2.2.1.1. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan mempunyai peranan penting didalam mewujudkan tujuan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu Negara.
“Perencanaan adalah suatu persiapan langkah dan kegiatan yang disusun atas pemikiran yang logis untuk mencapai tujuan yang ditentukan”
Sitanggang, 1999
Perencanaan pada dasarnya berkisar pada dua hal yaitu : Pertama adalah penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan kongkrit yang
hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan. Kedua adalah pilihan-pilihan diantara cara-
cara alternatif yang efisien secara rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut Nitisastro dalam Arsyard, 1999. Tujuan perencanaan adalah
mengadakan suatu perekonomian nasional yang diatur, yang direncanakan
tujuannya dan jalannya Hatta dalam Arsyard, 1999.
“Perencanaan pembangunan merupakan suatu usaha pemerintahan mengkoordinasi semua keputusan ekonomi dalam jangka panjang guna
mempengaruhi secara langsung serta mengendalikan variabel-variabel ekonomi yang penting penghasilan, konsumsi, lapangan kerja, investasi,
dan sebagainya suatu negara dalam rangka mencapai tujuan pembangunan”.
2.2.1.2. Konsep Pembangunan Regional
Apabila kita, menganalisa tentang masalah perekonomian daerah merupakan pekerjaan yang sulit bila dibandingkan dengan menganalisis
terdapat dua teori mengenai konsep pembangunan yaitu, pertama, berasal dari tentang perekonomian nasional. Keadaan yang demikian dapat timbul
karena : 1.
Pertama, karena data mengenai daerah masih sangat terbatas, apalagi apabila daerah tersebut dibedakan berdasarkan pengertian daerah nodal,
dimana daerah diartikan sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonom, dimana pengaruh yang
timbul dari satu beberapa pusat kegiatan ekonomi, dimana pengaruh yang timbul dari satu atau beberapa pusat-pusat kegiatan ekonomi
digantikan dengan pengaruh dari pusat lainnya. 2.
Kedua, data yang ada mengenai perekonomian daerah sangat sukar dikumpulkan, karena perekonomian daerah lebih terbuka daripada
perekonomian nasional. Sehingga mengakibatkan aliran-aliran yang masuk maupun keluar dari suatu daerah sangat sukar diperoleh.
Pembangunan daerah dapat diartikan sebagai semua kegiatan pembangunan yang ada atau dilakukan di daerah yang unsurnya terdiri dari :
pertama kegiatan dan proyek pembangunan daerah itu sendiri diluar yang telah direncanakan oleh pemerintah pusat.
Sasaran pembangunan daerah yang diingankan adalah berkembangnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan
bertanggung jawab dititikberatkan pada daerah Kabupaten Kota, meningkatnya kemandirian dan kemampuan daerah dalam merencanakan
dan mengelola pembangunan di daerah dan makin terkoordinasinya pembangunan antar sektor dan antar daerah serta antar pembangunan
sektoral dengan pembangunan daerah. Masalah pokok pembangunan daerah terletak pada penekanan-
penekanan kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan endegeoneous development dengan menggunakan
potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal daerah. Orientasi ini mengarahkan pada pengambilan inisiatif yang
berasal dari daerah dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.
Terdapat dua teori mengenai konsep pembangunan yaitu : 1.
Konsep pembangunan dari atas top-down planning Teori ini mengatakan bahwa timbulnya pembangunan itu karena adanya
dorongan dari luar dan tuntutan inovasi. Dengan melalui beberapa kelompok sektoral yang dinamis atau kelompok geografis,
pembangunan diharapkan dapat merembes ke daerah-daerah sekitarnya, baik merata spontan maupun secara diarahkan” Syamsi, 1986 : 41.
Dengan konsep ini, memungkinkan terjadinya pembangunan proyek- proyek besar dan padat modal capital intensive system. Konsep
pembangunan dari atas memerlukan pengaruh dari pemerintah pusat, dan perencanaannya dilakukan dari atas ke bawah.
2. Konsep pembangunan dari bawah bottom-up planning
Konsep ini didasarkan pada mobilitas maksimal sumber-sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan yang tujuan utamanya adalah
pemenuhan kebutuhan pokok bagi masyarakat daerah itu. Adapun wujud pembangunannya adalah proyek-proyek kecil dengan sistem padat karya
labor intensive system, menggunakan teknologi tepat guna dan potensi-potensi daerah itu sendiri, perencanaan pembangunannya
dilakukan dari bawah. Syamsi, 1986 : 40.
Salah satu aspek pembangunan regional adalah pembangunan ekonomi yang bertujuan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan
perubahan struktur ekonomi. Menurut Hoover dan Fisher dalam Hadi Prayitno, 1996 : 225, pembangunan ekonomi regional dapat melalui
beberapa tahapan yang meliputi : 1.
Subsistensi ekonomi Dalam tahap ini masyarakat hanya dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri pada tingkat cukup untuk hidup sehari-hari. Kehidupan penduduk sebagian besar masih tergantung pada sektor pertanian dan
mengumpulkan hasil alam . 2.
Pengembangan transportasi dan spesialisasi lokal. Pada tahap ini telah terdapat peningkatan baik dalam prasarana maupun
sarana transportasi yang berakibat pada terjadinya spesialisasi pada lokasi-lokasi tertentu. Dikalangan masyarakat petani timbul spesialisasi
baru diluar pertanian, dimana hasil produksi, bahan dasar, dan
pemasarannya masih terbatas dan tergantung pada daerah pertanian yang bersangkutan.
3. Perdagangan Antar Daerah.
Pada tahap ini telah terjadi perkembangan perdagangan antar daerah. Hal ini mungkin saja terjadi karena telah terjadi perbaikan di bidang
transportasi dan perubahan di sektor kegiatan dari arah peningkatan produksi jenis ekstenfikasi menjadi pertanian yang lebih dititik beratkan
pada intensifikasi. 4.
Industrialisasi. Dengan makin bertambahnya penduduk dan menurunnya potensi
produksi pertanian serta kegiatan ekstratif lainnya, daerah dipaksa untuk mengembangkan sumber pendapatan dan lapangan kerja, yaitu melalui
industrialisasi dengan lebih menitik beratkan pada kegiatan-kegiatan yang menyangkut industri manufaktur serta pertambangan dan galian.
5. Spesialisasi Daerah.
Pada tahap ini daerah telah sampai pada tingkat spesialisasi kegiatan, baik barang dan jasa untuk keperluan penjualan ke daerah lain termasuk
tenaga ahli dan jasa-jasa khusus. 6.
Aliran Faktor Produksi Antar Daerah. Peningkatan infrastruktur dan arus informasi pada akhirnya menaikkan
tingkat mobilisasi faktor produksi antar daerah
2.2.1.3. Uraian Sektoral