Pengaruh Likuiditas, Leverage,Perputaran Aset, dan Price Book Value terhadap Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PERPUTARAN ASET DAN PRICE BOOK VALUE TERHADAP EARNINGS PER SHARE PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH
FEBRIWANDO Z G 090503183
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Perputaran Aset, dan Price Book Value terhadap Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Sepanjang penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan semangat, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Yang teristimewa kedua orangtuaku, H. Gunawan Ramli dan Hj. Susiyana Harahap. Terima kasih banyak untuk cinta, kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa doa, nasehat, motivasi dan materi yang diberikan kepada penulis serta selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini, dan tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada adik-adik kandung saya, Dendy Dwirizki Gunawan, Dhea Tania Tissyana Gunawan dan Almira Thalita Gunawan. Terima kasih juga kepada teman, sahabat, sekaligus orang terdekat Artika Hemdi Harahap atas motivasi, dukungan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:
(3)
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran, temuan dan masukan kepada penulis.
6. Teman-teman S1-Akuntansi USU 2009 khususnya Dyota Baskoro, Yudhistira Permana Bangun, Harris Aditya, teman-teman dari grup “Stockholder”, serta saudara/i angkatan XVIII Paskhaskibra SMAN 1 Medan dan semua pihak terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu menemani, membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
(4)
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, Juli 2013 Penulis,
Febriwando Z G NIM: 090503183
(5)
ABSTRAK
PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PERPUTARAN ASET DAN PRICE BOOK VALUE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah likuiditas (current ratio), leverage (debt to equity ratio), perputaran aset dan price book value berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap earning per share pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2011.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 30 perusahaan manufaktur. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang
dipublikasikan melalui situs
dengan penelitian ini likuiditas, leverage, perputaran aset dan price book value sebagai variabel bebas dan earning per share sebagai variabel terikat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan likuiditas, leverage, perputaran aset dan price book value berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share. Namun secara parsial, likuiditas, leverage, perputaran aset tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per share, sedangkan price book value berpengaruh signifikan terhadap earning per share.
Kata Kunci : Likuiditas (Current Ratio), Leverage (Debt to Equity Ratio), Perputaran Aset, Price Book Value dan Earning Per Share.
(6)
ABSTRACT
THE IMPACT OF LIQUIDITY, LEVERAGE, TOTAL ASSET TURNOVER, PRICE BOOK VALUE TO EARNING PER SHARE OF THE INDUSTRY
COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this research was to examine the impact of liquidity (current ratio), leverage (debt to equity ratio), total asset turnover, price book value to earning per share of the industry companies that listed in Indonesia Stock Exchange in 2009 until 2011 partially and simultaneously.
Sampling method that used was simple random sampling and determines 30 companies as sample. Data that used in this research was financial statement from each sample company, which was published through website
As for variables in this research was liquidity, leverage, total asset turnover, price book value as independent variable and earning per share as dependent variable. Research methodology that used was descriptive analysis method and the method of statistical analysis.
The results of this research were confirmed that liquidity, leverage, total asset turnover, price book value significant influence to earning per share simultaneously. Examine partially, liquidity, leverage, total asset turnover didn’t have significant influence to earning per share, but price book value had significant influence to earning per share.
Keywords: Liquidity (Current Ratio), Leverage (Debt to Equity Ratio), Total Asset Turnover, Price Book Value and Earning Per Share.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis ... 9
2.1.1. Saham ... 9
2.1.2. Analisis Rasio Keuangan ... 11
2.1.2.1. Likuiditas (Current Ratio) ... 14
2.1.2.2. Leverage (Debt to Equity Ratio) ... 15
2.1.2.3. Perputaran Aset ... 20
2.1.2.4. Price Book Value ... 21
2.1.2.5. Earnings Per Share ... 22
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 23
2.3. Kerangka Konseptual ... 26
2.4. Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 30
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
3.3. Batasan Operasional ... 30
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
3.4.1. Variabel Independen ... 31
3.4.2. Variabel Dependen ... 32
3.5. ... Popul asi dan Sampel Penelitian... 33
3.6. Jenis dan Sumber Data ... 40
3.7. Metode Pengumpulan Data ... 40
3.8. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 40
(8)
3.8.1.1. Uji Normalitas ... 41
3.8.1.2. Uji Multikolineritas ... 42
3.8.1.3. Uji Heteroskedastisitas ... 43
3.8.1.4. Uji Autokorelasi ... 44
3.8.2. Pengujian Hipotesis ... 45
3.8.2.1. Uji Koefisien Determinasi ... 46
3.8.2.2. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 46
3.8.2.3. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ... 48
4.2. Hasil Penelitian ... 50
4.2.1. Uji Asumsi Klasik ... 50
4.2.1.1. Uji Normalitas ... 51
4.2.1.2. Uji Multikolineritas ... 55
4.2.1.3. Uji Heterokedastisitas ... 57
4.2.1.4. Uji Autokorelasi ... 58
4.2.2. Analisis Regresi ... 59
4.2.3. Pengujian Hipotesis ... 61
4.2.3.1. Uji Koefisien Determinasi ... 62
4.2.3.2. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 63
4.2.3.3. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 66
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Keterbatasan ... 72
5.3 Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
(9)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Dampak Financial Leverage terhadap Earning Per Share... 17
2.. Penelitian Terdahulu ... 25
3.1 Daftar Populasi Perusahaan... 35
3.2 Daftar Sampel Perusahaan ... 41
4.1 Deskriptif Statistik ... 51
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 54
4.3 Hasil Uji Normalitas ... 57
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 59
4.5 Hasil Uji Autokorelasi... 62
4.6 Hasil Analisis Regresi ... 63
4.7 Pemasukan dan Pengeluaran Variabel ... 65
4.8 Hasil Uji Determinasi ... 66
4.8 Hasil Uji t ... 67
(10)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
2.1 Kerangka Konseptual ... 29 Halaman
4.1 Histogram Uji Normalitas ... 56 4.2 Grafik Normal P-Plot Uji Normalitas ... 56 4.3 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 61
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
i Populasi dan Sampel Penelitian ... 80
Halaman ii Data Penelitian ... 87
iii Deskriptif Statistik ... 92
iv Uji Normalitas ... 92
v Uji Multikolinearitas ... 94
vi Uji Autokorelasi ... 95
vii Uji Autokorelasi ... 95
(12)
ABSTRAK
PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PERPUTARAN ASET DAN PRICE BOOK VALUE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah likuiditas (current ratio), leverage (debt to equity ratio), perputaran aset dan price book value berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap earning per share pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2011.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 30 perusahaan manufaktur. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang
dipublikasikan melalui situs
dengan penelitian ini likuiditas, leverage, perputaran aset dan price book value sebagai variabel bebas dan earning per share sebagai variabel terikat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan likuiditas, leverage, perputaran aset dan price book value berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share. Namun secara parsial, likuiditas, leverage, perputaran aset tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per share, sedangkan price book value berpengaruh signifikan terhadap earning per share.
Kata Kunci : Likuiditas (Current Ratio), Leverage (Debt to Equity Ratio), Perputaran Aset, Price Book Value dan Earning Per Share.
(13)
ABSTRACT
THE IMPACT OF LIQUIDITY, LEVERAGE, TOTAL ASSET TURNOVER, PRICE BOOK VALUE TO EARNING PER SHARE OF THE INDUSTRY
COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this research was to examine the impact of liquidity (current ratio), leverage (debt to equity ratio), total asset turnover, price book value to earning per share of the industry companies that listed in Indonesia Stock Exchange in 2009 until 2011 partially and simultaneously.
Sampling method that used was simple random sampling and determines 30 companies as sample. Data that used in this research was financial statement from each sample company, which was published through website
As for variables in this research was liquidity, leverage, total asset turnover, price book value as independent variable and earning per share as dependent variable. Research methodology that used was descriptive analysis method and the method of statistical analysis.
The results of this research were confirmed that liquidity, leverage, total asset turnover, price book value significant influence to earning per share simultaneously. Examine partially, liquidity, leverage, total asset turnover didn’t have significant influence to earning per share, but price book value had significant influence to earning per share.
Keywords: Liquidity (Current Ratio), Leverage (Debt to Equity Ratio), Total Asset Turnover, Price Book Value and Earning Per Share.
