KESIMPULAN KETERBATASAN PENELITIAN SARAN

65

BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belanja daerah KabupatenKota di Provinsi D.I Yogyakarta terjadi flypaper effect terbukti, karena respon belanja daerah masih lebih besar disebabkan oleh transfer dari pemerintah pusat yang berasal dari komponen DAU dibandingkan dengan respon belanja daerah yang disebabkan oleh PAD. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah KabupatenKota di Provinsi D.I Yogyakarta masih sangat bergantung pada transfer dana dari pemerintah pusat, terutama dana yang berasal dari pendapatan dana perimbangan yaitu komponen DAU.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Adapun keterbatasan penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Data yang diteliti berkenaan dengan penerimaan daerah KabupatenKota di Provinsi D.I Yogyakarta sebatas Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan DBH, DAU, DAK. Peneliti belum menguji variabel independen lainnya yang mungkin juga berpengaruh terhadap belanja daerah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada pemerintah KabupatenKota sewilayah di Provinsi D.I Yogyakarta dengan rentang waktu 7 tahun yaitu 2008- 2014.

C. SARAN

1. Bagi pemerintah daerah a. Pemerintah daerah KabupatenKota di Provinsi D.I Yogyakarta diharapkan lebih mampu menggali potensi daerah agar pendapatan asli daerah menjadi sumber dana utama untuk membiayai kebutuhan belanja daerah. b. Pemerintah KabupatenKota di Provinsi D.I Yogyakarta diharapkan dapat menurunkan dana alokasi umum, agar terwujud kemandirian dalam pelaksanaan otonomi daerah. c. Pemerintah daerah KabupatenKota di Provinsi D.I Yogyakarta diharapkan melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifkasi pajak dan retribusi daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya a. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas rentang waktu penelitian dan menggunakan data tahun terbaru. b. Peneliti juga diharapkan untuk memperluas cakupan wilayah penelitian antara satu provinsi dengan provinsi lainnya untuk melihat apakah fenomena flypaper effect juga terjadi di daerah lain di Indonesia. c. Untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya, hendaknya peneliti juga mempertimbangkan faktor-faktor lainnya seperti pengeluaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pemerintah daerah tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi, sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan SILPA dan lain sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Daftar Pustaka Adiputra, I Made Pradana. 2014. Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum DAU dan Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Karangasem. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika Vol. 3 No. 2 Singaraja, Juni 2014. Afrizawati. 2012. Analisis Flypaper Effect pada Belanja Daerah KabupatenKota di Sumatera Selatan. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Jenius Vol. 2 No. 1. Januari 2012. Arif, Bahtiar. 2002. Akuntansi pemerintahan. Penerbit. Salemba 4: Jakarta. DPRD Daerah Istimewa Yogyakata. 2014. RAPBD DIY Tahun Anggaran 2015 Resmi di Tetapkan. http:www.dprd-diy.go.idrapbd-diy-tahun-anggaran- 2015-resmi-di-tetapkan. Diakses tanggal 13 November 2015. Ferdian, Yuriko. 2005. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Skripsi. Universitas Negeri Padang. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS Edisi 4. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro: Semarang. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Lanjutan Dengan Program SPSS. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro: Semarang. Gujarati, Darmodar. Ekonometrika Dasar. Erlangga: Jakarta. Gujarati, Damodar N dan Porter, Dawn C. 2012. Dasar – Dasar Ekonometri. Buku 2. Salemba 4: Jakarta. