Pengaruh Dividend Pay Out Ratio, Current Ratio, Variance Of Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH DIVIDEND PAY OUT RATIO, CURRENT RATIO, VARIANCE OF EARNING GROWTH TERHADAP PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA OLEH :

NAMA : ANDRI NOVRANO SITORUS

NIM : 060503118

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI S1

Guna Mmenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2011


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Dividend Payout Ratio, Current Ratio, dan Variance of Earning Growth terhadap Price Earning Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Mei 2011

Yang Membuat Pernyataan

Andri Novrano Sitorus NIM : 060503118


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena telah memberikan berkat dan rahmat–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Dividend Payout Ratio, Current Ratio, dan Variance of Earning Growth terhadap Price Earning Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bimbingan, dorongan, semangat dan bantuan baik secara moril maupun materil dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak dibawah ini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi.


(4)

3. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dra. Narumondang B. Siregar, MM, Ak, selaku Dosen Pembanding/Penguji 1 dan Bapak Drs. Hotmal Jaffar, MM, Ak, selaku Dosen Pembanding/Penguji II.

5. Kepada kedua orang tua saya Bapak Salam Sitorus dan Ibu Yona Stefany yang merupakan inspirasi dan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk cinta, kasih sayang, perhatian, kepercayaan, semangat dan doaa yang telah diberikan kepada penulis.

Demikianlah Skripsi ini disusun dengan segala keterbatasan penulis. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan, Mei 2011 Penulis

Andri Novrano Sitorus NIM : 060503118


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio, Current Ratio, dan Variance of Earning Growth terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelum membuat keputusan investasi para investor perlu melakukan penilaian dan analisis saham. Price Earning Ratio (PER) merupakan pendekatan yang lebih populer dalam analisis saham karena investor menganggap bahwa price earning ratio adalah gambaran kinerja suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal (sebab akibat), terdiri dari enpat variabel yaitu Dividend Payout Ratio (DPR), Current Ratio (CR), dan Variance of Earning Growth (VEG) sebagai variabel bebas serta Price Earning Ratio (PER) sebagai variabel terikat.

Penelitian ini menggunakan 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009 sehingga diperoleh 81 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya VEG yang berpengaruh siginifikan terhadap PER, sementara DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap PER, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sembiring (2008) yang menyatakan bahwa variabel DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap PER. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa CR tidak berpengaruh signifikan terhadap PER, hal ini berbeda dengan penelitian Halim (2005) yang menyatakan bahwa variabel CR berpengaruh siginifikan terhadap PER. Hasil Penelitian juga menunjukkan bahwa F Hitung > F Tabel (55,184 > 2,922) dan signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel DPR, CR, dan VEG berpengaruh secara simultan terhadap PER.

Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Current Ratio, Variance of Earning Growth, Price Earning Ratio


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to investigate the influence of Dividend Payout Ratio, Current Ratio, and Variance of Earning Growth to Price Earning Ratio on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Before making investment decision, investors need to make measurement and share analysis. Price earning ratio (PER) is more popular in share analysis because investors believe that Price Earning Ratio is performance image of a company. This study uses quantitative methods to form a causal relationship (causal), consisting of four variables: Dividend Payout Ratio (DPR), Current Ratio (CR), and Variance of Earning Growth (VEG) as independent variables and Price earning ratio (PER) as the dependent variable.

This study used 27 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2007-2009 period in order to obtain 81 samples. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression with t test and F test.

The result of this research indicates that only VEG has partically significant influence to PER while DPR has no partically significant influence to PER, this result is similliar with Sembiring’s research (2008) which indicates that DPR has no partically significant influence to PER. Another result is CR has no partically significat influence to PER, this result is different with Halim’s reserarch (2005) which indicates that CR has no partically significant influence to PER The other result is that F arithmetic > F table (55,184 > 2.922) with significance 0.000 < 0.05. This indicates that the variable DPR, CR, and VEG have simultaneously influence to PER.

Keywords : Dividend Payout Ratio, Current Ratio, Variance of Earning Growth, Price Earning Ratio


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... .... ix

DAFTAR GAMBAR ... .... x

DAFTAR LAMPIRAN ... .... xi

BAB I PENDAHULUAN ... .... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teoritis ... 7


(8)

2. Price Earning Ratio ... 11

3. Dividend Payout Ratio ... 12

4. Current Ratio ... 14

5. Variance of Earning Growth ... 15

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Desain Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

C. Jenis dan Sumber Data ... 23

D. Metode Pengumpulan Data ... 24

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

F. Metode dan Analisis Data ... 26

G. Jadwal Penelitian ... 33

BAB IV Analisis Hasil Penelitian ... 34

A. Data Penelitian ... 34


(9)

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 41

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 43

a. Uji Normalitas Data ... 43

b. Uji Multikolinieritas ... 46

c. Uji Heteroskedastisitas ... 47

d. Uji Autokorelasi ... 48

3. Pengujian Hipotesis ... 49

a. Uji Signifikansi Simultan ... 51

b. Uji Signifikansi Parsial ... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Keterbatasan Penelitian ... 60

C. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu………. 18

3.1 Daftar Sampel Penelitian……… 23

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel…. 25

3.3 Jadwal Penelitian……… 33

4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur………….. 34

4.2 Data Independent Variable – X1……….. 36

4.3 Data Independent Variable – X2……….. 37

4.4 Data Independent Variable – X3……….. 38

4.5 Data Dependent Variable – Y ……… 40

4.6 Statistik Deskriptif……….. 41

4.7 Hasil Uji Normalitas……… 44

4.8 Hasil Uji Multikolinieritas……….. 46

4.9 Uji Autokorelasi……….. 49

4.10 Model Summary………. 50

4.11 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi………. 50

4.12 Hasil Uji Simultan……….. 51

4.13 Hasil Analisis Regresi……… 52


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual……….. 21

4.1 Grafik Histogram……….. 45

4.2 Grafik Normal P-Plot………. 45


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Daftar Sampel dan Populasi Penelitian……….. 64

Lampiran ii Data Dividend Payout Ratio……….. 68

Lampiran iii Data Current Ratio……… 69

Lampiran iv Data Variance of Earning Growth……… 70

Lampiran v Data Price Earning Ratio……….. 71

Lampiran vi Statistik Deskriptif……… 72

Lampiran vii Hasil Uji Normalitas………. 73

Lampiran viii Hasil Multikolinieritas……….. 75

Lampiran viii Hasil Uji Skerodastisitas………... 75

Lampiran viii Hasil Uji Autokorelasi……….. 76

Lampiran ix Hasil Uji – F……….. 77


(13)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio, Current Ratio, dan Variance of Earning Growth terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelum membuat keputusan investasi para investor perlu melakukan penilaian dan analisis saham. Price Earning Ratio (PER) merupakan pendekatan yang lebih populer dalam analisis saham karena investor menganggap bahwa price earning ratio adalah gambaran kinerja suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal (sebab akibat), terdiri dari enpat variabel yaitu Dividend Payout Ratio (DPR), Current Ratio (CR), dan Variance of Earning Growth (VEG) sebagai variabel bebas serta Price Earning Ratio (PER) sebagai variabel terikat.

