9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Permasalahan Akibat Rokok
1.1.1 Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm bervariasi tergantung negara dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lainnya yang tidak terbakar. Cara menikmati rokok dengan dihisap oleh mulut kemudian dihirup oleh hidung ataupun dimasukannya kedalam mulut
sehingga mengalirkan hingga tenggorokan dan kembali dikeluarkan melalui lubang hidung atau mulut. Wikipedia, 2016
Rokok biasanya dijual dalam bungkus berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkus rokok juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari merokok, seperti kanker paru-paru atau serangan jantung. Namun pada kenyataannya bagi perokok hal tersebut tidak dihiraukan dan
masih merokok. Wikipedia, 2016
1.1.2 Gambar Peringatan Bahaya Merokok
Peringatan Kesehatan Bergambar atau Pictorial Health Warning PHW pada bungkus rokok telah digulirkan sejak 24 Juni 2014. Peringatan Kesehatan
Bergambar tersebut sudah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Peringatan
Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau. Pemerintah terus berupaya menekan jumlah perokok aktif di Indonesia agar
tidak terus bertambah. Ada lima gambar yang telah disusun pemerintah dan wajib dicantumkan di bagian bungkus rokok. Kelima gambar wajib terdiri dari,
Merokok Menyebabkan Kanker Mulut, Merokok Membunuhmu, Merokok Sebabkan Kanker Tenggorokan, Merokok Dekat Anak Berbahaya bagi
Mereka, serta Merokok Sebabkan Kanker Paru-Paru dan Bronkitis Kronis. Kalimat tersebut disertai gambar yang dinilai efektif untuk menekan angka
perokok di Indonesia. Hamdan, 2015
Gambar 2.1 Lima Gambar Peringatan Bahaya Merokok.
Pencantuman lima gambar PHW tersebut, seluas 40 pada bagian depan dan belakang kemasan rokok, masing-masing gambar diterapkan sebanyak
20 dari setiap jenisnya. Sedangkan, sanksi bagi produsen yang tidak mencantumkan PHW sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, maka Badan
Pengawas Obat dan Makanan BPOM akan memberikan teguran tertulis sebagai sanksi awal. Selanjutnya, sanksi bisa berupa peringatan keras,
penghentian sementara, hingga penutupan jika produsen tetap tidak taat pada peraturan yang sudah dicanangkan. Selain itu, produk-produk tanpa PHW yang
telah beredar akan dikembalikan ke pihak produsen dan wajib ditukar dengan produk yang telah mencantumkan gambar-gambar seram tersebut. Setiawan,
2015
1.1.3 Penyakit Akibat Merokok