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap perusahaan memerlukan dana dalam melakukan aktivitasnya. Pada awal mula berdirinya suatu perusahaan, perusahaan memperoleh modal awal untuk melakukan aktivitas dari dana pemilik perusahaan (owner) ataupun founder
perusahaan. Akan tetapi semakin berkembangnya suatu perusahaan menjadi lebih besar dan untuk melakukan ekspansi bisnis yang lebih luas, perusahaan memerlukan dana tambahan. Perusahaan yang pada mulanya hanya terdiri dari beberapa pemilik (owner), melepas sebagian kepemilikannya dengan cara memasuki pasar modal. Dengan menjual sebagian kepemilikan di pasar modal, maka perusahaan akan memperoleh dana tambahan dari para investor yang melakukan investasi.
Investor melakukan investasi di pasar modal dengan harapan memperoleh keuntungan berdasarkan modal yang ditanam pada suatu perusahaan. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
(15)
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham.
Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor berharap memperoleh tingkat return yang besar atas investasi yang dilakukannya serta investasi yang memiliki tingkat risiko serendah mungkin. Semakin tinggi tingkat return yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi minat investor untuk melakukan investasi. Investor harus lebih selektif dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dan memperoleh informasi yang relevan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, kinerja suatu perusahaan akan dimonitor oleh para investor di pasar modal dan para investor akan merespon terhadap perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dengan melakukan investasi.
Pada dasarnya, tujuan suatu perusahaan yaitu maksimalisasi laba atau mencapai keuntungan perusahaan sebesar-besarnya. Dengan menggapai keuntungan perusahaan sebesar-besarnya maka akan tercapai keberlangsungan hidup dari suatu perusahaan pada jangka panjang. Selain itu perusahaan didirikan bertujuan untuk meningkatkan keuntungan pemilik ataupun investor dari perusahaan dengan memaksimalkan modal yang ditanam oleh pemilik ataupun investor. Keuntungan perusahan dapat ditinjau dari laba bersih pada laporan keuangan sedangkan keuntungan pemilik ataupun investor secara detail dapat
(16)
dilihat dari laba per lembar saham atau disebut sebagai Earnings Per Share
(EPS).
Dalam memonitor kinerja suatu perusahaan, investor dapat mengidentifikasikan beberapa kelemahan dan kekuatan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan. Dua manfaat yang dapat diperoleh dari rasio keuangan yaitu : (1) untuk meneliti rasio antar-waktu serta untuk meneliti arah pergerakannya; dan (2) dapat membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya (Keown, 2008:74).
Salah satu hal penting yang ingin diketahui oleh para investor yaitu bagaimana likuiditas suatu perusahaan. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek (Husnan, S., 2006:71). Menurut Keown (2008:75), ada dua cara untuk menjawab pertanyaan tentang likuiditas. Pertama, Kita dapat mengamati aktiva-aktiva perusahaan yang relatif likuid sifatnya dan membandingkan aktiva-akitva tersebut dengan seluruh kewajaban yang jatuh tempo. Kedua, kita dapat melihat apakah aktiva perusahaan yang likuid dapat diubah menjadi kas: seperti piutang usaha dan persediaan.
Salah satu pendekatan untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan yaitu dengan menggunakan rasio lancar atau biasa yang disebut dengan Current Ratio. Rasio lancar menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan terhadap hutang lancarnya (Keown, 2008:75). Semakin besar nilai dari rasio lancar suatu
(17)
perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar.
Perusahaan dalam memperoleh dana tidak hanya berasal dari modal pemilik perusahaan maupun pemegang saham. Perusahaan dapat memperoleh dana tambahan berupa hutang (pinjaman) kepada pihak lain sebagai tambahan modal. Jika perusahaan menggunakan hutang pada aktivitasnya maka perusahaan menggunakan leverage dalam struktur modalnya. Rasio leverage mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang . Adapun dalam penelitian ini yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio ( rasio hutang terhadap modal).
Menurut Suad Husnan (2006:70) Debt to Equity Ratio menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Dengan mengetahui rasio hutang terhadap modal sebuah perusahaan, maka akan dapat diketahui kemampuan modal sendiri sebuah perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin kecil tingkat rasio hutang terhadap modal suatu perusahaan, maka semakin besar kemampuan sebuah perusahaan untuk memenuhi seluruh hutangnya dengan menggunakan modal sendiri.
Menurut FASB ( Financial Accounting Standard Board ), aset adalah manfaat ekonomi masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu. Oleh karena itu, manajemen yang diberikan kepercayaan oleh pihak pemilik perusahaan maupun pemegang saham untuk mengelola sebuah perusahaan harus menggunakan aset sebuah perusahaan dengan sebaik-baiknya
(18)
untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan maka dapat menggunakan rasio perputaran aset (Total Asset TurnoverRatio).
Menurut Keown ( 2008:81 ) total perputaran aset menunjukkan keefektifan manajemen dalam mengelola neraca perusahaan. Semakin besar suatu rasio perputaran total aset suatu perusahaan maka semakin efisien suatu perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan.
Nilai sebuah perusahaan dapat diukur dengan Price to Book Value. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 2001:92). Price to Book Value juga dapat berarti rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued
(dibawah) nilai buku saham tersebut (Fakhruddin & Hadianto, 2001:68). Dengan mengetahui nilai PBV dari suatu perusahaan maka investor dapat mempertimbangkan untuk melakukan investasi terhadap perusahaan yang memiliki harga saham overvalued dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
Menurut Brigham (2006:33) , Earnings Per Share (laba per lembar saham) adalah pendapatan bersih yang tersedia dibagi jumlah lembar saham yang beredar. Setiap investor mengharapkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan terhadap suatu perusahaan. Semakin tinggi Earnings Per Share suatu perusahaan maka akan menguntungkan bagi para pemegang saham hal ini disebakan dengan
(19)
semakin tingginya Earnings Per Share suatu perusahaan, maka akan semakin banyak laba yang tersedia bagi para pemegang saham.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur disebabkan industri manufaktur yang terus mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan,perekonomian Indonesia tumbuh 6,17 persen pada kuartal III-2012. Dengan pertumbuhan sebesar itu, selama periode Januari-September 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,29 persen. Adapun secara sektoral, industri manufaktur tumbuh 6,38 persen (www.okezone.com, Senin 3 Desember 2012). Dengan data ini dapat diambil kesimpulan bahwa persentase pertumbuhan industri manufaktur lebih besar dibandingkan dengan persentase keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya. Tambunan, Rouli Martha (2011) yang meneliti pengaruh Debt To Asset Ratio dan
Debt To Equity Ratio terhadap Earnings Per Share ( penelitian terhadap perusahan properti) menyatakan bahwa DER berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap EPS. Sedangkan Sitorus, Hery Krisman (2011) yang meneliti pengaruh Debt to Asset Ratio, Debt To Equity Ratio dan Long Term Debt to Equity Ratio terhadap Earnings Per Share menyatakan bahwa DER berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap EPS.
Karena adanya ketidakkonsistenan hasil dari penelitian terdahulu maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut khususnya pengaruh
(20)
Per Share ( laba per lembar saham ). Pada penelitian ini peneliti menggunakan empat variabel independen yaitu likuditas (Current Ratio), leverage (Debt to Equity Ratio), perputaran aset (Total Asset Turnover) , Price Book Value (PBV) serta dihubungkan dengan Earnings Per Share (EPS) dan menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian selama tahun 2009-2011. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti membuat skripsi yang berjudul
“Pengaruh Likuiditas, Leverage, Perputaran Aset, Price Book Value terhadap Earnings Per Share Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah “apakah likuiditas, leverage, perputaran aset, Price Book Value
berpengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap Earnings Per Share perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:
• untuk menguji pengaruh likuiditas, leverage, perputaran aset, Price
Book Value secara parsial terhadap Earnings Per Share perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.