Penelitian ini menggunakan 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009 sehingga diperoleh 81 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya VEG yang berpengaruh siginifikan terhadap PER, sementara DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap PER, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sembiring (2008) yang menyatakan bahwa variabel DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap PER. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa CR tidak berpengaruh signifikan terhadap PER, hal ini berbeda dengan penelitian Halim (2005) yang menyatakan bahwa variabel CR berpengaruh siginifikan terhadap PER. Hasil Penelitian juga menunjukkan bahwa F Hitung > F Tabel (55,184 > 2,922) dan signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel DPR, CR, dan VEG berpengaruh secara simultan terhadap PER.

Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Current Ratio, Variance of Earning Growth, Price Earning Ratio


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to investigate the influence of Dividend Payout Ratio, Current Ratio, and Variance of Earning Growth to Price Earning Ratio on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Before making investment decision, investors need to make measurement and share analysis. Price earning ratio (PER) is more popular in share analysis because investors believe that Price Earning Ratio is performance image of a company. This study uses quantitative methods to form a causal relationship (causal), consisting of four variables: Dividend Payout Ratio (DPR), Current Ratio (CR), and Variance of Earning Growth (VEG) as independent variables and Price earning ratio (PER) as the dependent variable.

This study used 27 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2007-2009 period in order to obtain 81 samples. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression with t test and F test.

The result of this research indicates that only VEG has partically significant influence to PER while DPR has no partically significant influence to PER, this result is similliar with Sembiring’s research (2008) which indicates that DPR has no partically significant influence to PER. Another result is CR has no partically significat influence to PER, this result is different with Halim’s reserarch (2005) which indicates that CR has no partically significant influence to PER The other result is that F arithmetic > F table (55,184 > 2.922) with significance 0.000 < 0.05. This indicates that the variable DPR, CR, and VEG have simultaneously influence to PER.

Keywords : Dividend Payout Ratio, Current Ratio, Variance of Earning Growth, Price Earning Ratio


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam menghadapi situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan juga semakin terdorong untuk meningkatkan efisiensi dan daya saingnya. Selanjutnya akan mempercepat pembangunan suatu Negara. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana alternatif untuk mempercepat pembangunan suatu Negara. Pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga- lembaga keuangan maupun pasar modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri makin lama makin dikurangi.

Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal dapat digunakan sebagai sarana tidak langsung pengukur kualitas manajemen, jika pasar modal sifatnya efisien harga dari surat berharga juga mencerminkan penilaian dari investor terhadap prospek laba perusahaan di masa yang akan datang. Pasar modal mempunyai fungsi sebagai alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam.

Saham merupakan instrumen investasi pasar modal yang memiliki tingkat return dan risiko yang tinggi. Sebelum melakukan investasi dalam saham, seorang


(16)

investor harus memastikan terlebih dahulu bahwa investasi tersebut adalah tepat. Artinya Investor harus menilai berbagai alternatif yang akan memberikan return yang positif pada masa yang akan datang. Return tersebut berupa dividen yang dibagikan kepada pemegang saham maupun capital gain yang diperoleh dari perubahan harga saham.

Untuk dapat memilih investasi yang aman diperlukan suatu analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi risiko bagi investor dalam berinvestasi. Dengan analisis tersebut diharapkan modal yang diinvestasikan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal dan aman, dan jika ada risiko, risikonya lebih kecil dibandingkan dengan kemungkinan yang dapat diraih. Secara umum ada banyak teknik analisis dalam melaksanakan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak digunakan adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan.

Penelitian ini menggunakan analisis fundamental dengan menggunakan data yang berasal dari laporan keuangan perusahan. Menurut Tendelilin (2001:184), dalam analisis fundamental, harga saham dapat dihitung dengan dua pendekatan yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan price earning ratio. Price Earning Ratio (PER) merupakan pendekatan yang lebih sering digunakan dalam penilaian saham karena PER menggambarkan perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan dan memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap keuntungan perusahaan.

Pendekatan price earning ratio dicari melalui rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham, pendekatan ini sering digunakan oleh para


(17)

analis sekuritas untuk menilai harga saham karena pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap tingkat earning. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Misalnya nilai PER adalah 5, maka ini menunjukkan bahwa harga saham merupakan kelipatan dari 5 kali earnings perusahaan. Misalnya earning yang digunakan adalah earnings tahunan dan semua earning dibagikan dalam bentuk dividen, maka nilai PER sebesar 5 juga menunjukkan lama investasi pembelian saham akan kembali setelah 5 tahun.

PER diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan sehingga banyak pelaku pasar modal yang menaruh perhatian terhadap pendekatan PER. Selain itu PER juga memberikan standar yang baik dalam membandingkan harga saham untuk laba per lembar saham yang berbeda dan kemudahan dalam membuat estimasi yang digunakan sebagai input PER. Setiap pergerakkan harga saham akan mengakibatkan perubahan pada PER dari saham suatu perusahaan. PER yang rendah akan memberikan kontribusi tersendiri, karena selain dapat membeli saham dengan harga yang relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan capital gain juga semakin besar sehingga investor dapat memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan yang go public. Sebaliknya emiten menginginkan PER yang tinggi pada waktu go public untuk menunjukkan bahwa kinerja perusahaan cukup baik dengan harapan agar harga saham akan tinggi pula. Sebagai variable penjelas PER adalah Dividend pay out ratio, current ratio, variance of earning growth. Dividend pay out ratio


(18)

merupakan perbandingan antara dividend per share (DPS) dengan earning per share (EPS). Current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas juga bisa berarti mudah tidaknya suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas. Risiko digambarkan dengan varian pertumbuhan laba (Variance of earning growth / VEG). VEG mengukur seberapa besar penyimpangan tingkat pertumbuhan laba emiten yang menunjukkan simpangan baku tingkat pertumbuhan laba yang mengambarkan risiko tiap saham.

Penelitian mengenai price earning ratio telah dilakukan oleh Halim (2005) yang menguji pengaruh likuiditas, leverage dan dividen terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur selama periode 2001-2002. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt to equity ratio dan dividend payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2001, semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap price earning ratio. Tetapi pada tahun 2002 hanya dividend payout ratio yang berpengaruh terhadap price earning ratio.

Penelitian lain dilakukan oleh Sembiring (2008) yang menguji pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) dan Earning Growth terhadap price earning ratio perusahaan manufaktur di BEI periode 2003-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, semua variabel independen berpengaruh signifikan tehadap PER. Namun secara parsial hanya variabel Earning Growth yang berpengaruh terhadap PER.

Penelitian-penelitian diatas menunjukkan hasil yang belum konsisten, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti kembali rasio PER kaitannya dengan


(19)

model penilaian saham. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada data penelitian yang sama-sama diambil di Bursa Efek Indonesia dan ada variabel yang pernah diteliti kembali untuk membuktikan kebenaran teori tersebut apa masih layak atau tidak. Kemudian perbedaannya pada jumlah sampel dan perusahaan sampel, periode pengamatan, variabel independen yang digunakan. Berdasarkan alasan di atas penulis mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH DIVIDEND PAY OUT RATIO, CURRENT RATIO, VARIANCE OF EARNING GROWTH TERHADAP PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka berikut ini masalah yang telah dirumuskan oleh penulis.

1. Apakah Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh secara signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) ?

2. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh secara signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) ?

3. Apakah Variance of Earning Growth (VEG) berpengaruh secara signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) ?

