Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mulai tahun 2005-2008 untuk Price Earning Ratio pada tahun 2005 PT. United Tracktor mencatat
nilai paling tinggi yaitu sebesar 9.96. Pada tahun 2006 PT. Indo Kordsa Tbk. mencatat nilai paling tinggi yaitu sebesar 46.69. Sedangkan pada
tahun 2007 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk mencatat nilai paling tinggi yaitu sebesar 45.05. Kemudian pada tahun 2008 PT. Multistrada Arah
Sarana Tbk kembali mencatat nilai paling tinggi yaitu sebesar 288.09
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis
4.3.1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogrov Smirnov Sumarsono, 2004;40.
Dasar pengambilan keputusan : jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusi adalah normal Sumarsono, 2004;43.
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
20 20
20 20
1.5795 .5275
18.8885 31.0275
.48603 .15300
54.56728 76.97538
.173 .174
.315 .461
.173 .148
.253 .461
-.171 -.174
-.315 -.304
.774 .779
1.407 2.063
.587 .579
.038 .000
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed CURRENT
RATIO LEVERAGE
DPR PER
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Lampiran 2 Menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan uji ini
diperoleh hasil analisis bahwa tidak semua variabel yang diteliti memiliki distribusi yang normal, hanya pada variabel Current Ratio X1 dan Leverage
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
X2 yang memiliki distribusi normal dimana nilai Asymp. Sig signifikansi lebih besar dari 0,05 , sehingga dapat disimpulkan sebagian data tersebut tidak
memenuhi asumsi berdistribusi normal.
4.3.2. Uji Outlier
Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariate, tetapi
observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah dikombinasikan. Multivariate outliers
diuji menggunakan uji Mahalanobis Distance pada tingkat p 0,001. Jarak Mahalanobis Distance
itu dievaluasi dengan menggunakan χ
2
pada derajat bebas sebesar jumlah indicator yang digunakan dalm setiap variabel Hair, 1995
dalm Ferdinand 2002 ; 102-103. Berikut ini hasil uji outlier multivariate :
Tabel 8 : Hasil Nilai Mahalanobis Distance
Residuals Statistics
a
6.67 19.73
10.50 3.446
20 -1.111
2.678 .000
1.000 20
1.588 4.198
2.565 .885
20 4.83
33.59 10.84
5.979 20
-10.728 6.915
.000 4.809
20 -1.982
1.278 .000
.889 20
-3.001 1.336
-.024 1.100
20 -24.587
8.172 -.337
7.773 20
-4.586 1.376
-.106 1.361
20 .685
10.481 3.800
3.273 20
.001 2.327
.163 .513
20 .036
.552 .200
.172 20
Predicted Value Std. Predicted Value
Standard Error of Predicted Value
Adjusted Predicted Value Residual
Std. Residual Stud. Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance Cooks Distance
Centered Leverage Value Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation N
Dependent Variable: DATA_KE a.
Sumber : Lampiran 2 Penelitian ini terdapat 4
variabel, oleh karena itu nilai chi kuadrat χ
2
0,001;4 = 18,466. Berdasarkan hasil uji outlier multivariate tersebut diatas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
menunjukkan bahwa nilai maksimum Mahalanobis yang di hasilkan adalah 10,481 18,466, berarti tidak terdapat multivariate outlier karena nilai
Mahalanobis Distance yang lebih kecil dari 18,466.
4.3.3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan betul-betul terbebas dari adanya gejala
multikolinearitas, gejala autokorelasi dan gejala heteroskedastisitas. Hasil pengujian disajikan sebagai berikut :
1. Multikolinearitas
Adanya korelasi variabel independen dalam regresi berganda. Deteksi adanya Multikolinier :
a. Besarnya VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance Jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut mengindikasikan
adanya multikolinieritas. Gujarati b. Nilai Eigenvalue mendekati 0 Singgih Santoso
c. Condition Index melebihi angka 15 Singgih Santoso Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini
menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas pada semua variabel bebas dimana nilai VIF pada semua
variabel lebih kecil dari 10. Dengan nilai VIF untuk Current Ratio X
1
= 1,335, Leverage X
2
= 1,336 dan Deviden Payout Ratio X
3
= 1,010
Tabel 9 : Hasil Uji Multikolinieritas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Coefficients
a
-124.915 117.368
-1.064 .303
15.939 40.933
.101 .389
.702 .749
1.335 245.929
130.083 .489
1.891 .077
.748 1.336
.055 .317
.039 .173
.864 .990
1.010 Constant
CURRENT RATIO LEVERAGE
DPR Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: PER a.
Sumber : Lampiran 2.