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul; Kusufi, Muhammad Syam. 2012. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3. Salemba 4:Jakarta. Igna, Gregorius. 2015. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Bengkayang. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kuncoro, Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis Dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kuncoro, Haryo. 2007. Fenomena Flypaper Effect pada Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X Makassar. Kurnia, Eka Daddy. 2013. Analisis Flypaper Effect berdasarkan Pemetaan Indeks Kemampuan Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Studi Kasus pada KabupatenKota di Jawa Timur. Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya. Kusumadewi, Diah Ayu dan Rahman, Arief. 2007. Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum DAU dan Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Belanja Daerah pada KabupatenKota di Indonesia. JAAI Volume 11 No. 1, Juni 2007: 67-80. Maimunah, Mutiara. 2006. Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum DAU dan Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Belanja Daerah pada KabupatenKota di Pulau Sumatra. Simposium Nasional Akuntansi 9. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah dalam Mewujudkan Good Governance. Penerbit Andi: Yogyakarta. Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi: Yogyakarta. Masdjojo, Gregorius N dan Sukartono. 2009. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah serta Analisis Flypaper Effect KabupatenKota di Jawa Tengah Tahun 2006-2008. TEMA Telaah Manajemen ISSN:1693-9727. Oktavia, Deni. 2014. Flypaper Effect: Fenomena Serial Waktu dan Lintas Kabupaten Kota di Jawa Timur 2003-2013. Jurnal Akuntansi Universitas Jember Vol 12 No. 2, Des 2014. Peranturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peranturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Putra, Ida Bagus D dan Dwirandra, A. A. N. B. 2015. Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Khusus dan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Bali. ISSN: 2303-1018 E-Jurnals Akuntansi Universitas Udanaya Vol. 13.3 Desember 2015: 811-827. Safitri, Nurul Aisyiyah. 2008. Analisis Kinerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan Pemedagri Nomor 13 Tahun 2006 Studi Pada Pemerintah Kabupaten Kudus. Skripsi Sarjana Tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi UNDIP: Semarang. Santoso Imam, Suparta I Wayan, dan Saimul. 2015. Flypaper Effect pada Pengelolaan Keuangan Daerah di Provinsi Lampung. Jurnal Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNILA, JEP-Vol. 4, No 2, Juli 2015. Spillane, James J. 2008. Metedologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Syukriy dan Halim. 2003. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah. Jurnal Ekonomi Vol. 13. Agustus. Hal. 90- 109. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi Ketiga. Ekonisia. Yogyakarta. Wulansari, Dessy Tri. 2015. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah serta Analisis Flypaper Effect. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yustika, Ahmad Erani. 