4. Apakah Dividend Payout Ratio (DPR), Current Ratio (CR), dan Variance of Earning Growth (VEG) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) ?


(20)

C. Tujuan Penelitian

Berikut ini disajikan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini.

1. Untuk mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER).

2. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Price Earning Ratio (PER).

3. Untuk mengetahui pengaruh Variance of Earning Growth (VEG) terhadap Price Earning Ratio (PER).

4. Untuk mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Current Ratio (CR), dan Variance of Earning Growth (VEG) terhadap Price Earning Ratio (PER).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Selain bagi peneliti, penelitian ini diharapkan bermafaat bagi investor dan para akademisi.

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan dengan teori yang ada. 2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan

bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi akademisi di dalam melakukan penelitian sejenis.


(21)

BAB II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Teoritis

1. Analisis Saham

Seorang investor perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya guna memprediksi apakah saham-saham tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan. Secara umum ada dua analisis atau pendekatan yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis).

a. Analisis Teknikal

Perhitungan analisis teknikal disebuat juga The Castle In The Air Theory. Teori ini memusatkan peratian pada nilai psikologis, karena tidak seorangpun dapat mengetahui dengan pasti apa yang terjadi di masa yang akan datang. Teori ini menekankan lebih penting menganalisa siapakah pembeli dan penjual, tingkat kegiatan pasar, dan bagaimana investor atau ekspestasi. Menurut Foster (1986) dalam Tendelilin (2001:239) beberapa alat analisis teknikal yang digunakan adalah :

1. The Dow Theory

The Dow Theory digunakan untuk mengindikasikan pengulangan dan trend di pasar baik dalam keseluruhan saham maupun dalam satu saham tertentu. Teori ini menkankan bahwa ada tiga jenis gerakan, yaitu :

a. Fluktuasi harga harian, yaitu gerakan yang kecil dari hari ke hari.


(22)

b. Gerakan sekunder, yaitu gerakan harga dari dua minggu sampai sebulan atau lebih.

c. Trend primer, yaitu gerakan utama harga yang meliputi jangka waktu 4 tahun atau lebih.

2. The Price Volume System

The Price Volume System merupakan sistem yang memperlihatkan bekerjanya price volume system. Teorinya adalah ketika penjualan suatu saham bergerak naik dalam jumlah besar, maka terdapat akses berupa keinginan untuk membeli sehingga harga bergerak naik. Demikian juga ketika penjualan saham turun dalam jumlah besar, maka terdapat akses berupa keinginan untuk menjual sehingga harga bergerak naik.

3. Chart Patterns and Graphs

Penganut keyakinan ini berpendapat bahwa kejadian di masa lalu memiliki kebiasaan mengulangi dirinya, namun interpretasinya banyak yang merupakan evaluasi subyektif. Penganut The Castle In The Air Theory berkeyakinan bahwa pasar hanya 10 % bersifat rasional dan 90 % ditentukan faktor psikologis. Mereka mengikuti pola pemikiran The Castle In The Air dan memandang investasi sebagai permainan dimana kita harus menaklukan musuh dengan cara mengantisipasi bagaimana lawan tersebut akan berperilaku sehingga kita dapat menyusun strategi untuk melawan.

Analisis teknikal biasanya menggunakan data yang dianalisis dengan menggunakan grafik, atau program komputer. Dengan mengamati grafik tersebut dapat diketahui bagaimana kecenderungan harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan dan memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan keluar pasar.

Dengan menggunakan analisis teknikal maka analisis terhadap variabel ekonomi dan variabel perusahaan tidak perlu dilakukan untuk mengestimasi nilai saham berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Menurut Levy (1966) dalam Tendelilin (2001:248) terdapat beberapa asumsi-asumsi yang mendasari analisis teknikal.


(23)

1) Nilai pasar barang dan jasa ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran.

2) Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor rasional maupun faktor yang tidak rasional. Faktor-faktor tersebut meliputi berbagai variabel ekonomi dan variabel fundamental serta faktor seperti opini yang beredar, mood investor dan ramalan-ramalan investor.

3) Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan cenderung bergerak mengikuti suatu tren selama jangka waktu yang relatif panjang.

4) Tren perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan permintaan dan penawaran. Hubungan-hubungan tersebut akan dideteksi dengan melihat diagram reaksi pasar yang terjadi.

b. Analisis Fundamental

Perhitungan analisis fundamental dibakukan dalam Firm Foundation Theory. Teori ini pada hakekatnya menekankan penilaian suatu saham didasarkan pada pendapatan perusahaan yang dibayarkan dalam bentuk dividen income. Teori juga memperkenalkan konsep discounting yang pada dasarnya merupakan proses penilaian aliran di masa yang akan datang. Dalam konteks ini nilai yang dimaksud adalah sama dengan nilai sekarang dari seluruh aliran penerimaan dividen yang akan diterima dengan discount factor tertentu yang mencerminkan tingkat return alternative investasi yang diinginkan setelah memperhatikan unsur resiko dan waktu. Menurut William (1981) dalam Tendelilin (2001:252) asumsi – asumsi yang digunakan dalam Firm Foundation Theory yaitu :

1. Investor yang rasional harus membayar harga yang lebih tinggi untuk suatu saham yang memiliki tingkat pertumbuhan dividen


(24)

yang lebih besar. Juga untuk tingkat pertumbuhan yang berlaku dalam jangka waktu yang lebih panjang.

2. Investor yang rasional harus mau membayar harga yang lebih tinggi atas suatu saham yang memiliki rasio kecil (jika faktor lainnya sama).

3. Investor yang rasional harus membayar harga yang lebih tinggi atas suatu saham yang memiliki kebijaksanaan dividen payout yang lebih tinggi (jika faktor lainnya sama).

4. Investor yang rasional harus mau membayar harga yang lebih tinggi atas suatu saham jika suku bunga turun atau lebih rendah (jika faktor lain sama).

Widoatmodjo (2007:263) menyatakan bahwa analisis fundamental sebenarnya merupakan analisis saham yang dilakukan dengan melakukan penilaian atas laporan keuangan. Menurut Darmadji (2006:189) “analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan’’. Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham.

Beberapa data atau indikator yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah : pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

Jogiyanto (2003:102) menyatakan bahwa pada analisis fundamental terdapat dua model penilaian saham yang sering digunakan para analisis sekuritas


(25)

1) Pendekatan Present Value

Dalam pendekatan ini, perhitungan saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor.

2) Pendekatan Price Earning Ratio

Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam pendekatan ini, investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham.

2. Price Earning Ratio

Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga pasar atau saham (market price) dengan earning per lembar saham yang bersangkutan. Price earning ratio merupakan suatu ukuran yang penting bagi para investor dalam berinvestasi karena PER diakui sebagai metode penilaian saham yang baik yang menentukan nilai saham di masa yang akan datang dan menentukan besarnya modal dalam saham. PER juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham melalui rasio-rasio keuangan seperti PER dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham.

Pendekatan PER ini disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Hal ini menunjukkan bahwa harapan investor terhadap earning perusahaan direfleksikan pada harga saham yang bersedia mereka bayar atas saham perusahaan tersebut yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap nilai


(26)

PER. Jika dikatakan PER suatu saham sebanyak 2 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 2 kali nilai earning perusahaan tersebut. Secara matematis rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:

PER

=

PER menggambarkan optimisme dan pesimisme para investor terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang. Kesediaan investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah cenderung memilki PER yang rendah.

