1. Kondisi Faktor Ekonomi
2. Kondisi Permintaan
3. Industri Terkait dan Pendukung
4. Strategi
Keempat elemen ini, baik secara sistem maupun individu dapat memeberikan efek dimana perusahaan-perusahaan dalam suatu negara
dibentuk untuk dapat bersaing. 3. Teori Modern
Teori ini dikemukakan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin yang sekarang sering disebut dengan teori H-O. Pada teori kalsik lebih menitik beratkan
keunggulann produktivitasnya pada tenaga kerja, sedangkan pada teori yang lebih modern menjelaskan perbedaan opportunity costantar negara lebih disebabakan
karena adanya perbedaan dalam faktor produksinya. Teori Heckscher-Ohlin menyatakan suatu negara seharusnya mengekspor
barang yang mempunyai produksi yang mempergunakan faktor produksi yang melimpah dan mengimpor barang yang mempergunakan faktor produksi yang
persediaanya langka.
2.1.2 Konsep Daya Saing
Daya saing merupakan suatu kemampuan komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan msmpu bertahan di dalam pasar tersebut, suatu komoditi yang
dapat bersaing di dalam pasar dapat dikatakan produk tersebut mempunyai banyak peminat dari konsumen itu sendiri Siahaan,2008
Tingkat daya saing di perdagangan internasional mempunyai dua faktor, antara lain keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Faktor keunggulan
komparatif merupakan faktor yang bersifat ilmiah sedangkan faktor keunggulan kompetitif merupakan faktor yang dapat dikembangkan atau bersifat acquired
Tambunan 2001. Bukan hanya dua faktor tersebut, tingkat daya saing pada suatu negara juga dipengaruhi dengan adanya Sustainable Competitive Advantage
SCA atau disebut juga keunggulan daya saing yang berkelajutan. Ini terjadi dalam menghadapi tingkat daya saing global yang sangat ketat dengan seiring
jalannya waktu Hyper Competitive. Dengan adanya Hyper Competitive setiap negara dipaksa membuat strategi
yang tepat agar dapat bertahan di dalam persaingan global yang semakin ketat. Suatu strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat adalah
strategi yang berintikan upaya kegiatan dan perencanaan operasinal yang terpadu, yang mengikut sertakan lingkungan internal dan juga eksternal untuk mencapai
tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang Hamdy 2001 dalam Armawan dan Jaya,2013.
2.1.3 Konsep ekspor
Pada UU No.17 Tahun 2006 tentang kepabean, yang secara sederhana menjelaskan ekspor merupakan kegiatan mengelkuarkan barang dari daerah
pabean. Dari pengertian tersebut dapat dijabarkan kembali mengenai barang
ekspor dan daerah pabean. Daerah pabean merupakan seluruh daerah indonesai mulai dari darat, laut dan udara yang didalamnya berlaku ketentuan Undang-
Undang yang telah ditetapkan Pasal 1 butir 2. Sedangkan untuk barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari daerah pabean Susilo,2013:21
Ekspor dengan sendirinya akan meningkatakan devisa negara yang melakukan kegiatan ekspor tersebut. Devisa tersebut nantinya akan digunakan
untuk pembangunan dalam negeri maupun untuk membiayai kebutuhan impor dari negara yang bersangkutan. Secara global tata cara perdaganagn internasional
tidak berbeda dengan tata caraperdagangan nasional atau dalam negeri, namun dalam perdagangan internasional ada beberapa kesulitan didalam menjalankannya
seperti tata cara pembayaran, politik, mata uang, bahasa dan berbagai macam hal yang menyulitkan didalam transaksi perdagangan Wardani,2014.
Pelaksanaan ekspor setiap negara memiliki peraturan yang berbeda-beda dan dilengkapi dengan suatu ketentuan serta prosedur pelaksanaan transaksi yang
khususnya dapat disesuaikaan dengan kondisi yang sedang dialami di dalam negeri Hutabarat,1995:307. Ekspor merupakan kegiatan produksi dalam negeri
yang di jual keluar negeri. Berdasarkan uraian tersebut, ekspor mencerminkan suatu kegiayan perdagangan yang dilakukan antar bangssa di dunia yang
memberikan dorongan di dalam pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga negara yang berkembang dapat mencapai kemajuan perekonomian yang
setara dengan negara maju.
Menurut Andi Susilo 2013:26 menyatakan tata cara ekspor yang biasa dilakukan untuk melakukan ekspor ke luar negeri, antara lain:
1 General Export
General export merupakan pelaksanaan ekspor yang terjadi secara umum,
yang telah terjadi suatu kesepakatan antara negara eksportir dengan negara importir yang nantinya barang tersebut akan dikirim ke negara importir
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2
Barter Barter
merupakan pengiriman yang dilakukan keluar negeri yang akan ditukarkan dengan barang yang dibutuhkan atau barang yang langka
didalam negeri. Dalam kegiatan barter ini ekspotir tidak menerimapembayaran dalam bentuk jasa melainkan dalam bentuk barang
yang dapat dijual di dalam negeri.