(21)
• untuk menguji pengaruh likuiditas, leverage, perputaran aset, Price Book Value secara simultan terhadap Earnings Per Share perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini:
a. Bagi penulis, memperluas wawasan khususnya mengenai pengaruh likuiditas,
leverage, perputaran aset, Price Book Value berpengaruh terhadap Earnings Per Share perusahaan manufaktur.
b. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan kajian dalam melakukan penelitian mengenai hal- hal yang mempengaruhi Earnings Per Share.
c. Bagi pihak lain, sebagai sumber informasi dan sumbangan pemikiran bagi pihak lain seperti perusahaan, investor, mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin menambah wawasan dan pemahaman tentang hal-hal yang mempengaruhi Earnings Per Share suatu perusahaan.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tertentu memliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan dan berhak hadir dalam rapat umum pemegang saham, (Martalena, 2011:12).
Menurut Fahmi (2012:271), saham ada dua macam, yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock).
1. Common Stock (Saham Biasa)
Common stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen dan sebagainya) dimana penegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPLSB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden.
2. Preferred Stock (Saham Istimewa)
Preferred stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang biasanya akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).
Pada dasarnya, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham (Fahmi,2012:88), yaitu:
(23)
• Memperoleh keuntungan modal (capital gain), yaitu keuntungan pada saat saham yang dimiliki tersebut dijual kembali pada harga yang lebih mahal.
• Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis saham biasa (common stock)
Beberapa kondisi dan situasi yang menentukan suatu saham akan mengalami fluktuasi (Fahmi,2012:276) yaitu:
• Kondisi mikro dan makro ekonomi
• Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan usaha, seperti membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang pembantu (sub brand office) baik yang dibuka dosmetik maupun luar negeri
• Pergantian direksi secara tiba-tiba.
• Adanya direksi atau pihak komisaris yang terlibat tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan
• Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya
• Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah menyebabkan perusahaan ikut terlibat.
• Efek dari psikologis pasar yang ternyata mampu menekan kondisi jual teknikal jual beli saham.
Adapun alasan perusahaan menjual saham menurut Fahmi (2012:277) yaitu:
• Kebutuhan dana dalam jumlah yang besar dan pihak perbankan tidak mampu untuk memberikan pinjaman
• Keinginan perusahaan untuk mempublikasikan kinerja perusahaan secara lebih sistematis
• Menginginkan harga saham perusahaan terus naik dan terus diminati oleh konsumen secara luas
• Mampu memperkecil risiko yang timbil karena permasalahan risiko diselesaikan dengan pembagian dividen
Sebagai instrument investasi, saham memiliki resiko yaitu: • Capital Loss
Merupakan kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah di bawah harga ketika membeli saham tersebut. Dengan menjual saham
(24)
yang nilainya lebih rendah dibandingkan ketika membeli saham maka investor menderita kerugian sebesar selisih antara harga jual dengan harga beli saham tersebut.
• Resiko Likuidasi
Ketika suatu perusahan yang sahamnya dimiliki oleh pemegang saham dinyatakan bangkrut oleh pengadilan ataupun perusahaan tersebut dibubarkan, maka hak klaim dari pemegang saham merupakan prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat diselesaikan. Jika masih terdapat hasil sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut.
2.1.2. Analisis Rasio Keuangan
Rasio dapat menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan maka akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya kondisi perusahaan atau posisi keuangan suatu perusahaan.
Analisis rasio pada laporan keuangan digunakan secara khusus oleh investor dalam keputusan investasi atau penyaluran dana. Keputusan tersebut dilakukan antara lain dengan membandingkan antara rasio perusahaan dengan industri yang sejenis. Dengan melakukan analisis rasio maka dapat membantu
(25)
investor maupun kreditor dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi maupun penyaluran dana.
“Sedangkan bagi manajemen, analisis laporan keuangan berguna untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan, yang lebih penting lagi adalah sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan yang akan memperbaiki kinerja di masa depan” (Brigham, 2010:133). Dengan demikian, analisis laporan keuangan bermanfaat bagi manajemen untuk memproyeksikan peristiwa-peristiwa ekonomi di masa yang akan datang, sehingga manajamen dapat mengantisipasi kondisi yang tidak baik bagi perusahaan berdasarkan analisis rasio-rasio pada laporan keuangan.
Untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja persuahaan, maka rasio keuangan dapat dibandingkan dengan dua cara (Syahyunan, 2004:82), yaitu:
1. Perbandingan Antar Waktu (Trend Analysis)
Dalam perbandingan antar waktu, rasio keuangan yang sekarang dibandingkan dengan rasio keuangan tahun yang lalu atau dibandingkan dengan perkiraan rasio keuangan tahun yang akan datang dalam perusahaan yang sama ( perbandingan internal) suatu perusahaan. Dari perbandingan itu dapat dilihat arah perubahan apakah naik atau sebaliknya turun.
2. Perbandingan Antar Perusahaan (Comparative Analysis)
Dalam perbandingan antar perusahaan, rasio keuangan suatu perusahaan dibandingkan dengan rasio keuangan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada waktu yang sama (perbandingan eksternal). Dari perbandingan ini dapat dilihat apakah rasio keuangan perusahaan relatif sama atau berbeda dengan perusahaan lainnya atau rata-rata industri.
(26)
Analisis rasio` memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun kelemahan atau keterbatasan analisis rasio antara lain (Syahyunan, 2004:82):
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. 2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.
Rasio-rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok (Brigham, 2008:134), yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan asset lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Rasio ini terdiri dari Current Ratio, Acid Test Ratio, dan Cash Ratio.
2. Rasio Manajemen Aset
Serangkaian rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola aktiva-aktivanya. Rasio ini terdiri dari Inventory Turnover Ratio, Days Sales Outstanding, Fixed Asset Turnover Ratio, dan Total Asset Turnover Ratio.
3. Rasio Manajemen Utang
Rasio manajemen utang atau rasio leverage keuangan adalah rasio yang menunjukkan penggunaan dana melalui utang. Rasio ini terdiri atas Debt to Total Asset, Debt to Total Equity, Times Interest Earned, dan rasio cakupan EBITDA.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi. Rasio ini terdiri dari Profit Margin on Sales, Basic Earning power, Return on Total Asset, dan Return on Equity.
5. Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar adalah sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku per lembar
(27)
sahamnya. Rasio ini terdiri Price Earning Ratio, Price Cash Flow ratio, Book Value per Share, Earnings per Share, dan Dividend Per Share.
2.1.2.1. Likuiditas (Current Ratio)
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban kewajiban jangka pendek. “Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu” (Fahmi, 2012:65).
Pengukuran likuiditas biasanya mengaitkan kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang tersedia untuk melunasinya. Lingkup pengukuran bisa seluruh aset lancar atau sebagian aset lancar. Beberapa usulan terbaru tentang pengukuran likuiditas, bahkan tidak menggunakan aset lancar sebagai sumbernya, tetapi menggunakan arus kas operasi. Penggunaan arus kas operasi dianggap lebih mengena, walaupun kenyataan pengukuran dengan aset lancar masih sering dilakukan karena lebih mudah menghitungnya (Prihadi, 2008:13).
Adapun salah satu rasio likuiditas yang digunakan pada penelitian ini adalah current ratio atau biasa yang disebut rasio lancar. Rasio lancar menunjukkan sampai sejauh apa kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat (Brigham, 2010:134). Adapun rumus current ratio adalah:
Current Ratio =
Menurut Subramanyam dalam buku Fahmi (2012:66) alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuan untuk mengukur :
(28)
Semakin tinggi jumlah (kelipatan) aset lancar terhadap kewajiban lancar, makin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar.
b. Penyangga kerugian
Makin besar penyangga, makin kecil risikonya. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non-kas pada saat aset tersebut dilepas atau dilikuiditasi.
c. Cadangan dana lancar
Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan. Ketidakpastian dan kejutan, seperti pemogokan dan kerugian luar biasa, dapat membahayakan arus kas sementara dan tidak terduga.
2.1.2.2. Leverage (Debt to Equity Ratio)
Leverage menggambarkan setiap pengunaan aset atau dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap..Dalam manajemen keuangan ada tiga jenis leverage (Brigham, 2001:10) yaitu :
1. Leverage Operasi ( Operating Leverage )
Leverage operasi menunjukkan seberapa besar biaya tetap digunakan dalam operasi suatu perusahaan. Jika sebagian besar dari total biaya perusahaan adalah biaya tetap, perusahaan itu dikatakan mempunyai leverage operasi (operating leverage) yang tinggi. Leverage operasi merupakan kemampuan EBIT perusahaan untuk merespons fluktuasi penjualan.