Price earning ratio merupakan ukuran yang paling banyak digunakan oleh investor untuk menentukan apakah investasi modal yang dilakukan menguntungkan atau merugikan. Price earning ratio berguna untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang tercermin dalam earning per share.

Menurut Jogiyanto (2003:107) terdapat faktor-faktor yang menentukan besarnya price earning ratio.

a. Price earning ratio berhubungan positif dengan rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio).


(27)

b. Price earning ratio berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian yang diinginkan.

c. Price earning ratio berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen.

3. Dividend Payout Ratio

Menurut Darmadji (2006:179), “dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS”. Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau dividen saham (stock dividend).

Menurut Brigham (2006: 101), dividen tunai merupakan bagian dari laba bersih yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Sedangkan dividen saham adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk lembar saham tambahan, bukan dalam bentuk tunai. Dividen dalam bentuk saham ini dimaksudkan untuk mempertahankan harga saham pada suatu tingkat yang optimal.

Rasio pembayaran dividen (DPR) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran deviden. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembagian deviden merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.

Besarnya atau kecilnya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan


(28)

pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan. Kebijakan deviden ini melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda yaitu para pemegang saham dan pihak perusahaan itu sendiri.

Rasio dapat dihitung dengan rumus :

DPR

=

4. Current Ratio

Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan. Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk didalamnya kewajiban membayar dividen kas yang terutang). Unsur-unsur yang mempengaruhi nilai current ratio adalah aktiva lancar dan utang jangka pendek. Dalam hal ini aktiva lancar terdiri dari uang kas dan juga surat-surat berharga antara lain surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim


(29)

diperdagangkan dalam pasar uang dan pasar modal. Di lain pihak utang jangka pendek dapat berupa utang pada pihak ketiga (bank atau kreditur lainnya).

Menurut Darsono (2005: 52), “semakin tinggi rasio lancar, kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek juga semakin besar”. Rasio lancar yang terlalu tinggi meskipun menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendek juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang jangka panjang atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat kembalian lebih. Dalam melihat rasio lancar, analis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor industri dan kondisi ekonomi makro secara umum. Rumus untuk menghitung rasio lancar adalah sebagai berikut:

CR =

5. Variance of Earning Growth

Menurut Syamsuddin (2000: 90), risiko didefinisikan sebagai kemungkinan untuk luka, rusak, atau hilang. Dalam pengertian investasi, risiko selalu dikaitkan dengan tingkat variabilitas return yang dapat diperoleh dari surat berharga. Menurut Jogiyanto (2003: 130), hanya menghitung return saja untuk


(30)

investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan. Untuk menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar yang mengukur absolute penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Seseorang dalam melakukan investasi cenderung untuk menghindar dari kemungkinan menanggung risiko, tetapi tidak ada seorang pun yang terbebas dari risiko. Analisis risiko dalam statistik mengkuantifikasi variabilitas return, var (r), atau menggunakan deviasi standar, ə, atau akar kuadrat dari var(r) , var(r varian, dan deviasi) standar adalah ekuivalen sebagai ukuran risiko total suatu asset..

Setiap saham yang beredar dalam pasar modal mempunyai risiko yang dapat merugikan investor jika tidak cermat dalam menanganinya. Varian ini merupakan proxi dan risiko. Variance of earnings growth (VEG) mencerminkan ketidakpastian perusahaan dalam memperoleh laba. Perusahaan yang memiliki laba yang stabil akan cenderung akan cenderung memiliki reputasi yang baik dalam mempertahankan payout ratio.

Dalam penelitian ini menggunakan variance of earning growth sebagai risiko yang akan ditanggung investor. Variance of earning growth (VEG) awalnya dicari melalui earning per share (EPS) atau laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan tersebut, kemudian dicari pertumbuhan dari laba per lembar saham. Dari laba per lembar saham itu baru dicari varian dari pertumbuhan laba. VEG mengukur seberapa besar penyimpangan tingkat pertumbuhan laba emiten yang


(31)

menunnjukkan simpangan baku tingkat pertumbuhan laba yang menggambarkan risiko tiap saham.

Menurut Anaroga (2006 : 300), risiko berhubungan positif dengan tingkat keuntungan. Semakin tinggi suatu risiko maka akan mengakibatkan semakin tinggi keuntungan yang diharapkan. Risiko merupakan ketidakpastian yang selalu menyertai seorang investor dalam melakukan kegiatan investasi di pasar modal. Untuk mengatasi masalah ini investor harus mempunyai pengetahuan tertentu agar dapat membuat perkiraan-perkiraan rasional pada masa yang akan datang. Dari perkiraan-perkiraan rasional ini dibuatlah keputusan investasi, yaitu jenis investasi yang diperkirakan dapat menghasilkan keuntungan yang paling besar dengan risiko yang paling kecil. Variabel ini menunjukkan varian tingkat pertumbuhan laba yang menggambarkan resiko dari masing-masing saham, dihitung dengan formula :

σ g =

dimana:

σ g : varian pertumbuhan laba

gt : pertumbuhan laba.

g : rata-rata pertumbuhan laba.


(32)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai price earning ratio sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Halim (2005) menguji pengaruh likuiditas, leverage dan dividen terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur selama periode 2001-2002. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt to equity ratio dan dividend payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2001, semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap price earning ratio. Tetapi pada tahun 2002 hanya dividend payout ratio yang berpengaruh terhadap price earning ratio.

Sembiring (2008) menguji pengaruh DPR dan Earning Growth terhadap price earning ratio. Hasil penelitian menunjukkan DPR dan Earning Growth berpengaruh secara simultan terhadap price earning ratio sedangkan secara parsial hanya earning growth yang berpengaruh terhadap price earning ratio (PER).

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, dividen dan profitabilitas terhadap price earning ratio yang dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini


(33)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Tahun Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 2005 Johan

Halim

Pengaruh likuiditas,

leverage dan dividen terhadap price earning ratio. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Current

Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio

Baik secara parsial maupun simultan CR, DER dan DPR berpengaruh

signifikan terhadap PER untuk periode 1 tahun ke depan tetapi untuk periode 2 tahun kedepan hanya DPR yang berpengaruh terhadap PER.

2008 Delvi A Sembiring

Pengaruh

Dividend Payout Ratio (DPR) dan Earning Growth terhadap Price Earning Ratio perusahaan manufaktur di BEI Variabel independen dalam penelitian ini adalah DPR dan Earning Growth sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Price

Earning Ratio

Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel Earning

Growth yang

berpengaruh secara parsial terhadap PER sedangkan DPR tidak berpengaruh

signifikan terhadap PER. Jika diuji secara simultan DPR dan Earning Growth berpengaruh terhadap PER.


