Sembilan Faktor PDRB Kerangka Pikir Paradigma Gambar Hepotesa

didalamnyamasih ada unsur inflasi dinamakan PDRB atas harga dasar berlaku. Tarigan, 2005 : 25 Untuk mengetahui apakah daya beli masyarakat meningkat atau tidak, maka pendapatannya harus dibandingkan dalam nilai konstan. Harga konstan artinya harga produk didasarkan pada tahun tertentu. Tahun yang dijadikan patokan harga itu disebut tahun dasar. Pada tahun 1995, BPS baru saja menggeser tahun dasar bagi penentuan harga konstan yaitu dari tahun 1983 menjadi tahun 1993 Tarigan, 2005 : 21.

2.3. Sembilan Faktor PDRB

Pertumbuhan ekonomi di perlukan guna menggerakkan dan memacu pembangunan di berbagai bidang sekaligus pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Ada sembilan 9 sektor ekonomi atau kelompok lapangan usaha yang umumnya dapat dihitung dalam PDB atau PDRB jika dalam lingkup regional daerah. Adapun kesembilan sektor tersebut yaitu Anonim, 2004 : 12 : 1. Sektor pertanian, 2. Sektor pertambangan dan penggalian, 3. Sektor industri pengolahan, 4. Sektor listrik, gas dan air bersih, 5. Sektor bangunan, 6. Sektor perdagangan, hotel dan restoran, 7. Sektor pengangkutan dan komunikasi, 8. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, 9. Sektor jasa-jasa. BPS : Provinsi Jawa Timur, 2004 : 12.

2.4. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini indikator pertama yang digunakan adalah produk pendapatan perkapita di 3 daerah yaitu Kotamadya Surabaya,Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Probolinggo, dapat diketahui daerah saja yang menuju ketimpangan maupun ketidaktimpangan. IW Indeks Williamson Kemudian dapat di analisa pengaruh investasi dengan pendapatan perkapita dan kemudian dapat dicari Tipe daerah menjadi empat bagian, yaitu : 1. Daerah ekonomi tumbuh dan Sejahtera. 2. Daerah ekonomi tapi tidak Sejahtera. 3. Daerah ekonomi tidak tumbuh tapi Sejahtera. 4. Daerah tidak tumbuh dan tidak Sejahtera.

2.5. Paradigma Gambar

KERANGKA BERPIKIR Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Perkapita IW Senjang Tidak senjang Tipologi Daerah Kebijakan

2.6 Hepotesa

a Di duga bahwa 3 tiga wilayah Kotamadya Surabaya, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Probolinggo satu sama lain dengan daerah lain tidak timpang di dalm pendapatan perkapita. b Di duga pertumbuhan ekonomi mempunyai manfaat banyak bagi sektor pendapatan perkapita di Kotamadya Surabaya, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Probolinggo. c Di duga bahwa kotamadya Surabaya, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Probolinggo termasuk daerah cepat tumbuh dan sejahtera.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Yang dimaksud dengan definisi operasional dan pengukuran variabel adalah mendefinisikan konsep yang akan dioperasionalkan kedalam penelitian dan kemudian dilakukan sebuah pengukuran berdasarkan teori- teori yang ada maupun pengalaman-pengalaman empiris. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengertian terhadap variabel yang dibahas serta memudahkan dalam penerapan data yang digunakan. Penelitian ini dalam menganalisis permasalahan menggunakan variabel- variabel dari alat analisis tipologi daerah. Variabel tersebut terdiri atas : 1. PDRB Perkapita Wilayah. Adalah total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah regional dibagi dengan jumlah penduduk dalam waktu satu tahun daerah yang digunakan. Dalam hal ini adalah Daerah wilayah kota mady Surabaya, kabupaten pacitan dan kabupaten Probolinggo. Dengan satuan Rupiah 2. IW menjadi acuan Indek Williamson per-wilayah di Kotamadya Surabaya, Kabupaten Pacitan dan Probolinggo.Dengan satuan Indek 3. Pertumbuhan ekonomi per-wilayah di Kotamadya Surabaya, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Probolinggo. 31