2. Leverage Keuangan
Leverage keuangan ( financial leverage ) adalah praktek pendanaan sebagian aktiva perusahaan dengan sekuritas yang menanggung beban pengembalian tetap dengan harapan bisa meningkatkan pengembalian akhir bagi pemegang saham ( Keown: 121).
3. Total Leverage
Total leverage merupakan penggunaan aktiva dan dana dalam aktivitas perusahaan, dimana penggunaan dana tersebut harus menutup biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan. Total leverage merupakan gabungan antara operating leverage dengan financial leverage.
Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang dapat berasal dari utang maupun ekuitas. Utang mempunyai dua
(29)
keuntungan. Pertama, bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari utang. Kedua, pemegang utang (debt to holder) mendapat penembalian yang tetap sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima ( Brigham, 2001:4).
Namun, utang juga mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio utang (debt ratio), semakin tinggi pula risiko perusahaan sehingga suku bunganya mungkin akan lebih tinggi. Kedua, apabila sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang saham harusnya menutup kekurangan itu, dan perusahaan akan bangkrut jika mereka tidak sanggup. Terlalu banyak utang dapat meghambat perkembangan perusahaan yang pada gilirannya dapat membuat pemegang saham berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya. Oleh karena itu, suatu perusahaan harus bijak dalam menggunakan hutang pada aktivitas pendanaan perusahaan agar risiko dalam penggunaan hutang dapat diminimalisir.
Penjelasan mengenai dampak leverage terhadap EPS dapat dijelaskan berikut pada tabel 2.1. :
Tabel 2.1.
Dampak Financial Leverage pada Pengembalian Pemegang Saham
PT U (Unleveraged/Tanpa Hutang) dengan 1.000 lembar saham
Aset lancar $ 50,000 Hutang $ 0
Aset tetap 50,000 Ekuitas biasa $ 100,000
(30)
Kondisi Usaha
Baik Diharapkan Buruk
Pendapatan penjualan $ 150,000 $ 100,000 $ 75,000
Biaya operasi tetap 45,000 45,000 45,000
Biaya operasi variabel 60,000 40,000 30,000
Total biaya operasi $ 105,000 $ 85,000 $ 75,000
EBIT $ 45,000 $ 15,000 $ 0
Bunga (Tingkat 10%) 0 0 0
EBT $ 45,000 $ 15,000 $ 0
Pajak (Tarif 40%) 18,000 6,000 0
EAT $ 27,000 $ 9,000 $ 0
ROE 27% 9% 0%
EPS $ 27 $ 9 $ 0
PT U (Leveraged/dengan Hutang) dengan 500 lembar saham
Aset lancar $ 50,000 Hutang $ 50,000
Aset tetap 50,000 Ekuitas biasa $ 50,000
Total aset $ 100,000 Total kewajiban & $ 100,000
ekuitas
Kondisi Usaha
Baik Diharapkan Buruk
(31)
Biaya operasi tetap 45,000 45,000 45,000
variabel 60,000 40,000 30,000
Total biaya operasi $ 105,000 $ 85,000 $ 75,000
EBIT $ 45,000 $ 15,000 $ 0
Bunga (Tingkat 10%) 5,000 5,000 5,000
EBT $ 40,000 $ 10,000 $ (5,000)
Pajak (Tarif 40%) 16,000 4,000 0
EAT $ 24,000 $ 6,000 $ (5,000)
ROE 48% 12% -10%
EPS $ 48 $ 12 $ (10)
Sumber : Brigham, Eugene F, et. al., 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan diolah oleh peneliti
Dari perbandingan tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya leverage atau melakukan pinjaman berupa hutang dapat meningkatkan Earnings Per Share bagi para pemegang saham. Akan tetapi kondisi ini hanya berlaku ketika perusahaan berada di kondisi baik dan pada kondisi yang diharapkan. Ketika kondisi perusahan buruk dimana penjualan hanya mampu menutupi biaya-biaya perusahaan tanpa dapat menghasilkan EBIT (Earning Before Interest & Tax) , maka perusahaan yang menggunakan leverage akan menimbulkan earning per share yang bernilai minus atau merugikan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus bijak dalam melakuka keputusan apakah
(32)
sebuah perusahaan harus menggunakan leverage atau tidak menggunakan leverage.
Rasio leverage mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang. Beberapa analisis menggunakan istilah rasio solvabilitas yang berarti mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya. Adapun dalam penelitian ini rasio
leverage yang digunakan adalah rasio hutang pada modal (Debt to Equity Ratio).
Menurut Joel dalam buku Fahmi (2012:73), Debt to Equity Ratio adalah ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor . Adapun rumus dari Debt to Equity Ratio adalah:
Debt to Equity Ratio =
Sebuah perusahaan yang tidak memiliki hutang berarti perusahaan tersebut dalam menjalankan aktivitasnya dengan menggunakan modal sendiri. Debt to Equity Ratio mencerminkan solvabilitas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki solvabilitas yang baik berarti perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan dengan menggunakan modal sendiri. Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio maka semakin tinggi kewajiban yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan.
(33)
2.1.2.3. Perputaran Aset
Rasio perputaran total aset mengukur sejauh mana kesuluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif (Fahmi, 2012:80). Semakin tinggi rasio perputaran aset pada suatu perusahaan, berarti suatu perusahaan semakin efektif dalam mengelola aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Adapun rumus dari rasio perputaran total aktiva adalah
Rasio Perputaran Aset =
Total Asset Turnover Ratio merupakan salah satu rasio aktivitas atau rasio manajemen aktiva. Rasio ini dirancang untuk mengetahui apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis aset seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya.
Perusahaan menggunakan aset dalam rangka menciptakan pendapatan (sales,revenue). Aset (aktiva) secara umum adalah bentuk investasi. Setiap bentuk investasi memerlukan dana. Dana diperoleh dari sumber dana, bisa berbentuk utang atau modal dari pemilik. Setiap sumber dana menimbulkan biaya. Biaya inilah yang disebut sebagai biaya modal atau cost of capital (Prihadi, 2008:33).
Jika sebuah perusahaan mempunyai terlalu banyak aset, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga keuntungannya akan menjadi turun. Di lain pihak, jika aset terlalu rendah, penjualan yang menguntungkan juga akan hilang. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya
(34)
kelebihan dana yang ada pada aset tersebut. Kelebihan dana tersebut lebih baik dapat digunakan pada aktiva lain yang lebih produktif. Sebaliknya semakin tinggi tingkat aktivitas, maka semakin baiklah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.
Rasio aktivitas dapat dikaitkan dengan jenis aset yang akan diukur. Dengan demikian, rasio aktivitas dapat dibagi ke dalam dua kelompok,yaitu:
• Short-term activity
• Long-term activity
Short-term activity akan berorientasi pada operasi rutin perusahaan,yang diwakili kemampuan perusahaan dalam rangka mengendalikan piutang, persediaan dan utang usaha. Sementara long-term activity berorientasi pada penggunaan aset tetap (Prihadi, 2008:34).
2.1.2.4. Price Book Value
Price book value atau biasa disebut juga market book value ratio
adalah rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya. Untuk menghitung nilai buku per lembar saham dapat dihitung sebagai berikut (Brigham,2010:151) :
Nilai buku per lembar saham =
Sedangkan rumus untuk menghitung price book value yaitu:
(35)
Price book value ratio pada umumnya lebih besar dari 1, ini artinya investor bersedia membayar saham lebih besar daripada nilai buku akuntansinya. Situasi seperti ini terutama terjadi karena nilai aset, seperti yang dilaporkan oleh akuntan dalam neraca perusahaan, tidak mencerminkan baik itu inflasi maupun goodwill. Jadi, aset yang dibeli beberapa tahun lalu pada harga sebelum inflasi dicatat berdasarkan harga perolehan awalnya meskipun inflasi telah menyebabkan nilai aset yang sebenarnya naik secara signifikan (Brigham, 2010:152).