(34)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah dividend payout ratio, current ratio, dan variance of earning growth. Sedangkan variabel dependen adalah price earning ratio. Dividend pay out ratio selalu berpengaruh positif dengan PER, karena DPR dan PER mempunyai salah satu indikator yang sama yaitu earning per share, sehingga apabila DPR naik maka PER juga akan naik pula. Perusahaan akan selalu dinilai dari likuiditas perusahaan, jika nilai likuiditasnya baik maka dapat dianggap nilai perusahaan itu baik, tetapi jika nilai likuiditasnya turun atau kurang maka perusahaan itu bisa dinilai nilainya akan turun. Likuiditas perusahaan berbanding terbalik dengan risiko. Hal ini akan berhubungan negatif dengan PER, karena PER berhubungan negatif dengan risiko. Dengan kata lain semakin tinggi current ratio likuiditas akan mengakibatkan penurunan terhadap PER. Adanya harga saham yang tinggi diharapkan juga price earning ratio akan naik. VEG dikaitkan dengan price earning ratio. Price earning ratio dianggap sebagai risiko yang akan terjadi dan usaha tidak akan pernah lepas dari risiko. Risiko suatu saham berbeda-beda, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Suatu saham yang mempunyai risiko yang tinggi tidak menarik karena kebanyakan orang khususnya investor tidak berani mengambil


(35)

risiko yang besar. Sehingga hal ini mengakibatkan PER naik. Karena PER yang disukai investor adalah PER yang rendah yang berarti harga suatu saham tersebut adalah murah dan berisiko rendah. Variance of earning growth yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki profitabilitas yang stabil serta kurang perhatian pada manajemen laba, akibatnya terjadi ketidakpastian perolehan dividen bagi investor.

Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti membuat kerangka konseptual atas penelitian sebagai berikut :

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Dividend Payout Ratio

(X1) Current Ratio

(X2)

Variance of Earning Growth (X3)

Price Earning

Ratio (Y)


(36)

2. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2008: 29), Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena – fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelesan sementara tentang prilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dalam penelitian ini mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Dividend Payout Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap price earning ratio.

H2 : Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap price earning ratio

H3 : Variance of Earning Growth berpengaruh secara signifikan terhadap price earning ratio

H4 : Dividend Payout Ratio, current ratio, dan varpiance of earning growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio


(37)

BAB III Metode Penelitian A. Desain Penelitian

Menurut Umar (2003: 30), Desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal, untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu hubungan variabel mempengaruhi variabel lainnya.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode pengamatan, yaitu pada tahun 2007-2009,

2. Perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangan lengkap selama periode 2007-2009,

3. Perusahaan tersebut telah membayarkan dividen selama periode 2007-2009.


(38)

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 dari total 152 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Sampel

1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk.

3 ASII PT. Astra International Tbk. 4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 6 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 7 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. 9 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk. 10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk. 11 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 12 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.

13 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 14 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk.

15 LTLS PT. Lautan Luas Tbk. 16 MERK PT. Merck Tbk. 17 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.


(39)

18 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk. 19 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.

20 SMGR PT. Semen Gresik Tbk.

21 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 22 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.

23 TOTO PT. Surya Toto Tbk. 24 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 25 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 26 UNVR PT. Unilever Tbk.

27 UNTR PT. United Tractors Tbk. Sumber : Penulis 2010

C. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain (Umar, 2003:60). Penulis mengumpulkan data penelitian melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan data dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

1. informasi mengenai earning yang dihasilkan perusahaan,

2. informasi mengenai dividen yang dibagikan perusahaan selama periode 2007-2009,


(40)

3. informasi mengenai harga saham penutupan perusahaan pada akhir tahun periode 2007-2009,

4. informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.

Data dalam penelitian ini adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section. Data time series disebut juga deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan sedangkan data cross section atau sering disebut data satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu tertentu (Umar, 2003:70).

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yakni peneliti mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui media internet dengan cara mendownload laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang diperlukan melalui situs www.idx.co.id dan dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory).

E.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Erlina (2008: 57) Definisi Operasional adalah suatu Definisi yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam eleman – elemen yang dapat


(41)

diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel independen & dependen. Menurut Erlina (2008 : 42) variabel independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu : Dividend Payout Ratio (DPR), Current Ratio (CR), Variance of Earning Growth (VEG) dan satu variabel dependen yaitu : Price Earning Ratio (PER). Masing – masng variabel penelitian ini secara Operasional dapat didefinisikan seperti tampak pada tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

NO Variabel Defenisi Operasional

Pengukuran Skala

1 Dividend Payout

Ratio (DPR)

Rasio yang menunjukkan

besarnya dividen yang akan dibayarkan

perusahaan dari total earning yang diperoleh

perusahaan

DPR=


(42)

2 Current Ratio (CR) Rasio yang membandingkan aktiva lancar perusahaan dengan kewajiban lancar perusahaan

CR=

Rasio

3 Variance of Earning

Growth (VEG)

Rasio yang yang menunnjukkan simpangan baku tingkat pertumbuhan laba yang menggambarkan risiko tiap saham

σ g=

Rasio

4 Price

Earning Ratio (PER) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aktiva yang digunakan

PER = Rasio

Sumber : Penulis 2010

F. Metode dan Analisis Data

Keseluruhan data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas pada penelitian ini. Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 16.0.


(43)

1. Uji Asumsi Klasik

Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005: 111), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini.

1) Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji ini terdapat pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

• Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi data tidak normal. • Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data normal

Menurut Erlina (2008: 104) ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu :

• lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, • lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

2) Histogram, yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa data normal berbentuk lonceng (Bell Shaped). Data yang baik


(44)

adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data menceng ke kanan atau menceng ke kiri berarti menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi secara normal.

3) Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah :

• jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

• jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005: 91), uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas maka konsekuensinya adalah:


(45)

(1) koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, (2) nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi menurut Ghozali (2005:91) dapat dilihat dari:

1) nilai tolerance dan lawannya,

2) variance inflation factor (VIF).

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t-1.. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepajang tahun satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relative tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi atau tidaknya autolorelasi dapat dilihat dengan menggunakan uji Durbin-Watson.


(46)

1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound(dl) maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol berarti ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl) maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol berarti ada autokorelasi negatif.

4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antar (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005: 105), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika varian dari residual atau pengamatan ke penagmatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homokedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot dengan menggunakan SRESID dan ZPRED pada software SPSS. Dasar pengambilan keputusannya:


(47)

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindiksikan telah terjadi heterokedastisitas, 2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis.

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Model regresi yang digunakan yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Price Earning Ratio

a = Konstanta

b1...b4 = Koefisien Regresi

X1 = Dividend Payout Ratio

X2 = Current Ratio


(48)

e = error (Pengganggu)

Hipotesis diuji dengan menggunakan F-test dan t-test :

a. Uji signifikansi simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5 %

H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung > F tabel untuk α = 5 %

b. Uji signifikansi parsial (t-test)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5 %


(49)

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :

Tahapan Penelitian Aug 2010 Sept 2010 Okt 2010 Nov 2010 Des 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar 2011 Apr 2011 Mei 2011 Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolaan Data Penyampaian Hasil Penelitian


(50)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Data penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan yang menjadi sampel dengan periode pengamatan tahun 2007-2009. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2007-2009 perusahaan yang dijadikan sampel masih terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2010 maka peneliti menggunakan nama Bursa Efek Indonesia (BEI).

