35
di Bursa Efek Indonesia dengan kurun waktu mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara dokumentasi yaitu melihat, mempelajari, dan mengutip catatan-catatan dari dokumen yang ada pada
laporan keuangan perusahaan perbankan yang go publik di Bursa Efek Indonesia, kemudian dilakukan rekapitulasi sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Data yang digunakan berupa laporan keuangan dari tahun 2004-
2008. 3.4.
Populasi, Sampel dan Teknik Penentuan Sampel 3.4.1.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyeksubyek yang mempunyai kuantiats dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono,2003:55. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari
perusahaan perbankan yang go publik di Bursa Efek Indonesia, dimana laporan keuangan tahun 2004-2008 perusahaan tersebut berjumlah 18
perusahaan. 3.4.2.
Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan “non probability sampling
“ dengan metode “purposive sampling”. Adapun pengertian non probability sampling adalah cara pengambilan sampel
36
dimana peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk dijadikan sampel. Sedangkan purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan atas tujuan tertentu Sugiyono, 2005:61., maka kriteria sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Perusahaan perbankan yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.
b. Memiliki data laporan keuangan tahun 2004-2008. Berdasarka kriteria diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 6 perusahaan perbankan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya adalah uji regresi OLS Ordinary least Square, dimana distribusi sampling dari regresi OLS tergantung pada distribusi residual
e, apabila residual e berdistribusi normal dengan sendirinya bo dan b
1
Komponen penganggu e harus tersebar mengikuti sebaran normal dengan nilai tengah = 0 dengan varaian sebesar
σ juga berdistribusi normal. Gujarati, 1995:66
2
. Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Kolmogorov
Smirnov. Dalam regresi OLS b dan b
1
adalah fungsi linier dari Y dan Y adalah fungsi linier dari u
I
residual.
37
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator
, artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi diantara
tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, Apabila ada salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan
regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator
Algifari, 2000:83,sehingga pengambilan keputusan melalu uji F dan uji t menjadi bias, yaitu :
1. Autokolerasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier dada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji ada
tidaknya gejala autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji durbin watson dengan hipotesis yang akan diuji adalah Ghozali,
2001:61: H0 : tidak ada autokorelasi r = 0
Ha : ada autokorelasi r ≠ 0
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
38
a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound du dan 4-du, maka keofisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak
ada autokorelasi b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound
dl, maka keofisien autokorelasi lebih besar daripada nil, berarti ada autokorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-dl, maka keofisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi
negatif. d. Bila nilai DW terletak di anatara batas du dan batas bawah dl
atau DW terletak antara 4-du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Gambar 3.1 Kurva Durbin Watson
Sumber : Gujarati, 1999, 216, Ekonometrika Dasar. 2. Multikolinieritas.
Uji asumsi multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier antara variabel-variabel bebas dalam suatu model
Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada
autokorelasi negatif
dL dU
4 - dU 4 - dL
4
ad a a
u to
k o
re la
si p
o sitif
daerah keragu
raguan ad
a a u
to k
o re
la si
n eg
at if
daerah keragu
raguan
39
regresi. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai
Variance Inflation Factor VIF, atau dengan melihat nilai dari
Tolerance . Nilai Tolerance yang umum dipakai adalah nilai tolerance
0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat dia tolerir Ghozali,
2001:57. 3. Heteroskedastisitas
Pada regresi linier, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi
Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana
nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.
3.5.3. Regresi Linier Berganda
Untuk memudahkan dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat, maka teknik analisis yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda sesuai dengan tujuan yang akan diteliti sebagai berikut :
Y= βo + β
1
X
1
+ β
2
X
2
Dimana : Y : Price to Book Value
+ e
X
1
X : Return On Equity
2
: Deviden Payout Ratio
40
β : Konstanta β
1,
β
2
a. Uji F
: Koefisien regresi variabel e : Standar Error
3.7.4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian pengaruh simultan variabel X
1,
X
2
dan X
3
1. Jika probabilitastingkat signifikansi dari nilai F terhadap Y digunakan uji F. Uji F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol
H0 yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau Ghozali, 2001:44:
H0 : b1 = b2 = .... = bk = 0 Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
Ha : bi ≠ b2 ≠ .... bk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk kriteria kedua hipotesis ini digunakan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut Santoso, 2001:168:
hitung
0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
41
2. Jika probabilitastingkat signifikansi dari nilai F
hitung
b. Uji t
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial X
1,
X
2
dan X
3
a. Jika probabilitastingkat signifikansi dari nilai t terhadap Y digunakan uji t student. uji t untuk menguji signifikansi
konstanta dan setiap variabel independent. Dengan hipotesis Santoso, 2002:168:
H0 : b1 = b2 = .... = bk = 0 Artinya, tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan
variabel terikat secara parsial. Hipotesis alternatifnya Ha tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
Ha : bi ≠ b2 ≠ .... bk ≠ 0
Artinya, ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial.
Untuk kriteria kedua hipotesis ini digunakan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut Santoso, 2001:168:
hitung
b. Jika probabilitastingkat signifikansi dari nilai t 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
hitung
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia BEI saat ini adalah gabungan dari Bursa Efek Jakarta BEJ atau Jakarta Stock Exchange dan Bursa Efek Surabaya
BES. Bursa Efek Jakarta BEJ atau Jakarta Stock Exchange merupakan akhir dari perjalanan panjang Pasar Modal Indonesia. Sejarah Pasar Modal
Indonesia dimulai dengan dibentuknya bursa efek di Batavia sekarang Jakarta pada tahun 1912 oleh Vereniging Voor de Effectenhandel,
kemudian pada tahun 1925 pemerintah kolonial Belanda menambah lagi dua bursa, yaitu Bursa Efek Semarang dan Surabaya. Ketiga bursa ini
menghentikan aktivitasnya menjelang invasi Jepang pada tahun 1942, dan dimulai kembali dengan dibukanya Bursa Efek Jakarta pada tahun1952.
program nasionalisasi yang dilakukan pemerintah pada tahun1956, mengkibatkan terhentinya aktivitas pasar modal.
Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia:
Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai sarana yang efisien untuk menghimpun dana bagi
investor dan perdagangan instrumen pasar modal baik untuk masyarakat Indonesia maupun masyarakat Internasional.