c. Menyebabkan unsur ketergantungan daerah kepada pemerintah pusat.
d. Adanya respon yang berlebihan dalam pemanfaatan dana transfer.
e. Mengakibatkan kurangnya kemampuan kemandirian keuangan daerah
pada KabupatenKota yang bersangkutan Walidi, 2009 dalam Oktavia 2014.
Menurut Wulansari 2015 syarat terjadinya flypaper effect adalah: a.
Apabila efek nilai koefisien DAU terhadap Belanja Daerah lebih besar daripada efek PAD dan keduanya sama-sama signifikan; atau
b. PAD tidak signifikan, maka dapat disimpulkan terjadi flypaper effect.
E. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
1. Anggaran Daerah
Untuk melaksanakan hak dan kewajibannya serta melaksanakan tugas yang dibebankan oleh rakyat, pemerintah harus mempunyai suatu
rencana yang matang untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan. Rencana-rencana tersebut yang disusun secara matang nantinya akan
dipakai sebagai pedoman dalam setiap langkah pelaksanaan tugas Negara. Berbagai definisi atau pengertian anggaran menurut Djayasinga
2007 dalam Safitri 2008 antara lain: a.
APBD menggambarkan segala bentuk kegiatan Pemerintah daerah dalam mencari sumber-sumber penerimaan dan kemudian bagaimana
dana-dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan pemerintah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. APBD menggambarkan perkiraan dan pengeluaran daerah yang
diharapakan terjadi dalam satu tahun kedepan yang didasarkan atas realisasinya masa yang lalu.
c. APBD merupakan rencana kerja operasional Pemerintah Daerah yang
akan dilaksanakan satu tahun kedepan dalam satuan angka rupiah. APBD ini merupakan terjemahan secara moneteris dari dokumen
perencanaan daerah yang ada dan disepakati yang akan dilakasanakan selama setahun.
2. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Pemerintah
Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah, kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah UU 33 Tahun 2004.
3. Penyusunan APBD
Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 didasarkan prinsip sebagai berikut Permendagri No 52 Tahun 2015:
a. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah; b.
Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat; c.
Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
d. Transparan, untuk memudahkan masyarakata mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBD; e.
Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat; dan f.
Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.
Anggaran adalah rencana kegiatan keuangan yang berisi perkiraan belanja yang diusulkan dalam satu periode dan sumber pendapatan yang
diusulkan untuk membiayai belanja tersebut. Anggaran merupakan alat penting di dalam penyelenggaran pemerintahan Arif, 2002. Adanya
keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah menjadi alasan mengapa penganggaran menjadi mekanisme terpenting untuk pengalokasian sumber
daya. Menurut Susanti 2008 dalam Safitri 2008 menjelaskan bahwa
anggaran tidak hanya sebagai rencana keuangan yang menetapkan biaya dan pendapatan pusat pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan tetapi
juga merupakan alat bagi manajer tingkat atas untuk mengendalikan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengevalusi kinerja dan
memotivasi bawahannya. Anggaran daerah merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting dalam rangka meningkatakan pelayanan
publik dan didalamnya tercermin kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi dan sumber-sumber kekayaan daerah. Sedangkan
APBN merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disetujui oleh Dewan Perwakilan RakyatDPR UU No 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara. 4.
Fungsi APBD
Permedagri No 13 Tahun 2006 pasal 15 dan pasal 16 menyebutkan bahwa APBD memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi Otorisasi
Fungsi otorisasi berarti APBD menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan. b.
Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan berarti APBD menjadi pedoman bagi pemerintah
daerah untuk merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. c.
Fungsi Pengawasan Fungsi pengawasan berarti APBD menjadi pedoman untuk menilai
mengawasi apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi berarti APBD dalam pembagiannya harus diarahkan dengan tujuan untuk mengurangi pengangguran, pemborosan sumber
daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. e.
Fungsi Distribusi Fungsi distribusi berarti APBD dalam pendistribusiannya harus
memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Fungsi Stabilisasi
Fungsi stabilitas memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian daerah.
5. Komponen APBD