Seluruh perusahaan manufaktur yang menjadi populasi penelitian adalah 152 perusahaan. Seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh 27 perusahaan yang menjadi sampel atau yang memenuhi kriteria. Daftar perusahaan di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur No. Kode Nama Perusahaan Sampel Tanggal

Berdiri

Tanggal Listing 1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 23 Feb 1973 01 Mar 1990


(51)

2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk. 31 Okt 1975 19 Nov 1989 3 ASII PT. Astra International Tbk. 20 Feb 1957 04 Apr 1990 4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 20 Sept 1991 15 Jun 1998 5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 08 Jul 1981 05 Sept 1990 6 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 15 Jun 1970 30 Jan 1989 7 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 19 Jun 1978 11 Mei 1993 8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. 11 Jan 1901 22 Des 1980 9 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk. 28 Nov 1988 13 Feb 1995 10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk. 19 Okt 1963 15 Agt 1990 11 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 30 Okt 1975 05 Nov 1990 12 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 23 Jul 1981 21 Jan 1991 13 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 16 Jan 1985 05 Des 1989 14 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 14 Des 1982 04 Jun 1990 15 LTLS PT. Lautan Luas Tbk. 13 Jul 1951 21 Jul 1997

16 MERK PT. Merck Tbk. 14 Okt 1970 23 Jul 1981

17 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk. 14 Mar 1978 27 Jul 1955 18 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk. 17 Feb 1983 09 Apr 1990 19 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 17 Feb 1977 04 Jul 1990 20 SMGR PT. Semen Gresik Tbk. 25 Mar 1953 08 Jul 1991 21 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 8 Jul 1970 29 Mar 1983 22 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 05 Nov 1969 30 Sept 1993 23 TOTO PT. Surya Toto Tbk. 11 Jul 1977 30 Okt 1990 24 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 24 Jul 1980 16 Mei 1995 25 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 20 Mei 1970 17 Jun 1994 26 UNVR PT. Unilever Tbk. 05 Nov 1993 11 Jan 1982


(52)

27 UNTR PT. United Tractors Tbk. 11 Jan 1901 19 Sept 1989

Sumber : Data diolah Peneliti 2011

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

yang diperoleh dari

(ICMD) berupa laporan keuangan. Variabel dari penelitian ini terdiri dari Dividend Payout Ratio, Current Ratio, dan Variance of Earning Growth sebagai variabel bebas (Independent Variable) dan Price Earning Ratio sebagai variabel terikat (dependent Variable).

Setelah melakukan pengolahan terhadap data laporan keuangan periode 2007-2009 dari perusahaan yang dijadikan sampel dengan menggunakan Microsoft Excel didapat data untuk setiap variabel sebagai berikut :

Tabel 4.2

Data Independent Variable – X1 (Dividend Payout Ratio)

No Nama Perusahaan 2007 2008 2009

1 PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 0.1997 0.1918 0.2470 2 PT. Astra Graphia Tbk. 0.5988 0.8634 0.3626 3 PT. Astra International Tbk. 0.4000 0.3833 0.4516 4 PT. Astra Otoparts Tbk. 0.3983 0.4005 0.6004

5 PT. Indo Kordsa Tbk. 0.7241 0.5924 0.7813

6 PT. Delta Djakarta Tbk. 0.4736 0.6692 1.2025 7 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 0.1957 0.2028 0.2132 8 PT. Goodyear Indonesia Tbk. 0.0851 3.0000 0.0735


(53)

9 PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk. 0.3134 0.0757 0.5489 10 PT. HM Sampoerna Tbk. 0.4716 0.6749 1.3135 11 PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 0.3404 0.4286 0.1217 12 PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 0.3953 0.3918 0.3404 13 PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 0.1497 0.3163 0.3016 14 PT. Lionmesh Prima Tbk. 0.0808 0.0624 0.1200 15 PT. Lautan Luas Tbk. 0.3043 0.3048 0.3091

16 PT. Merck Tbk. 0.5757 1.2151 0.5451

17 PT. Mustika Ratu Tbk. 0.2000 0.2504 0.2004 18 PT. Metrodata Elektronik Tbk. 0.2141 0.0682 0.2028 19 PT. Mayora Indah Tbk. 0.2162 0.0781 0.2062 20 PT. Semen Gresik Tbk. 0.5005 0.5051 0.4425 21 PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 0.7079 0.8186 0.6379 22 PT. Mandom Indonesia Tbk. 0.4738 0.5085 0.5161

23 PT. Surya Toto Tbk. 0.2636 0.2739 0.3251

24 PT. Tunas Ridean Tbk. 0.4044 0.9545 0.0180 25 PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 0.4032 0.7042 0.7500

26 PT. Unilever Tbk. 0.6498 0.6984 0.7494

27 PT. United Tractors Tbk. 0.4008 0.3620 0.2877 Sumber : Data diolah Peneliti 2011

Berdasarkan tabel data variable independent – Dividend Payout Ratio tersebut, pada tahun 2007 perusahaan dengan kode emiten BRAM yaitu PT. Indo Kordsa Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio tertinggi yaitu sebesar 0.7241.


(54)

Perusahaan dengan kode emiten LMSH yaitu PT. Lionmesh Prima Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio terendah yaitu sebesar 0,808

Pada tahun 2008 perusahaan dengan kode emiten GDYR yaitu PT. Goodyear Indonesia Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio tertinggi yaitu sebesar 3,000, sedangkan perusahaan dengan kode emiten MLBI yaitu LMSH yaitu PT. Lionmesh Prima Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio terendah yaitu sebesar 0,0624.

Pada tahun 2009 perusahaan dengan kode emiten HMSP yaitu PT. HM Sampoerna Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio tertinggi yaitu sebesar 1,3135, sedangkan perusahaan dengan kode emiten TURI yaitu PT. Tunas Ridean Tbk. Memiliki nilai Dividend Payout Ratio terendah yaitu sebesar 0,0180.

Tabel 4.3

Data Independent Variable – X2 (Current Ratio)

No Nama Perusahaan 2007 2008 2009

1 PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 7.0916 7.8186 6.3352 2 PT. Astra Graphia Tbk. 1.3358 1.1366 1.4471 3 PT. Astra International Tbk. 0.9124 1.3217 1.3688 4 PT. Astra Otoparts Tbk. 2.1604 2.1334 2.1739

5 PT. Indo Kordsa Tbk. 4.9761 2.1928 3.4374

6 PT. Delta Djakarta Tbk. 4.1726 3.7894 4.7036 7 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 1.2821 1.3790 1.5379 8 PT. Goodyear Indonesia Tbk. 1.3524 1.4876 0.9048 9 PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk. 1.1524 1.4037 1.5545


(55)

10 PT. HM Sampoerna Tbk. 1.7797 1.4443 1.8806 11 PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 3.0621 4.0727 5.6858 12 PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 3.0905 4.1026 7.1833 13 PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 2.9602 1.7857 3.0055 14 PT. Lionmesh Prima Tbk. 1.8548 2.7548 2.1249 15 PT. Lautan Luas Tbk. 0.8294 1.1236 1.1213

16 PT. Merck Tbk. 6.1733 7.7737 5.0382

17 PT. Mustika Ratu Tbk. 7.6800 6.3100 7.1788 18 PT. Metrodata Elektronik Tbk. 1.2801 1.3357 1.4933 19 PT. Mayora Indah Tbk. 2.1887 2.1887 2.2904 20 PT. Semen Gresik Tbk. 3.6434 3.3858 3.5763 21 PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 2.9719 3.3676 5.4527 22 PT. Mandom Indonesia Tbk. 17.6100 8.1000 7.2631

23 PT. Surya Toto Tbk. 1.3484 1.3990 2.0633

24 PT. Tunas Ridean Tbk. 1.1469 1.4106 1.3543 25 PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 4.0547 3.8306 3.4684

26 PT. Unilever Tbk. 1.1098 1.0039 1.0417

27 PT. United Tractors Tbk. 1.3394 1.6362 1.6564 Sumber : Data diolah Peneliti 2011

Berdasarkan tabel data variable independent – Current Ratio tersebut, pada tahun 2007 perusahaan dengan kode emiten TCID yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk. Memiliki nilai Current Ratio tertinggi yaitu sebesar 17,61. Perusahaan dengan kode emiten LTLS yaitu PT. Lautan Luas Tbk.Memiliki nilai Current Ratio terendah yaitu sebesar 0,8294


(56)

Pada tahun 2008 perusahaan dengan kode emiten TCID yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk. Memiliki nilai Current Ratio tertinggi yaitu sebesar 8,10, sedangkan perusahaan dengan kode emiten UNVR yaitu PT. PT. Unilever Tbk. Memiliki nilai Current Ratio terendah yaitu sebesar 1,0039.

