2.2.5 Klasifikasi demam
Demam dapat diklasifikasikan melalui dua hal. Pertama adalah demam berdasarkan penyebabnya, dan kedua adalah demam berdasarkan polanya. Kedua
cara pengklasifikasian ini tidak hanya terbatas pada demam anak, namun juga demam pada umumnya. Berdasarkan penyebabnya, demam dapat diklasifikasikan
sebagai demam karena infeksi bakteri, demam karena virus, dan karena adanya parasit Jupiter Infomedia, 2014. Sementara demam berdasarkan polanya dapat
dibagi menjadi demam demam remiten, demam intermiten, demam rekuren, demam undulan, demam septik, demam pel ebstein, dan demam tingkat rendah
Singh A, 2008. Ciri dari demam karena infeksi bakteri adalah suhu yang tinggi kemudian diikuti
oleh adanya sputum. Pada infeksi saluran pernapasan, dapat terlihat pula adanya kesulitan bernafas, sedangkan infeksi pada saluran perkemihan dapat
menyebabkan demam tinggi dan menggigil. Demam yang disebabkan oleh virus memiliki penyebab yang bermacam tergantung penyebabnya seperti dengue,
chikunguniya, dan typhoid Jupiter Infomedia, 2014. Demam yang diklasifikasikan berdasarkan polanya lebih berfokus pada waktu
awitan, fluktuasi suhu, dan durasi demam. Pada demam remiten, suhu tubuh berfluktuasi lebih dari 1
C selama 24 jam setiap harinya, sementara demam berkepenjangan adalah lawan dari remiten di mana demam berfluktuasi tidak
lebih dari 1 C selama 24 jam setiap harinya. Jika suhu tubuh turun dan kembali
menjadi normal maka dia disebut demam intermiten Singh A, 2008.
Ada kalanya di mana demam datang dan pergi, atau ada pola bergantian antara demam dan tidak demam. Demam seperti ini disebut demam rekuren. Kombinasi
dari demam berkepanjangan dan rekurensi disebut demam undulan. Pada demam ini, akan terdapat periode di mana pasien mengalami demam, kemudian hilang,
kemudian demam muncul kembali Singh A, 2008.
2.2.6 Penanganan demam
Demam adalah suatu gejala yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien. Karena itulah penanganan demam diperlukan. Penanganan demam dapat
dilakukan dengan jalan medikamentosa, maupun melalui cara fisik, di mana pengobatan dapat pula mengarah ke arah kausatif ataupun simtomatis. Obat-
obatan yang dipilih untuk menurunkan demam adalah obat yang memiliki efek antipiretik menurunkan panas dan biasanya disertai efek analgesic menurunkan
nyeri Susanti N, 2012.
2.3 Konsep Anak