The
Encyclopedia of wood, 1980. Mutu serat sabut kelapa atau coconut fibre, ditentukan oleh warna, persentase kotoran, kadar air, dan proporsi antara bobot
serat panjang dan serat pendek. Serat sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk pengendalian erosi. Serat
sabut kelapa diproses untuk dijadikan coir fiber sheet yang digunakan untuk lapisan kursi mobil, spring bed dan lain-lain. Serat sabut kelapa bagi Negara-
Negara tetangga penghasil kelapa sudah merupakan komoditi ekspor yang memasok
kebutuhan dunia yang berkisar 75,7 ribu ton pada tahun 1990 . Indonesia walaupun merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia,- pangsa pasar
serat sabut kelapa masih sangat kecil. Kecenderungan kebutuhan dunia terhadap serat kelapa yang meningkat dan perkembangan jumlah dan keragaman industri
di Indonesia yang berpotensi dalam menggunakan serat sabut kelapa sebagai
Universitas Sumatera Utara
bahan baku bahan pembantu, merupakan potensi yang besar bagi pengembangan industri pengolahan serat sabut kelapa. Dari aspek teknologi,
pengolahan serat sabut kelapa relatif sederhana yang dapat dilaksanakan oleh usaha-usaha kecil. Adapun kendala dan masalah dalam pengembangan usaha
kecilmenengah industri pengolahan serat sabut kelapa adalah keterbatasan modal, akses terhadap informasi pasar dan pasar yang terbatas, serta kualitas serat
yang masih belum memenuhi persyaratan BI, 2004. Dalam rangka menunjang pengembangan industry serat sabut kelapa yang potensial ini, maka perlu
dilakukan pengujian yang memanfaatkan sabut kelapa ini sebagai papan serat yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan teknik. Dari hasil penelitian
nantinya dapat dihasilkan data-data teknik yang berkenaan dengan pemanfaatan tersebut, sehingga apakah dapat dipertanggung jawabkan keamanannya atau
tidak. Disamping hal itu juga memanfaatkan serat sabut kelapa sebagai hasil samping, agar memiliki nilai tambah dan nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Serbuk sabut kelapa cocopeat adalah hasil sampingan dari proses pengambilan serat sabut kelapa. Cocopeat merupakan pengikat antar serat kelapa
di dalam sabut kelapa. Cocopeat mempunyai kandungan lignin dan selulosa yang tinggi. Bahan-bahan yang terkandung di dalam cocopeat menyebabkan cocopeat
tahan terhadap bakteri dan jamur. Cocopeat memiliki pH sebasar 5,2-6,8 dann sangat sulit untuk diuraikan. Cocopeat akan mulai terurai dalam jangka waktu 10
tahun pemakaian, sehingga manfaat-manfaat dari cocopeat ini dapat berlangsung lama. Cocopeat sangat cocok digunakan untuk campuran tanah dalam pot, media
pembenihan, media hydroponik, dan material lapangan golf Anonim 2007. Cresswell 2009 mengatakan, cocopeat terdiri dari 2 - 13 serat pendek yang
panjangnya kurang dari 2 cm. Cocopeat bersifat hydrophilik dimana kelembaban akan tersebar merata pada permukaan serbuk. Kondisi seperti ini menyebabkan -
cocopeat mudah untuk menyerap air meskipun berada di udara kering. Cocopeat tidak cocok digunakan sebagai bahan bakar karena menghasilkan banyak asap
dan panas yang dihasilkan sedikit. Cocopeat memiliki daya serap air yang cukup tinggi yaitu sekitar 8 – 9 kali dari beratnya. Dalam coco peat mengandung
Universitas Sumatera Utara
mineral-mineral seperti N, P, K, Ca, Cl, Mg, Na yang baik untuk media pembibitan tanaman . DAPCA 2008.
2.4 Poliuretan