Pada tahun 2009 perusahaan dengan kode emiten TCID yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk. Memiliki nilai Current Ratio tertinggi yaitu sebesar 7,2631, sedangkan perusahaan dengan kode emiten GDYR yaitu PT. Goodyear Indonesia Tbk. Memiliki nilai Current Ratio terendah yaitu sebesar 0,9048

Tabel 4.4

Data Independent Variable – X3 (Variance of Earning Growth)

No Kode

EPS Growth EPS

Rata-rata VEG 2006 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 AQUA

3712,0 0 5008, 00 6255,0 0 7287,

00 0,3491 0,2490 0,1650 0,2544 0,0085 2 ASGR 41,20 53,44 46,33 49,64 0,2971 -0,1330 0,0714 0,0785 0,0463

3 ASII 917,00

1610, 00

2270,0 0

2480,

00 0,7557 0,4099 0,0925 0,4194 0,1100

4 AUTO 366,00

590,0

0 734,00

996,0

0 0,6120 0,2441 0,3569 0,4043 0,0355

5 BRAM 41,00 87,00 211,00

160,0

0 1,1220 1,4253 -0,2417 0,7685 0,7884

6 DLTA

2703,0 0 2956, 00 5230,0 0 7900,

00 0,0936 0,7693 0,5105 0,4578 0,1162

7 FAST 154,00

230,0

0 281,00

408,0


(57)

8 GDYR 619,00

1034,

00 20,00

2953,

00 0,6704 -0,9807

146,65 00 48,779 9 7184,5 950

9 HEXA 47,00 67,00 304,00

235,0

0 0,4255 3,5373 -0,2270 1,2453 4,0465

10 HMSP 805,00

827,0

0 889,00

1161,

00 0,0273 0,0750 0,3060 0,1361 0,0222 11 IGAR 9,00 14,69 7,00 24,66 0,6322 -0,5235 2,5229 0,8772 2,3651

12 IKBI 145,00

253,0

0 319,00 94,00 0,7448 0,2609 -0,7053 0,1001 0,5451

13 INTP 161,03

267,2

2 474,16

746,1

2 0,6594 0,7744 0,5736 0,6691 0,0102

14 LMSH 278,00

619,0

0 962,00

250,0

0 1,2266 0,5541 -0,7401 0,3469 0,9992

15 LTLS 38,00 92,00 187,00

110,0

0 1,4211 1,0326 -0,4118 0,6806 0,9327

16 MERK

3863,0 0 3995, 00 4403,0 0 6549,

00 0,0342 0,1021 0,4874 0,2079 0,0597 17 MRAT 21,00 26,00 52,00 49,00 0,2381 1,0000 -0,0577 0,3935 0,2978 18 MTDL 10,28 14,01 14,67 4,93 0,3628 0,0471 -0,6639 -0,0847 0,2766

19

MYO

R 122,00

185,0

0 256,00

485,0

0 0,5164 0,3838 0,8945 0,5982 0,0702

20 SMGR 218,00

299,0

0 426,00

566,0

0 0,3716 0,4247 0,3286 0,3750 0,0023

21 SQBI

4517,0 0 5368, 00 9773,0 0 1332

4,00 0,1884 0,8206 0,3633 0,4575 0,1066

22 TCID 553,00

591,0

0 590,00

620,0

0 0,0687 -0,0017 0,0508 0,0393 0,0013

23 TOTO

1609,0 0 1138, 00 1278,0 0 3691,

00 -0,2927 0,1230 1,8881 0,5728 1,3407

24 TURI 16,00

136,0

0 176,00

222,0

0 7,5000 0,2941 0,2614 2,6852

17,387 3


(58)

25 TSPC 61,00 62,00 71,00 80,00 0,0164 0,1452 0,1268 0,0961 0,0049

26 UNVR 226,00

257,0

0 315,00

399,0

0 0,1372 0,2257 0,2667 0,2098 0,0044

27 UNTR 326,00

524,0

0 884,00

1147,

00 0,6074 0,6870 0,2975 0,5306 0,0423 Sumber : Data diolah Peneliti 2011

Berdasarkan tabel data variable independent – Variance of Earning Growth tersebut, perusahaan dengan kode emiten GDYR yaitu PT. Goodyear Indonesia Tbk. Mempunyai rata – rata pertumbuhan laba tertinggi yaitu sebesar 48, 779, sedangkan perusahaan dengan kode emiten MTDL yaitu PT. Metrodata Elektronik Tbk. Mempunyai rata – rata pertumbuhan laba terendah yaitu sebesar -0.0847.

Berdasarkan tabel data tersebut, dapat dilihat bahwa perusahaan dengan kode emiten GDYR yaitu PT. Goodyear Indonesia Tbk. Mempunyai Variance of Earning Growth terbesar yaitu sebesar 7.184,5950, sedangkan TCID yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk. Memiliki nilai Variance of Earning Growth terendah yaitu sebesar 0,0013.

Tabel 4.5

Data Dependent Variable – Y (Price Earning Ratio)

No Nama Perusahaan 2007 2008 2009


(59)

2 PT. Astra Graphia Tbk. 11,0404 4,3169 6,3457 3 PT. Astra International Tbk. 16,9565 4,6476 13,9919 4 PT. Astra Otoparts Tbk. 5,6356 4,7684 5,7731 5 PT. Indo Kordsa Tbk. 21,8391 8,5308 9,0625 6 PT. Delta Djakarta Tbk. 5,4127 3,8241 7,8481 7 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 10,6522 11,032 11,152 8 PT. Goodyear Indonesia Tbk. 12,5725 252,4500 3,0477 9 PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk. 11,0448 2,2697 12,5000 10 PT. HM Sampoerna Tbk. 17,2914 9,1114 8,9578 11 PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 8,1007 8,2857 5,1906 12 PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 4,5455 1,5674 17,2340 13 PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 30,7993 9,7014 18,3617 14 PT. Lionmesh Prima Tbk. 3,3926 3,7422 10,4000 15 PT. Lautan Luas Tbk. 4,7826 2,8342 6,8182