2.1.2.5. Earnings Per Share
Earnings Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi,2012:288). Menurut Van Horne dan Wachowicz dalam buku Fahmi (2012:83), “earnings per share is earning per share after taxes (EAT) divided by the number of common share outstanding” . Adapun rumus Earnings Per Share
adalah :
EPS =
Pada umumnya, perusahaan di Indonesia tidak mempunyai saham preferred (preferred stock). Akan tetapi kalau ada saham preferen, maka nilai laba setelah pajak harus dikurangi dengan dividen jatah pemegang saham preferred
Menurut Brigham (2010:393) pertumbuhan laba berasal dari sejumlah faktor, antara lain (1) jumlah laba yang dipertahankan dan diinvestasikan kembali oleh perusahaan, (2) tingkat pengembalian yang diterima perusahaan atas ekuitasnya (ROE), dan (3)inflasi. Berbicara tentang inflasi, jika output (dalam unit) stabil, tetapi harga jual dan
(36)
biaya input naik mengikuti inflasi, maka EPS juga akan tumbuh mengikuti tingkat inflasi. Bahkan tanpa inflasi, EPS juga akan tumbuh karena laba yang diinvestasikan kembali atau ditanamkan kembali. Jika seluruh laba perusahaan tidak dibayarkan sebagai dividen (dengan kata lain, jika sebagian labanya ditahan), jumlah dolar investasi di balik setiap saham lama kelamaan akan naik sehingga menyebabkan pertumbuhan laba dan dividen.
Apabila ada saham baru diterbitkan di tengah tahun, maka jumlah lembar saham beredar terakhir tidak bisa digunakan untuk menghitung Earnings Per Share. Begitu juga dengan adanya treasury stock, yaitu saham perusahaan yang dibeli sendiri oleh perusahaan. Dengan demikian terdapat dua kondisi yang membuat saham di awal tahun dan akhir tahun tidak sama, yaitu:
• Penerbitan saham baru pada waktu tahun berjalan
• Pembelian saham sendiri oleh perusahaan (treasury stock)
Bagi pembaca laporan keuangan pemula, seringkali rancu antara laba per lembar saham dengan dividen per lembar saham. Laba per lembar saham hanyalah indikator jumlah laba untuk setiap lembar. Laba tersebut tidak harus dibagi. Sementara dividen adalah yang dibagikan kepada pemilik
2.2.Tinjauan Peneliti Terdahulu
Hasil peneliti terdahulu dan berhubungan likuiditas, leverage, perputaran aset, Price Book Value terhadap Earnings Per Share dapat dilihat pada tabel berikut ini
(37)
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Analisis Pengaruh Rasio Leverage dan Rasio Likuiditas terhadap Earnings Per Share Pada Industri Makanan dan Minuman yang telah Go Public di Bursa Efek Indonesia
Denari Hutabarat (2009)
Variabel Independen: Debt to Asset Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Current Ratio
Variabel Dependen: Earnings Per Share
Debt to Asset Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Current Ratio berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Earnings Per Share
Pengaruh Financial Leverage dan Total Assets Turnover Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan
Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006 – 2009
Dwi Armaya (2010)
Variabel Independen: Debt to Asset Ratio, Total Asset Turnover Ratio
Variabel Dependen: Earnings Per Share
Debt to Asset Ratio,
Total Asset Turnover Ratio berpengaruh signifikan Earnings Per Share Analisis Pengaruh Financial Leverage Hery Krisman Variabel Independen: Debt to Asset Ratio,
Debt to Asset Ratio, Debt to Equity
(38)
terhadap Earnings Per Share Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Sitorus (2011)
Debt to Equity Ratio, Long Debt to Equity Ratio
Variabel Dependen: Earnings Per Share
Ratio, Long Debt to Equity Ratio berpengaruh dan signifikan terhadap Earnings Per Share
Analisis Pengaruh Rasio Hutang terhadap Earnings Per
Share Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEI
Rouli Martha Tambunan (2011)
Variabel Independen: Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio
Variabel Dependen: Earnings Per Share
Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Earnings Per Share
Denari Hutabarat (2009), meneliti pengaruh rasio leverage dan rasio likuiditas terhadap Earnings Per Share (pada industri makanan dan minuman). Hasil penelitian menunjukkan , Debt to Total Asset Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio dan Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Earnings Per Share. Sedangkan melalui uji parsial Debt to Total Asset Ratio berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Earnings Per Share, dan Long Term Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan dan positif terhadap Earnings Per Share sedangkan Current Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap Earnings Per Share.
Dwi Armaya (2010), meneliti pengaruh financial leverage dan Total Assets Turnover Ratio terhadap Earnings Per Share (pada perusahaan perkebunan dan pertambangan). Hasil penelitian menunjukkan financial leverage (Debt to Asset Ratio) dan Total Asset Turnover Ratio berpengaruh signifikan terhadap Earnings
(39)
Per Share. Sedangkan melalui uji parsial hanya Total Asset Turnover Ratio yang berpengaruh terhadap Earnings Per Share.
Hery Krisman Sitorus (2011), meneliti pengaruh financial leverage terhadap
Earnings Per Share (pada perusahaan industri manufaktur). Hasil penelitian menunjukkan Debt to Total Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Longterm Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Earnings Per Share. Sedangkan melalui uji parsial hanya Debt to Equity Ratio yang berpengaruh signifikan terhadap Earnings Per Share.
Rouli Martha Tambunan (2011), meneliti pengaruh rasio hutang terhadap
Earnings Per Share (pada perusahaan properti). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to Total Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Earnings Per Share. Sedangkan melalui uji parsial Debt to Total Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Earnings Per Share.
2.3. Kerangka Konseptual
Likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Rasio likuiditas yang digunakan pada penelitian ini adalah adalah Current Ratio (rasio lancar). Current ratio menunjukkan sampai sejauh apa kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat (Brigham,2010:134).
Leverage merupakan penggunaan pendanaan melalui hutang pada suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya. Perusahaan harus cermat dalam presentase penggunaan hutang maupun pengunaan modal sendiri dalam operasional
(40)
perusahaan untuk mencapai Earnings Per Share bagi para investor menjadi
maksimal. Debt to Equity Ratio menunjukkan perbandingan antara kewajiban
terhadap modal sendiri pemilik perusahaan. Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio sebuah perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri.
Perputaran aset (Total Asset Turnover) mengambarkan seberapa baik
dukungan seluruh aset untuk memperoleh penjualan (Prihadi, 2008:41). Perputaran aset merupakan salah satu rasio aktivitas. Tingkat aktivitas yang rendah pada penjualan mengakibatkan semakin besar dana yang tertanam pada aset tersebut. Sebaliknya semakin tinggi aktivitas maka semakin baik kemampuan perusahaan memaksimalkan aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Semakin besar tingkat penjualan dapat memaksimalkan Earnings Per Share
perusahaan.
Price Book Value (rasio nilai buku) memberikan indikasi pandangan investor atas perusahaan. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor yang artinya perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman serta mmengalami pertumbuhan, dijual dengan rasio nilai buku yang lebih tinggi dibandingan perusahaan dengan pengembalian yang rendah (Brigham, 2010:151). Dengan semakin besarnya tingkat laba yang ada pada suatu perusahaan maupun tingkat laba yang diharapkan di periode perusahaan selanjutnya, maka investor akan memberikan nilai buku yang lebih tinggi, sehingga memungkinkan rasio nilai buku suatu perusahaan dapat memiliki pengaruh terhadap Earnings Per Share bagi para pemegang saham.
(41)
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Leverage (X2) Likuiditas (X1)
Price Book Value (X4)
Perputaran Aset (X3)
Earnings per Share (Y)
H2
H3
H4
H5 H1
(42)
2.4.Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris (Erlina, 2011:30). Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Likuiditas berpengaruh terhadap Earnings Per Share perusahaan
H2 : Leverage berpengaruh terhadap Earnings Per Share perusahaan
H3 : Perputaran aset berpengaruh terhadap Earnings Per Share perusahaan
H4 : Price Book Value berpengaruh terhadap Earnings Per Share perusahaan
H5: Likuditas, leverage, perputaran aset, Price Book Value berpengaruh secara simultan terhadap Earnings Per Share perusahaan
(43)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan mengakses situs pada dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2013.
3.3. Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional yang ditentukan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Variabel X yaitu likuiditas (Current Ratio), leverage (Debt to Equity Ratio), perputaran aset dan Price Book Value.
b. Variabel Y yaitu Earning Per Share
2. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011
(44)
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk obyek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau obyek berbeda (Erlina, 2011;36). Variabel adalah konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena-fenomena (Sangadji,2010:33).