2. Heteroskedastisitas
Varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain mempunyai varian yang berbeda. Jika sama namanya Homoskedastisitas.
Model regresi yang baik tidak mempunyai Heteroskedastisitas. Deteksi Adanya Heteroskedastisitas :
a. Dari Scatter Plot Residual: jika ada pola tertentu seperti titik-titik point- point yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang,
menyebar kemudian menyempit b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. c. Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel
X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus rank
Spearman adalah
r
s
= 1 – 6
1 N
N d
2 2
i
−
∑
Keterangan : d
i
= perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
N = banyaknya data Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan korelasi rank
Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil analisis sbb:
Tabel 10 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
Nonparametric Correlations
Correlations
1.000 -.456
-.302 .300
. .043
.195 .199
20 20
20 20
-.456 1.000
.049 -.523
.043 .
.836 .018
20 20
20 20
-.302 .049
1.000 -.179
.195 .836
. .451
20 20
20 20
.300 -.523
-.179 1.000
.199 .018
.451 .
20 20
20 20
Correlation Coefficient Sig. 2-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 2-tailed N
Correlation Coefficient Sig. 2-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 2-tailed N
CURRENT RATIO LEVERAGE
DPR Unstandardized Residual
Spearmans rho CURRENT
RATIO LEVERAGE
DPR Unstandardiz
ed Residual
Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. .
Sumber : Lampiran 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel Current Ratio X
1
dan Deviden Payout Ratio X
3
tidak mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya nilai Sig lebih besar dari 0,05, sedang
Leverage X
2
memiliki korelasi dengan residual maka hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa sebagian variabel penelitian tidak terjadi Heteroskedastisitas.
3. Autokorelasi
Adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu periode t-1 sebelumnya. Jika data di atas 15
Deteksi Autokorelasi: a. Besarnya Angka Durbin Watson
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Patokan : Angka D-W di bawah –2 ada autokorelasi positif
Angka D-W di atas +2 ada autokorelasi negatif Angka Berada diantara –2 sampai +2 Tidak ada
Autokorelasi atau Membandingkan dengan Tabel Durbin Watson
Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. Gambar 3. Hasil Uji Statistik d Durbin – Watson
Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada
autokorelasi negatif
dL dU
4 - dU 4 - dL
4
ad a a
u to
k o
re la
si p
o sitif
daerah keragu
raguan
ad a a
u to
k o
re la
si n
eg at
if
daerah keragu
raguan
0.998 1.676 2.204
2.324 3.002 a. Koefisien determinasi berganda R square tinggi
b. Koefisien korelasi sederhananya tinggi. c. Nilai F hitung tinggi signifikan
d. Tapi tak satupun atau sedikit sekali diantara variabel bebas yang signifikan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 11. Hasil Durbin – Watson.
Model Summary
b
.447
a
.199 .049
75.05394 2.204
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, DPR, CURRENT RATIO, LEVERAGE a.
Dependent Variable: PER b.
Sumber : Lampiran 2 Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi di sini dilihat
dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2,204, hal ini menunjukkan tidak ada gejala autokorelasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang diperoleh pada penelitian ini telah memenuhi asumsi klasiknya yaitu tidak
memenuhi autokorelasi dan normalitas datanya untuk sebagian variabel.
4.3.4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda ini dilakukan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel bebas yang terdiri dari Current Ratio, Leverage dan
Deviden Payout Ratio terhadap variabel terikat yaitu Price Earning Ratio. Dari
hasil analisis perhitungan computer menggunakan program SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 12 : Koefisien Regresi Linear Berganda.
Coefficients
a
-124.915 117.368
-1.064 .303
15.939 40.933
.101 .389
.702 .749
1.335 245.929
130.083 .489
1.891 .077
.748 1.336
.055 .317
.039 .173
.864 .990
1.010 Constant
CURRENT RATIO LEVERAGE
DPR Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: PER a.
Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat diketahui persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut : Y =
β +
β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ e Y = - 124,915 + 15,939 X
1
+ 245,929 X
2
+ 0,055 X
3
Dari persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut: a. Konstanta
Artinya tanpa pengaruh dari variabel bebas Current Ratio X
1
, Leverage X
2
serta Dividen Pay Out Ratio X
3
, maka nilai Price Earning Ratio adalah sebesar – 124,915 satu satuan rupiah.