16 PT. Merck Tbk. 13,1414 8,0627 13,1318

17 PT. Mustika Ratu Tbk. 11,3462 2,9423 8,0612 18 PT. Metrodata Elektronik Tbk. 13,1335 4,8398 17,6471 19 PT. Mayora Indah Tbk. 9,4595 4,4531 9,2784 20 PT. Semen Gresik Tbk. 18,7291 9,8005 13,3392 21 PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 1,9560 5,3208 7,1300 22 PT. Mandom Indonesia Tbk. 14,2132 9,322 13,0645

23 PT. Surya Toto Tbk. 7,0299 6,2598 2,3029

24 PT. Tunas Ridean Tbk. 9,1176 4,2631 7,8378 25 PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 12,0968 5,6338 9,1250 26 PT. Unilever Tbk. 26,2646 24,7619 27,6942


(60)

27 PT. United Tractors Tbk. 20,8015 4,9774 13,5135 Sumber : Data diolah Peneliti 2011

Berdasarkan tabel data variable dependent – Price Earning Ratio tersebut, pada tahun 2007 perusahaan dengan kode emiten INTP yaitu PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. Memiliki nilai Price Earning Ratio tertinggi yaitu sebesar 30,7993, sedangkan perusahaan dengan kode emiten SQBI yaitu PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. Memiliki nilai Price Earning Ratio terendah yaitu sebesar 1,9560.

Pada Tahun 2008, perusahaan dengan kode emiten GDYR yaitu PT. Goodyear Indonesia Tbk. Memiliki nilai Price Earning Ratio tertinggi yaitu sebesar 252,4500, sedangkan perusahaan dengan kode emiten IKBI yaitu PT. Sumi Indo Kabel Tbk. Memiliki nilai Price Earning Ratio terendah yaitu sebesar 1,5674.

Pada Tahun 2009, perusahaan dengan kode emiten AQUA yaitu PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. Memiliki nilai Price Earning Ratio tertinggi yaitu sebesar 33,5941, sedangkan perusahaan dengan kode emiten TOTO yaitu PT. Surya Toto Tbk. Memiliki nilai Price Earning Ratio terendah yaitu sebesar 2,3029.

B. Analisis Data Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen.


(61)

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N

Minimu

m Maximum Mean

Std. Deviation Dividend Payout Ratio 27 .088 1.053 .46070 .242639 Current Ratio 27 1.025 10.991 3.16556 2.398034 Variance of Earning

Growth

27 .001 7184.595 267.19044 1382.461358

Price Earning Ratio 27 4.802 89.357 13.50389 16.201031 Valid N (listwise) 27

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan data dari Tabel 4.6, dapat diambil penjelasan di bawah ini.

a. Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki nilai minimum 0,088 dan nilai maksimum 1,053 dengan rata-rata sebesar 0,46070 dan standar deviasi 0,242639. Hal ini berarti nilai minimum DPR perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2007 sampai 2009 adalah 0,088 dan nilai maksimum sebesar 1,053 dengan rata-rata nilai DPR perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini sebesar 0,46070.

b. Variabel Current Ratio (CR) memiliki nilai minimum 1,025 dan nilai maksimum 10,991 dengan rata-rata sebesar 3,16556 dan standar deviasi 2,398034. Hal ini berarti nilai minimum CR perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2007 sampai


(62)

2009 adalah 1,025 dan nilai maksimum sebesar 10,991 dengan rata-rata nilai CR perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penlitian ini sebebesar 3,16556.

c. Variabel Variance of Earning Growth (VEG) memiliki nilai minimum 0,001 dan nilai maksimum 7184,595 dengan rata-rata sebesar 267,19044 dan standar deviasi 1382,461358. Hal ini berarti nilai minimum VEG perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2007 sampai 2009 adalah 0,001 dan nilai maksimum sebesar 7184,595 dengan rata-rata nilai VEG perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penlitian ini sebebesar 267,19044. d. Variabel Price Earning Ratio (PER) memiliki nilai minimum 48,02

dan nilai maksimum 89,357 dengan rata-rata sebesar 13,50389 dan standar deviasi 16,201031. Hal ini berarti nilai minimum PER perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2007 sampai 2009 adalah 48,02 dan nilai maksimum sebesar 89,357 dengan rata-rata nilai PER perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini sebebesar 13,50389.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Hal ini berguna untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.


(63)

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statitstik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal,

Ha : data residual tidak berdistribusi normal.

Apabila nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha

ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima.

Hasil pengolahan data pada Tabel 4.7 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,895 dan signifikansi pada 0,399. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti data

residual berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histrogram dan grafik normal p-plot data.


(64)

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 27

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 5.65838481 Most Extreme

Differences

Absolute .172

Positive .172

Negative -.134

Kolmogorov-Smirnov Z .895

Asymp. Sig. (2-tailed) .399

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS

Grafik histogram pada Gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak melenceng ke kiri maupun melenceng ke kanan. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot pada Gambar 4.2 dibawah ini.


(65)

Sumber: Output SPSS Gambar 4.1

Grafik Histogram Sumber: Output SPSS

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot


(66)

Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinieritas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Menurut Nugroho (2005:58), “deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat, yaitu jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.”

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Toleranc

e VIF

1 (Constant)

Dividend Payout Ratio .757 1.322 Current Ratio .967 1.034 Variance of Earning

Growth


(67)

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Toleranc

e VIF

1 (Constant)

Dividend Payout Ratio .757 1.322 Current Ratio .967 1.034 Variance of Earning

Growth

.737 1.357

a. Dependent Variable: Price Earning Ratio Sumber: Output SPSS

Dari data pada Tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel independen yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 yakni. Disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitias bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastistas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang


(68)

menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka 0, 2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas dan dibawah saja, 3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi PER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen DPR, CR dan VEG.

Sumber: Output SPSS Gambar 4.3


(1)

Lampiran vi

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dividend Payout Ratio 27 .088 1.053 .46070 .242639

Current Ratio 27 1.025 10.991 3.16556 2.398034

Variance of Earning Growth 27 .001 7184.595 267.19044 1382.461358 Price Earning Ratio 27 4.802 89.357 13.50389 16.201031 Valid N (listwise) 27


(2)

Lampiran vii

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 27

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 5.65838481

Most Extreme Differences Absolute .172

Positive .172

Negative -.134

Kolmogorov-Smirnov Z .895

Asymp. Sig. (2-tailed) .399

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

(4)

Lampiran viii

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Dividend Payout Ratio .757 1.322

Current Ratio .967 1.034

Variance of Earning Growth .737 1.357 a. Dependent Variable: Price Earning Ratio


(5)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .937a .878 .862 6.016103 1.927

a. Predictors: (Constant), Variance of Earning Growth, Current Ratio, Dividend Payout Ratio


(6)

Lampiran ix

Hasil Uji-F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5991.858 3 1997.286 55.184 .000a

Residual 832.450 23 36.193

Total 6824.308 26

a. Predictors: (Constant), Variance of Earning Growth, Current Ratio, Dividend Payout Ratio b. Dependent Variable: Price Earning Ratio

Hasil Uji-t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.077 3.055 2.971 .007

Dividend Payout Ratio .856 5.590 .013 .153 .880

Current Ratio .347 .500 .051 .693 .495

Variance of Earning Growth .011 .001 .938 11.053 .000 a. Dependent Variable: Price Earning Ratio


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 41 118

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia

0 61 101

Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. Serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.)

0 36 85

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, LEVERAGE DAN DIVIDEN PAY OUT RATIO TERHADAP PRICE EARNING RATIO PADA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 97

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 4