Studi terkait epidemiologi demam memang masih sangat bervariasi karena demam dianggap sebagai temuan biasa, dan bukanlah sebuah temuan spesifik.
Namun studi lebih dalam mengenai angka kejadian demam dilakukan oleh Limper M et. al 2011 selama setahun pada Instalasi Gawat Darurat IGD slama satu
tahun di Slotervaart Hospital. Dibahas bahwa demam adalah kejadian ketiga paling banyak saat pasien memasuki IGD. Pada bagian non-bedah, angka
konsultasi karena demam mencapai angka 30. Studi yang mereka lakukan adalah menggunakan seluruh pasien yang datang dengan keluhan demam. Pada
studi mereka, ditemukan bahwa terdapat 213 pasien yang datang dengan keluhan demam dalam setahun. 87,8 di antaranya dirawat di RS, 4,2 meninggal setelah
30 hari follow-up, dan 8,5 pasien diadmisikan ke Intensive Care Unit ICU Limper M et. al, 2011.
Untuk di Indonesia sendiri, belum ditemukan angka pasti mengenai kejadian demam, namun dapat dilihat berdasarkan penyakit-penyakit yang memberikan
investasi klinis berupa demam. Misalnya saja pada demam dengue, angka demam yang dapat terjadi karenanya mencapai angka 112.511 pasien dalam setahun
Kemenkes, 2014
2.2.3 Etiologi demam
Demam merupakan gejala yang muncul karena adanya berbagai macam reaksi yang timbul pada tubuh, dan menandakan bahwa tubuh melakukan perlawanan
terhadap suatu penyakit. Namun berbagai penelitian setuju bahwa penyebab terbesar adalah infeksi. Penelitian di RSCM menemukan bahwa angka kejadian
demam yang diakibatkan oleh infeksi mencapai angka 80, sedangkan sisanya adalah karena kolagen-vaskular sebanyak 6, dan penyakit keganasan sebanyak
5. Untuk penyakit infeksi karena bakteri mencakup tuberkulosis, bakteremia, demam tifoid, dan infeksi saluran kemih ISK sebagai penyebab tertinggi Bakry
B, Tumberlaka A, Chair I; 2008. Dalam studi yang dilakukan oleh Limper M et. al 2011, mereka mendapatkan
temuan yang sama seperti studi yang dilakukan di RSCM. Ditemukan bahwa infeksi merupakan penyebab demam terbanyak. Hal ini sudah dipastikan melalui
kultur darah. Ditemukan bahwa bakteri yang ditemukan paling banyak adalah bakteri gram positif dengan infeksi saluran pernafasan atas dan bawah sebagai
diagnosis terbanyak. Untuk bakteri gram-negatif sendiri lebih cenderung menyebabkan bakteremia, atau dengan kata lain memberikan infeksi sistemik.
Hanya satu dari dua puluh pasien yang ditemukan dengan demam selain karena infeksi Limper M et. al, 2011. Penyebab demam paling non-infeksi yang dapat
ditemukan adalah demam karena kanker melalui jalur tumor, alergi, dan transfusi darah Dalal S, Donna S, Zhukovsky; 2006.
2.2.4 Mekanisme terjadinya demam
Terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan demam. Pemecahan protein dan beberapa substansi lainnya seperti toksin liposakarida yang dilepaskan dari sel
membran bakteri. Perubahan yang terjadi adalah peningkatan set-point meningkat. Segala sesuatu yang menyebabkan kenaikan set-point ini kemudian dikenal
dengan sebutan pyrogen. Saat set-point jadi lebih tinggi dari normal, tubuh akan
mengeluarkan mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh, termasuk konservasi panas dan produksi panas. Dalam hitungan jam, suhu tubuh akan mendekati set-
point. Awal mula pyrogen dilepaskan adalah saat terjadi pemecahan bekateri di jaringan
atau di darah melalui mekanisme pagositosis oleh leukosit, makrofag, dan large granular killer lymphocytes. Ketiga sel tersebut akan melepaskan sitokin setelah
melakukan pencernaan. Sitokin adalah sekelompok peptide signalling molecule. Sitokin yang paling berperan dalam menyebabkan demam adalah interleukin-1
IL-1 atau disebut juga endogenous pyrogen. IL-1 dilepaskan oleh makrofag, dan sesaat setelah mencapai hyphothalamus, mereka akan mengaktivasi proses yang
menyebabkan demam Guyton, Arthur C., Hall, John E; 2006. Cyclooxigenase-2 COX-2 adalah enzim yang membantu mekanisme kerja
pirogen endogen untuk membentuk prostaglandin E2 Guyton, Arthur C., Hall, John E; 2006. COX-2 dianggap sebagai sitokin proinflamatori. Prostaglandin
bekerja dengan mengaktivasi termoregulasi neuron hypothalamic anterior dan menaikkan suhu tubuh. Rute utama dari sitokin untuk mempengaruhi
hyphothalamus adalah melalui rute vagal. Saat set-point meningkat, maka akan terjadi dua hal yang menginduksi demam. Yang pertama adalah konservasi panas
yang terjadi melalui vasokonstriksi, dan yang kedua adalah produksi panas melalui kontraksi otot secara involunter Dalal S, Donna S, Zhukovsky; 2006.
2.2.5 Klasifikasi demam