3.4.1. Variabel Independen
Menurut Erlina (2011:35), “variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya.” Berikut adalah variabel independen yang digunakan pada penelitian ini :
a. Likuiditas (Current Ratio)
Rasio lancar menunjukkan seberapa jauh kewajiban lancar dapat ditutupi oleh aset lancar yang dalam waktu dekat dapat dikonversi menjadi kas .
b. Leverage (Debt to Equity Ratio)
Debt to Equity Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri.
(45)
c. Perputaran Aset (Total Asset Turnover Ratio)
Suatu ukuran yang menyeluruh tentang hubungan antara aset-aset berwujud perusahaan dengan penjualan yang dihasilkan oleh aset-aset tersebut. Ukuran ini mengindikasikan efisiensi, dimana perusahaan menggunakan semua asetnya untuk menghasilkan penjualan.
d. Price Book Value ( Rasio Nilai Buku)
Price Book Value merupakan rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya.
3.4.2. Variabel Dependen
Menurut Sangadji (2010:136) variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earnings per Share
untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba terhadap setiap lembar saham biasa yang dimiliki oleh pemegang saham.
(46)
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Erlina, 2011:80). Menurut Ridwan dalam buku Erlina (2011:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yang terdiri dari 130 perusahaan.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
simple random sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk terambil sebagai sampel tanpa memperhatikan strata/tingkatan anggota populasi tersebut.
Menurut Sangadji (2010:186) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Tabel 3.1
Daftar Populasi Perusahaan
No Kode Perusahaan Tanggal
Listing
Bisnis 1. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 5-Dec-89 Semen
(47)
3. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk 8-Jul-91 Semen 4.
AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 8-Nov-95
Keramik,
porselen & kaca
5.
ARNA Arwana Citramulia Tbk 17-Jul-01
Keramik,
porselen & kaca
6.
IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk 4-Jun-97
Keramik,
porselen & kaca
7.
KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 8-Dec-94
Keramik,
porselen & kaca
8.
MLIA Mulia Industrindo Tbk 17-Jan-94
Keramik,
porselen & kaca
9.
TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 30-Oct-90
Keramik,
porselen & kaca
10.
ALKA Alakasa Industrindo Tbk 12-Jul-90
Logam & sejenisnya
11.
ALMI
Alumindo Light Metal Industry
Tbk 2-Jan-97
Logam & sejenisnya
12.
BTON Betonjaya Manunggal Tbk 18-Jul-01
Logam & sejenisnya
13.
CTBN Citra Tubindo Tbk 28-Nov-89
Logam & sejenisnya
14.
GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 23-Dec-09
Logam & sejenisnya
15.
INAI Indal Aluminium Industry Tbk 5-Dec-94
Logam & sejenisnya
16.
ITMA
SUMBER ENERGI ANDALAN
Tbk 10-Dec-90
Logam & sejenisnya
17.
JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 6-Aug-97
Logam & sejenisnya
18.
JPRS Jaya Pari Steel Tbk 8-Aug-89
Logam & sejenisnya
19.
KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk 10-Nov-10
Logam & sejenisnya
20. LION Lion Metal Works Tbk 20-Aug-93 Logam &
sejenisnya 22. MYRX Hanson International Tbk 31-Oct-90
Logam & sejenisnya
(48)
sejenisnya 24.
PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 23-Sep-96
Logam & sejenisnya
25.
TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 30-Sep-93
Logam & sejenisnya
26. BRPT Barito Pacific Tbk 1-Oct-93 Kimia
27. BUDI Budi Acid Jaya Tbk 8-May-95 Kimia
28. DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk 8-Aug-90 Kimia 29. EKAD Ekadharma International Tbk 14-Aug-90 Kimia 30. ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 16-May-97 Kimia 31. INCI Intanwijaya Internasional Tbk 24-Jul-90 Kimia 32. SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 3-Aug-92 Kimia
33. SRSN Indo Acidatama Tbk 11-Jan-93 Kimia
34. TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk 26-May-08 Kimia 35. UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk 6-Nov-89 Kimia 36.
AKKU ALAM KARYA UNGGUL Tbk 1-Nov-04
Plastik & Kemasan
37.
AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk 18-Dec-92
Plastik & Kemasan
38.
APLI Asiaplast Industries Tbk 1-May-00
Plastik & Kemasan
39.
BRNA Berlina Tbk 6-Nov-89
Plastik & Kemasan
40.
FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk 21-Mar-02
Plastik & Kemasan 41.
IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 5-Nov-90
Plastik & Kemasan
42.
IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk 9-Jul-10
Plastik & Kemasan
43.
SIAP Sekawan Intipratama Tbk 17-Oct-08
Plastik & Kemasan
44.
SIMA Siwani Makmur Tbk 3-Jun-94
Plastik & Kemasan
45.
TRST Trias Sentosa Tbk 2-Jul-90
Plastik & Kemasan
46.
YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk 5-Mar-08
Plastik & Kemasan
47. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 18-Mar-91 Pakan Ternak 48. JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 23-Oct-89 Pakan Ternak 49. MAIN Malindo Feedmill Tbk 10-Feb-06 Pakan Ternak 50. SIPD Sierad Produce Tbk 27-Dec-96 Pakan Ternak 51.
SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk 21-Mar-94
Kayu & Pengolahan
nya
(49)
Pengolahan nya
53. ALDO Alkindo Naratama Tbk 12-Jul-11 Pulp & Kertas 54. FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 1-Dec-94 Pulp & Kertas 55. INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 16-Jul-90 Pulp & Kertas 56. INRU Toba Pulp Lestari Tbk 18-Jun-90 Pulp & Kertas 57.
KBRI
Kertas Basuki Rachmat Indonesia
Tbk 11-Jul-08
Pulp & Kertas 58.
SAIP
Surabaya Agung Industry Pulp
Tbk 3-May-93
Pulp & Kertas
59. SPMA Suparma Tbk 16-Nov-94 Pulp & Kertas
60. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 3-Apr-90 Pulp & Kertas 61.
ASII Astra International Tbk 4-Apr-90
Otomotif & Komponen 62.
AUTO Astra Otoparts Tbk 15-Jun-98
Otomotif & Komponen 63.
BRAM Indo Kordsa Tbk 5-Sep-90
Otomotif & Komponen 64.
GDYR Goodyear Indonesia Tbk 1-Dec-80
Otomotif & Komponen 65.
GJTL Gajah Tunggal Tbk 8-May-90
Otomotif & Komponen 66.
IMAS
Indomobil Sukses Internasional
Tbk 15-Sep-93
Otomotif & Komponen 67.
INDS Indospring Tbk 10-Aug-90
Otomotif & Komponen 68.
LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 5-Feb-90
Otomotif & Komponen 69.
MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 9-Jun-05
Otomotif & Komponen 70.
NIPS Nipress Tbk 24-Jul-91
Otomotif & Komponen 71. PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk 12-Jul-90 Otomotif &
Komponen 72.
SMSM Selamat Sempurna Tbk 9-Sep-96
Otomotif & Komponen 73.
ADMG Polychem Indonesia Tbk 20-Oct-93
Tekstil & Garment
74.
ARGO Argo Pantes Tbk 7-Jan-91
Tekstil & Garment
75.
CNTX Centex Tbk 22-May-79
Tekstil & Garment
76.
ERTX Eratex Djaja Tbk 21-Aug-90
Tekstil & Garment
(50)
77.
ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk 13-Oct-92
Tekstil & Garment
78.
HDTX Panasia Indosyntex Tbk 6-Jun-90
Tekstil & Garment
79.
INDR Indorama Synthetics Tbk 3-Aug-90
Tekstil & Garment
80.
KARW ICTSI JASA PRIMA Tbk 20-Dec-08
Tekstil & Garment
81.
MYTX APAC Citra Centertex Tbk 10-Oct-89
Tekstil & Garment
82.
PAFI Panasia Filament Inti Tbk
Tekstil & Garment
83.
PBRX Pan Brothers Tbk 16-Aug-90
Tekstil & Garment
84.
POLY Asia Pacific Fibers Tbk. Tbk 12-Mar-91
Tekstil & Garment
85.