2.1.4Nilai Tukar Kurs
Didalam kegiatan ekspor dan impor diperlukan alat tukar untuk melakukan transaksi. Bagi negara yang melakukan transaksi dalam negeri, maka mata uang
yang digunakan adalah mata uang negara itu sendiri. Dalam kegiatan ekspor dan impor mata uang asing yang digunakan adalah mata uang luar negeri yang telah
disetujui oleh kedua negara tersebut. Hamdy 2001 : 24 menjelaskan valuta asing atau foreighn exchange forex dapat diartikan sebagai mata uang asing dan juga
sebagai alat pembayaran lainnya yang digunakan dalam melakukan dan
membiayai transaksi ekonomi internasional yang biasanya memiliki catatan kurs resmi yang terdapat pada Bank Sentral.
Terdapat dua istilah untuk menentukan mata uang asing yang digunakan dalam alat pembayaran antara lain hard currency dan soft currency. Hard
currency merupakan mata uang asing yang sering digunakan dalam kegiatan
pembayaran dan juga kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan kesatuan internasional. Mata uang ini biasanya memiliki nilai mata uang yang stabil dan
terkadang bisa mengalami apresiasi atau mengalami kenaikan terhadap mata uang lainnya. Soft currency merupakan mata uang yangbersifat lemah yang jarang
digunakan sebagai alat pembayaran karena nilainya yang tidak stabil dan juga sering mengalami depresiasi atau penurunan terhadap mata uang lainnya Hamdy,
2001 : 24. Sifat pasar sangat menentukan dari sifat kurs valuta asing. Bila transaksi
jual beli kurs valuta asing dilakukan secara bebas, maka nilai kurs valuta asing akan berubah-ubah yang ditentukan oleh adanya kegiatan permintaan dan
penawaran. Apabila pemerintah didalam suatu negara melakukan stabilisasi kurs tetapi tidak melakukan transaksi swasta, maka yang terjadi adalah kurs akan
berubah-ubah pada batas yang kecil walaupun batas yang kecil tersebut dapat diubah pada waktu-waktu tertentu. Pemerintah dapat menguasai sepenuhnya
transaksi dari kurs valuta asing, di dalam kegiatan ini permintaan dan penawaran tidak mempengaruhi kurs valuta asing, system ini sering disebut dengan exchange
control Nopirin, 2012 : 147
Kurs exchange rate yang terjadi diantara dua negara merupakan tingkat harga yang telah disepakati oleh kedua penduduk dari suatu negara yang ingin
digunakan dalam suatu kegiatan transaksi maupun perdagangan Mankiw, 2006 : 128. Mankiw membagi kurs menjadi dua, antara lain :
1 Kurs Nominal
Merupakan harga yang relatif dari mata uang dua negara. Kurs ini disebut juga dengan tingkat dimana semua orang memperdagangkan mata uang
suatu negara untuk mata uang negara lain. Kurs nominal dapat ditentuka oleh adaya kurs riil dan juga tingkat harga di dua negara, dengan asumsi
yang lain tetap sama dan tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan depresiasi mata uang.
2 Kurs Riil
Merupakan harga relatif dari barang-barang diantara dua negara, kurs riil ini dapat menyatakan tingkat dimana kita menjual atau memperdagangkan
suatu barang dari suatu negara. Karena kurs riil adalah harga barang domestik yang relatif terhadap barang luar negeri maka apresiasi kurs riil
dapat menyebabkan kecenderungan dapat mengurangi ekspor neto.
2.1.5Hubungan Kurs dengan Ekspor
Apabila nilai kurs mata uang dalam suatu negara melemah akan menyebabkan nilai kurs mata uang asing akan meningkat. Diasumsikan kurs mata
uang yang digunakan adalah kurs dollar Amerika Serikat yang meningkat, ini akan meningkatakan ekspor dan impor menurun. Dengan peningkatan kurs dollar
Amerika Serikat maka konsumen diluar negeri dapat mempunyai kesempatan dalam membelibarang yang lebih banyak. Ini artinya kurs dollar amerika serikat
memiliki hubungan yang searah dengan ekspor. Digunakannya Kurs Dollar Amerika Serikat dikarenakan Kurs Dollar Amerika Serikat merupakaan mata
uang internasional yang dapat digunakan pada setiap negara Saunders dan Schumacher, 2002. Apabila kurs dollar Amerika Serikat meningkat akan
menyebabkan kenaikan yang sama terhadap ekspor Sukirno,2000 : 319.Kurs mempunyai peran yang sangat berpengaruh terhadap ekspor semakin kurs
meningkat akan meningkatkan juga nilai ekspor pada suatu komoditi tertentu yang akan diekspor oleh suatu negara Abolagba, 2010.
Variabel kurs merupakan variabel yang berpengaruh terhadap stabilitas makro ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang positif yang
dapat mempengaruhi ekspor Khan et al, 2008.Dalam penelitian Ilegbinosa et al. 2012 megatakan bahwa kurs memiliki hubungan yang positif terhadap kegiatan
ekspor pada suatu negara. Ni Luh Sri Martha Ayuningsih 2014 menyatakan dalam penelitiannya kurs dollar amerika serikat memiliki hubungan yang
positifdan signifikan terhadap ekspor. Jadi antara kurs dollar Amerika Serikat memiliki hubungan yang positif.
2.1.6 Inflasi