b. Koefisien regresi Current Ratio X
1
β
1
= 15,939 Artinya jika Current Ratio X
1
mengalami kenaikan 1 maka Price Earning Ratio
akan mengalami kenaikan sebesar 15,939 satu satuan rupiah dengan asumsi variabel Current Ratio X
1
, Leverage X
2
serta Dividen Pay Out Ratio X
3
tetap. c. Koefisien regresi Leverage X
2
β
2
= 245,929 Artinya jika Leverage X
2
mengalami kenaikan 1 maka Price Earning Ratio
akan mengalami kenaikan sebesar 245,929 satu satuan rupiah dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
asumsi variabel Current Ratio X
1
, Leverage X
2
serta Dividen Pay Out Ratio X
3
tetap. d. Koefisien regresi Dividen Pay Out Ratio X
3
β
3
= 0,055 Artinya jika Dividen Pay Out Ratio X
3
mengalami kenaikan 1 maka Price Earning Ratio
akan mengalami kenaikan sebesar 0,055 satu satuan rupiah dengan asumsi variabel Current Ratio X
1
, Leverage X
2
serta Dividen Pay Out Ratio
X
3
tetap.
4.3.5. Koefisien Determinansi R
2
Analisis ini digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana variabel- variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat. Dari analisa perhitungan
komputer diperoleh hasil koefisien korelasi berganda R = 0.447 yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Current Ratio, Leverage, Dividen
Payout Ratio dengan Price Earning Ratio adalah sangat lemah. Koefisien
determinasi R
2
= 0,199. Artinya bahwa 19,9 variasi dari variabel Price Earning Ratio
Y mampu dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang terdiri dari Current Ratio, Leverage serta Dividen Payout Ratio . Sedangkan sisanya
80,1 akan dijelaskan oleh variabel selain Current Ratio, Leverage serta Dividen Pay Out Ratio
X
3
yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 13 : Hasil R
2
Model Summary
b
.447
a
.199 .049
75.05394 2.204
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, DPR, CURRENT RATIO, LEVERAGE a.
Dependent Variable: PER b.
Sumber : Lampiran 2.
4.3.6. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebas Current Ratio, Leverage serta Dividen Payout Ratio terhadap
variabel terikat Price Earning Ratio. Pengujian ini dilakukan dengan uji dua arah dan menggunakan tingkat signifikan 0,10 10 ; df : 16 dengan nilai t
tabel
adalah sebesar = 2,120. Tabel 14 : Uji t Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
-124.915 117.368
-1.064 .303
15.939 40.933
.101 .389
.702 .749
1.335 245.929
130.083 .489
1.891 .077
.748 1.336
.055 .317
.039 .173
.864 .990
1.010 Constant
CURRENT RATIO LEVERAGE
DPR Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: PER a.
Sumber : Lampiran 2. Dari hasil uji t dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengaruh Secara Parsial Current Ratio terhadap Price Earning Ratio
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dari uji-t atau t-test dari Variabel X
1
Current Ratio, didapat t
hitung
adalah 0,389 dengan tingkat signifikansi 0,702 lampiran II, sedangkan t
tabel
2,120. Karena probabilitas 0,702 dari
α 0,10 atau nilai t
hitung
t
tabel
sehingga nilai t
hitung
di daerah terima H , maka Current Ratio berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Price Earning Ratio perusahaan Otomotif, sehingga penggunaan variabel bebas atau variabel independent Current Ratio untuk
menganalisis variabel terikat atau variabel dependen tidak dapat dipercaya. 2. Pengaruh Secara Parsial Leverage terhadap Price Earning Ratio
Dari uji-t atau t-test dari Variabel X
2
Leverage, didapat t
hitung
adalah 1,891 dengan tingkat signifikansi 0,077 lampiran II, sedangkan t
tabel
2,120. Karena probabilitas 0,077 dari
α 0,10 atau nilai t
hitung
t
tabel
sehingga nilai t
hitung
di daerah tolak H
maka Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap Price Earning Ratio
perusahaan Otomotif, sehingga penggunaan variabel bebas atau variabel independent Leverage untuk menganalisis variabel terikat
atau variabel dependen dapat dipercaya. 3. Pengaruh Secara Parsial Dividen Payout Ratio terhadap Price Earning Ratio.
Dari uji-t atau t-test dari Variabel X
3
Dividen Payout Ratio , didapat t
hitung
adalah 0,173 dengan tingkat signifikansi 0,864 lampiran II, sedangkan t
tabel
2,120. Karena probabilitas 0,864 dari α 0,10 atau nilai t
hitung
t
tabel
sehingga nilai t
hitung
di daerah terima H maka Dividen Payout Ratio
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Price Earning Ratio perusahaan Otomotif, sehingga penggunaan variabel bebas atau variabel
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
independent Dividen Payout Ratio untuk menganalisis variabel terikat atau variabel dependen tidak dapat dipercaya.
4.4. Pembahasan