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 22-Jan-98
Tekstil & Garment
86.
SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk 20-Aug-97
Tekstil & Garment
87.
UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 18-Apr-02
Tekstil & Garment
88.
UNTX Unitex Tbk 16-Jun-89
Tekstil & Garment
89.
BIMA
Primarindo Asia Infrastructure
Tbk 30-Aug-94
Alas Kaki 90. SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk 28-Mar-00 Alas Kaki
91. IKBI Sumi Indo Kabel Tbk 21-Jan-91 Kabel
92. JECC Jembo Cable Company Tbk 18-Nov-92 Kabel 93. KBLI KMI Wire and Cable Tbk Tbk 6-Jul-92 Kabel
94. KBLM Kabelindo Murni Tbk 1-Jun-92 Kabel
95.
SCCO
Supreme Cable Manufacturing
Corporation Tbk 20-Jul-82
Kabel
96. VOKS Voksel Electric Tbk 20-Dec-90 Kabel
97. PTSN Sat Nusapersada Tbk 8-Nov-07 Elektronika 98.
ADES Akasha Wira International Tbk 13-Jun-94
Makanan & Minuman
99.
AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 11-Jun-97
Makanan & Minuman
100.
CEKA Cahaya Kalbar Tbk 9-Jul-96
Makanan & Minuman
101.
DAVO Davomas Abadi Tbk 22-Dec-94
Makanan & Minuman
(51)
Minuman 103.
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk 7-Oct-10
Makanan & Minuman
104.
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14-Jul-94
Makanan & Minuman
105.
MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 17-Jan-94
Makanan & Minuman
106.
MYOR Mayora Indah Tbk 4-Jul-90
Makanan & Minuman
107.
PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 18-Oct-94
Makanan & Minuman
108.
ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 28-Jun-10
Makanan & Minuman
109.
SKLT Sekar Laut Tbk 8-Sep-93
Makanan & Minuman
110.
STTP Siantar Top Tbk 16-Dec-96
Makanan & Minuman
111.
ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk 2-Jul-90
Makanan & Minuman
112. GGRM Gudang Garam Tbk 27-Aug-90 Rokok
113. HMSP HM Sampoerna Tbk 15-Aug-90 Rokok
114. RMBA
Bentoel International Investama
Tbk 5-Mar-90 Rokok
115. DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 11-Nov-94 Farmasi
116. INAF Indofarma Tbk 17-Apr-01 Farmasi
117. KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 4-Jul-01 Farmasi
118. KLBF Kalbe Farma Tbk 30-Jul-91 Farmasi
119. MERK Merck Tbk 23-Jul-81 Farmasi
120. PYFA Pyridam Farma Tbk 16-Oct-01 Farmasi
121. SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 8-Jun-90 Farmasi 122.
SQBB
Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk 29-Mar-83
Farmasi 123. TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 17-Jun-94 Farmasi 124.
MBTO Martina Berto Tbk 13-Jan-11
Kosmetik & Barang
keperluan rumah tangga 125.
MRAT Mustika Ratu Tbk 27-Jul-95
Kosmetik & Barang
keperluan rumah tangga 126.
TCID Mandom Indonesia Tbk 23-Sep-93
Kosmetik & Barang
keperluan rumah tangga
(52)
127.
UNVR Unilever Indonesia Tbk 11-Jan-82
Kosmetik & Barang
keperluan rumah tangga 128.
KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 29-Jul-96
Peralatan Rumah Tangga 129.
KICI Kedaung Indah Can Tbk 28-Oct-93
Peralatan Rumah Tangga 130.
LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 17-Oct-94
Peralatan Rumah Tangga
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Perusahaan
1. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 2. APLI Asiaplast Industries Tbk
3. AUTO Astra Auto Part Tbk 4. BRPT Barito Pasific Tbk
5. BRNA Berlina Tbk
6. BTON Beton Jaya Manunggal Tbk
7. BUDI Budi Acid Jaya Tbk
8. DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk 9. EKAD Ekadharma International Tbk 10. FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 11. SMCB Holcim Indonesia Tbk 12. INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 13. SRSN Indo Acidatama Tbk
14. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 15. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
16. KLBF Kalbe Farma Tbk
17. KAEF Kimia Farma Tbk
18. LION Lion Metal Works Tbk 19. TCID Mandom Indonesia Tbk 20. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 21. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 22. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 23. SIAP Sekawan intipria Tbk
24. SMGR Semen Gresik Tbk
25. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 26. TRST Trias Sentosa Tbk
(53)
28. UNVR Unilever Indonesia Tbk 29. UNTR United Tractors Tbk
30. YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk
3.6. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2011:31).. Data dalam penelitian ini diperoleh dari publikasi Bursa Efek Indonesia yang diakses
melalui
3.7. Metode Pengumpulan Data
Peneliti melakukan dua metode dalam pengumpulan data. Pertama, melalui studi pustaka dengan mengumpulkan buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian dan dokumentasi penelitian terdahulu. Kedua, melalui media internet dengan cara mengunduh data yang diperlukan dalam bentuk laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit melalui website BEI maupun website lain yang mempunyai hubungan dengan laporan keuangan perusahaan perusahaan terbuka.
3.8. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan program SPSS 17. Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
(54)
3.8.1. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam melaksanakan pengujian dengan analisis multivariate, peniliti perlu melakukan melakukan pengujian atas data yang akan digunakan. Pengujian tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh. Pengujian terdiri atas pengujian outliner dan dan pengujian asumsi atas analisa multivariate yang bisa disebut dengan pengujian asumsi klasik yang terdiri atas pengujian normalitas data, pengujian linearitas, pengujian multikolinearitas, pengujian heterokedastisitas dan pengujian otokolerasi (Erlina, 2011:105).
Penelitian ini hanya akan menggunakan empat jenis asumsi klasik dari lima asumsi diatas.
3.8.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) mempunyai distribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal mempunyai pola distribusi seperti kurva berbentuk bel. Kurva berbentuk bel mempunyai dua karakteristik pokok, yaitu 1)kurva berkonsentrasi di posisi tengah dan menurun di dua sisi; dan 2)kurva berbentuk bel ini bersifat simetris.
Karakteristik distribusi normal suatu data ialah :
(55)
2. Rata-rata terletak ditengah-tengah kurva normal
3. Karena bentuknya simetris, maka median dan mode dari suatu distribusi data terletak juga ditengah; dengan demikian untuk kurva normal, maka rata-rata, median dan mode mempunyai nilai yang sama.
4. Dua sisi distribusi normal memanjang tanpa batas dan tidak pernah menyentuh garis horizontal.
Untuk mengetahui normalitas data dapat diuji dengan menggunakan histogram, normal Plot, Skewness dan Kurtosis atau dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Cara pertama yang dilakukan untuk menafsir normalitas data adalah dengan membuat hipotesis seperti berikut:
• H0 : Data berdistribusi normal • Ha : Data tidak berdistribusi normal
Langkah kedua menentukan kriteria uji hipotesis seperti berikut:
• Jika sig < 0.05 H0 ditolak, Ha diterima
• Jika sig > 0.05 H0 diterima, Ha ditolak
3.8.1.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regeresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regeresi
(56)
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas, karena jika hal terseut terjadi maka varaiabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk melakukan pengujian apakah terdapat multikolinearitas atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor
(VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0.01 atau sama dengan VIF > 10. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu sebagai berikut:
1. Membuang salah satu variabel
2. Menggunakan metode lanjut, seperti Regresi Bayessian dan Regresi Ridge.
3.8.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Priyanto, 2008:42). Jika variance tetap maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu adanya homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatter plot (nilai prediksi dependen
(57)
ZPRED dengan residual SRESID), uji Gletjer, uji Park dan uji White. Menurut Ghozali (2005:16) Deteksi pada grafik scatter plot dapat digunakan dengan dasar analisis sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.8.1.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dalam asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi (Priyanto 2008:47). Prasyarat yang harus dipenuhi dalam regeresi adalah tidak adanya autokorelasi. Untuk mengetahui terjadi atau tidak terjadinya suatu autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW). Menurut Sugiyono (2001:76) mengemukakan bahwa terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-Watson (DW) memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson (DW) > 5.