2008. Desentralisasi Ekonomi di Indonesia. Malang. Banyumefia Publishing. LAMPIRAN 73 NO KabKota Tahun Be lanja Dae rah PAD DBH DAU DAK 1 Yogyakarta 2008 698,566,664,120.78 132,431,571,514.72 61,245,922,863.00 411,257,232,000.00 32,238,000,000.00 2 Yogyakarta 2009 783,851,692,759.66 161,473,838,209.95 66,530,636,957.00 414,345,330,000.00 36,491,000,000.00 3 Yogyakarta 2010 839,866,480,661.43 179,423,640,057.51 75,585,120,720.00 395,444,062,000.00 13,599,100,000.00 4 Yogyakarta 2011 932,018,507,343.03 228,870,559,645.59 62,722,029,497.00 436,129,821,000.00 1,761,900,000.00 5 Yogyakarta 2012 1,023,803,006,143.51 338,283,728,285.01 59,358,107,032.00 536,466,614,000.00 6,485,350,000.00 6 Yogyakarta 2013 1,232,911,934,134.18 383,052,140,420.42 55,337,999,596.00 597,212,209,000.00 6,220,630,000.00 7 Yogyakarta 2014 1,336,610,467,867.75 470,641,528,444.03 42,720,014,941.00 618,742,352,000.00 2,249,900,000.00 8 Sleman 2008 1,016,026,601,135.37 157,231,267,811.84 86,195,950,722.00 592,594,528,000.00 10,151,000,000.00 9 Sleman 2009 906,618,990,410.50 140,631,359,142.43 93,869,391,280.00 587,857,778,000.00 35,976,000,000.00 10 Sleman 2010 1,131,602,398,904.14 163,056,459,137.93 107,029,836,398.00 563,320,892,000.00 69,847,300,000.00 11 Sleman 2011 1,278,055,164,511.30 226,723,271,088.47 79,317,976,957.00 631,920,733,000.00 42,650,300,000.00 12 Sleman 2012 1,421,401,170,875.33 301,069,539,284.13 98,874,892,150.00 795,708,767,000.00 52,237,390,000.00 13 Sleman 2013 1,693,528,297,005.79 449,270,304,864.83 50,369,188,677.00 891,589,912,000.00 50,823,330,000.00 14 Sleman 2014 1,896,477,377,488.36 573,337,599,560.11 45,797,112,916.00 952,102,502,000.00 36,504,908,000.00 15 Kulon Progo 2008 598,059,933,717.75 42,289,208,476.81 22,789,972,956.63 403,656,783,000.00 52,138,000,000.00 16 Kulon Progo 2009 577,736,996,100.47 39,358,629,412.10 24,788,201,933.00 413,081,642,000.00 56,399,000,000.00 17 Kulon Progo 2010 612,902,631,166.54 48,280,640,675.16 32,186,407,372.00 411,293,618,000.00 41,614,100,000.00 18 Kulon Progo 2011 780,620,062,253.60 53,752,293,431.63 29,896,555,247.00 444,043,865,000.00 48,336,500,000.00 19 Kulon Progo 2012 881,690,249,329.85 74,028,663,155.07 35,936,014,384.00 531,104,016,000.00 45,379,520,000.00 20 Kulon Progo 2013 964,587,545,892.94 95,991,512,851.06 33,581,901,975.00 594,878,790,000.00 52,894,140,000.00 21 Kulon Progo 2014 1,060,577,348,170.60 158,623,927,339.19 21,784,145,952.00 639,409,211,000.00 47,077,300,000.00 22 Bantul 2008 1,045,423,303,527.78 69,800,761,508.85 38,632,739,167.00 583,169,351,000.00 57,448,000,000.00 23 Bantul 2009 903,767,000,429.01 88,691,362,690.38 44,351,846,539.37 568,502,143,000.00 55,635,000,000.00 24 Bantul 2010 1,012,356,847,235.49 81,637,099,293.07 54,598,729,702.00 573,512,337,000.00 60,565,500,000.00 25 Bantul 2011 1,151,885,952,327.97 128,896,456,173.41 46,143,222,859.00 625,060,827,000.00 45,919,200,000.00 26 Bantul 2012 1,282,878,383,296.48 166,597,778,028.56 54,036,377,354.00 768,034,584,000.00 63,281,450,000.00 27 Bantul 2013 1,387,719,170,740.07 224,197,864,331.31 36,484,563,341.00 854,810,634,000.00 47,196,880,000.00 28 Bantul 2014 1,700,351,278,809.56 357,411,062,723.21 26,466,340,871.00 949,252,188,000.00 60,914,370,000.00 29 Gunung Kidul 2008 717,302,227,232.29 32,906,592,912.97 26,158,078,474.77 504,395,748,000.00 60,879,000,000.00 30 Gunung Kidul 2009 694,244,804,960.84 38,455,406,172.11 29,627,528,722.00 508,212,308,000.00 71,523,000,000.00 31 Gunung Kidul 2010 765,190,186,921.71 42,542,031,388.61 34,824,463,326.00 521,293,704,000.00 77,574,200,000.00 32 Gunung Kidul 2011 938,850,017,617.72 54,462,418,772.18 35,839,002,903.00 572,008,916,000.00 59,156,800,000.00 33 Gunung Kidul 2012 1,073,158,313,435.78 67,050,781,893.09 41,403,139,514.00 687,944,489,000.00 70,584,420,000.00 34 Gunung Kidul 2013 1,180,155,596,326.00 83,427,447,822.42 38,552,493,454.00 779,069,238,000.00 59,793,058,000.00 35 Gunung Kidul 2014 1,267,067,508,327.81 159,304,338,220.22 30,413,649,292.00 847,388,294,000.00 46,172,145,000.00 LAMPIRAN 1 Tabulasi Data LAMPIRAN 2 Analisi Regresi

A. Hasil Regresi: Pengaruh PAD, DBH, DAU, dan DAK terhadap BD