(58)
3.8.2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Hipotesis pertama (H1), hipotesis kedua (H2), hipotesis ketiga (H3) dan hipotesis keempat (H4) dianalisis dengan regresi linear untuk melihat pengaruh masing-masing variabel yaitu rasio lancar, rasio hutang terhadap modal, rasio total perputaran aset , rasio nilai buku secara terpisah terhadap
Earnings per Share yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1
Y = a + b2X2
Y = a + b3X3
Y = a + b4X4
Hipotesis kelima (H5) dianalisis dengan menggunakan regresi berganda untuk melihat pengaruh varibel leverage, perputaran aset, Price Book Value terhadap Earnings Per Share yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a +b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Y = Earnings Per Share
a = konstanta
(59)
X1 = Likuiditas (Current Ratio)
X2 = Leverage (Debt to Equity Ratio)
X3 = Perputaran Aset
X4 = Price Book Value
e = error
3.8.2.1. Uji Koefisien Determinasi
Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi adalah nilai adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:105) “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model”.
3.8.2.2. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.
H0 = 0, artinya likuiditas, leverage, perputaran aset, Price Book Value secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap Earnings Per Share,
(60)
Ha ≠ 0, artinya likuiditas, leverage, perputaran aset, Price Book Value secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Earnings Per Share,
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t- dengan tingkat pengujian (alpha) 5%..
3.8.2.3. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.
H0 = 0, artinya rasio lancar, rasio hutang terhadap modal, rasio perputaran total aset, rasio nilai buku secara simultan tidak berpengaruh terhadap Earnings Per Share,
Ha ≠ 0, artinya rasio lancar, rasio hutang terhadap modal, rasio perputaran total aset, rasio nilai buku secara simultan berpengaruh terhadap Earnings Per Share.
(61)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PENGAMATAN
4.1. Data Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 130 Perusahaan dan dari 130 perusahaan tersebut terpilih 30 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data mengenai populasi dan sampel dapat dilihat secara jelas pada lampiran i.
Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum dalam penelitian ini:
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LIKUIDITAS ( CR ) 90 ,62 23,80 2,9704 3,39249
LEVERAGE ( DER ) 90 ,08 35,00 1,3548 3,73123
PERPUTARAN ASET (TATO )
90 ,31 2,44 1,1048 ,45974
PRICE BOOK VALUE 90 ,25 38,97 3,4134 6,73077
EARNINGS PER SHARE 90 -273,00 24081,00 1085,9556 3738,95137
Valid N (listwise) 90
Sumber : Data Olahan SPSS, 2013
(62)
1. Variabel likuiditas (Current Ratio) memiliki jumlah sampel sebanyak 90, nilai minimum 0,62, nilai maksimum 23,80 mean (nilai rata-rata) sebesar 2,9704, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 3,39249.
2. Variabel Leverage (Debt to Equity Ratio) memiliki jumlah sampel sebanyak 90, nilai minimum 0,08, nilai maksimum 38,44, mean (nilai rata-rata) sebesar 1,3548, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 3,73123.
3. Variabel perputaran aset (Total Asset Turnover) memiliki jumlah sampel sebanyak 90, nilai minimum 0,25, nilai maksimum 2,44, mean (nilai rata-rata) sebesar 1,1048, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,45974.
4. Variabel Price Book Value (PBV) memiliki jumlah sampel sebanyak 90, nilai minimum 0,25, nilai maksimum 38,97, mean (nilai rata-rata) sebesar 3,4133, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 6,73077.
5. Variabel Earnings Per Share memiliki jumlah sampel sebanyak 90, nilai minimum (-273), nilai maksimum 24.081.000, mean (nilai rata-rata) sebesar 1.085,9566, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 3.738,95137.
(1)
No
Nama Perusahaan
Kode
EARNINGS PER SHARE
Tahun
2009
2010
2011
1
Alumindo Light Metal Industry Tbk
ALMI
85
142
105
2
Asiaplast Industries Tbk
APLI
23
16
15
3
Astra Auto Part Tbk
AUTO
996
1480
287
4
Barito Pasific Tbk
BRPT
78
-80
1
5
Berlina Tbk
BRNA
147
252
344
6
Beton Jaya Manunggal Tbk
BTON
52
47
106
7
Budi Acid Jaya Tbk
BUDI
39
12
17
8
Duta Pertiwi Nusantara Tbk
DPNS
22
44
20
9
Ekadharma International Tbk
EKAD
29
39
40
10 Fajar Surya Wisesa Tbk
FASW
112
114
53
11 Holcim Indonesia Tbk
SMCB
117
108
138
12 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
INKP
-273
21
-5
13 Indo Acidatama Tbk
SRSN
4
2
4
14 Indocement Tunggal Prakasa Tbk
INTP
746
876
978
15 Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
236
336
571
16 Kalbe Farma Tbk
KLBF
91
127
152
17 Kimia Farma Tbk
KAEF
11
25
31
18 Lion Metal Works Tbk
LION
646
743
1010
19 Mandom Indonesia Tbk
TCID
620
654
698
20 Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI
16158
21021
24081
21 Multi Prima Sejahtera Tbk
LPIN
481
665
533
22 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
TKIM
224
313
348
23 Sekawan intipria Tbk
SIAP
5
7
5
24 Semen Gresik Tbk
SMGR
561
613
668
25 Surya Toto Indonesia Tbk
TOTO
3691
3912
4415
26 Trias Sentosa Tbk
TRST
51
49
51
27 Unggul Indah Cahaya Tbk
UNIC
103
88
1031
28 Unilever Indonesia Tbk
UNVR
399
445
546
29 United Tractors Tbk
UNTR
1147
1164
1572
(2)
Lampiran iii : Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LIKUIDITAS ( CR ) 90 ,62 23,80 2,9704 3,39249
LEVERAGE ( DER ) 90 ,08 35,00 1,3548 3,73123
PERPUTARAN ASET (TATO )
90 ,31 2,44 1,1048 ,45974
PRICE BOOK VALUE 90 ,25 38,97 3,4134 6,73077
EARNINGS PER SHARE 90 -273,00 24081,00 1085,9556 3738,95137
Valid N (listwise) 90
Lampiran iv : Uji Normalitas
•
Sebelum transformasi :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parametersa,,b Mean ,0000000
Std. Deviation 3357,68065871
Most Extreme Differences Absolute ,339
Positive ,339
Negative -,277
Kolmogorov-Smirnov Z 3,214
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(3)
(4)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 87
Normal Parametersa,,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,80536084
Most Extreme Differences
Absolute ,080
Positive ,080
Negative -,068
Kolmogorov-Smirnov Z ,749
Asymp. Sig. (2-tailed) ,629
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran v : Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
LN LIKUIDITAS ( CR ) ,788 1,270
LN LEVERAGE ( DER ) ,774 1,293
LN PERPUTARAN ASET
( TATO ) ,842 1,188
LN PBV ,828 1,207
(5)
Lampiran vi : Uji Heteroskedastisitas
Lampiran vii : Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
Change Statistics
Durbin-Watson R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,208 5,390 4 82 ,001 1,805
a.Predictors: (Constant), LN PBV, LN LIKUIDITAS ( CR ), LN PERPUTARAN ASET ( TATO ), LN LEVERAGE ( DER )
b.Dependent Variable: LN EPS
Lampiran viii : Uji Hipotesis
Uji Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,456a ,208 ,170 1,84887
a.Predictors: (Constant), LN PBV, LN LIKUIDITAS ( CR ), L LN PERPUTARAN ASET ( TATO ), LN LEVERAGE ( DER )
(6)
Uji Parsial (t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,605 ,303 15,212 ,000
LN LIKUIDITAS ( CR ) -,073 ,304 -,026 -,239 ,812
LN LEVERAGE ( DER ) -,028 ,238 -,013 -,117 ,907
LN PERPUTARAN ASET ( TATO )
-,688 ,524 -,141 -1,312 ,193
LN PBV ,917 ,201 ,493 4,570 ,000
a.Dependent Variable: LN EPS
Uji Simultan (F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 73,703 4 18,426 5,390 ,001a
Residual 280,302 82 3,418
Total 354,005 86
a.Predictors: (Constant), LN PBV, LN LIKUIDITAS ( CR ), LN PERPUTARAN ASET ( TATO ), LN LEVERAGE ( DER )